Share

456. Part 5

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-14 01:02:10

"Nah, kenapa masih tanya juga!" ketus sang Ratu, dan Rembulan Pantai diam menunduk, tapi hatinya membatin, "Memang kita nggak punya kuda betina, habis elu takut bersaing sih!"

Rembulan Pantai segera perintahkan salah seorang prajurit untuk siapkan kuda tunggangannya sang Ratu. Langkah sang Ratu pun segera diikuti, karena memang begitulah tugas Rembulan Pantai; selalu siap mendampingi sang Ratu ke mana pun perginya, kecuali ke kamar pribadi dan ke kamar mandi.

Tapi langkah mereka tertahan oleh sapaan lelaki yang datang dari kejauhan.

"Wulandita...!”

Lelaki itu berlari cepat bagaikan daun dihembus angin. Tahu-tahu sudah ada di depan pintu gerbang dalam jarak sekitar iima tombak dari sang Ratu.

"Lagi-lagi kau yang datang, Panji Gosip!" ujar sang Ratu dengan nada muak. "Apakah kau sudah berhasil menangkap Baraka?"

"Belum, tapi..."

"Pulanglah!" sahut sang Ratu. "Sudah kukatakan, kau boleh datang menemuiku kalau kau sudah membawa buro

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   457. Part 6

    "Aku harus ganti pakaian perang. Sasaran utamaku adalah ke kaki Bukit Kayangan. Karena kudengar Baraka itu berasal dari puncak Bukit Kayangan. Dan.. o, ya.. sebaiknya aku pakai pakaian yang belahan dadanya agak lebar, ah! Siapa tahu pemuda itu benar-benar tampan dan menawan seperti omongan orang-orang dan pengaduan si Janda Keramat beberapa waktu yang lalu. Ah, tapi... dia tertarik dengan tubuhku nggak, ya? Kalau dilihat di kaca seperti saat ini sih, tubuhku sangat indah tanpa selembar kain begini."Di dalam almari Baraka panas dingin. Ia ingin mengintip tapi nggak ada lubang yang bisa dipakai ngintip. Padahal ia punya bayangan yang menggugah kenakalan otaknya."Sialan! Dia pasti nggak pakai selembar benang pun nih. Aduh, padahal ini kesempatan baik untuk membuktikan kata-kata Payung Cendana bahwa sang Ratu itu cantik dan sexy. Kayak apa sih sexynya?"Baraka diam tak bergerak, karena suara sang Ratu semakin dekat, tepat di depan almari."Jubah kuningnya u

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Pendekar Kera Sakti   458. Part 7

    "Emangnya gue tuli! He, he, he..!" jawab suara Raja Dedemit.Dari dulu memang sang Raja Dedemit ini suka bercanda, nggak heran kalau meski sudah jadi pedang pun masih suka bercanda."Paduka, aku terkurung di dalam almari nih!""Lha kok bisa?""Ceritanya panjang deh. Tolongin dong, aku mau keluar nih!""Ini almarinya siapa?""Ratu Cadar Jenazah!""Lagian kamu pendekar kok macam-macam aja tingkahnya. Masuk almari cewek segala. Kamu jangan playboy banget, ah! Itu nggak baik.""Idilih..! Dimintai tolong. Kok malah kasih nasihat! Aku kegerahan nih. Aku mau pakai Pedang Raja Dedemit buat mecahin pintu almari ini, ya?""Kamu ini kok kerjanya ngerusak barang orang""Kok melantur sih! Kalau Paduka nggak mau tolong aku, pedang ini mau kubuang ke tong sampah, biar digondol anjing iho!""Jangan, jangan..!" terdengar nada cemas dari suara sang Raja Dedemit yang tampak dalam wujud pedang bercahaya ungu itu. Kata Raja Ded

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Pendekar Kera Sakti   459. Part 8

    "Katanya ada kelemahannya ya, Paduka?""Ada. Kelemahannya di pusar, karena darah campuran itu nggak bisa sampai di pusar. Sebab di pusar ada ruang kosong yang hanya terisi cairan pada saat manusia belum lahir dari rahim sang Ibu. Kalau sudah lahir, cairan itu habis dan ruang itu jadi kosong, tak bisa ditembus cairan apa pun.""Lalu, bagaimana dengan kelemahan 'Cincin Daki Dewa' itu, Paduka?" tanya Baraka semakin asyik, semakin ingin tahu."Nah, bisa kamu bayangkan, tanpa cincin itu saja Wulandita sudah kebal, apalagi kalau cincin itu dipakainya. Dalam keadaan nggak pakai cincin aku masih bisa menembus pusarnya, tapi kalau dia udah pakai cincin itu, wah, aku nggak bisa menembusnya. Bisa sih bisa, tapi nggak ada artinya, seperti bayangan saja. Jadi kalau kau mau melawan dia, usahakan pada saat dia belum memakai cincin itu. Kalau sudah memakai cincin itu, kurasa kau nggak bisa mengalahkannya!""Seandainya sudah telanjur mengenakan cincin itu, lalu bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Pendekar Kera Sakti   460. Part 9

    Kayaknya ada dosa yang dilakukan Baraka tanpa sadar menghadirkan kesialan seperti itu. Apakah mungkin karena sebelum berangkat ke situ Baraka sempat mencium bibir Nyai Guru Payung Cendana? Mungkin yang bikin sial karena ia hanya mencium bibir saja. Coba kalau ia ikut mencium tangan si guru yang cantik itu, mungkin nggak sebegitu apesnya nasib seorang pendekar dalam almari pakaian.Ketika Baraka terbangun dari tidurnya, hari sudah malam, gelap sudah datang sejak tadi. Baraka memang nggak bisa lihat apakah di luar sudah gelap atau belum, tapi suasana sepi dan suara derik jangkrik yang samarsamar membuatnya yakin bahwa saat itu hari sudah malam."Celaka! Pingin buang air kecil, lagi! Ke mana buangnya, ya?" gumam Baraka dalam hatinya. "Ampun deh! Nggak lagi-lagi aku ngumpet dalam almari, ah! Menderita sekali. Mana di almari ini nggak ada toiletnya? Kalau mau buang air repot sekali!"Segala macam cara sudah dicoba, tapi Baraka belum bisa keluar dari kurungan gelomban

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Pendekar Kera Sakti   461. Part 10

    "Itu gagasan yang bagus! Cuma yang kuherankan, kenapa pedangnya Pendekar Kera Sakti tadi ikut berkeliaran sendirian? Terbang ke sana-sini menangkis seranganku terhadap Rani Adinda. Mestinya Rani Adinda sudah mati bersama delapan belas orangnya itu. Cuma karena ada pedang bercahaya ungu itu jadi dia bisa dilarikan oleh pengawalnya!""Apakah Gusti Ratu yakin kalau itu pedangnya Pendekar Kera Sakti?""Lho, bukannya kau dan beberapa orang yang melihat pertarungan Baraka dengan Dalang Setah pernah bercerita tentang ciri-ciri pedangnya Pendekar Kera Sakti? Bukankah menurut kalian ciri-cirinya kayak gitu?""Memang sih, cuma saya masih sangsi, apa benar itu pedangnya Pendekar Kera Sakti, sebab orangnya sendiri nggak kelihatan!""Nah, itu yang perlu dipelajari! Berarti Baraka itu bisa menghilang. Buktinya ia bisa muncul dengan hanya tampak pedangnya saja!""Oo... begitu, ya? Wah, kalau gitu Baraka itu sakti sekali ya, Gusti?""Kayaknya sih begitu. Cu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Pendekar Kera Sakti   462. Part 11

    "Setan kau! Keluar! Cepat keluar!" bentaknya dalam keadaan mulut terbungkam bantal. Kakinya segera merapat. Bahkan saling lilit. Saking kuatnya kaki saling lilit akhirnya ia terpelanting jatuh.Buhkk..!Makin menyingkap semuanya, makin kelabakan sang Ratu."Hiaaahh...!” teriaknya jengkel sendiri.Wuutt..! Dalam sekejap tubuhnya yang mampu melenting ke udara itu sudah berdiri di depan Baraka.Jlegg..!Itulah pelampiasan kejengkelan sang Ratu terhadap tingkahnya sendiri. Bantal masih menutup wajah, mata ditongolkan sedikit. Baraka memandangi dengan tenang, badannya malah sedikit bersandar di tepi almari. Kain cadar hitam ada di tangannya. Kain itu segera diulurkan dengan pandangan mata dan senyum yang sering bikin para gadis melayang-layang bagaikan mabuk gadung."Astaga.. ! Ternyata dia yang ada dalam almariku"l" pikir Ratu Cadar Jenazah setelah muiai tenang dan bisa memandang dengan terang."Ambillah cadarmu.. tapi perlu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Pendekar Kera Sakti   463. Part 12

    Sang Ratu menepukkan tangan ke kasur sampingnya, itu sebuah isyarat agar Baraka duduk di sampingnya. Baraka pun menuruti perintah itu, bagai terhipnotis dari kekuatan gaib yang terpancar dari mata sang Ratu."Apa maksudmu masuk ke kamar pribadiku ini, Baraka?""Untuk melawanmu!" jawab Baraka dengan tegas tapi berkesan enak didengar. Sang Ratu hanya melebarkan senyum."Haruskah kita bermusuhan, Baraka?""Sayembaramu telah membuat suatu tantangan tersendiri bagiku!""Kubatalkan sayembara itu!""Tetap saja kau menantangku!""Demi dewa apa saja, aku nggak berani menantangmu sekarang.""Buktinya kau biarkan jubahmu terbuka begitu?"Sang Ratu tersipu malu sambil merapikan jubah. Baraka melengos sambil tertawa dengan suara gumam. "Rasa-rasanya kita perlu berdamai, Baraka.""Kalau kau mau menjadi baik, aku mau berdamai denganmu.""Menjadi baik? Kau pikir aku sakit?""Ya. Jiwamu sakit sehingga kau berad

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Pendekar Kera Sakti   464. Part 13

    Makanya nggak heran kalau sang Ratu nggak mau tidur. Nggak heran juga kalau sang pendekar tampan itu kebingungan dan akhirnya jengkel sendiri, karena kesempatan mencuri cincin itu nggak pernah ada. Hanya saja, ketika matahari muiai merayap lebih tinggi lagi, Baraka punya keberuntungan lain yang di luar dugaan.Wulandita mau keluar kamar, maklum kamar mandi waktu itu nggak ada yang di dalam ruang tidur. Jadi harus keluar ruangan kalau mau ke kamar mandi. Pada saat sang Ratu buka pintu dan menutupnya kembali, tiba-tiba Rembulan Pantai menghampirinya dengan sedikit tegang. Baraka sengaja mencuri dengar di dekat pintu, untuk meyakinkan apakah sang Ratu sudah melangkah ke kamar mandi atau belum. Ternyata yang ia dengar adalah percakapan antara sang Ratu dengan Rembulan Pantai."Ki Parma Tumpeng dan Payung Cendana datang, Gusti Ratu!"Yang kaget bukan sang Ratu, tapi malah Baraka sendiri. Ia baru ingat bahwa keberadaannya di dalam almari itu telah membuat kedua tokoh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1045. Part 3

    Sebuah senjata rahasia telah terselip di antara jemari Baraka. Citradani terperanjat dan segera menyadari apa sebenarnya yang dilakukan oleh Baraka. Ternyata Pendekar Kera Sakti baru saja menyelamatkan jiwa Citradani dari ancaman senjata rahasia yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat yang tersembunyi. Senjata rahasia itu berupa sepotong bulu landak yang tajam dan beracun ganas. Jika tangan Baraka tidak menutup ujung bukit dada Citradani maka senjata rahasia itu yang akan menancap di sana. Tapi dengan gerakan tangan Baraka menutup ujung bukit dada Citradani, maka senjata rahasia itu hanya terselip di sela jari Baraka dan dijepit kuat agar tak menyentuh kulit dada gadis itu."Kau mengenal siapa pemilik senjata ini?" tanya Baraka."Tidak. Tapi aku melihat sekelebat bayangan lari ke sana. Aku akan mengejarnya!""Tunggu dulu, aku akan...."Wuuusss...!Citradani sudah melesat lebih dulu sebelum Baraka selesai bicara. Kecepatan gerakannya yang menyer

  • Pendekar Kera Sakti   1044. Part 2

    Brrug...!Jaraknya hanya empat langkah dari tempat Pendekar Kera Sakti berdiri. Kalau saja Baraka mau menyerangnya, itu bukan pekerjaan yang sulit. Tapi ternyata Baraka tidak mau memberikan serangan balasan. Ia hanya melangkah satu tindak lagi dan si gadis buru-buru bangkit dari kejatuhannya. Kuda-kuda terpasang lagi, mata semakin tajam, napas kian menderu."Tulangku terasa ngilu semua," pikir gadis itu. "Kekuatan apa yang ada pada senjata itu, sehingga tenaga dalamku menjadi berbalik menyerangku? Rupanya pemuda ini bukan manusia hutan sembarangan. Aku tak boleh menganggap remeh kepadanya. Hmmm... tapi ketampanannya membuat keberanianku sempat susut beberapa kali. Kurang ajar! Persetan dengan ketampanan itu. Aku harus bisa melupakannya kalau tak ingin mati di ujung senjatanya itu!""Tahan seranganmu, Nona," kata Baraka dengan kalem. "Aku bukan musuhmu. Toh aku telah melepaskanmu dan tak jadi menyantapmu," tambah Baraka karena ia yakin gadis itu jelmaan dari keli

  • Pendekar Kera Sakti   1043. IBLIS RAJA NAGA

    SEKELEBAT bayangan melintasi hutan di kaki bukit. Orang mengenal bukit itu dengan nama Bukit Mata Langit. Tak ada orang yang berani melintasi hutan di Bukit Mata Langit itu, karena mereka takut terperosok ke sebuah lubang yang amat dalam. Lubang itu tertutup oleh tanaman rambat sehingga tidak mudah diketahui oleh siapa pun. Tanaman rambat yang menutup rapat lubang tersebut seolah-olah berguna sebagai tanaman penjebak. Kelihatannya tempat itu datar dan bertanaman rambat biasa, tapi sebenarnya di bawah tanaman rambat itu terdapat lubang besar yang mengerikan. Lubang itu dikenal orang dengan nama Sumur Tembus Jagat.Hanya orang-orang yang tersesat saja yang berani masuk dan melintasi hutan Bukit Mata Langit itu. Salah satu orang yang tersesat adalah pemuda berpakaian keemasan. Pemuda itu mempunyai ketampanan menghebohkan kaum wanita. Di kedua pergelangan tangannya, tampak barisan gelang yang juga berwarna keemasan. Sebuah rajah naga emas melingkar juga tampak terlihat jelas dipu

  • Pendekar Kera Sakti   1042. Part 17

    Kini pedang emas sudah ada di tangan Baraka. Dan tubuh Rangka Cula yang terkena jurus 'Yudha' itu menjadi terpotong-potong dengan sendirinya setiap ruasnya, sampai terakhir kepalanya jatuh ke tanah dalam keadaan sudah tidak sempurna lagi.Brukk...!Tubuh Rangka Cula rubuh dalam keadaan paha dan lutut sudah terpisah. Dan itulah kehebatan jurus 'Yudha', yang menjadi satu dengan jurus 'Manggala', pemberian dari seorang ratu di alam gaib, yaitu Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi."Baraka...! Kau berhasil...!" teriak Kirana dengan girangnya, ia segera memeluk Pendekar Kera Sakti yang sudah memegangi pedang emas bersama sarungnya. Yang lain pun tersenyum merasa lega bercampur kagum. Terutama Ratna Prawitasari, tak henti-hentinya ia tersenyum memandangi kehebatan Baraka, tak henti-hentinya ia terkesima memandangi ketampanan Baraka, hingga lupa berkedip sejak tadi.Namun, kegembiraan itu segera susut setelah mereka mendengar suara ringkik kuda. Mata mereka berpaling ke

  • Pendekar Kera Sakti   1041. Part 16

    "Memenggal dengan hanya melihat...!" gumam Nyai Cungkil Nyawa sambil merenung dalam kebimbangan."Jubah itu... pasti jubah itu yang membuatnya dapat begitu!"Pendekar Kera Sakti segera ikut bicara, "Apa kelemahan jubah itu, Nyai?""Kelemahannya...!" Nyai Cungkil Nyawa berpikir beberapa saat, kemudian menjawab, "Tidak ada kelemahannya! Kecuali jika jubah itu dilepas, baru orang itu menjadi lemah!""Kalau begitu, biarlah aku yang menghadapinya," kata Pendekar Kera Sakti dengari tegas dan mantap. Semua mata memandang ke arah Baraka, termasuk Ratna Prawitasari.Tiba-tiba terdengar suara menyahut, "Aku yang menghadapi!"Semua berpaling ke arah orang yang menyahut pembicaraan itu. Ternyata Rangka Cula sudah berdiri dalam jarak tujuh tombak dari tempat mereka. Nyai Cungkil Nyawa menggeram benci, ia ingin bergerak maju, tapi tangan Baraka menahannya dan berkata, "Mundurlah semua! Ini bagianku...!"Semua menuruti kata Baraka. Mereka mundur den

  • Pendekar Kera Sakti   1040. Part 15

    "Gandarwo! Sekarang giliran kau bertarung melawanku secara jantan! Serahkan jubah itu atau kulenyapkan nyawamu sekarang juga!"Gandarwo diam saja, tapi matanya memandang dan mulutnya menyeringaikan senyum. Dan tiba-tiba kepala Mandraloka jatuh sendiri dari lehernya bagai ada yang memenggalnya dalam gaib. Gandarwo tertawa terbahak-bahak, karena ia membayangkan kepala Mandraloka terpenggal, dan ternyata menjadi kenyataan.Tiba-tiba tubuh Gandarwo tersentak jatuh dari kuda karena punggungnya ada yang menendangnya dengan kuat. Gandarwo terguling-guling di tanah, dan begitu bangkit ternyata Marta Kumba sudah berdiri di depannya, pedangnya pun dicabut dengan cepat.Gandarwo menggeram dengan pancaran mata kemarahannya, "Kau juga ingin memiliki jubah ini, Anak Dungu!""Ya! Untuk kekasihku, aku harus bertarung melawanmu!""Kasihan...!""Uhg...!" Marta Kumba tiba-tiba menghujamkan pedangnya sendiri ke perutnya dengan sentakan kuat.Gandarwo mem

  • Pendekar Kera Sakti   1039. Part 14

    "Ha ha ha ha...! Kalau sudah begini, siapa yang akan melawanku? Siapa yang akan mengalahkan Gandarwo, hah! Huah ha ha...! O, ya... aku akan membuat nama baru! Bukan Gandarwo lagi namaku! Biar wajahku angker menurut orang-orang, tapi aku punya jubah keramat begini, aku menjadi seperti malaikat! Hah...! Tak salah kalau aku memakai nama Malaikat Jubah Keramat! Ya... itu nama yang cocok untukku! Malaikat Jubah Keramat! Huah ha ha ha...!"Clapp...!Seekor kuda muncul di depan Gandarwo. Karena ia memang membayangkan seekor kuda yang akan dipakainya mengelilingi dunia persilatan dan mengalahkan jago-jago silat dari mana saja. Sesuai dengan apa yang ada dalam bayangan pikirannya, kuda itu adalah kuda jantan berbulu hitam yang kekar, dengan pelana indah berlapis emas pada tepian pelananya.Gandarwo naik di atas punggung kuda dengan gagahnya. Tapi pada saat itu, dua pasang mata ternyata sedang memperhatikan dari kejauhan. Dua pasang mata itu adalah milik Ratna Prawitasari

  • Pendekar Kera Sakti   1038. Part 13

    Crakk...!Ujung-ujung tombak itu mengenai lantai marmer, dan sebagian lantai ada yang gompal. Tetapi tubuh Gandarwo selamat dari hujaman tombak-tombak itu. Kalau ia tak cepat bergerak dan berguling ke depan, matilah ia saat itu juga."Jebakan!" ucap Gandarwo sambil matanya membelalak tapi mulutnya menyunggingkan senyum kegirangan."Pasti ini jebakan buat orang yang tak hati-hati dalam perjalanannya menuju makam itu! Ah, tak salah dugaanku! Pasti ini jalan menuju makam Prabu Indrabayu!"Semakin beringas girang wajah Gandarwo yang angker. Semakin banyak ia menghadapi jebakan-jebakan di situ, dan masing-masing jebakan dapat dilaluinya, sampai ia tiba di jalanan bertangga yang arahnya menurun. Setiap langkah sekarang diperhitungkan betul oleh Gandarwo. Tangga yang menurun berkelok-kelok itu tidak menutup kemungkinan akan ada jebakannya pula.Ternyata benar. Salah satu anak tangga yang diinjak membuat dinding lorong menyemburkan asap hitam. Gandarwo bur

  • Pendekar Kera Sakti   1037. Part 12

    "Aku tidak membawa almari! Untuk apa aku bawa-bawa almari!"Nyai Cungkil Nyawa berteriak jengkel, "Kataku, mau apa kau kemari!""Ooo... mau apa kemari?" Hantu Laut nyengir sambil menahan sakit. Nyai Cungkil Nyawa tidak tahu bahwa Hantu Laut adalah orang yang agak tuli, karena dulunya ketika ikut Kapal Neraka, dan menjadi anak buah Tapak Baja, ia sering digampar dan dipukul bagian telinganya, jadi sampai sekarang masih rada budek. (Baca serial Pendekar Kera Sakti dalam episode: "Tombak Kematian")."Aku ke sini tidak sengaja, Nek. Tujuanku cuma mau cari orang yang bernama Baraka! Dia harus segera pergi mengikutiku, karena aku mendapat perintah untuk menghubungi dia dari kekasihnya, bahwa....""Nanti dulu jangan cerita banyak-banyak dulu...!" potong Nyai Cungkil Nyawa, "Apakah kau teman Baraka?""Aku anak buahnya Baraka! Aku diutus oleh Gusti Mahkota Sejati Ratu Ayu Sejagat untuk menyusul dia, sebab akan diadakan peresmian istana yang sudah selesai di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status