Shian Long berdiri tertegun di depan altar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, matanya tertuju pada Kitab Dewa Surgawi yang melayang di udara. Kitab itu bersinar dengan cahaya keemasan yang memancar, menyebarkan aura yang memadukan keindahan dan bahaya. Cahaya yang memancar dari kitab ini memiliki kilau yang tajam, seolah-olah setiap sinar adalah pisau yang bisa memotong realitas.Saat Shian Long melangkah lebih dekat, suara yang dalam dan bergema terdengar di seluruh ruangan. Suara itu tampaknya berasal dari Kitab Dewa Surgawi itu sendiri. "Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang dapat memiliki kekuatan ini. Salah satu jawaban akan mengakibatkan kehilangan nyawa."Shian Long merasakan tekanan yang berat, seolah-olah setiap helai rambut di tubuhnya bergetar dengan ketegangan. Ia tahu bahwa setiap pertanyaan dari Kitab Dewa Surgawi akan menentukan nasibnya. Namun, ia juga tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan jika ia ingin menyelamatkan dunia persilatan dari tira
Di Hutan Selaksa Racun, persiapan untuk pertarungan terakhir berlangsung dengan intens. Para pendekar dari seluruh pelosok negeri berkumpul, menyusun strategi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ang Cit Mo Kui. Suasana di hutan dipenuhi dengan aura ketegangan dan semangat, di mana setiap pendukung tahu bahwa pertempuran ini adalah yang terpenting.Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan yang berkilauan di bawah sinar bulan, Shian Long berdiri di depan sebuah lingkaran besar yang terdiri dari pendekar-pendekar dan murid-murid perguruan besar. Api unggun yang menyala di tengah memberikan cahaya hangat, namun suasana tetap serius."Kita akan melancarkan serangan malam ini. Tujuan kita adalah menembus pertahanan istana kekaisaran dari beberapa arah sekaligus. Kita harus memecah konsentrasi musuh agar dapat menyusup ke dalam istana."Shian long memulai persiapan terakhir sebelum penyerangan ke istana kekaisaran Han."Apa strategi kita untuk mengatasi penjaga di sekitar istana? M
Kaisar Han yang berhasil diselamatkan bersama Ketua Lima Perguruan Besar, seakan melupakan perbuatannya dahulu yang memerintahkan pembunuhan terhadap Shian Kui. Kini, Kaisar Han sangat berterima kasih kepada Shian Long dan semua pendekar yang telah membebaskan Negeri Han dari cengkraman Ang Cit Mo Kui.Ketua dari Lima Perguruan Besar juga memutuskan untuk melupakan masa lalu Shian Long setelah adanya penjelasan dari Wang pao mengenai keterlibatan Ang Cit Mo Kui untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh Pendekar Kitab Iblis.Setelah mengikuti perayaan di istana Kekaisaran Han yang hancur sebelumnya ini, Shian Long dan Guo Xiang memutuskan untuk hidup di Desa Fujian, tempat tinggal Shian Long saat kecil.Wang Pao tetap tinggal di Hutan Racun sambil sesekali mengunjungi Shian Long di Desa Fujian untuk memastikan kalau Pendekar Kitab Iblis ini telah lepas dari pengaruh Kitab Iblis Neraka.Kitab Dewa Surgawi memutuskan ikut bersama Shian Long setelah mengetahui asal usul Shian Long di kehid
BOOOOM!Pegunungan Tay Shan yang biasanya indah dengan pemandangan sejuknya, kali ini tampak porak poranda oleh pertarungan dua pendekar hebat.Keindahan alam yang begitu asri selama ini sirna oleh kehancuran akibat energi dasyat yang dikeluarkan oleh dua petarung handal ini.Ledakan demi ledakan terus terdengar berkumandang kencang di sekitar pegunungan Tay Shan ini. Bebatuan yang hancur beterbangan diiringi kepulan debu tidak membuat pertarungan kedua pendekar hebat ini berhenti. Bahkan kedua pendekar ini seakan hilang diselimuti kepulan debu tebal yang muncul akibat energi besar yang mereka keluarkan saat bertarung.Langit juga berubah gelap dengan awan tebal yang mengeluarkan suara dentuman geledek dan juga mengeluarkan petir yang terus menyambar pegunungan Tay Shan ini dengan kencangnya. Namun kedua pendekar tangguh yang sedang bertarung ini tidak mempedulikan semuanya. Kerusakan alam yang indah ini seakan biasa saja bagi mereka.Pendekar Iblis Neraka yang berambut putih dengan j
"Dasar sampah! Pulang sana!" teriak sekawanan biksu-biksu cilik yang biasa disebut Samanera ini terhadap seorang anak muda berumur 13 tahun yang penampilannya sangat berbeda dengan mereka.Anak muda ini tampak berpakaian lusuh dengan kepalanya yang ditumbuhi rambut yang cukup lebat. Berbeda dengan Samanera yang semua kepalanya sudah plontos dan mengenakan jubah Samanera berwarna biru. Anak muda ini sangat kotor penampilannya dengan rambut acak-acakan, pakaian yang sudah robek dan kotor, wajah dan tangannya penuh kotoran jelaga.Dia tidak terlihat terganggu sama sekali dengan hinaan yang dilontarkan oleh sekelompok Samanera ini. Sepertinya anak muda ini sudah terbiasa dengan hinaan yang dilontarkan oleh mereka.Beberapa Samanera melempari anak lusuh ini dengan kerikil yang banyak terdapat di halaman Biara Shaolin ini.Tuk!Beberapa kerikil yang cukup tajam ini mendarat dengan mulus di kepala anak muda ini, tapi dia tampak tidak peduli, bahkan tidak berusaha melawan perbuatan jahat yang
BUGH!"Rasakan pukulanku, Shian Long!" seru Liu Feng yang menyimpan dendam terhadap pemuda lusuh yang sebelumnya dibela oleh Xin Shia, putri satu-satunya dari Kaisar Han yang berkuasa saat itu. Liu Feng, Samanera Senior yang sebelumnya merasa dipermalukan oleh Xin Shia melampiaskan dendamnya kepada Shian Long.Pukulan yang telak mendarat di wajahnya membuat wajah Shian Long, anak muda lusuh ini menjadi tambah lebam dan mulutnya sedikit mengeluarkan darah akibat terluka dalam.Matanya benar-benar bengkak dan sulit untuk dibuka, tapi Liu Feng tidak peduli. Samanera Senior ini terus menerus memukuli Shian Long tanpa ada rasa puasnya.Tidak heran kalau Shian Long bisa terluka parah hanya dengan pukulan biasa saja dari Liu Feng karena Shian Long tidak memiliki energi tenaga dalam sama sekali. Tubuhnya tidak bisa menghasilkan tenaga dalam seperti layaknya anak-anak seusia dirinya. Bahkan kondisi tubuhnya sangat lemah dan mudah jatuh sakit.Biksu Tang Fei yang membawa anak muda lusuh ini saa
"BERHENTI!!!"Sebuah teriakan yang menggelagar menghentikan pukulan Liu Feng yang hanya berjarak seinci di atas kepala Shian Long. Bahkan Shian Long juga merasakan hawa yang kuat dari desiran angin yang timbul dari telapak tangan Liu Feng."Master Tang Fei!" kata Liu Feng sambil menghaturkan hormat dengan membungkukan tubuhnya."Apa yang kamu lakukan, Liu Feng!" seru Biksu Tang Fei yang berteriak dengan tenaga dalam yang tinggi untuk menghentikan pukulannya sehingga tangannya kaku tidak bisa bergerak tertotok sejenak oleh kekuatan suara dari Biksu Tang Fei."Aku ..." Liu Feng tidak sanggup berkata-kata karena kepergok hendak menghabisi Shian Long."Apa salah Shian Long sehingga kamu merasa perlu untuk menghabisi nyawanya begitu saja? Apa kamu sudah lupa dengan ajaran di Biara Shaolin?" tanya Biksu Tang Fei."Maafkan aku, Master! Shian Long telah mempermalukanku di hadapan Putri Mahkota! Aku hanya sedikit memberi pelajaran pada dirinya!" elak Liu Feng."Begini yang kamu namakan sedikit
Shian Long benar-benar dihadapkan dengan situasi sulit, yang apapun pilihannya akan membuat hidupnya sengsara."Bagaimana, Gembel? Mau coba kabur atau menerima tiga pukulanku?" tanya Liu Feng lagi 'Tentu saja Shian Long sangat tidak berdaya untuk menjawab pertanyaan dari Liu Feng."Aku tidak tahu! Lebih baik bawa aku saja menemui Kepala Biara untuk menerima hukuman!" ujarnya pasrah.Namun, keberuntungan masih berpihak kepada Shian Long. Tiba-tiba terdengar langkah kaki seseorang mendekati mereka."Ada apa ini? Kenapa malam-malam begini kalian masih berkeliaran?"Suara teguran dari kepala Biara Shaolin membuat semua samanera terdiam termasuk Liu Feng. Dia tidak menyangka kalau kepala biara masih terjaga di tengah malam."Kami memergoki Shian Long yang hendak kabur dari Biara Shaolin, Master!' elak Liu Feng memberikan alasan, yang diiringi anggukan kepala semua Samanera."Aku yang mengutus Shian Long untuk mencari tanaman jamur seribu tahun yang hanya tumbuh di tengah malam, suheng!" T