Share

489. Part 5

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-24 01:01:19

Peri Malam mencibir, memuakkan Selendang Maut. Lanjutnya lagi.

"Ingat, kita pernah mempertaruhkan nyawa demi seorang pria. Tapi apa nyatanya? Pria itu hanya mempunyai kebusukan. Dan setiap pria memang tak lebih dari seonggok daging busuk yang patut dilenyapkan!"

Selendang Maut hanya membatin. "Dendamnya kepada lelaki masih membekas di hati, sehingga wajar dia berkata begitu. Tapi apakah benar pengorbananku ini akan sia-sia di mata Baraka? Apakah benar Baraka tidak akan tahu balas budi padaku, walau aku siap mati untuk merebutkan pusaka yang menjadi hak miliknya itu?"

Renungan itu segera dibuang jauh, karena kejap berikutnya Selendang Maut telah melihat Peri Malam berkelebat dan hinggap di atas gugusan batu yang lebih tinggi dari batu-batu yang ada di situ. Perempuan berpakaian kuning kunyit itu serukan kata. "Pertimbangkan langkahmu, Selendang Maut. Sudah benarkah kau siap korbankan nyawa untuk lelaki yang belum tentu membalas cintamu?! Sudah benarkah kamu siap

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   490. Part 6

    Baraka nekat melangkah masuk ke pintu gerbang itu. Namun tiba-tiba kedua tombak penjaga beradu menyilang di depan langkah Baraka. Kaki pemuda tampan itu diam. Mata memandang ke kiri dan ke kanan. Kedua penjaga itu bertampang angkuh, berlagak acuh tak acuh dengan ketampanan pria asing. Baraka tahu kepurapuraan itu. Baraka tertawa tanpa suara. Kedua penjaga itu pun tetap acuh tak acuh."Bolehkah aku masuk?" Sapa Baraka bersikap ramah."Tidak!" Tanpa disengaja kedua penjaga itu menjawab serentak."Mengapa aku tak boleh masuk? Aku punya niat baik!"Penjaga berambut panjang berkata ketus. "Sebutkan niatmu!""Aku ingin bertemu Selendang Maut."Sejurus kedua perempuan itu saling pandang, lalu kembali bersikap angkuh dan berlagak tegas. Yang berambut pendek bertanya."Ada hubungan apa kau dengan Selendang Maut?""Teman," Jawab Baraka dengan tegas tapi suaranya menawan."Teman baik atau teman jahat?" Tanya yang berambut pendek la

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Pendekar Kera Sakti   491. Part 7

    "Selendang Maut tidak ada. Dia belum pulang," Kata Dewi Murka."Kalau begitu, aku mau bicara dengan gurumu!""Tidak perlu. Cukup kau bicara padaku!"Dewi Murka semakin memperbesar ketegasannya untuk menutupi hatinya yang berbunga-bunga saat itu."Tak bisa aku bicara denganmu. Aku perlu bicara dengan ketua perguruan ini!""Nyai Guru sedang sakit! Semua urusan diserahkan padaku!"Tetapi, tiba-tiba dari arah belakang Dewi Murka terdengar suara yang lebih bernada tegas dan berwibawa."Biarkan dia menemuiku, Dewi!"Malu hati Dewi Murka melihat gurunya sudah ada di belakangnya. Nyai Guru Betari Ayu kelihatan tenang berkharisma tinggi.Dewi Murka menyisih, membuat pandangan mata Baraka ke arah Betari Ayu menjadi lebih jelas dan lebih langsung lagi. Dalam hati Baraka membatin. "O, ini guru mereka? Cantik juga. Tapi tidak sebegitu menarik dengan kecantikan Hyun Jelita, idaman hatiku itu!"Betari Ayu memerintahkan kepada De

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Pendekar Kera Sakti   492. Part 8

    "Tapi apa artinya kau memberikan setangkai mawar ungu itu padaku?"Betari Ayu alihkan pandang. Tangannya merapikan letak ranting mawar yang kurang rapi sambil menjawab. "Sebagai jawaban dari pertanyaanmu tadi, Baraka. Kalau aku menyerahkan setangkai bunga pada seorang pria, itu berarti aku berkata bahwa aku belum punya kekasih di tempat lain, maupun di sini. Dan kalau bunga itu berwarna ungu, itu pertanda pernyataanku sangat jarang kuberikan kepada seorang pria. Karena, auh...!"Betari Ayu sentakkan tangan. Jari telunjuknya tertusuk duri mawar. Jari itu berdarah dan Betari Ayu gigitkan bibir menahan sakitnya."Ah, kau kurang hati-hati, Nyai...," Kata Baraka seraya raih tangan itu dan menyedot darah yang keluar dari luka di jari telunjuk Betari Ayu. Perbuatan itu dilakukan Baraka tanpa ragu-ragu.Dan Betari Ayu tak bisa menolak, karena ketika jari itu masuk ke mulut Baraka untuk disedot darahnya, yang timbul hanya rasa nikmat di sekujur tubuh Betari Ayu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Pendekar Kera Sakti   493. Part 9

    "Datuk Marah Gadai!" Geram Cadaspati dengan mata dinginnya."Untuk membuktikan kebenaran kata-kataku, aku siap bertarung denganmu sampai habis nyawaku!""Bagus!" Kata Datuk Marah Gadai sambil tersenyum sinis."Jangan sangka aku takut melihat cambuk sapimu itu! Buktikan dengan nyawamu bahwa kau memang tidak memiliki pusaka itu, biar puas hatiku.""Bersiaplah menerima kematianmu sendiri, Datuk Busuk!" Geram murid Malaikat Tanpa Nyawa.Dengan gerakan amat cepat, tangan kiri yang memegangi cambuk itu melecut ke depan, ke arah tubuh Datuk Marah Gadai. Satu kali lecutan, tiga cambuk mengeluarkan nyala api yang berbeda-beda. Nyala api itu memercik dan menimbulkan suara menggelegar bagai hendak meruntuhkan langit.Blaarrr...! Glegeerrr...!Tepian sungai berguncang bagai dilanda gempa sekejap. Bebatuan retak dalam jarak sepuluh langkah dari tempat lecutan cambuk. Tubuh Datuk Marah Gadai pun terpental ke samping membentur batu. Lengan kirinya k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Pendekar Kera Sakti   494. Part 10

    Datuk Marah Gadai melirik ke satu arah. Ada sesuatu yang ia curigai di balik tiga batang pohon pisang di bagian atas tanggul sungai, ia yakin di sana ada orang. Maka, ia sentakkan tangannya ke sana, ia kirimkan pukulan jarak jauhnya yang membuat tiga batang pisang itu jebol dan tumbang berentakan dalam sekejap.Dari balik tiga batang pisang yang tumbang itu muncul sesosok tubuh yang melesat dengan lincahnya menghindari pukulan tadi. Tubuh itu mendaratkan kakinya tak jauh dari Datuk Marah Gadai, berjarak antara tujuh langkah, ia berpakaian kuning kunyit dan berparas cantik menarik. Siapa lagi kalau bukan paras cantik milik Peri Malam."Rupanya kau yang mau membokongku dari belakang, Peri Malam!" Tuduh Datuk Marah Gadai yang sudah mengenal perempuan itu."Jaga mulutmu, Datuk!" Sentak Peri Malam."Tak ada watak dalam diri Peri Malam untuk membokong seseorang dari belakang!""Jadi kau minta dari depan?" Sambil senyum nakal Datuk Marah Gadai terlihat je

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Pendekar Kera Sakti   495. Part 11

    Tongkat dikibaskan menghantam kepala Peri Malam. Tapi dengan cepat perempuan itu tundukkan kepala. Tongkat menebas udara bebas. Peri Malam segera hantamkan tangannya ke wajah Peramal Pikun.Taapp...!Pukulan menggenggam yang dialiri tenaga dalam oleh Peri Malam itu ditahan dengan telapak tangan Peramal Pikun. Telapak tangan itu akan patah jika tanpa dialiri tenaga dalam yang cukup tinggi.Satu tangan Peramal Pikun yang memegang tongkat siap menyodokkan tongkatnya ke perut Peri Malam. Tapi tiba-tiba sekelebat bayangan keemasan menerabas di pertengahan kedua tangan yang saling beradu kekuatan tenaga dalam itu.Prasss...!Kedua orang tersebut terjengkang ke belakang bagai sama-sama habis diseruduk kerbau liar. Mereka sama-sama bergegas bangkit dan siap saling adu tenaga dalam lagi. Tapi sebuah suara berseru dari sisi samping mereka."Tahan!"Keduanya saling palingkan wajah memandang pemuda yang mengenakan rompi kulit ular emas itu. Peri

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Pendekar Kera Sakti   496. Part 12

    GEMURUH ombak di Pantai Karang Saru terdengar bagai nyanyian pagi. Dinamakan Pantai Karang Saru, karena di sana ada tebing karang yang memiliki gua dengan lubang mulut yang memanjang ke atas. Di samping lubang mulut gua itu ditumbuhi lumut-lumut hijau kehitaman. Lumut itu tumbuh hanya di tepian mulut gua, sedang di tempat lain tidak terdapat lumut sedikit pun. Itulah sebabnya pantai itu dikenal dengan nama Pantai Karang Saru, alias karang kotor. Di salah satu celah karang-karang tak jauh dari mulut gua itu, sebuah perahu telah disembunyikan beberapa waktu lamanya, dan ditutup dengan belarak pelepah daun kelapa. Menilik keadaan perahu yang disembunyikan sebegitu rupa, pastilah seseorang telah menyiapkan perahu itu untuk suatu keperluan penting. Sebelum matahari sempat meninggi, belarak daun kelapa itu disingkirkan oleh sepasang tangan berjari lentik dan berkulit sawo matang. Tangan itu milik seorang perempuan berambut lurus yang dililit rantai emas dengan batu merah delima dibagian k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Pendekar Kera Sakti   497. Part 13

    Praak...!Airnya muncrat ke mana-mana, serabut dan tempurungnya pun terpental tak tentu arah. Cepat-cepat Peri Malam palingkan wajah dengan mata nanar.Pandangannya menyapu sekeliling sambil ia membatin. "Rupanya ada orang usil ingin menggangguku. Hmm... tahu aku sekarang. Gerakan perahuku yang mundur ke pantai pasti bukan karena gerakan ombak, tapi karena ada yang sengaja menariknya dengan kekuatan tenaga dalam yang cukup tinggi. Bedebah! Siapa orang yang berani betul mempermainkanku?"Peri Malam kembali hantam pohon kelapa untuk memancing persembunyian orang yang memecahkan kelapa saat buah itu melayang turun. Tapi kali ini buah kelapa segar itu tidak pecah di udara. Buah kelapa segar itu tetap meluncur ke bawah dan jatuh ke tanah berpasir.Bluukkk...!Peri Malam kerutkan dahinya. Aneh melihat kelapa tak lagi pecah di udara. Segera ia dekati kelapa itu. Saat Peri Malam mau ambil kelapa itu, tiba-tiba benda tersebut bergerak menggelinding dengan c

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status