Share

Tidak Mudah Lolos dari Tuan Muda Yuan

Bibi Mo berlari dengan cemas, bahkan dia tidak peduli jika kakinya tidak mengenakan alas kaki. Bibi Mo yang terkenal dengan sifat tenangnya kini berlari tergesa-gesa menuju kamar Tuan Muda Yuan Deze.

Banyak hal-hal buruk terlintas dibenaknya. Ketika melihat banyak siswa bela diri pedang Quanzhen berkumpul di depan pintu kamar Yuan Deze. Bibi Mo segera berteriak dengan nada sedih.

"Xiao Yi! Di mana Yiyiku!" teriak Bibi Mo yang menyingkirkan beberapa murid sekte Quanzhen yang menghalangi jalannya.

Beberapa siswa segera memberi jalan dan ketika Ling An membuka pintu kamar Yuan Deze dari dalam. Bibi Mo melihat wajah putih kecil Yan Siyi yang pucat di atas tempat tidur. Tuan Muda Yuan yang berdiri di sisi tempat tidur memberi tatapan iba kepada Bibi Mo.

Setelah Tabib memeriksa Yan Siyi, Bibi Mo mendesaknya untuk mengatakan sesuatu. 

"Bagaimana keadaannya? Apakah Yiyi kecilku baik-baik saja?" Bibi Mo mencengkeram lengan baju tabib tersebut dengan wajah khawatir.

Tabib itu tersenyum lembut dan melepaskan pakaiannya dari cengkeraman Bibi Mo dan berkata, "Anak itu mengalami demam ringan, mungkin karena dia sempat tenggelam di dalam air danau dan masuk angin. Meskipun dia mengalami demam ringan, hal yang lebih penting yang ingin saya sampaikan bahwa. Anakmu mungkin saja mengalami trauma yang cukup besar, mengingat umurnya yang masih kecil."

Penjelasan Tabib membuat Bibi Mo tidak bisa menahan air matanya dan segera duduk di samping tempat tidur di mana Yan Siyi kini berbaring dengan wajah pucat dan dahi yang berkerut.

Bocah kecil itu seperti mengalami mimpi buruk. Wajahnya memerah karena panas demam dan Bibi Mo bisa merasakan telapak kaki Yan Siyi sedingin es.

Setelah Tabib memberikan obat untuk Yan Siyi, Tabib itu mengundurkan diri di bawah mata Yuan Deze.

Kamar Yuan Deze kembali sunyi dan hanya suara sedih Bibi Mo yang terdengar serta rintihan Yan Siyi kecil karena demam.

Liang An sendiri keluar dari kamar Yuan Deze untuk memanggil bocah-bocah bau yang mengajak Yan Siyi berenang ke danau.

Keempat bocah itu duduk dengan wajah takut, mereka pada dasarnya sangat takut dengan senior mereka. Walaupun Yuan Deze dan Liang An beberapa tahun lebih tua dari mereka. Rasa senioritas tetaplah menindas.

Liang An menendang lutut Tao Bao yang sekarang duduk dengan gemetar. "Sekarang ceritakan yang sebenarnya kepada kami! Bagaimana bisa Yan Siyi tenggelam di danau!" bentak Liang An membuat Tao Bao menatap Liang An dengan mata gugup.

Yuan Deze sekarang duduk di salah satu kursi tunggal dan memandangi keempatnya tanpa minat.

Melihat Tao Bao tidak mau menjawab Liang An menarik pakaiannya. "Katakan!"

"D-dia jatuh… jatuh sendiri!" jawab Tao Bao cepat dan ia hampir kehilangan napasnya dalam sekejap.

Bibi Mo memandang keempat anak itu dengan ragu. "Bagaimana mungkin Yiyi jatuh sendiri di danau? Dia adalah anak yang sangat patuh, aku sudah melarangnya untuk bermain di dekat danau karena itu berbahaya. Kecuali kalian yang mengajaknya ke sana," terang Bibi Mo membuat kebohongan keempat bocah itu terbuka.

Wen Peng yang diam kini berkata dengan ragu-ragu. "Itu benar!"

Mendengar Wen Peng menjawab perkataan Bibi Mo dengan ambigu, baik Tao Bao, Dai Fang dan Yi Gui menatapnya dengan sinis. Mereka tidak boleh mengaku!

"Apa maksudmu dengan itu benar? Apakah kalian benar mengajaknya atau itu benar-benar bohong?" tanya Liang An dengan mengintimidasi.

"Kami tidak mengajaknya! Yan Siyi sendiri yang meminta kami untuk mengajaknya bermain ke danau." jawab Dai Fang dengan wajah serius.

"Iya saudara Dai Fang benar. Adik Yan meminta kami sendiri mengajaknya ke danau. Dia bilang, dia mau memakan biji teratai. Kami menyetujuinya dan bahkan memintanya untuk tidak bergerak-gerak di atas sampan. Tapi… Yan Siyi tidak mendengarkan dan jatuh!" jelas Yi Gui penuh kebohongan.

Bibi Mo terdiam, tapi dia masih meragukan kata-kata anak-anak tersebut, sebab Yan Siyi adalah anak yang sangat patuh. Tidak mungkin dia melakukan sesuatu yang berbahaya.

Yuan Deze yang sedari tadi diam mulai tertawa geli. Dia tidak menyangka adik-adik juniornya ini sangat pandai dalam mengarang cerita.

"Aku tidak menyangka kalian sangat hebat membuat cerita kebohongan. Kurasa, kemampuan kalian tidak cocok untuk menjadi seorang pendekar pedang. Melainkan kalian cocok menjadi sarjana pembohong yang selalu muncul di rumah wewangian." Kata Yuan Deze membuat keempat bocah itu kaku dan terdiam.

"Apa? Apa aku salah dalam berkata? Kalian bohong bukan?" Yuan Deze kemudian melangkah mendekati keempatnya.

"Kami benar-benar tidak berbohong Saudara Yuan!"

Yuan Deze menghela napas dengan pelan. "Bohong atau tidak, biarkan Nyonya Chu yang menghukum kalian," ucap Yuan Deze membuat keempatnya pucat pasi.

Mereka sangat takut dengan Istri ketua sekte yakni Nyonya Chu. Daripada dicambuk dengan rantai petir. Mereka lebih baik mengaku!

Dai Fang yang takut lumpuh memikirkan dicambuk Nyonya Chu dia segera mengaku.

"Sebenarnya kami yang mengajak adik Yan! Kami berbohong! Kakak Yuan Maafkan kami! Bibi Mo maafkan kami!"

"Dai Fang!" Tao Bao, Yi Gui dan Wen Peng berusaha menghentikan Dai Fang.

Dai Famg menggeleng, "Maafkan aku saudara… aku sangat takut!"

Liang An tertawa namun Bibi Mo tidak bisa tertawa. Dia sangat kesal.

Yuan Deze melipat tangannya dengan tatapan arogan. "Jadi benar itu semua bohong," menatap Bibi Mo Yuan Deze berkata. "Bibi, bagaimana tanggapan Bibi? Apakah Bibi ingin memberi mereka pelajaran?" tawar Yuan Deze.

Tanpa menjawab tawaran Yuan Deze. Bibi Mo segera menampar wajah keempat anak itu dengan keras. Matanya berkabut dengan air mata. "Ini adalah pelajaranku untuk kalian karena telah membuat celaka Yan Siyi!" Menampar untuk kedua kalinya. Bibi Mo berkata, "Tidak ada yang boleh menyakiti anakku selagi aku masih hidup!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status