"Hiaaaat...!" tiba-tiba terdengar pekikan keras melayang melewati kepala Nini Pasung Jagat. Rupanya Tanjung Bagus tak sabar melihat lagak Melati Sewu yang beberapa waktu lalu hampir merenggut nyawanya dalam satu pertarungan di tepi pantai. Tanjung Bagus telah mencabut dua trisulanya. Satu dimainkan dalam keadaan berputar, satu lagi cepat ditusukkan ke dada Melati Sewu. Tapi dengan cekatan Melati Sewu miringkan badan sehingga tusukan itu mengenai tempat kosong. Seketika itu juga tangan Melati Sewu menghantam dalam gerakan menyamping.
Buhggg...!
Cukup kuat pukulan menyamping dari Melati Sewu. Kena telak di bawah pundak kiri Tanjung Bagus. Pukulan itu membuat Tanjung Bagus memekik tertahan dengan langkah tersentak mundur dua tindak. Tapi ia cepat tegakkan kepala dan kedua trisulanya diadukan di atas kepala.
Trangng...!
Perpaduan dua trisula itu menimbulkan loncatan api biru yang segera menyambar Melati Sewu.
"Hiaaat...!"
Melati Sewu mencabut pe
Mereka segera lupakan hal itu, karena Tanjung Bagus punya kebiasaan latah. Tapi seringainya menandakan seringai kesakitan yang sungguh-sungguh. Aneh juga, jika gerakan itu hanya karena latah, tak perlu Tanjung Bagus menyeringai kesakitan, juga tak perlu mulutnya mengeluarkan darah kental. Pendekar Kera Sakti tetap tersenyum kalem memandangi Nini Pasung Jagat.Yang dipandangi heran juga dalam hatinya. Pendekar Kera Sakti segera berkata, "Mengapa tak kau gunakan pukulan 'Rembulan Berdarah'! Mungkin pukulan 'Rembulan Berdarah' bisa membuatku bergeser dua tindak!""Manusia sombong! Untuk membuatmu bergeser dua tindak, tak perlu menggunakan jurus 'Rembulan Berdarah'. Cukup dengan menggunakan pukulan 'Iblis Menjilat Karang', kau akan terlempar mundur lima tombak lebih jauhnya!"Pendekar Kera Sakti tertawa pendek. "Pukulan macam apa itu? 'Iblis Menjilat Karang', jelas itu pukulan iblis kurang kerjaan!"Merasa diremehkan, Nini Pasung Jagat segera sentakkan tangan
"Hmm...! Enak sekali. Buah ini rasanya seperti jambu sukun! Manis dan segar!" kata Pendekar Kera Sakti sambil mengunyah buah Malagasi.Dalam kecemasan yang mendebarkan jantung, Badai Kelabu mendapat bisikan dari Melati Sewu, "Hitunglah sampai dua puluh kali. Belum mencapai hitungan kelima belas, dia akan jatuh ke tanah dan mati terkapar seperti perampok yang dulu itu!"Karena Badai Kelabu dicekam kecemasan yang membingungkan, maka Melati Sewu sendiri yang menghitung dengan suara pelan, "Satu, dua, tiga, empat...."Badai Kelabu bergegas mendekati Pendekar Kera Sakti dan berkata, "Pendekar Kera Sakti, kumohon buang buah itu! Jangan teruskan makan buah itu, Pendekar Kera Sakti! Aku sudah cukup lama tinggal di pulau ini, aku tahu mana buah yang bisa dimakan dan yang tidak! Percayalah padaku, Pendekar Kera Sakti! Badanmu akan menjadi biru dan kamu akan mati!""Nyatanya sudah lebih dari lima gigitan, badanku tidak biru!"Mata perempuan itu memandang deng
Pada waktu itu, Badai Kelabu datang sehabis memeriksa sekeliling dan mengatakan, "Tak ada manusia di sekeliling sini!""Lupakan manusia itu! Bantu aku memegang temanmu ini”Badai Kelabu segera menyandarkan Melati Sewu di tubuhnya, sementara Baraka sudah berada di belakangnya.Baraka menempelkan telapak tangannya ke dada yang membekas tangan dengan lima jari. Sedikit berada dibawah gundukan bukit kembar indah milik Melati Sewu yang begitu menggugah selera bagi yang melihatnya.Dari telapak tangan Baraka, keluar aura kemerahan yang merupakan wujud dari 'Tenaga Matahari Merah' miliknya. Dengan 'Tenaga Matahari Merah' miliknya, Baraka berusaha mendorong keluar racun yang mengendap di tubuh Melati Sewu. Beberapa helaan nafas, terlihat dari dada yang membekas tangan dengan lima jari, mengeluarkan uap berwarna kemerahan. Setelah cukup lama Baraka mengeluarkan racun itu dari tubuh Melati Sewu. Selanjutnya dengan mengeraskan dua jari tangan kanannya, Barata
Di masa perang dunia ke-2, Kekaisaran Matahari adalah adalah sebuah kekaisaran yang memiliki kekuasaan yang sangat besar dan disegani. Kekuasaannya hampir melingkupi seluruh Asia. Termasuk Jawa Dwipa.DI SUATU MALAM.“Aku pemenangnya.. Malagha akan menjadi istriku!” kata Kazikage dengan lantang hingga membahana ditempat itu. Wajah-wajah ditempat itu tampak berubah pucat, bahkan wajah Malagha lebih pucat lagi. Kazikage seakan tak memperdulikan hal itu, lalu berbalik kearah sebaliknya dan menatap semua orang yang ada ditempat itu.“Atau masih ada yang ingin melawanku, silahkan maju!” bentak Kazikage dengan keras kearah semua orang yang ada ditempat itu, tapi tak ada seorangpun yang terlihat mau menanggapi tantangan Kazikage. Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari tersebut.“Selain Pangeran Anggoro Wardana, kalian semua tak pantas untuk mendapatkan hormatku. Kalian semua adalah pesakitan dari Asia!” kata Kazikage dengan penuh kesombongan.Mendengar kata-kata pesakitan dari Asia yang dilontark
Dengan gerakan cepat, Kazikage kali ini berusaha menangkap ujung Suling mustika itu, tapi lagi-lagi ia kecela, Suling mustika itu kembali di tarik oleh Baraka dengan cepat dan seketika itu pula Suling mustika itu kembali berada tepat di depan kedua mata Kazikage. Begitu seterusnya yang terjadi, berkali-kali Kazikage berusaha menepis atau menangkap Suling mustika didepan matanya itu, tapi selalu tidak terhasil.Hal ini benar-benar sangat mengejutkan, Kazikage yang sangat membanggakan kecepatannya dibuat tidak berdaya didepan seorang pemuda yang masih sangat belia. Beberapa orang tak tahan untuk menahan senyum mereka melihat Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari telah berhasil dipermainkan didepan banyak orang.Kazikage bukannya tidak menyadari akan rasa malunya saat ini. Maka tak ingin terjebak lebih lama. Kazikage melesat kearah sebelah kanan untuk melancarkan serangannya, tapi lagi-lagi langkah Kazikage terhenti saat Suling mustika lawannya kembali berada tepat didepan kedua matanya. Rup
Semakin Baraka menggerakkan tangannya, semakin cepat pergerakan Gelang Brahmananda-nya. Kazikage yang awalnya masih sanggup menangkisnya, lama kelamaan semakin kewalahan. Apa yang dipetunjukkan Baraka, benar-benar mengejutkan semua orang.“Ini sihir...” ucap beberapa orang melihat apa yang dilakukan Baraka. Semua terdengar menggunjing.BUGH!Semua kehirukan itu terhenti saat mereka melihat, tubuh Kazikage terkena gebukan Gelang Brahmananda lawannya.BUGH! BUGH! BUGH!Berikutnya, tubuh Kazikage benar-benar menjadi sasaran empuk serangan Gelang Brahmananda Baraka, begitu kerasnya sampai-sampai ketiga pedang katana yang ada di Kazikage terlepas jatuh ke tanah.BUGH! BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!Selanjutnya tubuh Kazikage benar-benar menjadi bulan-bulanan Baraka, hingga akhirnya tubuh Kazikage tak sanggup lagi bertahan dan tersungkur jatuh ditempatnya.Wungngng! Wungngng..! Wungngng...!Begitu Baraka menghentakkan kedua tangannya, ke-10 ‘Gelang Brahmananda’ kembali kearahnya dan masuk kembali k
“Bagaimana bisa?”“Apa yang sebenarnya terjadi?”“Ini gila! Apa yang terjadi?!”Beragam komentar bermunculan diantara penonton yang masih terperangkap dalam rasa kagetnya.Sementara itu, Baraka dengan tenang terus berjalan kearah Kazikage, seakan-akan tidak terjadi apa-apa dalam beberapa waktu yang lalu.“Kau bilang. Kecepatan adalah seni tertinggi dalam ilmu beladiri. Huh! Pengetahuanmu terlalu dangkal. Di atas langit masih ada langit, diatas kecepatan masih ada yang lebih tinggi, yaitu insting dalam pertarungan” jelas Baraka hingga membuat wajah Kazikage berubah.“Insting dalam pertarungan...” Kazikage sampai harus mengulangi apa yang baru saja Baraka ucapkan.“Lebih baik kau menyerah, kau tidak akan menang” ucap Baraka dengan sinis.Kazikage menggeram penuh kemarahan, harga dirinya benar-benar telah dipermalukan oleh seorang pemuda yang menurutnya tadi, sangat mudah untuk dikalahkan. Kazikage bangkit kembali berdiri dengan wajah beringasnya.“Sudah kubilang, hari ini. Kalau tidak ka
Tn. Kinshiki sendiri bukanlah orang sembarangan, di Kekaisaran Matahari, Tn. Kinshiki memiliki kedudukan yang cukup penting. Yaitu sebagai penasehat Kekaisaran Matahari. Kedudukan ini tentu saja bukannya sekedar didapatnya dari kemampuannya berdiplomasi, tapi juga karena kemampuan beladirinya yang sudah dianggap sangat tinggi. Bahkan hampir setingkat dengan Raja Perang.Dalam seni beladiri di Kekaisaran Matahari, ada beberapa tingkatan dalam tingkatan seni beladiri, yaitu : Raja Senjata, Raja Perang dan yang paling tinggi, tingkatannya disebut sebagai Dewa Perang. Jadi dengan status Raja Perang, kemampuan beladiri Tn. Kinshiki dianggap cukup mumpuni.“Jangan memaksakan keberuntunganmu, anak muda. Ada pepatah dari negeri ini, mulutmu adalah harimaumu. Kesombonganmu akan menjadi senjata makan tuan untukmu” ucap Tn. Kinshiki dengan dingin.“Ha ha ha...! Kau ini tidak punya otak, atau memang mati otak. Sudahlah tinggal menumpang di negeri kami, malah memakai pepatah negeri kami. Apa negeri