Dengan begitu keduanya saling berpencar ke arah berbeda. Xiao Long menelusuri jalan hutan, hingga tiba di tempat di mana dirinya bisa melihat jelas sebuah bangunan mewah berdiri di tengah pulau tak bertuan. Terlihat sangat tidak masuk akal tapi benar-benar nyata di depan matanya. Kekayaan seperti itu hanya bisa dimiliki oleh perompak sekelas mereka, hartanya bahkan menyamai bangsawan kelas atas.Saat sedang mengendap-endap di balik pepohonan, Du Rong tersentak saat mata pedang telah berada di kulit tenggorokannya. Bergerak sedikit saja benda tajam itu akan menembus kulit. Namun suara yang dia dengar selanjutnya membuat Du Rong menarik napas lega."Senior Du? Maafkan aku. Aku kira kau musuh.""Aku sudah menduga kau akan kembali. Tidak peduli caramu datang ke sini ..." Ucapnya terhenti beberapa saat. Pikirannya tertuju ke tempat lain. "Kita harus memasuki tempat itu."Penjagaan ketat. Aliansi Pembunuh di mana-mana dan pencahayaan terang. Tidak ada jalan untuk mengendap-endap ke sana. S
"Sayangnya hanya sampai sini kalian bisa berlari."Langkah kakinya yang berat bergema keras, tangannya yang dipenuhi oleh cincin besi menggores keras besi di pegangan tangga. Xiao Long dan Du Rong mundur saat laki-laki itu maju. Bisa mengatakan itu tanpa keraguan, lawan mereka tentu bukan orang sembarangan yang bicara asal bunyi. Lelaki itu meregangkan otot lehernya, beralih mengetuk senjata di telapak tangan."Jangan harap bisa pergi lebih jauh."Mereka berdua melihat tanda-tanda serangan akan dimulai dan mundur secepat mungkin. Lantai yang dihantam pedang tersebut retak, memunculkan garis lurus bercabang-cabang. Tak terima serangannya gagal, laki-laki itu mengejar Xiao Long dan langsung melepaskan tebasan segala arah.Du Rong mengejar lawan dari belakang, mencoba mengalihkan perhatiannya. Berhasil. Laki-laki itu kini berbalik mengejarnya penuh amarah.Du Rong menggerakkan jemarinya dengan sembunyi-sembunyi, Xiao Long mengerti Du Rong berusaha menyuruhnya pergi selagi musuh sedang s
Tangan kekar Gui Liang naik ke atas, seperti memberikan isyarat. Saat Xiao Long menyadari ternyata di bangunan sebelah yang terhubung oleh jembatan masih ada anak buah Gui Liang mengintai dirinya. Xiao Long membulatkan matanya lebar-lebar, menyadari bahwa sesuatu sedang memburunya dari balik tubuh besar Gui Liang di depannya. Dan di saat Gui Liang memiringkan badannya, sebuah anak panah berapi lewat menghunus tepat di perut Xiao Long.Arak yang membasahi tubuhnya membuat Xiao Long tiba-tiba terbakar. Pemuda itu lantas menjauh dan melakukan berbagai upaya untuk memadamkan api di tubuhnya. Panas api membakar tiap jengkal tubuhnya meski tak seluruhnya. Sementara tawa Gui Liang mulai terdengar mengolok-olok keadaan Xiao Long yang saat itu benar-benar kacau.Lelaki bernama Gui Liang itu, memiliki hawa aneh yang membuat musuhnya tunduk dan takut padanya. Xiao Long merasakan itu. Tangan besarnya telah mengambil ratusan nyawa tanpa belas kasih, dan level kekuatannya memang jauh lebih besar di
Gemuruh di langit menggelegar, deru napas berkejaran setiap detiknya. Kedua petarung tengah berperang di medan tempur mereka sendiri, mempertaruhkan nyawa demi kemenangan. Jembatan yang menghubungkan dua bangunan berulang kali retak oleh hantaman serangan Gui Liang, lelaki itu menjadi liar tak terkendali, segala jenis teknik yang digunakan Xiao Long tak memberikan dampak berarti bagi nya.Percikan api melintang miring, lalu menghilang bersama derasnya air hujan. Di bawah jembatan itu terdapat sebuah danau yang dihuni oleh siluman ular berukuran besar. Sepuluh kali lipat lebih besar dari tubuh kekar Gui Liang sendiri.Bisa dipastikan. Siapa pun yang jatuh ke bawah akan mati.Pedang Gui Liang menyeret pedang lawannya ke samping, nyaris membuat tubuh Xiao Long terlempar ke bawah jembatan. Namun pijakan kakinya keras bagaikan batu, pemuda itu bertahan dan berusaha melepaskan cengkraman musuh. Menendang dada Gui Liang hingga lelaki itu mundur terseok-seok, wajah Gui Liang bergetar menahan
Xiao Long melihat sesosok lain di jembatan. Seluruh tubuhnya hitam, tak memiliki pakaian atau lekuk tubuh selayaknya manusia biasa.Mungkin akibat benturan di kepalanya tadi kini Xiao Long mulai berhalusinasi yang tidak-tidak."Kau telah sampai di sini dengan penuh luka. Dan sekarang sumber lukamu akan sembuh hanya dengan mengambil kepala lelaki itu." Tangan tersebut menunjukan Gui Liang yang berjalan semakin jauh."Orang-orang baik itu adalah ketakutanmu. Kau takut mengkhianati perkataan kakekmu." Suara tersebut semakin berat dan samar-samar."Kebaikan tak akan membuatmu hidup. Kau hanya akan mati konyol seperti lelaki itu, dengan mata melotot di kerubuti lalat dan perut dipenuhi ulat-ulat ... Bahkan sebelum kau tahu kesalahan apa yang kau perbuat sehingga kau dihukum mati seperti itu."Mata Xiao Long terpejam sekali-kali, begitu berat kelopak matanya untuk melihat. Gelap sekali, sampai-sampai dari sosok di depannya nyaris tak terlihat selain bola matanya yang begitu hitam. "Lelaki i
Arah pertarungan semakin membuat Gui Liang terpojokkan dalam waktu yang terbilang singkat, jenis serangan mematikan yang ditunjukkan Xiao Long bahkan sebelum lawan menunjukkannya sudah membuat Gui Liang gentar. Tak dapat dielakkan lagi semakin lama semakin buruk keadaan untuknya. Jika tak segera menjauh dari Xiao Long mungkin Gui Liang tak akan selamat dari teknik Enam Pembunuh yang paling mematikan yang bisa saja mengambil nyawanya.Derap langkahnya mundur secara perlahan, hingga merasa jarak sudah cukup aman. Namun dalam hati Gui Liang tak dapat menerima bahwa dirinya mundur layaknya pengecut. Apa jadinya jika semua orang tahu jika seorang Cakram Es melarikan diri dari pertempuran melawan Mata Jelaga?Sudah dipastikan setelah ini nama Mata Jelaga akan jauh membumbung tinggi melebihi julukannya sendiri, dan jauh lebih berbahaya lagi jika para penyewa jasa pembunuh bayaran tak lagi menawarkan kesepakatan kepadanya.Mata tajamnya terkunci lama pada musuh yang terdiam di atas jembatan,
Darah kental menyebar perlahan di dalam air danau yang tenang mengikuti arus air di bawahnya hingga sebuah gelombang kecil terlihat di atas permukaan. Sesuatu sedang bergerak cepat menyerbu mangsanya yang terjatuh. Gerakan yang gesit itu disadari oleh salah satu dari mereka yang tumbang.Dengan cepat dia mengambil kepala musuh yang nyaris tenggelam ke dasar danau, meninggalkan danau tersebut secepat yang dia bisa. Matanya melirik ke belakang dan melihat bahwa kini Siluman ular tengah menyantap tubuh lawannya tanpa ampun.Pedang Hitam mengeluarkan reaksi yang aneh. Kepala Gui Liang yang kini dibawa oleh Xiao Long-dengan membaluti kepala itu dengan kain untuk menutupnya- mengeluarkan energi negatif dan berkumpul ke sisi kanan Xiao Long, masuk ke dalam Pedang Hitam. Lalu sekejap mata hilang tanpa berjejak.Detik itu Xiao Long mulai mengetahui tentang Pedang Hitam ini. Dia menemukannya secara misterius-di sebuah pemakaman yang terletak jauh di dalam jurang. Dan kini kekuatan misteriusnya
"lalu kesepakatan apa yang ingin kau tawarkan? Tentunya tanpa merugikan pihakku.""Kau mengerti posisiku. Nyawa orang-orang ku adalah segalanya, maka dari itu aku akan membiarkan kalian pergi dari pulau ini hidup-hidup.""Dan mengembalikan kapal-kapal kami yang telah kalian hancurkan." Xiao Long melanjutkan dengan penekanan, sejenak musuh mengerutkan alisnya dan menunjukkan pergerakan. Bawahannya datang ke arah lelaki itu, dia berbisik sebentar sebelum akhirnya pergi dan melakukan tugasnya."Orangku akan mengganti dengan satu kapal saja."Setidaknya itu sudah cukup untuk semua awaknya pulang ke daratan, Xiao Long mengangguk singkat. "Lalu?""Kalian harus meninggalkan pulau ini bersama dengan kepala itu."Zei Yu mengangkat pedang dengan wajah garang, tak lama terdengar teriakan lantang. "Kami tidak akan menyerahkannya! Karena perintah yang diutus adalah untuk membawa kepala pimpinan Aliansi Pembunuh!"Musuh terprovokasi, sebagian mengeluarkan senjata masing-masing hingga akhirnya atmo