Share

342. Part 9

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-07 01:03:10

Kedua ular dari arah itu bergerak pelan-pelan mendekati Pendekar Kera Sakti, seakan menunggu peluang bagus untuk menyerang. Melihat si jantan bergerak lebih cepat dan beberapa kali menyemburkan uap racun yang dapat menghanguskan dinding batu itu, tangan Baraka segera bergerak menyentak ke depan.

Wuutt…! Claapp…!

Sinar putih perak melesat dari tangan itu. Jurus ‘Tapak Dewa Kayangan’ digunakan dengan cepat dan refleks sekali. Sinar putih itu menghantam kepala si jantan dan ….

Daar!

Kepala ular hancur bersama badannya menjadi serpihan serat-serat pendek seperti abon. Melihat si jantan dihancurkan, ular betina marah. Ia mampu melompat bagaikan terbang menyerang Baraka dengan badan gemuk dan kepala besarnya.

Wuuss…

Pendekar Kera Sakti tak punya kesempatan untuk menghindar ke samping kanan-kiri. Ia hanya melompat mundur tiga tindak menghindari serangan ular aneh tersebut. Kilatan cahaya putih perak diperguna

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   343. Part 10

    HATI Pendekar Kera Sakti sempat rasakan penyesalan cukup dalam setelah tuntutan batinnya tersalurkan bagai curahan air mancur di tengah kolam. Gemericik memawakan irama kedamaian. Tapi kedamaian di hati itulah yang segera berubah menjadi penyesalan yang menjengkelkan.“Brengsek betul air kolam itu, bikin aku jadi budak cintanya Dadanila! Kalau tahu begitu aku tak mau cuci muka dengan air kolam itu! Tapi… ya sudahlah. Toh segalanya sudah terlanjur, sudah terbuang tuntas, tak mungkin kutarik kembali. Ini juga karena kesalahanku, ceroboh dan kurang hati-hati dalam bertindak.”Beda lagi dengan pendapat hati wanita bermata jalang itu, “Luar biasa indahnya bercinta dengan Pendekar Kera Sakti. Kalau saja tiap saat dia mau cuci muka dengan air kolamku, atau tanpa menyentuh air kolam mau seperti tadi, wow….! Mungkin aku tak akan sempat menikmati sarapan hari ini sampai sarapan besok pagi. Dia lain daripada yang lain! Sampai sekarang tubuhku masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Pendekar Kera Sakti   344. Part 11

    Tiba-tiba Baraka bergerak cepat ke arah lain, kemudian menuju ke arah pintu gerbang. Dadanila berseru bagai luapan amarah yang terlontar dalam kepanikannya.“Baraka…! Berhenti kau! Heii….! Baraka…!”Pemuda itu tak mau hiraukan seruan Dadanila. Dengan jengkel sekali Dadanila tetap mengejar Baraka. Ia menggunakan jurus peringan tubuh saat mengejar hingga bisa berlari cepat dalam sekelebat. Tapi Baraka gunakan gerak ‘Gerak Kilat Dewa Kayangan’ yang ternyata lebih cepat dari gerakan Dadanila.“Lekas kita susul mereka, jangan sampai terjadi pertarungan di jalan!” kata Peluh Harum kepada Kutang Manja. Maka keduanya benar-benar lari menyusul Baraka dan Dadanila.Pengejaran Dadanila menemui jalan buntu. Bukan karena ia kehilangan jejak Baraka, tapi karena Pengemis Sakti Tongkat Merah tahu-tahu muncul di hadapan Dadanila, merentangkan kedua tangannya seperti anak kecil main gobak-sodor. Wajahnya men

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Pendekar Kera Sakti   345. Part 12

    Merasa dirintangi, Pengemis Sakti Tongkat Merah segera berpaling menatap Kutang Manja dan Peluh Harum. Matanya tampak ganas walau masih dalam batas pengekangan emosi di dalam dadanya. Ia melangkah dengan geram dan gigi menggeletuk mendekati Kutang Manja dan Peluh Harum. Tapi yang dipandang tajam justru Kutang Manja. Lalu tiba-tiba pipi Kutang Manja ditamparnya.Plaakk…!“Auh…!” Kutang Manja tidak menangkis atau menghindar kecuali hanya memekik.“Kenapa aku yang ditampar?”“Karena kau berani mencoba menghambat pengejaranku!”“Bukan aku, Paman! Ini nih… si Peluh Harum!”“Tidak mungkin!”“Betul, Paman! Bukan aku!”“Harus kamu!” Pengemis Sakti Tongkat Merah ngotot. “Sudah terlanjur kutampar kok mau bukan kamu, enak saja! Sini kutampar lagi kau!”“Jangan, Paman! Aku tak mau bikin perkara denganmu!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Pendekar Kera Sakti   346. Part 13

    “He, eh…!” jawab gadis cantik itu. Rupanya gadis itu sengaja duduk di dahan depan Baraka, hingga jaraknya amat dekat dan berhadapan. Tapi kalau Baraka tidak berdiri, jarak mereka berjauhan. Karena Baraka berdiri dan gadis itu duduk, maka wajah dan tinggi tubuh mereka seakan sejajar.Jantung Baraka berdetak-detak manakala ia begitu lama pandangi bibir sang gadis dan turun sampai ke dada yang wow itu. Untuk menghilangkan kekikukkan, Baraka ajukan pertanyaan pada sang gadis.“Ngapain kau ada di sini?”“Nongkrong aja, Kang.”“Kamu anak buahnya Ratu Peri Malam, ya?”Gadis itu gelengkan kepala. “Nggak kok!”“Jadi, kamu siapa?”“Maunya situ siapa?” ia ganti bertanya dalam nada menggoda.Pendekar Kera Sakti sempat salah tingkah sendiri. “Kau pandai membuatku deg-degan. Ah….!”“Kenapa mendesah? Nggak suka ya k

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Pendekar Kera Sakti   347. Part 14

    Mereka tertawa lirih dalam desah. Baraka sedikit palingkan wajah dan gadis itu mencaplok bibir Baraka dengan bersemangat.Clup…!Dikunyahnya bibir itu bak permen karet. Baraka merasakan debaran yang lebih indah lagi dari sebelumnya. Tapi sayang si gadis tak mau berlama-lama, sebab kali ini pertarungan di bawah sana timbulkan ledakan lagi yang mengguncangkan pepohonan, merontokkan dedaunan.Blegaaar…!“Yang kucari adalah Ratu kalian! Mana diaaa…!” Dadanila tampak marah sekali walau para pengawal makin bermunculan dari tempat yang tak diketahui pusatnya. Yang lenyappun banyak, tapi yang muncul juga banyak. Dadanila sedikit kewalahan menghadapi keroyokan mereka.“Ratu Peri Malam…! Hadapi aku, akan kulumat habis sekujur tubuhmu! Ini aku, Dadanila! Racun ‘Tua Bangka’mu bisa kusingkirkan. Sekarang nyawamu akan kusingkirkan pula, Ratu Peri Malam! Keluar kau…! Aku tahu kau ada di sekitar sini

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Pendekar Kera Sakti   348. Part 15

    “Jurus ‘Penumbuk Tulang’ tak ada yang bisa menandinginya, Dadanila!” kata Ratu Peri Malam membiarkan angin bertiup menyingkap jubahnya sehingga kondisi tubuhnya bagaikan sengaja dibiarkan terbuka dihembus angin.Lalu setelah melangkah dua tindak mendekati Dadanila, sang Ratu Peri Malam serukan suaranya lagi. “Kau boleh bangga bisa lolos dari racun ‘Tua Bangka’-ku itu Dadanila! Tapi kali ini tak akan bisa lolos dari sinar ‘Rajang Raga’-ku ini! Hiaaat…!”Dadanila ingin dirajang dengan sinar yang akan melesat dari sepuluh jari tangan Ratu Peri Malam. Tetapi sebelum sinar itu tampak melesat, dari atas pohon melesat sinar putih perak yang mengarah ke tangan sang Ratu Peri Malam.Zlaaapp…!Kecepatan gerakan sinar putih perak dari jurus ‘Tapak Dewa Kayangan’-nya. Pendekar Kera Sakti hampir saja memotong kedua tangan Ratu Peri Malam. Untung gerak refleks sang Ratu Peri Malam cuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Pendekar Kera Sakti   349. Part 16

    Kutang Manja melepaskan sinar kuning melesat di langit. Peluh Harum segera menghantam sinar kuningnya Kutang Manja dengan cahaya merah membara dari telapak tangannya. Maka meledaklah benturan itu dengan keras.Blegaaarrr…!Ledakan dahsyat itu mengguncangkan alam sekeliling. Kesadaran Baraka diperolehnya kembali akibat kejutan keras atas suara ledakan tadi. Kekuatan gaib yang telah merasuk dalam jiwa dan alam pikirannya terlepas lagi. Dan hal itu membuat Baraka buru-buru tarik diri ke belakang.“Monyet! Minta dibelah dua perempuan itu!” geram Ratu Peri Malam sambil memandang Kutang Manja dan Peluh Harum. Ia baru ingin lepaskan pukulan berbahayanya untuk Kutang Manja dan Peluh Harum. tetapi tiba-tiba Baraka berseru memanggil.“Arlina…!”Dengan spontan Ratu Peri Malam berpaling ke arah Baraka, langsung ingatannya tertuju kepada cumbuan mesra di atas pohon. Ratu Peri Malam pandangi Baraka dan tak jadi lepaskan puku

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Pendekar Kera Sakti   350. Part 17

    “Kenapa kau malah memberi spirit lawan! Ketua kita dong yang diberi semangat, goblok!”“O, iya…! Maaf, maaf… aku latah sih!”Baraka segera mendorong kedua tangannya dan menguatkan ototnya. Ratu Peri Malam sendiri juga ikut bersiap.Hyyaatttt...!Ratu Peri Malam mendahului menyerang kearah Baraka. Barakapun tak ingin ketinggalan.Heaaaa...!Baraka ikut melesat kedepan dan langsung melesatkan Gelang Brahmananda ditangannya kearah Ratu Peri Malam.Wings... Wings... Wings... Wings... Wings...!Gelang Brahmananda melesat cepat mengeluarkan sinar-sinar keemasan, berterbangan keberbagai arah menuju kearah Ratu Peri Malam. Ratu Peri Malam yang saat itu tengah melesat kearah Baraka dibuat terkejut melihat serangan aneh dan gencar yang dilancarkan oleh Baraka.Selagi di udara, Ratu Peri Malam berusaha untuk bergerak menghindari serangan-serangan Gelang Brahmananda yang berseliweran mengarah ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1265. Part 7

    Trangg, Trangg..! Wuutt! Wuutt! Trangg...! Breett...!Selama perpaduan pedang di udara, percikan bunga api terlihat jelas bagi siapapun yang menyaksikan pertarungan itu. Tapi kecepatan gerak pedang keduanya tak bisa dilihat jelas oleh setiap orang. Hanya mereka yang terbiasa melihat kecepatan gerak pedang seperti itu saja yang bisa menyaksikannya, seperti Kusuma Sumi dan Pita Biru.Dalam sekejap mereka sudah berpindah tempat saat kaki mendarat. Tapi keduanya masih tegak berdiri dengan kaki merenggang kokoh. Rlndu Malam menggenggam pedangnya dengan satu tangan, tubuhnya tetap tanpa luka dan cidera apapun. Tapi Dewa Rayu yang juga tanpa luka sedikit pun itu sempat merasa malu karena sabuk kain pengikat celana dan tali celananya putus oleh sabetan pedang Rindu Malam. Celana itu sempat melorot sedikit ketika ia menapakkan kaki ditanah, lalu buru-buru dicekal dengan tangan kirinya."Ih...!" Dewa Rayu celingukan, malu sekali. Suara yang mengikik datang dari arah Pita

  • Pendekar Kera Sakti   1264. Part 6

    “Siapa kau sebenarnya?" tanya Rindu Malam dengan menahan hati berdebar-debar."Aku yang berjuluk Dewa Rayu!""Dewa Rayu?!" gumam lirih Kusuma Sumi yang tak berbarengan dengan gumam Pita Biru. Akibatnya Rindu Malam melirik ke arah mereka. Keduanya sama-sama malu ditahan karena gumaman tadi bernada kagum.“Namaku sebenarnya adalah Aryawinuda, Putra Raja Pengging yang dibuang oleh Ibu tiriku sejak usia delapan tahun."“Kasihan!" desah Pita Biru. Karena jaraknya amat dekat dengan Kusuma Sumi, maka tulang kakinya terkena tendangan kecil Kusuma Sumi yang menyuruhnya diam dengan isyarat kaki. Pita Biru menggerutu sambil mendesis sakit.Dewa Rayu kembali berkata dengan Suaranya yang berkharisma, “Aku dirawat oleh Paman Patih Janursulung, dan kemudian minggat dari Istana bersamaku dan akhirnya menjadi seorang resi di Bukit Karangapus"Tiga wajah cantik bungkam, bagaikan terkesima oleh cerita si tampan bermata bening itu. Rindu

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status