Share

Hukuman Menyakitkan

Duan Delun mendapatkan informasi buruk, rencana sederhana yang telah dibuatnya gagal total karena senior seperguruannya yakni Yuan Deze.

Bocah kecil itu menggigit kulit atas ibu jari kanannya gugup. Teman-teman bodohnya sangat tidak bisa diandalkan.

Dai Fang yang Duan Delun pikir akan menjadi seseorang yang bisa menjaga rahasia, ternyata memiliki mulut yang besar untuk mengaku!

Keempat teman bodohnya tersebut, Tao Bao, Dai Fang, Wen Pang dan Yi Gui saat ini tengah diseret menuju aula hukuman khusus Nyonya Chu.

Saat ini, Nyonya Chu sendiri sedang bersantai sambil menikmati teh hijau buah persik terbaru merasa terusik. Ketika salah satu pelayannya mendatangi dirinya dan membisikan masalah kecil yang terjadi di sekte milik suaminya tersebut dengan nada rendah.

Mengusap kerutan di dahinya yang muncul karena acara bersantainya diganggu oleh bocah-bocah nakal dari sekte Quanzhen. Nyonya Chu meminta rantai petirnya, bukan untuk menghukum. Namun, lebih terkesan untuk menakut-nakuti anak-anak nakal itu.

Tao Bao, Wan Peng, Dai Fang, dan Yi Gui telah lelah menangis memohon kepada senior sektenya yakni Liang An dan Yuan Deze. Mereka kini dilempar ke bawah kaki Nyonya Chu yang saat ini tengah memainkan cambuk petirnya.

Keempat bocah tersebut menelan ludah kasar secara susah payah.

Jangan bilang Nyonya Chu benar-benar akan mencabuk mereka dengan rantai petir neraka itu!

Mereka berempat mungkin akan mati! 

Pikir Duan Delun yang mengintip dari tepat yang agak jauh melihat keempat temannya akan dihukum.

Nyonya Chu melihat kedatangan Yuan Deze dan diam-diam menghela napas lelah. Bagaimana bisa keempat bocah ini mengganggu orang besar sekte mereka ini!

Yuan Deze memberikan salam hornat kepada Nyonya Chu. "Salam kepada, Nyonya Chu. Saya di sini ingin meminta keadilan," ucap Yuan Deze membuat Nyonya Chu mengangguk pelan.

"Segera tutup pintu aula!" Perintah Nyonya Chu membuat Duan Delun yang sedari tadi mengintip gemetar gugup.

Duan Delun dengan perlahan menjauh dari Aula hukuman sekte Quanzhen, lagipula tidak masalah bagi keempat temannya yang bodoh tersebut dicambuk. Toh, mereka juga akan mendapatkan perak darinya.

Melangkah dengan ringan dan berpikir dirinya tidak akan mendapat masalah. Duang Delun yang memainkan kelereng di telapak tangannya menabrak pemuda bertubuh besar yang saat ini tengah berlarian menuju aula hukuman.

Saat Duan Delun hendak mengutuk, pemuda itu memegang pundaknya dengan wajah cemas.

"Apakah kau melihat Dai Fang?" tanya Pemuda itu dengan dahi yang dipenuhi keringat.

Duan Delun menunjuk ke arah pintu besar aula yang tertutup. "Aku melihatnya diseret ke dalam oleh senior Yuan Deze!" jawabnya dengan wajah polos.

Menyeka keringatnya yang menetes, Dai Hui– kakak laki-laki dari Dai Fang bergegas menuju pintu aula yang tertutup. Sedangkan Duan Delun berlari pergi dari area mencekam tersebut.

"Katakan kepada saya yang sebenarnya, apa yang kalian lakukan sehingga kedua Kakak senior kalian membawa kalian ke aula ini!" bentak Nyonya Chu membuat keempat jantung murid Sekte Quanzhen tersebut gemetar.

Yi Gui segera meneteskan air matanya, "Nyonya… Maafkan kami! Kami benar-benar tidak sengaja!" kata Yi Gui menjual air mata kesedihannya. Berharap, Nyonya Chu akan iba kepada mereka.

"Dari mana datangnya ketidaksengajaan yang kalian katakan sampai hampir membunuh seseorang!" Cambuk petir Nyonya Chu berkilat menyala-nyala mengeluarkan aliran yang mengerikan.

Dai Hui bersujud memohon ampun, "Kami sungguh tidak sengaja dan juga Yan Siyi sendiri yang tidak mematuhi perintah kami untuk duduk diam di atas perahu!"

"Bagaimana bisa anak sekecil itu duduk diam, dia sama sekali tidak mengerti bahaya!" ucap Liang An yang kesal karena keempat bocah itu terus berdalih.

"Kakak senior tidak mengerti! Yan Siyi berkata dia akan patuh!" Wen Pang bersikukuh tidak ingin mengaku salah.

Nyonya Chu melemparkan cambuk petirnya, dia merasa kesal dan juga bosan mendengar omong kosong dari bocah-bocah nakal tersebut. Terlebih, dia sudah mendengar keseluruhan cerita dari bawahannya. Dan Nyonya Chu sendiri tidak ingin menyinggung keponakan dari selir pertama kerajaan yakni Yuan Deze.

Hubungan dengan selir pertama kaisar tidak boleh rusak hanya karena masalah sepeleh seperti ini.

"Xiao Ling!" Panggil Nyonya Chu kepada bawahan terpercayanya.

Xiao Ling menundukkan kepalanya menunggu perintah. "Ya, Nyonya!"

"Beri 30 pukulan papan kepada Dai Hui, Wen Pang, Yi Gui dan Tao Bao sebagai hukuman mereka sekarang, jangan biarkan mereka tidur nyenyak malam ini!" Perintah Nyonya Chu membuat keempat bocah nakal tersebut merinding, sedangkan Liang An meringis terhadap nasib malang bocah-bocah bau itu.

Namun, hukuman tersebut hampir seimbang dengan tingkat rasa sakit yang kini dirasakan oleh Yan Siyi.

Di sisi lain, Dai Hui yang dilarang masuk ke aula hukuman hanya bisa mengepalkan tangannya kesal, saat dirinya mendengar jeritan tangis sang adik yang mendapatkan hukuman dari Nyonya Chu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status