author-banner
SayurKubis
SayurKubis
Author

Novel-novel oleh SayurKubis

What A Bad Thing

What A Bad Thing

Awalnya kehidupan kuliah Azura sangat mulus, sampai suatu ketika tempat kuliahnya memutuskan untuk mencabut beasiswa Azura secara sepihak yang menyebabkan kekacauan besar dalam hidup Azura yang miskin. Namun, saat dalam keadaan terpuruk memikirkan bagaimana mendapatkan biaya untuk iuran kuliahnya ke depan nanti. Tiba-tiba saja Hansa yang merupakan Dosen Azura menawarkan sebuah pekerjaan untuk Azura dengan bayaran yang menggiurkan. Akan tetapi, pekerjaan yang harus Azura lakukan tidak semudah yang dia bayangkan. Azura harus menjadi Babysitter untuk tiga balita nakal milik Hansa. ig: @magris.el
Baca
Chapter: [TAMAT] Lima Hari Tidak Ada Kabar
Awalnya Azura sama sekali berpikir jika Hansa memang ingin memberikan istirahat penuh untuknya yang sudah bekerja keras dalam mengurus tiga anak dosennya itu. Sehingga Azura merasa bahwa Hansa memiliki rasa perhatian terhadap dirinya karena Azura pada dasarnya perlu mempersiapkan proyek tugas kelompoknya untuk ujian akhir beberapa minggu ke depan. Meskipun begitu, dua hari tidak bekerja dirasa sudah cukup bagi Azura menganggur dan dia sudah memiliki energi penuh kembali agar bisa mengurus anak-anak Hansa. Lagi pula, Azura sudah sangat merindukan Ilhan, Ilkay dan Ihsan. Akan tetapi, ini sudah lewat dua hari bahkan lebih parahnya sudah lima hari Azura tidak mendapat kabar berupa sebuah pesan dari Hansa dan juga Oliver bahwa dia bisa bekerja kembali. Bukannya Azura tidak berusaha menghubungi keduanya, baik Hansa dan Oliver sama-sama tidak menjawab panggilan Azura dan kedua nomor itu selalu dalam mode sibuk “Kenapa kau terlihat murung seperti itu? Apakah mereka masih tidak menjawab pang
Terakhir Diperbarui: 2022-03-01
Chapter: Alasan Menjadi Anak Angkat
"Nyonya, anda bilang kita akan mengikuti Tuan Muda Hansa. Tapi, kenapa sekarang anda meminta saya untuk mengantar pulang ke rumah?" tanya Nike ketika asisten dari Nyonya Helga tersebut sambil menyetir dan memperhatikan jalan.Nyonya Helga bersandar di kursi penumpang, "Aku berubah pikiran, lebih baik pulang saja. Energiku sudah habis untuk mengikuti Hansa. Besok saja kita cari tahu siapa yang Hansa temui," jawab Nyonya Helga yang sepertinya sudah mengantuk."Baiklah Nyonya."Hansa yang sedang menyetir dengan santai melirik Luisa yang saat ini melamun menatap pemandangan jalanan dari balik jendela."Hm Luisa? Kau baik-baik saja?" tanya Hansa kepada Luisa yang segera menoleh ketika ditanya.
Terakhir Diperbarui: 2022-01-26
Chapter: Menjemput Luisa
“Hansa, siapa yang menelpon itu nak?” tanya Nyonya Helga pada Hansa yang sekarang berjalan menuju kamarnya mengambil jaket.Oliver mengernyit, “siapa yang membuatmu terburu-buru seperti ini? Apakah ada hal yang penting.”Hansa menyimpan kunci mobilnya di saku celananya dan berkata, “aku akan kembali setengah jam lagi, kalian bertiga silakan lanjutkan makan. Aku menyusul nanti,” ucap Hansa yang berjalan keluar dari apartemen.“Aku rasa kau harus cepat pulang atau makanan ini akan dingin… atau yang lebih parah ini semua akan habis,” ujar Oliver yang mana tulang keringnya ditendang pelan oleh ibunya dari bawah meja makan.“Ouwh! Mama!”&nb
Terakhir Diperbarui: 2022-01-23
Chapter: Sebuah Permintaan
Quirin baru saja kembali ke rumahnya, tempat di mana suasana dingin dan sepi terus menghantui rumah tersebut sejak anak keduanya Hansa dan juga anak tirinya Oliver kini lebih memilih tinggal secara terpisah dari rumah utama.Walaupun begitu Ansel anak sulungnya masih setia tinggal di rumah besar yang sepi tersebut. Atmosfer ini sangat berbeda dengan belasan tahun silam, di mana rumah yang dia bangun untuk istri dan juga dua anak-anaknya yang berharga itu sangat hangat dan penuh dengan canda tawa dari kedua anaknya.Akan tetapi, itu semua hanyalah masa lalu yang tidak bisa dilihat lagi sekarang. Quirin Ehren telah menikah lagi dengan seorang wanita beranak satu yakni Helga. Ketika dia mengatakan dirinya hendak menikahi wanita itu, Hansa yang dulu masih remaja menentang keputusannya. Remaja yang baru berumur tiga belas tahun itu tidak
Terakhir Diperbarui: 2022-01-20
Chapter: Makan Malam
“Azura? Azura! Apakah kau sudah pulang?” Gauri mengetuk pintu kamar kos Azura karena dia beberapa waktu lalu mendengar suara dari kamar sebelahnya.Azura yang tadinya berada di balik pintu menegakkan kembali kepalanya dan mengusap wajahnya. “Ya! Aku sudah pulang, tunggu sebentar,” jawab Azura yang buru-buru beranjak dari duduknya dan segera membuka pintu.Gauri tersenyum ketika pintu terbuka, sangat jarang sekali Azura pulang cepat seperti sekarang ini. Sampai ketika Gauri melihat perubahan ekspresi yang tidak biasanya dari Azura, gadis itu mengernyit. “Ada apa denganmu? Wajahmu terlihat kusut Azura,” kata Gauri membuat Azura mengangkat kedua bahunya dan mengizinkan Gauri masuk.“Ini adalah hari yang berat bagiku, tapi tenang saja. A
Terakhir Diperbarui: 2022-01-19
Chapter: Cemas
"Aku pulang!" Azura kembali ke kos miliknya yang sudah lama sangat dia rindukan.Tidak ada jawaban atau suasana hangat yang menyambutnya saat dia pulang ke rumah. Namun, Azura sudah terbiasa hidup sendirian sekarang. Hari ini nampaknya adalah hari yang sangat berat baginya.Banyak hal yang sudah terjadi dalam kurung waktu kurang dari dua puluh empat jam.Dari bertemu dengan Ibu tiri Hansa dan juga bertemu kembali dengan ayah angkatnya. Benar-benar tidak terduga, sebenarnya Azura tidak terlalu memikirkan bagaimana nasib Hansa ketika pria itu bertemu ibunya, hanya saja sekarang pikiran Azura dipenuhi dengan keluarga angkatnya itu.Dia sangat takut dan juga cemas jika pertemuannya dengan ayah angkatnya akan menimbulkan
Terakhir Diperbarui: 2022-01-18
Pendekar Pedang Arwah Suci

Pendekar Pedang Arwah Suci

Selalu disiksa dan dicela oleh saudara-saudara seperguruan bela dirinya, Yan Siyi tumbuh menjadi sesosok pemuda yang pengecut dan tidak percaya diri. Dia merasa dunia ini kejam kepadanya, orang tuanya membuangnya, saudara satu sektenya membencinya, dan master dibuat putus asa karena dirinya tidak dapat mengontrol sirkulasi Qi spritualnya. Yan Siyi bagaikan sebuah apel busuk yang tidak berguna dan dianggap noda hitam dalam Sekte bela diri Quanzhen ternama di Kota Xiashadian. Sampai suatu ketika, saat dilakukannya perburuan malam setiap lima tahun sekali untuk seluruh sekte di wilayah Negara Xinzhuang. Yan Siyi yang seharusnya dikurung dalam pengasingan, diam-diam melarikan diri dan mengikuti perburuan malam yang berbahaya. Namun, bukan nasib buruk yang menimpa Yan Siyi dalam perburuan malam pertamanya, pemuda yang bahkan dikatakan tidak dapat mengangkat pedangnya itu secara tidak sengaja mencabut pedang pusaka kuno surgawi yang telah lama hilang di Gua Monster Api dan tiba-tiba seekor makhluk kecil dan lucu melayang disekitarnya kemudian menyambutnya dengan riang gembira, seolah-olah sudah seratus tahun tidak bertemu. "Tuan Arwah Surgawi! Akhirnya Aku Menemukanmu!" Yan Siyi yang tidak tahu makhluk apa yang menyapanya itu terkejut dan jatuh di tanah karena ketakutan yang luar biasa. "Dedemit!" (Instagram : @magris.el)
Baca
Chapter: Omong Kosong Permaisuri Lan
“Beraninya kamu budak rendahan!” Teriak Nyonya Ling saat melihat bekas tamparan di wajah Caicai. Mendengar suara tinggi dari Nyonya Ling, Bai Fu yang baru saja menampar dan mengancam Caicai mundur perlahan dan bersembunyi di balik punggung Permaisuri Lan. Permaisuri Lan tersenyum dengan mata ramah yang mana cukup membuat Nyonya Ling jijik saat melihatnya. “Apakah sopan santun telah hilang dari kehidupan Selir Yan?” tanya Permaisuri Lan yang melangkah perlahan mendekati Nyonya Ling. Nyonya Ling sendiri mengabaikan pertanyaan Permaisuri Lan dan dia sibuk melihat wajah terluka Caicai. Di dunia ini, tidak ada yang memihak dirinya kecuali pelayan kecilnya ini. Kebencian Nyonya Ling terhadap Permaisuri Lan semakin hari, semakin menumpuk. “Bukankah Yang Mulia sendiri yang tidak memiliki sopan santun dan juga etiket kerjaan?” Sindir Nyonya Ling melirik Permaisuri Lan yang kini tertawa hampa. “Tidak ada sejarahnya seorang Permaisuri datang ke pengasingan seorang selir yang berkhianat, ap
Terakhir Diperbarui: 2025-01-03
Chapter: Tamu yang tidak diharapkan
Matahari telah naik dan udara dingin lambat laun menjadi hangat. Yan Siyi kini sibuk mengunyah kue beras dengan gembira, sedangkan di hadapannya. Nyonya Ling mengupas buah jeruk dengan perasaan senang. Mengetahui suasana hati Nyonya kesayangannya, Caicai menjadi bersemangat untuk membuat hidangan makan siang yakni bubur millet, acar asin dan jiaozi daging bebek. Kebetulan mereka baru saja membeli bebek di pasar dan sudah saatnya bebek tersebut dieksekusi dengan cepat. Sebab, jika dibiarkan begitu saja, daging bebek akan cepat membusuk. “Nyonya, tunggu di sini. Aku akan memasak makan siang. Anda bisa bersantai bersama Xiao Yi menikmati makanan ringan,” ucap Caicai mendapat persetujuan Nyonya Ling. “Ah… aku menunggu masakanmu Xiao Cai~.” Balas Nyonya Ling dengan suaranya yang lembut. Yan Siyi mendongak mendengar suara lembut Nyonya Ling. “Yiyi ingin bertemu Ibu,” kata Yan Siyi secara tiba-tiba. Mungkin karena sifat bergantung Yan Siyi yang kuat terhadap Bibi Mo, kini anak kecil itu
Terakhir Diperbarui: 2025-01-02
Chapter: Permaisuri yang ditinggalkan
Mendapat pertanyaan dari Xiao Feng, Su Xia mengenal samar wanita yang bersama Yan Siyi. Itu adalah wanita kebanggaan negaranya tiga tahun yang lalu.Bagaimana mungkin Su Xia bisa lupa akan wanita itu. Seorang gadis bangsawan dari keluarga Jenderal Perang Utara Yan Cheng dan juga istri pertama Yang Mulia Kaisar yakni Yan Lingxin. Dulu wanita itu adalah perempuan yang sangat dihormati di Negara Xinzhuang. Semua gadis-gadis sangat iri dengan kecantikannya dan juga keberuntungan hidupnya yang sangat mulus.Namun, sejak kejadian tiga tahun yang lalu pujian kehormatan dan cinta kasih semua orang segera memudar. Yan Lingxin diduga telah membunuh pewaris Kaisar dengan sengaja.Saat itu terjadi kekacauan dan hari yang akan menjadi peringatan penting mengenai kelahiran naga kecil Kaisar, tiba-tiba menjadi hari kejatuhan yang menyedihkan.Su Xia melihat bagaimana Yan Lingxin yang baru saja melahirkan, dituduh membunuh anak Kaisar yang pada dasarnya merupakan anaknya sendiri. Wanita itu menangis
Terakhir Diperbarui: 2025-01-01
Chapter: Berikan Setetes Darah
Tidak ada yang mendengarkan teriakan dari Xiao Feng. Hu Meifeng menjulurkan lidahnya menatap Xiao Feng dengan wajah mengejek. Xiao Feng sendiri hanya menghembuskan napasnya kesal, ia mendongak dan mendecak. "Saudara Peng! Kau terlalu memanjakan Hu Meifeng." Su Xia menepuk pundak Xiao Feng dengan tatapan penuh pengertian. "Kau harus tahu bahwa Saudara Peng kita tidak akan pernah memihakmu," kata Su Xia berusaha menerima kenyataan. Peng Bingwen yang telah menyetujui ide Hu Meifeng bersedia menyumbangkan setetes darahnya di atas kertas jimat milik Hu Meifeng, yang mana telah siap dengan array-nya. Hu Meifeng tengah bersiap dan saat tetesan darah dari Peng Bingwen jatuh di atas kerta putih bersih Hu Meifeng, cahaya terang muncul dan menyedot keempat murid dari Quanzhen tersebut masuk ke sebuah portal cahaya yang sangat menyilaukan. Mata Xiao Feng sangat perih dan ketika dia membuka matanya, hidungnya merasakan banyak debu yang mengganggu pernapasannya. "Uhukk!" "Sial! Hu Meifeng, ka
Terakhir Diperbarui: 2024-10-01
Chapter: Bantuan dari Kakak Senior
Bibi Mo dan Xiao Yu telah mencari keseluruh tempat yang mungkin saja membuat mereka dapat menemukan keberadaan Yan Siyi. Keduanya penuh dengan keringat dan juga perubahan suasana hati mereka pun menjadi turun drastis. Matahari telah naik sedikit demi sedikit ke atas langit dan beberapa orang yang ikut campur dalam kekacauan telah lama bubar dan menyisakan beberapa hal yang berantakan di pasar. Telah memasuki waktu Sishi di mana merupakan waktu produktif bekerja bagi Bibi Mo dan Xiao Yu untuk kembali ke Sekte Quanzhen. Keduanya perlu menyiapkan makanan bagi para orang-orang di sekte. Akan tetapi, mereka kehilangan sosok kecil yang berharga. "Bibi Mo, bagaimana kita bisa kembali jika Yan Siyi masih belum ditemukan?" Xiao Yu meremas pakaiannya dengan cemas. Dia benar-benar merasa bersalah kepada Bibi Mo. Bibi Mo sendiri menarik napas dengan berat dan mulai melepaskan tangan Xiao Yu yang meremas baju. "Kita harus segera kembali dan meminta bantuan Nyonya Chu secepatnya." Dan tanpa
Terakhir Diperbarui: 2024-09-23
Chapter: Bola Ketan yang Malang
"Yang Mulia, sepertinya ada kekacauan yang terjadi di sana!" seru seorang gadis muda dengan pakaian sederhana yang agak tua dan menguning kepada wanita yang berusia dua puluh tahunan lebih itu dengan wajah agak cemas. Wanita yang dipanggil Yang Mulia oleh pelayannya tersebut, mengeluarkan suara bisikan lembut untuk menghentikan pelayan setianya memanggil dirinya Yang Mulia di tempat ramai seperti pasar ini. "Caicai… berapa kali harus kuberitahu untuk berhenti memanggilku Yang Mulia. Itu akan menimbulkan kecurigaan yang tidak perlu," tegur wanita itu yang masih sibuk berjalan menjauh dari kekacauan yang terjadi. Pelayan yang dipanggil Caicai itu segera mengatupkan bibirnya dan mengangguk mengerti. Dia selalu terbawa suasana ketika dirinya dilanda kecemasan. "Maafkan kecerobohan Caicai yang bodoh ini Nyonya Ling," Caicai segera menunduk malu. Nyonya Ling menepuk pundak pelayannya dengan lembut, "tidak masalah, kali ini aku maafkan. Namun…." Nyonya Ling menekankan nadanya dengan p
Terakhir Diperbarui: 2024-09-21
Anda juga akan menyukai
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status