Share

182. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

“Banyak sekali orang di perkampungan ini, Paman,” ujar Lingga saat berjalan memasuki perkampungan. Tatapannya mengedar ke sekeliling. “Perkampungan yang pernah aku datangi tidak pernah seramai ini.”

Limbur Kancana tertawa pelan. “Sepanjang hidupmu kau terus saja terkurung di hutan, padahal kau bisa mendapat kesenangan yang tiada duanya di tempat keramaian, seperti menemukan gadis-gadis cantik.”

Sekar Sari berdeham, tersenyum lebar. “Kalau untuk gadis cantik, bukankah kalian berdua sudah sering bersamanya selama ini?”

“Biar kutunjukkan,” kata Limbur Kancana seraya merangkul Lingga, mengarahkan pandangan pemuda itu pada beberapa gadis muda yang lalu lalang di keramaian.

Mendengar dan melihat hal itu, Sekar Sari seketika mengentak tanah, berdecak kesal. “Aku ingin mencari makanan untuk makan malam.”

Sekar Sari menerobos lalu lalang warga, memberi tatapan kesal pada Lingga dan Limbur Kancana, kemudian kembali berjalan. “Dasar laki-laki! Kenapa mereka tidak pernah mengerti perasaan wanita
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status