Orang bersenjata trisula kembar di pinggang kanan-kirinya itu punya wajah cantik jelita. Bertahi lalat kecil di atas bibir kirinya, bangir hidungnya, memiliki bola mata indah, lentik pula bulu matanya. Rambutnya yang panjang, hitam bersih, dan lembut tergerai selewat punggung, dikat dengan kain warna biru muda. Di atas telinga kirinya tersemat sekuntum bunga kamboja warna putih kekuning-kuningan. Menambah manis paras wajahnya. Jalannya melenggok saat ia mendekati Badai Kelabu yang terkapar di jalanan. Tapi kejap berikut orang itu tersentak kaget dan terlonjak ke belakang ketika Badai Kelabu tiba-tiba membentak.
"Hiaaat...!" sambil kakinya menyambar ke samping, dan tubuh pun berputar, tangan menyentak di tanah, badan terangkat dan kini ia berdiri tegap di depan orang berjubah merah jambu itu.
"Babi, monyet, kodok, kuda, kambing...!" orang berjubah merah jambu itu memaki dengan menyebutkan banyak binatang karena rasa kagetnya tadi. Tangannya melambai-lambai gemulai setia
Tiba-tiba keduanya sama-sama sentakkan kaki dan melayang di udara. Tanjung Bagus melebarkan kedua tangannya dengan telapak terbuka ke depan, Badai Kelabu meletakkan telapak tangannya yang kanan ke bawah ketiak dengan jari mengarah ke bawah, sedangkan tangan kirinya maju ke depan siap menangkis pukulan lawan.Tubuh mereka saling berbenturan di udara. Tangan kiri Badai Kelabu mengibaskan pukulan tangan kanan Tanjung Bagus, tapi tangan kiri Tanjung Bagus berhasil menghantam dada kanan Badai Kelabu, dan tangan kanan Badai Kelabu masuk ke tengah dada Tanjung Bagus.Buhgg...! Behgg...!Tubuh mereka saling dorong, sama-sama terpental ke belakang. Lalu keduanya sama-sama mendaratkan kaki di tanah dengan kaki merendah, dan badan sama-sama sedikit melengkung ke depan.Badai Kelabu tampak memucat, demikian pula Tanjung Bagus. Keduanya sama-sama tak bicara dalam tiga helaan napas. Tapi mata mereka saling beradu pandang tanpa berkedip. Kejap berikut terlihat ada darah
NlNI PASUNG JAGAT segera turun dari tempat yang tinggi itu. Gerakan turunnya bersalto satu kali. Jubahnya berkelebat bagaikan hembusan angin gelap. Ketika ia mendaratkan kakinya di tanah, jubahnya masih bergerak melambai turun bagaikan sayap seekor garuda. la berdiri dengan tegak, sambil tetap berpegang pada tongkat melengkung setinggi telinganya.Badai Kelabu pasang kuda-kuda dengan penuh waspada. Tangan kanannya sudah terangkat di atas kepala, telapak tangannya terbuka menghadap ke depan, tangan kirinya sedikit terlipat di depan dada, sebagai persiapan menangkis serangan mendadak dari depan."Hi hi hi hi...," Nini Pasung Jagat tertawakan gaya siaga dari lawannya. "Untuk apa kamu bersiap menggunakan kuda-kuda seperti itu, Badai Kelabu? Apakah kamu pikir kamu bisa mengalahkan diriku? Apakah kamu pikir kamu bisa mematahkan seranganku?""Majulah kalau kau ingin mencoba ilmuku, Nini Pasung Jagat!""Hi hi hi hi...! Gurumu saja tunduk di depanku, apalagi kamu
Blarrr...! Blarrr...!Tiba-tiba dua gulungan asap itu pecah dan menimbulkan ledakan yang mengguncang bumi. Pohon-pohon bergetar, daunnya berguguran. Tubuh Badai Kelabu pun terhempas bagai dilemparkan oleh tangan raksasa. Hampir saja ia membentur gugusan batu jika tidak segera berkelit lalu berguling di rerumputan.Di atas tanah tinggi, Tanjung Bagus tersentak. Duduknya sampai terlonjak ke atas dan ia memekik latah. "Kambing, kucing, kodok, jangkrik, babi ngepet...! Suara apa itu tadi, ya...!"Ia menjadi tegang dan ketakutan. Buru-buru ia menelungkupkan diri dengan kepala sedikit tersumbul mencari tahu penyebab suara ledakan yang menggelegar itu. Sedangkan Nini Pasung Jagat terkesiap beberapa saat lamanya, ia terbungkam mulutnya dan berhenti bergerak bagaikan patung. Tapi matanya memandang kepulan asap yang membubung tinggi akibat dua ledakan jurus 'Rembulan Berdarah'nya itu.Dalam hatinya ia membatin, "Keparat mana yang bisa meledakkan jurus 'Rembulan Ber
Di masa perang dunia ke-2, Kekaisaran Matahari adalah adalah sebuah kekaisaran yang memiliki kekuasaan yang sangat besar dan disegani. Kekuasaannya hampir melingkupi seluruh Asia. Termasuk Jawa Dwipa.DI SUATU MALAM.“Aku pemenangnya.. Malagha akan menjadi istriku!” kata Kazikage dengan lantang hingga membahana ditempat itu. Wajah-wajah ditempat itu tampak berubah pucat, bahkan wajah Malagha lebih pucat lagi. Kazikage seakan tak memperdulikan hal itu, lalu berbalik kearah sebaliknya dan menatap semua orang yang ada ditempat itu.“Atau masih ada yang ingin melawanku, silahkan maju!” bentak Kazikage dengan keras kearah semua orang yang ada ditempat itu, tapi tak ada seorangpun yang terlihat mau menanggapi tantangan Kazikage. Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari tersebut.“Selain Pangeran Anggoro Wardana, kalian semua tak pantas untuk mendapatkan hormatku. Kalian semua adalah pesakitan dari Asia!” kata Kazikage dengan penuh kesombongan.Mendengar kata-kata pesakitan dari Asia yang dilontark
Dengan gerakan cepat, Kazikage kali ini berusaha menangkap ujung Suling mustika itu, tapi lagi-lagi ia kecela, Suling mustika itu kembali di tarik oleh Baraka dengan cepat dan seketika itu pula Suling mustika itu kembali berada tepat di depan kedua mata Kazikage. Begitu seterusnya yang terjadi, berkali-kali Kazikage berusaha menepis atau menangkap Suling mustika didepan matanya itu, tapi selalu tidak terhasil.Hal ini benar-benar sangat mengejutkan, Kazikage yang sangat membanggakan kecepatannya dibuat tidak berdaya didepan seorang pemuda yang masih sangat belia. Beberapa orang tak tahan untuk menahan senyum mereka melihat Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari telah berhasil dipermainkan didepan banyak orang.Kazikage bukannya tidak menyadari akan rasa malunya saat ini. Maka tak ingin terjebak lebih lama. Kazikage melesat kearah sebelah kanan untuk melancarkan serangannya, tapi lagi-lagi langkah Kazikage terhenti saat Suling mustika lawannya kembali berada tepat didepan kedua matanya. Rup
Semakin Baraka menggerakkan tangannya, semakin cepat pergerakan Gelang Brahmananda-nya. Kazikage yang awalnya masih sanggup menangkisnya, lama kelamaan semakin kewalahan. Apa yang dipetunjukkan Baraka, benar-benar mengejutkan semua orang.“Ini sihir...” ucap beberapa orang melihat apa yang dilakukan Baraka. Semua terdengar menggunjing.BUGH!Semua kehirukan itu terhenti saat mereka melihat, tubuh Kazikage terkena gebukan Gelang Brahmananda lawannya.BUGH! BUGH! BUGH!Berikutnya, tubuh Kazikage benar-benar menjadi sasaran empuk serangan Gelang Brahmananda Baraka, begitu kerasnya sampai-sampai ketiga pedang katana yang ada di Kazikage terlepas jatuh ke tanah.BUGH! BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!Selanjutnya tubuh Kazikage benar-benar menjadi bulan-bulanan Baraka, hingga akhirnya tubuh Kazikage tak sanggup lagi bertahan dan tersungkur jatuh ditempatnya.Wungngng! Wungngng..! Wungngng...!Begitu Baraka menghentakkan kedua tangannya, ke-10 ‘Gelang Brahmananda’ kembali kearahnya dan masuk kembali k
“Bagaimana bisa?”“Apa yang sebenarnya terjadi?”“Ini gila! Apa yang terjadi?!”Beragam komentar bermunculan diantara penonton yang masih terperangkap dalam rasa kagetnya.Sementara itu, Baraka dengan tenang terus berjalan kearah Kazikage, seakan-akan tidak terjadi apa-apa dalam beberapa waktu yang lalu.“Kau bilang. Kecepatan adalah seni tertinggi dalam ilmu beladiri. Huh! Pengetahuanmu terlalu dangkal. Di atas langit masih ada langit, diatas kecepatan masih ada yang lebih tinggi, yaitu insting dalam pertarungan” jelas Baraka hingga membuat wajah Kazikage berubah.“Insting dalam pertarungan...” Kazikage sampai harus mengulangi apa yang baru saja Baraka ucapkan.“Lebih baik kau menyerah, kau tidak akan menang” ucap Baraka dengan sinis.Kazikage menggeram penuh kemarahan, harga dirinya benar-benar telah dipermalukan oleh seorang pemuda yang menurutnya tadi, sangat mudah untuk dikalahkan. Kazikage bangkit kembali berdiri dengan wajah beringasnya.“Sudah kubilang, hari ini. Kalau tidak ka
Tn. Kinshiki sendiri bukanlah orang sembarangan, di Kekaisaran Matahari, Tn. Kinshiki memiliki kedudukan yang cukup penting. Yaitu sebagai penasehat Kekaisaran Matahari. Kedudukan ini tentu saja bukannya sekedar didapatnya dari kemampuannya berdiplomasi, tapi juga karena kemampuan beladirinya yang sudah dianggap sangat tinggi. Bahkan hampir setingkat dengan Raja Perang.Dalam seni beladiri di Kekaisaran Matahari, ada beberapa tingkatan dalam tingkatan seni beladiri, yaitu : Raja Senjata, Raja Perang dan yang paling tinggi, tingkatannya disebut sebagai Dewa Perang. Jadi dengan status Raja Perang, kemampuan beladiri Tn. Kinshiki dianggap cukup mumpuni.“Jangan memaksakan keberuntunganmu, anak muda. Ada pepatah dari negeri ini, mulutmu adalah harimaumu. Kesombonganmu akan menjadi senjata makan tuan untukmu” ucap Tn. Kinshiki dengan dingin.“Ha ha ha...! Kau ini tidak punya otak, atau memang mati otak. Sudahlah tinggal menumpang di negeri kami, malah memakai pepatah negeri kami. Apa negeri