BOOOOM!
Pegunungan Tay Shan yang biasanya indah dengan pemandangan sejuknya, kali ini tampak porak poranda oleh pertarungan dua pendekar hebat.
Keindahan alam yang begitu asri selama ini sirna oleh kehancuran akibat energi dasyat yang dikeluarkan oleh dua petarung handal ini.
Ledakan demi ledakan terus terdengar berkumandang kencang di sekitar pegunungan Tay Shan ini. Bebatuan yang hancur beterbangan diiringi kepulan debu tidak membuat pertarungan kedua pendekar hebat ini berhenti. Bahkan kedua pendekar ini seakan hilang diselimuti kepulan debu tebal yang muncul akibat energi besar yang mereka keluarkan saat bertarung.
Langit juga berubah gelap dengan awan tebal yang mengeluarkan suara dentuman geledek dan juga mengeluarkan petir yang terus menyambar pegunungan Tay Shan ini dengan kencangnya. Namun kedua pendekar tangguh yang sedang bertarung ini tidak mempedulikan semuanya. Kerusakan alam yang indah ini seakan biasa saja bagi mereka.
Pendekar Iblis Neraka yang berambut putih dengan jubah putih panjangnya tampak sedang bertarung hebat dengan Pendekar Jari Sakti yang berkepala plontos dengan jubah emasnya.
Keduanya bergerak cepat bagaikan bayangan yang sulit diikuti oleeh mata biasa, yang menunjukkan kemampuan ilmu meringankaan tubuh gin-kang yang dipadu dengan tenaga dalam sin-kang tingkat tinggi.
Jurus demi jurus dikeluarkan oleh kedua petarung hebat ini, tapi pertarungan masih berimbang. Belum terlihat ada yang lebih unggul dalam pertarungan dua pendekar yang berada di urutan teratas pendekar terhebat dunia persilatan ini.
Pertarungan sudah berlangsung berhari-hari, tapi tidak tampak adanya lelah di wajah mereka.
"Serahkan Kitab Iblis Neraka maka nyawamu akan kuampuni, Zhang Kui!" seru Thio Siansu, Pendekar Jari Sakti yang asalnya adalah Hwesio alias Biksu di Biara Shaolin. Pukulan demi pukulan yang dilancarkan oleh Thio Siansu berhasil ditangkis oleh Zhang Kui dengan mudah.
Pria berambut putih yang dipanggil Zhang Kui ini tampak tenang menghadapi serangan dari Thio Siansu ini. "Hahaha ... apa aku tidak salah dengar? Seharusnya aku yang akan mengampuni nyawamu, Pendekar Gundul!" hinanya.
Wajah Hwesio Shaolin ini tampak kesal mendengar ucapan Zhang Kui yang menghinanya. "Siancai ... semoga jiwamu diampuni, Iblis Neraka!"
Pendekar Iblis Neraka tidak menanggapi ucapan Thio Siansu dan bersiap memutar tangan kanannya untuk diarahkan ke depan mengarah ke tubuh Thio Siansu.
Sebuah sinar hitam keluar dari telapak tangan Pendekar Iblis Neraka. Sinar hitam ini perlahan berubah menjadi naga hitam yang bergerak cepat menerkam Thio Siansu dengan mulut terbuka lebar memperlihatkan merahnya api yang membara di dalam mulut naga hitam ini.
"Ilmu iblis! Kamu tidak akan menang melawanku, Zhang Kui! Tapak Lo Han!"
Thio Siansu yang khawatir kalau naga hitam buatan ini akan menerkamnya menandinginya dengan tapak Lo Han dengan mengeluarkan sinar keemasan yang perlahan membentuk Pendekar Lo Han yang bertubuh kekar dan berwarna emas dengan kepala plontos.
"Hahaha ... lagi-lagi Pendekar Gundul!" ejek Pendekar Iblis Neraka. Pendekar ini tampak santai menghadapi serangan bertubi-tubi dari Pendekar Jari Sakti tanpa khawatir terluka sedikit pun.
Naga Hitam yang meliuk dengan cepat berhasil ditangkap oleh kedua kepalan tangan Pendekar Lo Han dan melemparnya sejauh mungkin ke angkasa.
"Pendekar Gundul ini akan menghabisi naga hitammu, Zhang Kui!" seru Thio Siansu penuh kemenangan. Rasa puas terpancar dari wajah Thio Siansu yang agak kesal karena diremehkan oleh Zhang Kui.
Namun, Biksu Shaolin ini terlalu jumawa, naga hitam yang menyerangnya ternyata hanya sekedar jurus awal untuk memancing kekuatan Thio Siansu. Sebuah pedang api yang berasal sinar telapak kiri Zhang Kui langsung menembus tubuh Pendekar Lo Han sekaligus menghancurkan tubuh Pendekar Lo Han ini tanpa bersisa dan hanya menyisakan serpihan emas saja yang hilang di udara.
Pedang dengan kobaran api ini meluncur terus ke arah Pendekar Jari Sakti bagaikan lesatan naga api raksasa untuk menembus tubuh Thio Siansu.
Menyadari dasyatnya jurus yang dikeluarkan oleh Pendekar Iblis Neraka, Thio Siansu mulai mengeluarkann jurus andalannya, Jurus Jari Sakti.
Dua buah sinar emas meluncur dari dua jari Thio Siansu yang diarahkan ke pedang api yang semakin mendekatinya.
Satu sinar emas langsung membentuk perisai emas untuk melindungi Pendekar jari Sakti ini agar tidak tertembus pedang naga api, sedangkan sinar emas lainnya berusaha mementalkan pedang naga api ini sekaligus meluncur kencang ke arah Zhang Kui.
"Akhirnya kamu keluarkan juga Jurus Jari Sakti! Hahaha ... aku ingin tahu seberapa hebat ilmu jurus jari sakti milikmu ini!" tawa Pendekar Iblis Neraka tanpa khawatir terkena serangan sinar emas ini.
Pedang Naga Api miliknya terpental oleh kekuatan sinar emas dari Jurus Jari Sakti, tapi Zhang Kui bukanlah pendekar sembarangan. Tubuhnya bergerak ke samping untuk menghindari lesatan sinar emas yang bisa menembus tubuh ini.
"Sinar Darah Iblis!"
Pendekar Iblis Neraka tidak mau kalah dengan Jurus Jari Sakti dari Thio Siansu ini. Beberapa sinar merah yang terbuat dari darah meluncur deras dari dalam tubuhnya. Sinar Darah Iblis yang mengandung Racun Iblis Neraka ini bisa membuat tubuh mencair dan lenyap seketika tanpa ampun. Jurus yang sangat keji tapi memang begitulah jurus-jurus yang tercantum di dalam Kitab Iblis Neraka yang dipelajari oleh Zhang Kui.
Thio Siansu agak ragu dengan perisai jari saktinya dan memilih menghindar dengan kemampuan gin-kang yang dimilikinya. Keputusan yang tepat, karena sinar darah ini tanpa ampun menembus perisai pertahanan Pendekar Jari sakti ini.
"Hentikan perbuatanmu, Zhang Kui! Dahulu, kamu ini pendekar yang baik hati dan bijaksana ... kenapa sekarang kamu berubah menjadi iblis yang mengerikan bagi dunia persilatan?" tanya Thio Siansu berusaha membujuk Pendekar Iblis Neraka ini.
"Dunia Persilatan penuh pendekar-pendekar munafik! Selalu ingin berkuasa di atas yang lainnya. Aku harus membersihkan dunia persilatan dari pendekar-pendekar munafik seperti kalian!" sahut Pendekar Iblis Neraka ini.
"Aku tidak bisa membiarkanmu menghabisi setiap pendekar yang ada dengan alasan keadilan! Serahkan Kitab Iblis Neraka yang sudah mempengaruhimu ke jalan yang tidak benar! Mungkin pendekar dunia persilatan akan mengampunimu!"
Thio Siansu menyayangkan talenta sehebat Zhang Kui harus berakhir dengan kematian. Menurut pendapatnya, kejahatan yang dilakukan Zhang Kui akibat pusaka keramat berupa Kitab Iblis Neraka yang dimiliki olehnya. Jurus-jurus di dalam Kitab Iblis Neraka sangat hebat tapi menyesatkan bagi yang mempelajarinya, seperti yang dialami Zhang Kui. Pendekar Tapak Dewa yang semula harum namanya di kalangan dunia persilatan, mendadak menjadi pendekar yang sangat menakutkan bagi mereka. Zhang Kui bagaikan malaikat maut yangakan mencabut nyawa mereka satu persatu. Bahkan Pendekar Iblis Neraka ini tidak peduli apakah pendekar golongan putih ataupun hitam ... semua sama saja baginya.
"Aku tidak akan berhenti, Thio Siansu! Kamu harus membunuhku!" seru Zhang Kui.
"Baiklah! Kalau itu keinginanmu!"
Thio Siansu mulai memutar kedua belah tangannya membentuk cahaya keemasan kemudian kedua telapak tangannya diarahkannya ke depan.
"Tapak Buddha Sakti!"
Sebuah telapak tangan besar yang membawa cahaya pedang keemasan meluncur kencang ke arah Pendekar Iblis Neraka. Tanpa sempat menghindar ataupun menahan serangan pamungkas dari Thio Siansu ini, Zhang Kui terpental jauh oleh energi pedang dari tapak raksasa ini yang membuatnya terjatuh ke dalam Hutan Kematian.
"Siancai ... semoga arwahmu tenang di alam sana!" kata Thio Siansu yang berlalu tanpa memeriksa ke dalam Hutan Kematian untuk memastikan hidup atau matinya Pendekar Iblis Neraka ini.
"Dasar sampah! Pulang sana!" teriak sekawanan biksu-biksu cilik yang biasa disebut Samanera ini terhadap seorang anak muda berumur 13 tahun yang penampilannya sangat berbeda dengan mereka.Anak muda ini tampak berpakaian lusuh dengan kepalanya yang ditumbuhi rambut yang cukup lebat. Berbeda dengan Samanera yang semua kepalanya sudah plontos dan mengenakan jubah Samanera berwarna biru. Anak muda ini sangat kotor penampilannya dengan rambut acak-acakan, pakaian yang sudah robek dan kotor, wajah dan tangannya penuh kotoran jelaga.Dia tidak terlihat terganggu sama sekali dengan hinaan yang dilontarkan oleh sekelompok Samanera ini. Sepertinya anak muda ini sudah terbiasa dengan hinaan yang dilontarkan oleh mereka.Beberapa Samanera melempari anak lusuh ini dengan kerikil yang banyak terdapat di halaman Biara Shaolin ini.Tuk!Beberapa kerikil yang cukup tajam ini mendarat dengan mulus di kepala anak muda ini, tapi dia tampak tidak peduli, bahkan tidak berusaha melawan perbuatan jahat yang
BUGH!"Rasakan pukulanku, Shian Long!" seru Liu Feng yang menyimpan dendam terhadap pemuda lusuh yang sebelumnya dibela oleh Xin Shia, putri satu-satunya dari Kaisar Han yang berkuasa saat itu. Liu Feng, Samanera Senior yang sebelumnya merasa dipermalukan oleh Xin Shia melampiaskan dendamnya kepada Shian Long.Pukulan yang telak mendarat di wajahnya membuat wajah Shian Long, anak muda lusuh ini menjadi tambah lebam dan mulutnya sedikit mengeluarkan darah akibat terluka dalam.Matanya benar-benar bengkak dan sulit untuk dibuka, tapi Liu Feng tidak peduli. Samanera Senior ini terus menerus memukuli Shian Long tanpa ada rasa puasnya.Tidak heran kalau Shian Long bisa terluka parah hanya dengan pukulan biasa saja dari Liu Feng karena Shian Long tidak memiliki energi tenaga dalam sama sekali. Tubuhnya tidak bisa menghasilkan tenaga dalam seperti layaknya anak-anak seusia dirinya. Bahkan kondisi tubuhnya sangat lemah dan mudah jatuh sakit.Biksu Tang Fei yang membawa anak muda lusuh ini saa
"BERHENTI!!!"Sebuah teriakan yang menggelagar menghentikan pukulan Liu Feng yang hanya berjarak seinci di atas kepala Shian Long. Bahkan Shian Long juga merasakan hawa yang kuat dari desiran angin yang timbul dari telapak tangan Liu Feng."Master Tang Fei!" kata Liu Feng sambil menghaturkan hormat dengan membungkukan tubuhnya."Apa yang kamu lakukan, Liu Feng!" seru Biksu Tang Fei yang berteriak dengan tenaga dalam yang tinggi untuk menghentikan pukulannya sehingga tangannya kaku tidak bisa bergerak tertotok sejenak oleh kekuatan suara dari Biksu Tang Fei."Aku ..." Liu Feng tidak sanggup berkata-kata karena kepergok hendak menghabisi Shian Long."Apa salah Shian Long sehingga kamu merasa perlu untuk menghabisi nyawanya begitu saja? Apa kamu sudah lupa dengan ajaran di Biara Shaolin?" tanya Biksu Tang Fei."Maafkan aku, Master! Shian Long telah mempermalukanku di hadapan Putri Mahkota! Aku hanya sedikit memberi pelajaran pada dirinya!" elak Liu Feng."Begini yang kamu namakan sedikit
Shian Long benar-benar dihadapkan dengan situasi sulit, yang apapun pilihannya akan membuat hidupnya sengsara."Bagaimana, Gembel? Mau coba kabur atau menerima tiga pukulanku?" tanya Liu Feng lagi 'Tentu saja Shian Long sangat tidak berdaya untuk menjawab pertanyaan dari Liu Feng."Aku tidak tahu! Lebih baik bawa aku saja menemui Kepala Biara untuk menerima hukuman!" ujarnya pasrah.Namun, keberuntungan masih berpihak kepada Shian Long. Tiba-tiba terdengar langkah kaki seseorang mendekati mereka."Ada apa ini? Kenapa malam-malam begini kalian masih berkeliaran?"Suara teguran dari kepala Biara Shaolin membuat semua samanera terdiam termasuk Liu Feng. Dia tidak menyangka kalau kepala biara masih terjaga di tengah malam."Kami memergoki Shian Long yang hendak kabur dari Biara Shaolin, Master!' elak Liu Feng memberikan alasan, yang diiringi anggukan kepala semua Samanera."Aku yang mengutus Shian Long untuk mencari tanaman jamur seribu tahun yang hanya tumbuh di tengah malam, suheng!" T
Shian Long tidak bisa mengendalikan tubuhnya yang terjun bebas meluncur ke dasar lubang yang tidak berdasar ini. Matanya tidak terbiasa dengan kegelapan. Dia hanya bisa meraba-raba pinggiran dinding untuk tetap bergerak setelah terhempas cukup keras ke dasar lubang yang sangat dalam ini. "Tempat apa ini? Kenapa ada tempat seperti ini di Hutan Kematian?" batin Shian Long yang masih meraba-raba di dalam kegelapan. Tubuhnya agak lecet dan luka di luar, serta bagian dalam tubuhnya terasa sakit saat dia terhempas menghantam dinding batu di dasar lubang ini. "Apa yang telah terjadi? Kenapa aku bisa terperosok jatuh ke dalam lubang yang dalam ini?" gumam Shian Long. Tangannya terus meraba dinding batu yang dingin, sementara tubuhnya terus menggigil kedinginan. "Kenapa dingin sekali di dalam lubang ini, sementara di luar sangat cerah dan hangat?" batin Shian Long sambil terus melangkah agar tidak beku karena kedinginan. Tiba-tiba, tangannya menyentuh sesuatu yang keras dan dingin tapi dia
Kitab Pusaka masih menunggu jawaban Shian Long mengenai tawarannya ini."Apa yang bisa kamu lakukan? Kamu tidak tahu apa-apa tentang diriku!" seru Shian Long. Dia tidakpeduli sama sekali dengan tawaran dari Kitab Pusaka."Justru aku tahu banyak tentang dirimu, hanya saja kamu tidak menyadarinya!" sahut Kitab Pusaka."Aku tidak percaya padamu! Kamu menghabisi seluruh Pendekar dunia persilatan baik golongan putih maupun hitam dengan kejam.""Kejam? Apa hanya itu yang kamu dengar selama ini? Kamu akan berubah pikiran kalau tahu masa lalumu!""Kamu bisa menggambarkan kilas balik masa laluku ini, Kitab Pusaka?" tanya Shian Long setelah berhasil mengendalikan dirinya yang ketakutan oleh kitab yang bisa berbicara ini. "Tentu saja, Shian Long!" jawab Kitab Pusaka. 'Kamu tahu namaku juga? Apa kamu ini iblis yang menghuni sebuah kitab?" tanya Shian Long memberanikan dirinya. "Hahaha ... memangnya kenapa dengan iblis? Apa menurutmu iblis lebih jahat daripada manusia atau dewa?" balas Kitab P
"Master Tang Fei?" ujar Shian Long yang terkejut begitu mengetahui kalau biksu Shaolin ini juga berperan dalam kematian orangtuanya. "Tidak mungkin ... pasti ada kesalahan!"Shian Long benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya. Berarti Biksu Tang Fei menemukannya di Hutan Kematian tidak secara kebetulan seperti yang dia tahu selama ini, tapi memang disengaja karena rasa bersalah biksu ini.Para pendekar pengejarnya termasuk kakeknya tidak sempat melihat wajahnya tapi Biksu Tang Fei mengenalinya. Pukulan berat dirasakan oleh Shian Long. Satu-satunya orang yang dekat dengannya dan sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri ternyata merupakan musuh ayah dan ibunya juga."Mulai sekarang, tidak ada lagi yang namanya Shian Long! Anak muda yang baik hati dan welas asih itu telah tiada! Aku sekarang bernama Shian Kui, akan membelah langit dan samudra untuk menemukan dan menghabisi seluruh pendekar dunia persilatan yang telah membuat hidupku menderita!" Sosok Shian Kui sangat mengerika
TRAAANG!Suara Pedang beradu dengan benda keras membuat gerakan Pedang Iblis Neraka meleset sedikit saja dari lengan Liu Feng tapi sempat menggores lengannya dan meninggalkan luka yang cukup dalam.Muncul sosok Biksu yang membelokkan Pedang Shian Kui hanya dengan serangan Jari Sakti-nya."Siapa yang berani membuat kekacauan di Biara Shaolin?" teriaknya.Shian Kui langsung menghentikan serangannya karena mengenali suara biksu ini. "Master Tang Fei?" "Shian Long? Kenapa kamu kembali lagi ke sini?" tanya Biksu Tang Fei yang juga heran kalau pengacau di Biara Shaolin ini adalah anak yang telah ditolongnya ini."Aku bukanlah Shian Long yang kamu kenal lagi! Panggil aku, Shian Kui! Aku harus membalas perbuatan mereka!" teriak Shian Kui dengan tegasnya "Aku tahu Liu Feng dan Samanera lainnya telah banyak membuatmu menderita tapi bukan ini jalan keluar yang kuharapkan darimu!"Shian Kui menatap Biksu Tang Fei tanpa rasa bersalah sedikit pun. "Apa Master ikut serta bersama Pendekar Dunia Per