Kitab Pusaka masih menunggu jawaban Shian Long mengenai tawarannya ini.
"Apa yang bisa kamu lakukan? Kamu tidak tahu apa-apa tentang diriku!" seru Shian Long. Dia tidakpeduli sama sekali dengan tawaran dari Kitab Pusaka."Justru aku tahu banyak tentang dirimu, hanya saja kamu tidak menyadarinya!" sahut Kitab Pusaka."Aku tidak percaya padamu! Kamu menghabisi seluruh Pendekar dunia persilatan baik golongan putih maupun hitam dengan kejam.""Kejam? Apa hanya itu yang kamu dengar selama ini? Kamu akan berubah pikiran kalau tahu masa lalumu!""Kamu bisa menggambarkan kilas balik masa laluku ini, Kitab Pusaka?" tanya Shian Long setelah berhasil mengendalikan dirinya yang ketakutan oleh kitab yang bisa berbicara ini."Tentu saja, Shian Long!" jawab Kitab Pusaka.'Kamu tahu namaku juga? Apa kamu ini iblis yang menghuni sebuah kitab?" tanya Shian Long memberanikan dirinya."Hahaha ... memangnya kenapa dengan iblis? Apa menurutmu iblis lebih jahat daripada manusia atau dewa?" balas Kitab Pusaka."Biasanya yang namanya iblis pasti jahat!" seru Shian Long."Tahu apa kamu tentang Iblis? Para Pendekar di dunia persilatan itu jauh lebih jahat daripada Iblis! Sayangnya, kamu lupa masa lalumu sebelum terdampar di Hutan Kematian saat berusia 7 tahun.""Aku tidak percaya padamu! Kejahatanmu telah terbukti! Master Thio Siansu tidak mungkin melenyapkanmu beserta Pendekar Iblis Neraka kalau kamu tidak jahat!""Aku tidak pernah bilang kalau aku ini baik, tapi mereka yang mengaku baik itulah penjahat sebenarnya. Kamu akan mengerti maksudku kalau ingatan masa kecilmu kembali! Para Pendekar yang mengaku golongan putih telah melakukan perbuatan yang membuatmu sengsara!""Apa maksudku, Kitab Pustaka? Aku tidak mengerti apa yang telah kamu katakan ini!""Masih ingin tahu masa lalumu? Kenapa kamu sampai terdampar di hutan dan ditemukan oleh biksu Shaolin?" tanya Kitab Pusaka tanpa mengubris pertanyaan Shian Long sama sekali."Kok kamu tahu semuanya, Kitab Pusaka?" Wajar saja Shian Long heran dengan Kitab Pusaka yang telah lama berada di dalam tempat tersembunyi ini tapi mengetahui segalanya."Mau tahu atau tidak?' tanya Kitab Pusaka dengan tegas. "Kamu akan tahu busuknya manusia terutama pendekar dunia persilatan setelah melihat kilas balik masa lalumu!""Ck! Aku masih kurang percaya! Iblis bisa saja memperlihatkan kejadian yang tidak benar untuk memanipulasi manusia!" kata Shian Long."Kamu terlalu polos Shian Long! Biksu Shaolin terkenal sebagai Pendekar yang budiman dan welas asih tapi apa kamu tahu sifat asli mereka? Lihat saja perbuatan para Samanera ini padamu padahal mereka adalah calon Biksu yang menjadi penerus Biara Shaolin!""Jangan hubungkan perbuatan suheng padaku! Mereka memang jahat tapi tidak sekejam kamu yang memanfaatkan pendekar untuk mencapai tujuan jahatmu membasmi semua pendekar baik golongan putih ataupun hitam!""Hahaha! Zhang Kui melakukannya atas kehendaknya sendiri! Aku hanya memberikan alasannya, sama seperti aku memberikan alasan padamu untuk tidak memuja para endekar terutama pendekar golongan putih yang merasa paling benar!""Sebenarnya apa yang telah terjadi padaku sebelum aku berada di Hutan Kematian? Apa trauma yang terjadi padaku karena perbuatan pendekar golongan putih?" tanya Shian Long yang semakin penasaran dengan kisah masa kecilnya.*****Desa Fujian adalah desa yang indah dan asri, yang berbatasan dengan pegunungan dan lautan.Desa ini dipimpin oleh pasangan pendekar yang merupakan pasangan suami istri. Tidak ada yang tahu kalau Shu Yonjin yang menjadi pimpinan Desa Fujiian adalah pendekar golongan hitam di masa lalu. Dia memutuskan untuk keluar dari golongan hitam setelah menikahi Qian Ling yang berasal dari golongan putih.Shu Yonjin dahulu terkenal sebagai Pendekar Tinju Besi, sedangkan Qian Ling terkenal sebagai Pendekar Pedang Rajawali.Pernikahan pasangan yang berbeda golongan ini membawa bencana bagi mereka. Ayah Qian Ling yang juga ketua Pendekar golongan putih memburu Shu Yonjin yang dianggap melarikan putrinya. Sementara di pihak golongan hitam, Shu Maojin yang merupakan pemimpin golongan hitam sekaligus saudara Shu Yonjin juga memburu Pendekar Tinju Besi ini untuk diminta pertanggung jawabannya karena telah mencemari nama baik keluarga mereka."Ling'er ... kamu bawa anak kita pergi sejauh mungkin dari Desa Fujian. Aku merasakan bahaya besar akan datang dari masa lalu kita," ujar Shu Yonjin setelah mereka berhasil sembunyi selama sepuluh tahun terakhir ini."Bagaimana denganku? Aku tidak ingin Shu Zhen hidup tanpa ayahmya!" Qian Ling tidak ingin putranya yang baru berusia 7 tahun mengalami penderitaan akibat masa lalu mereka."Serahkan padaku! Aku akan coba bicara baik-baik dengan ayahmu dan saudaraku agar kita bisa hidup tenang! Aku ingin kamu pergi untuk berjaga-jaga kalau mereka ingin memisahkan kita ... aku tidak ingin anak kita hidup sengsara.""Jangan terlalu memaksakan diri, Jin'ge ... lebih baik kita pergi dari desa ini bersama-sama daripada kamu celaka!" saran Qian Ling.Shu Yonjin hanya tersenyum menenangkan istrinya. "Aku pasti menyusul kalian! Aku tidak ingin lari lagi. Desa Fujian adalah desa kita ... sudah sepantasnya kita bertahan di desa ini. Siapapun tidak berhak membuat kita pergi seperti penjahat! Kasihan Shu Zhen yang pasti hidup menderita kalau kita pergi jauh dari desa ini untuk selama-lamanya."Qian Ling yang berhasil membawa Shu Zhen pergi jauh dari kampung halamannya untuk sementara ini merasakan hatinya tidak karuan, sehingga dia memutuskan untuk kembali.Kerisauan hatinya terbukti begitu melihat Shu Yonjin terluka cukup parah oleh keroyokan pendekar golongan hitam dan putih yang bersatu untuk melenyapkan Pendekar Tinju Besi."Zhen'er ... jangan pernah keluar, apapun yang terjadi pada ayah dan ibu!" pesan Qian Ling terhadap anaknya. Dia memutuskan melawan ayahnya sendiri yang hendak menghabisi nyawa Shu Yonjin.Tepat ketika pedang ayahnya hendak menembus tubuh Shu Yonjin, dengan cepat Qian Ling melindungi suaminya sehingga tubuhnya tertembus pedang yang langsung membuatnya tewas seketika.Shu Zhen yang melihat ibunya tewas ingin keluar memeluk ibunya tapi teringat janjinya terhadap ibunya membuatnya tetap bersembunyi."Ling'er!" Shu Yonjin juga terkejut melihat istrinya tewas tertembus pedang tepat di hadapannya."Kalian para pendekar brengsek! Aku tidak pernah menganggu hidup kalian tapi kalian terus mengejar kami!" seru Shu Yonjin dengan penuh amarah tinggi."Kamu telah melanggar aturan Dunia Persilatan yang melarang anggota golongan hitam menjalin hubungan dengan anggota golongan putih! Gara-gara kamu, putriku jadi korban!" balas Qin Wang tidak kalah marahnya.Kemarahan Qian Wang tidak terbendung lagi. Pedang yang membunuh putrinya diayunkan dengan kencang untuk mengakhiri hidup Shu Yonjin. Semua kesalahan akibat tewasnya putri satu-satunya ini dilampiaskan kepada Shu Yonjin.Pasangan pendekar yang hebat pada masanya ini tewas mengenaskan tepat di depan mata putranya sendiri"Tidak! Ayah ... ibu ...!!!"Shu Zhen yang histeris melihat kematian ayah dan ibunya di depan matanya sendiri melupakan pesan ibunya untuk tetap bersembunyi."Kejar anak ini! Jangan biarkan hidup!" Perintah kakeknya sendiri membuat Shu Zhen berbalik dan lari sekencang-kencangnya dari para pengejarnya.Rasa takut, sedih, dan trauma akibat melihat kematian orangtuanya membuat Shu Zhen hilang ingatan. Anak ini terus berlari masuk ke dalam Hutan Kematian."Sudah! Biarkan saja! Dia tidak akan bisa bertahan hidup di dalam hutan ini!" teriak salah satu anggota pendekar golongan putih yang mengejar Shu Zhen.Shian Long yang mendapat penglihatan masa lalunya ini terkejut sekali karena dia mengenali sosok pendekar yang melarang pendekar lainnya untuk mengejarnya ini."Master Tang Fei?" ujar Shian Long yang terkejut begitu mengetahui kalau biksu Shaolin ini juga berperan dalam kematian orangtuanya. "Tidak mungkin ... pasti ada kesalahan!"Shian Long benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya. Berarti Biksu Tang Fei menemukannya di Hutan Kematian tidak secara kebetulan seperti yang dia tahu selama ini, tapi memang disengaja karena rasa bersalah biksu ini.Para pendekar pengejarnya termasuk kakeknya tidak sempat melihat wajahnya tapi Biksu Tang Fei mengenalinya. Pukulan berat dirasakan oleh Shian Long. Satu-satunya orang yang dekat dengannya dan sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri ternyata merupakan musuh ayah dan ibunya juga."Mulai sekarang, tidak ada lagi yang namanya Shian Long! Anak muda yang baik hati dan welas asih itu telah tiada! Aku sekarang bernama Shian Kui, akan membelah langit dan samudra untuk menemukan dan menghabisi seluruh pendekar dunia persilatan yang telah membuat hidupku menderita!" Sosok Shian Kui sangat mengerika
TRAAANG!Suara Pedang beradu dengan benda keras membuat gerakan Pedang Iblis Neraka meleset sedikit saja dari lengan Liu Feng tapi sempat menggores lengannya dan meninggalkan luka yang cukup dalam.Muncul sosok Biksu yang membelokkan Pedang Shian Kui hanya dengan serangan Jari Sakti-nya."Siapa yang berani membuat kekacauan di Biara Shaolin?" teriaknya.Shian Kui langsung menghentikan serangannya karena mengenali suara biksu ini. "Master Tang Fei?" "Shian Long? Kenapa kamu kembali lagi ke sini?" tanya Biksu Tang Fei yang juga heran kalau pengacau di Biara Shaolin ini adalah anak yang telah ditolongnya ini."Aku bukanlah Shian Long yang kamu kenal lagi! Panggil aku, Shian Kui! Aku harus membalas perbuatan mereka!" teriak Shian Kui dengan tegasnya "Aku tahu Liu Feng dan Samanera lainnya telah banyak membuatmu menderita tapi bukan ini jalan keluar yang kuharapkan darimu!"Shian Kui menatap Biksu Tang Fei tanpa rasa bersalah sedikit pun. "Apa Master ikut serta bersama Pendekar Dunia Per
"Pendekar Kitab Iblis menjadi tidak terkalahkan dan jahat karena pengaruh Kitab Iblis Neraka yang seharusnya sudah musnah saat Thio Siansu mengalahkan Zhang Kui yang terakhir menggunakan kitab pusaka ini!' seru Shi Yongxin, kepala biara Shaolin yang sekaligus menjadi pemimpin Lima Perguruan Besar di dunia persilatan."Bagaimana kamu tahu kalau Pendekar Kitab Iblis memiliki Kitab Iblis Neraka ini?" tanya Zhang Sanfeng, pemimpin perguruan Wu Tang."Sepak terjang Pendekar Kitab Iblis kali ini sangat mirip dengan yang dilakukan oleh Pendekar Iblis Neraka rIbuan tahun silam!" jelas Shi Yongxin. "Kitab Iblis Neraka yang sudah terpendam sekian lama berhasil bebas kembali dan mempengaruhi Pendekar Kitab Iblis untuk menghabisi seluruh pendekar!"Lao Zhi, ketua Kun Lun Pay tidak ketinggalan angkat bicara mengenai Kitab Pusaka Penghancur Dunia Persilatan ini, demikian yang beredar di kalangan Kang-Ouw. "Kita harus segera menemukan pelaku pembantaian ini! Bagaimanapun pelaku pembantaian ini tetap
Kota Han Zhiang merupakan kota yang sangat ramai di Negeri Han. Kota yang terletak di Propinsi Huang Ho ini terkenal dengan sungainya yang bersih dan berkelok-kelok. Selain itu Kota Han Zhiang juga terkenal dengan kulinernya yang beraneka ragam. jadi, tidak heran kalau banyak pendekar dunia persilatan yang menyempatkan diri mengunjungi kota ini untuk menikmati makanan khas dari Kota Han Zhiang.Malam ini, Kota Han Zhiang terasa sangat berbeda, Suhu udara yang dingin membuat penduduk kota enggan untuk keluar di malam hari menikmati lezatnya makanan di kedai makanan yang baru buka di malam hari ini. Kota Han Zhiang yang biasanya memiliki suhu udara yang hangat, malam ini terasa dingin sekali. Tidak ada yang tahu penyebab udara begitu dingin malam ini.Namun, dinginnya kota tidak menghalangi kalangan pendekar yang memiliki tenaga dalam untuk menetralisir suhu dingin yang menerpa tubuh mereka. Kedai makanan juga tetap buka seperti biasanya karena rata-rata pemilik kedai makanan di Kota Ha
Kota Han Zhiang yang dingin dengan kabut tipis yang mulai memasuki kota ini tampak sangat sepi. Kedai-kedai makanan langsung tutup begitu Hantu Dunia Persilatan muncul dan membunuh salah satu pendekar yang sedang berada di sana."Bangsat! Akan kubunuh pendekar pengecut itu! Keluar Kau, Pengecut!" tantang Pendekar Pedang Rajawali."Jangan sombong, Xiao Jian ... tidak ada yang bisa lolos dari Pendekar Kitab Iblis ini! Lebih baik kita berpencar agar peluang hidup kita lebih besar! Pendekar Kitab Iblis tidak akan mampu mengejar kita berdua yang berlari ke arah yang berlainan! Bagaimana menurutmu?" tanya Qing Yi."Aku tidak setuju! Aku juga tidak akan lari dari pendekar pengecut seperti dirinya! Hanya mengandalkan Kitab Pusaka Iblis untuk meningkatkan tenaga dalam dan ilmu bela dirinya! Tanpa Kitab Pusaka ini, Hantu Dunia Persilatan hanyalah orang biasa saja! Buat apa takut terhadap pendekar yang tidak layak disebut sebagai pendekar?"Pendekar Pedang Rajawali tetap bersikukuh akan menghabi
"Menyerahlah, Pendekar Kitab Iblis!" seru Shi Yongxin yang mewakili Lima Perguruan Besar untuk menghentikan sepak terjang Shian Kui.Shi Yongxin melancarkan pukulan Tapak 18 Pendekar Lo Han dari Shao Lin dengan penuh kekuatan ke arah Shian Kui untuk mengakhiri hidupnya. Terlihat bayangan Lo Han yang tubuhnya berwarna emas dan berkepala plontos menerjang ke arah Shian Kui."Jurus yang menarik! Tapak 18 Pendekar ini masih kalah dengan Jurus Jari sakti!" kata Shian Kui sambil mengeluarkan sinar tajam putih yang bagaikan pedang tajam menuju ke barisan pendekar Lo Han yang berusaha memukulnya.Terkena sinar dari Jurus Jari Sakti membuat buyar pendekar Lo Han dari Jurus Tapak 18 Pendekar Lo Han.Shi Yongxin agak terkejut dengan serangannya yang gagal mengenai tubuh Pendekar Kitab Iblis. "Kenapa Pendekar Kitab Iblis ini menguasai ilmu Shaolin yang terhebat ini?" batinnya."Kenapa? Kamu penasaran kenapa aku menguasai Jurus Jari Sakti Shaolin?" tanya Shian Kui."Apa kamu ini murid Shaolin?" ba
"Kalian tidak akan bisa mengalahkanku! Aku terlalu hebat, bahkan untuk kalian berlima sekaligus!" ujar Shian Kui dengan sombongnya.Bahkan setelah dibantu oleh Zhang Sanfeng dengan ilmu pedang Wu Tang, Shian Kui masih terlalu tangguh bagi mereka. Shian Kui hanya menghadapi ketiga ketua perguruan besar ini dengan tangan kosong saja, tidak menggunakan Pedang Iblis Neraka yang menjadi senjata andalannya.Tentu saja, sikap Shian Kui ini dianggap telah menghina kelima ketua perguruan besar. Dia hanya meladeni tiga ketua perguruan besar yang memiliki ilmu pedang hebat dan terkenal di seluruh dunia persilatan hanya dengan tangan kosong saja.Hao Daitong menyerang dari sisi kiri Shian Kui, Lao Zhi dari sisi kanan, dan Zhang Sanfeng dari sisi depan. Pukulan Shian Kui yang mengenai bahu Hao Daitong mulai membiru dan menimbulkan sakit yang luar biasa saat ketua Huashan Pay ini menyerangnya sehingga dengan mudah sebuah pukulan dari Pendekar Kitab Iblis ini mengenai permukaan pedang dan mementalka
Hao Daitong yang terkenal pemberani di dunia persilatan sebagai Pendekar Hao dari Huashan Pay, terkejut dan mulai merasa gemetaran saat Pendekar Kitab Iblis mengetahui nama lengkapnya yang jarang terungkap di kalangan Dunia Persilatan. Apalagi ucapan dari Shian Kui mengandung ancaman yang masih belum diketahui olehnya."Aku tahu semuanya, Hao Daitong! Kamu lupa kalau aku adalah Iblis?" ucap Shian Kui yang kian membuat seorang ketua Huashan Pay sampai gemetaran."Aku tidak takut padamu! Kamu hanyalah pendekar sesat yang membantai pendekar dunia persilatan! Tahu apa kau tentang diriku? Kamu harus mati di tanganku!" sahut Hao Daitong berusaha menepis ketakutannya dengan berbalik mengancam Pendekar Kitab Iblis.Shian Kui tersenyum, tapi senyumannya bagaikan senyuman iblis yang menakutkan. "Kau seharusnya takut padaku, Hao Daitong! Jangan sampai anakmu yang baru lahir kehilangan ayahnya! Apa kamu ingin anakmu kehilangan panutan seorang ayah? Apalagi anak pertamamu ada dua ... sungguh sayan
Kaisar Han yang berhasil diselamatkan bersama Ketua Lima Perguruan Besar, seakan melupakan perbuatannya dahulu yang memerintahkan pembunuhan terhadap Shian Kui. Kini, Kaisar Han sangat berterima kasih kepada Shian Long dan semua pendekar yang telah membebaskan Negeri Han dari cengkraman Ang Cit Mo Kui.Ketua dari Lima Perguruan Besar juga memutuskan untuk melupakan masa lalu Shian Long setelah adanya penjelasan dari Wang pao mengenai keterlibatan Ang Cit Mo Kui untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh Pendekar Kitab Iblis.Setelah mengikuti perayaan di istana Kekaisaran Han yang hancur sebelumnya ini, Shian Long dan Guo Xiang memutuskan untuk hidup di Desa Fujian, tempat tinggal Shian Long saat kecil.Wang Pao tetap tinggal di Hutan Racun sambil sesekali mengunjungi Shian Long di Desa Fujian untuk memastikan kalau Pendekar Kitab Iblis ini telah lepas dari pengaruh Kitab Iblis Neraka.Kitab Dewa Surgawi memutuskan ikut bersama Shian Long setelah mengetahui asal usul Shian Long di kehid
Di Hutan Selaksa Racun, persiapan untuk pertarungan terakhir berlangsung dengan intens. Para pendekar dari seluruh pelosok negeri berkumpul, menyusun strategi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ang Cit Mo Kui. Suasana di hutan dipenuhi dengan aura ketegangan dan semangat, di mana setiap pendukung tahu bahwa pertempuran ini adalah yang terpenting.Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan yang berkilauan di bawah sinar bulan, Shian Long berdiri di depan sebuah lingkaran besar yang terdiri dari pendekar-pendekar dan murid-murid perguruan besar. Api unggun yang menyala di tengah memberikan cahaya hangat, namun suasana tetap serius."Kita akan melancarkan serangan malam ini. Tujuan kita adalah menembus pertahanan istana kekaisaran dari beberapa arah sekaligus. Kita harus memecah konsentrasi musuh agar dapat menyusup ke dalam istana."Shian long memulai persiapan terakhir sebelum penyerangan ke istana kekaisaran Han."Apa strategi kita untuk mengatasi penjaga di sekitar istana? M
Shian Long berdiri tertegun di depan altar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, matanya tertuju pada Kitab Dewa Surgawi yang melayang di udara. Kitab itu bersinar dengan cahaya keemasan yang memancar, menyebarkan aura yang memadukan keindahan dan bahaya. Cahaya yang memancar dari kitab ini memiliki kilau yang tajam, seolah-olah setiap sinar adalah pisau yang bisa memotong realitas.Saat Shian Long melangkah lebih dekat, suara yang dalam dan bergema terdengar di seluruh ruangan. Suara itu tampaknya berasal dari Kitab Dewa Surgawi itu sendiri. "Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang dapat memiliki kekuatan ini. Salah satu jawaban akan mengakibatkan kehilangan nyawa."Shian Long merasakan tekanan yang berat, seolah-olah setiap helai rambut di tubuhnya bergetar dengan ketegangan. Ia tahu bahwa setiap pertanyaan dari Kitab Dewa Surgawi akan menentukan nasibnya. Namun, ia juga tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan jika ia ingin menyelamatkan dunia persilatan dari tira
Setelah berhari-hari mengikuti Rajawali Sakti, Shian Long akhirnya tiba di sebuah negeri yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Negeri ini adalah sebuah alam yang memukau, terletak di antara awan yang lembut dan pemandangan yang menakjubkan. Pulau-pulau terapung yang berlapis pepohonan hijau membentang di langit biru, seolah-olah diukir dari kristal dan dedaunan. Air terjun yang gemericik turun dari tebing-tebing tinggi, dan sungai yang jernih berkelok-kelok di antara pulau-pulau, memberikan kehidupan dan keindahan pada negeri awan yang anggun ini.Shian Long terpesona oleh keindahan yang menantinya. Ia merasakan udara yang segar dan menenangkan, seakan-akan setiap napas membawa kedamaian dan energi baru. Namun, ia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan di negeri ini—sesuatu yang misterius dan belum ia ketahui.Rajawali Sakti terbang di depan, menunjukkan arah dengan sayapnya yang megah. Ia mengarahkan Shian Long menuju sebuah pulau yang lebih besar dan t
Rajawali Sakti, makhluk yang hidup di Pegunungan Huashan, adalah sosok legendaris yang dikenal dalam dunia persilatan. Setelah kematian tragis Qian Ling, Rajawali Sakti memilih untuk mengasingkan diri, menghindari keramaian dunia persilatan yang penuh intrik dan konflik. Namun, sedikit yang tahu bahwa Rajawali Sakti bukan sekadar burung legendaris; ia adalah titisan seorang Immortal, makhluk abadi yang memilih untuk tetap berada di dalam tubuh rajawali tersebut daripada terlahir kembali sebagai manusia.Di puncak Pegunungan Huashan, di mana angin dingin berhembus dan langit sering tertutup awan tebal, Rajawali Sakti menghabiskan hari-harinya dalam keheningan. Matanya yang tajam menyaksikan dunia dari ketinggian, menyadari betapa rapuhnya kehidupan manusia. Immortal yang berada dalam tubuhnya, yang telah lama mengamati kehidupan duniawi, merasakan kesedihan mendalam atas tragedi yang menimpa Qian Ling, seorang pendekar yang pernah berhubungan dekat dengannya.Pilihan untuk tetap dalam
Di sebuah pondok kecil yang tersembunyi di Hutan Racun, Shu Zhen terbaring di tempat tidur, perlahan pulih dari luka-lukanya. Wang Pao, dengan keahliannya dalam ilmu pengobatan dan ramuan, telah merawatnya dengan telaten, memberikan ramuan obat peningkat tenaga yang kuat. Setelah tiga hari, Shu Zhen akhirnya membuka matanya, merasakan kekuatan yang kembali mengalir dalam tubuhnya."Bagaimana perasaanmu?" tanya Wang Pao dengan nada lembut, duduk di samping tempat tidur.Shu Zhen menatapnya, masih lemah tapi dengan kilatan tekad di matanya. "Lebih baik. Terima kasih, Master Wang Pao. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan selamat."Wang Pao tersenyum tipis. "Kau adalah harapan terakhir dunia persilatan. Aku tidak bisa membiarkanmu lenyap dari dunia ini."Shu Zhen terdiam sejenak, merenungkan pertarungan yang baru saja ia lalui. "Ang Cit Mo Kui terlalu kuat. Jurus Bangau Putih tidak cukup untuk melawannya, terutama dengan kekuatan dari Kitab Iblis Neraka."Wang Pao mengangguk, matanya p
Di bawah langit yang mendung, Shu Zhen berdiri penuh percaya diri di depan gerbang Kota Luoyang, tempat istana Kaisar Han berada. Kota itu kini menjadi pusat kekuasaan Ang Cit Mo Kui, yang telah mengambil alih kendali tidak hanya atas dunia persilatan tetapi juga kerajaan Han. Dengan tekad yang bulat, Shu Zhen menantang Ang Cit Mo Kui untuk sebuah pertarungan yang akan menentukan nasib mereka semua baik Negeri han maupun untuk Dunia Persilatan.Sementara itu, Guo Xiang berkelana ke pelosok-pelosok negeri, mencari bantuan dari para pendekar yang tersisa. Namun, banyak dari mereka telah ditaklukkan atau dipaksa tunduk oleh Ang Cit Mo Kui dan pengikutnya, termasuk pendekar-pendekar kuat yang dulunya dianggap sebagai pelindung dunia persilatan. Usahanya menemukan sekutu semakin sulit, namun Guo Xiang tetap tidak menyerah, bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan harapan mengumpulkan kekuatan untuk melawan.Di dalam istana, di hadapan banyak mata yang penuh waspada, Shu Zhen dan Ang
Setelah pertarungan hebat yang mengguncang medan pertempuran, Guo Xiang mendekati Shian Kui, yang kini terbaring lemah di tanah. Napasnya terengah-engah, dan wajahnya terlihat penuh penyesalan. Dengan penuh keletihan, Guo Xiang memulai penjelasan yang akan mengubah segalanya.Kitab Iblis Neraka langsung menghilang begitu kekalahan menerpa Shian Kui."Shian Kui," kata Guo Xiang, suaranya penuh dengan ketulusan, "Aku tahu kau mungkin merasa tertekan dan marah. Tapi ada sesuatu yang harus kau ketahui. Musuh utama kita, Ang Cit Mo Kui, sudah merencanakan semuanya sejak lama. Dia memanfaatkan Shu Zhen, menjadikanmu sebagai alatnya untuk mencapai tujuannya."Shian Kui, atau lebih tepatnya Shu Zhen yang kini menguasai tubuh Shian Kui, mendongak dengan tatapan bingung. "Ang Cit Mo Kui? Apa maksudmu?"Guo Xiang mengangguk, menjelaskan lebih lanjut. "Ang Cit Mo Kui adalah sosok yang mengendalikan Hantu Dunia Persilatan, dan rencananya adalah untuk menguasai Lima Perguruan Besar. Dengan memanfaa
PHOENIX IBLIS PENGHANCURPertarungan antara Guo Xiang dan Shian Kui semakin memanas. Pedang mereka bersinar terang, mencerminkan intensitas emosi dan kekuatan mereka. Namun, di tengah denting pedang dan percikan api, ada keraguan di mata Guo Xiang, sebuah konflik batin yang mulai mengemuka."Shian Kui," Guo Xiang berkata, suaranya sedikit bergetar meski tetap kuat, "apakah tidak ada jalan lain selain kekerasan ini? Aku tahu di dalam dirimu ada kebaikan... Shu Zhen pernah menunjukkan itu padaku."Shian Kui tersentak, matanya sejenak mengungkapkan perasaan yang tertahan. "Shu Zhen tidak ada lagi," jawabnya dengan dingin, mencoba menutupi getaran yang muncul dari dalam dirinya. "Yang ada hanya aku, Shian Kui, dan dunia ini harus tunduk pada kekuatanku."Guo Xiang menggeleng, matanya memancarkan kesedihan. "Aku ingat kebaikanmu, Shian Kui... atau saat kamu menjadi Shu Zhen. Kau pernah membantu orang-orang, kau punya hati yang baik. Mengapa kau memilih jalan ini?"Shian Kui tertawa sinis,