Share

182.Sembilan Kutukan Neraka

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-08 07:56:47

"Mari dibunuh!?" tanya Bima.

"Benar, aku sendiri tidak tahu secara langsung. Hanya saja kabarnya merebak hingga seluruh penjuru benua besar, namanya sangat terkenal, hingga kematiannya pun menjadi hal besar di dunia," kata Iblis Es.

"Bagaimana Raja Ular bisa dibunuh?" tanya Bima.

"Menurut pendapatku, yang membunuhnya adalah muridnya sendiri, dia adalah leluhur Iblis Racun. Aku bisa melihat ciri dari Iblis racun yang kau hadapi, aku yakin dia bukan Iblis, melainkan manusia yang menjelma menjadi Iblis!" ujar Iblis Es.

"Menjelma menjadi Iblis...? Apakah kemampuannya sama dengan milikku?" tanya Bima.

"Bisa jadi itu adalah kemampuan yang diwarisi secara turun temurun. Kamu bisa tahu jika kau bisa mengalahkannya. Ajian Raja Ular ini bisa kau hadapi dengan Sembilan Kutukan Neraka, tak perlu khawatir, saat kau sudah menangkis serangan, gunakan pedang es untuk mengakhiri nya," ucap Iblis Es sambil tersenyum.

"Seperti biasa, kau selalu penuh akal Iblis Es," puji Bima.

Balakosa berteriak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    183.Racun Raja Ular

    Bima melangkah di lorong dengan wajah mengernyit kesakitan. Senjata rahasia Balakosa telah menembus tulang es miliknya. Meski racun itu tidak menyebar karena di tekan oleh hawa dingin, namun rasa sakitnya membuat hampir tak bisa menahannya. Di tengah jalan terlihat Ratu Azalea yang berlari menghampiri nya. Wajah wanita itu terlihat cemas. Apalagi saat melihat tangan kanan Bima yang berubah warna menjadi ungu. "Racun Raja Ular..." lirih Ratu dengan wajah khawatir. Raja Baka pun datang dengan wajah yang tak kalah cemas. "Saudara, kita pergi ke tabib klan dulu," ajak Raja Baka. Bima mengangkat tangannya dan menggelengkan kepala. "Lebih baik bawa aku ke ruangan untuk istirahat. Aku harus mengeluarkan racun ini," kata Bima. Raja Baka segera membawa Bima ke ruangan khusus tamu yang ada di istana Ratu Yanshi. "Raja, tinggalkan kami tak apa, jangan membuat Ratu Yanshi khawatir," kata Ratu Azalea. Raja Baka mengangguk. Dia pun pamit dan pergi meninggalkan Bima dan Ratu Azalea di kama

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    184.Catra Iblis Mata Ungu

    Setelah semalam beristirahat, kekuatan Bima benar-benar telah pulih. Ratu Azalea pun sudah kembali pulih setelah Bima memberikan pil jiwa kepadanya. "Ratu, saat terjadi pertarungan, jangan melakukan hal nekat seperti kemarin. Aku akan berusaha menahan kekuatan ku agar tidak terlalu berdampak kepada para penonton," kata Bima. Ratu Azalea tersenyum sambil menyambar tangan Bima. Mereka pun berjalan bergandengan tangan. "Lawanmu kali ini adalah ahli ilusi, apakah kakang sudah menyiapkan cara untuk melawan nya?" tanya Ratu Azalea. Bima menatap Ratu dengan dalam. "Tenang saja, ilusi bukanlah lawan yang terlalu berat. Meski aku belum tahu kekuatan sebenarnya dari lawan ini, tapi percayalah padaku aku akan baik-baik saja." jawab Bima. Ratu Azalea mengangguk sambil tersenyum. Bima merasa sejuk dan tenang melihat senyuman manis sang Ratu. "Iblis Tanduk Hitam yang bernama Lembu Ireng itu akan melawan Iblis Tanduk Emas bernama Buntala. Kira-kira menurutmu siapa yang akan menang saudara?" t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    185.Iblis Darah vs Iblis Merah

    Pedang di tangan Bima siap menebas kepala Catra si Iblis Mata Ungu. Catra sudah tak berdaya setelah kedua lengan dan tubuhnya di potong. Dia merengek memohon ampun namun Bima sudah tidak menggubris ucapan Iblis itu. Pedangnya dengan cepat berkelebat. Warna biru bagaikan kilat menyambar leher Catra. Craaasss! Kepala Catra terputus dari tubuhnya setelah Pedang Darah milik Bima menebas lehernya tanpa ampun. Seketika medan ilusi itu pun buyar dan hilang. Bima masih berdiri sambil menatap Catra yang tengah duduk dan menatap matanya. Namun keadaan Catra sudah tak bergerak sedikit pun. Matanya melotot. Bima tersenyum sinis. Dia pun duduk tak jauh dari Buntala si Iblis Tanduk Emas. "Apa yang kau lakukan padanya? Bukankah kau melanggar aturan menyerang lawan di luar arena?" tanya Buntala si Iblis Tanduk Emas. Bima tersenyum dingin. "Siapa yang melanggar? Bukankah dia yang menyerangku? Salahkan sendiri jika dia terjebak oleh ilusi miliknya sendiri," sahut Bima. "Jadi kau... Mematahkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    186.Ombak Darah

    Tubuh Utusan Neraka terbungkus oleh darah yang tiba-tiba bergerak seolah hidup. Utusan Neraka tak bisa mengelak dari serangan cepat tersebut. "Celaka! Itu adalah Ombak Darah! Cih! Picik sekali Iblis Darah ini!?" umpat Raja Soka marah. "Suamiku, tenanglah, jangan merusak suasana ini. Aku sungguh menikmati setiap pertarungan para pendekar ini. Kau sangat kekanak-kanakan." kata Ratu Iblis Penggoda. Raja Soka menggeram menahan amarah. Dia masih berharap Utusan Neraka bisa melepaskan diri dari jeratan Ombak Darah milik Aruna. "Setahuku, tak ada yang bisa lepas jika sudah terjebak di ajian Ombak Darah milik Klan Iblis Darah. Meski berusaha sekuat apa pun, darah itu akan terus menempel dan membungkus tubuh targetnya hingga tubuh yang masuk ke dalam perangkap itu meleleh menjadi darah dan darah itu menjadi senjata bagi penggunaan ajian itu," terang Ratu Iblis Penggoda. Semua merasa ngeri mendengar hal itu. "Itu artinya, Darah yang Aruna miliki adalah darah makhluk yang menjadi korban me

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    186.Buntala vs Lembu Ireng

    Dengan kemenangan Bima tanpa pertarungan di arena membuat pertarungan segera diganti ke sesi selanjutnya. Kali ini adalah pertarungan Buntala dari Klan Iblis Tanduk Emas melawan Lembut Ireng dari Klan Iblis Tanduk Hitam. Kedua telah berada di atas arena. Saling bertatap mata dengan hawa membunuh masing-masing. "Pertarungan dimulai!" teriak moderator dari atas merak raksasa yang dia tunggangi. Lembu Ireng yang merasa lebih kuat segera menyerang lebih dulu. Gerakannya cepat meski tubuhnya sedikit lebih besar. Buntala tak mau kalah. Dia bertekat memenangkan pertarungan ini dan melawan antara Bima atau Aruna. Dia tak peduli lagi dengan peringatan mendiang leluhurnya. Yang dia tahu saat ini, dia akan berjuang hingga akhir. Tinju Lembu Ireng bergerak cepat bertubi-tubi ke arah Buntala. Dengan gerakan lincah Buntala mampu menangkis semua serangan. Semua penonton disuguhi pertarungan jurus jarak dekat yang begitu memukau. Keduanya sama-sama imbang dari segi jurus dan kekuatan pukulan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    188.Tombak Pelebur Nyawa

    "Tombak Pelebur Nyawa!" seru Buntala sambil mengangkat tangannya ke atas. Dari atas langit terlihat cahaya Emas dengan aura panas membara. Satu sinar Emas melesat jatuh ke bawah. Meluncur dengan deras dan menghantam arena hingga arena bergetar hebat. Bum!Mata Lembu Ireng menatap tajam. Sesuatu yang tidak dia senangi telah datang. "Tombak sialan itu... Salah satu pusaka langit legendarid," kata Iblis Darah, Aruna dengan mata terbelalak. Bima mendengarkan ucapan Iblis itu tanpa menyahut. "Tombak Pelebur Nyawa adalah senjata langit terkuat di Klan kami. Sama halnya dengan senjata pedang milikku ini," kata Balaraja, Iblis Tanduk Emas yang ada di dalam tubuh Bima. "Sekuat apa senjata itu Balaraja?" tanya Bima. "Kekuatan Tombak Pelebur Nyawa ini bisa mengguncang langit dan bumi, salah satu senjata langit yang legendaris. Aku tak menyangka Buntala akan mendapatkan senjata sakti ini. Itu berarti dia adalah calon Raja di Klan saat ini!" kata Balaraja dengan senyum mengenbang."Calon Ra

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    189.Palu Pemakan Jiwa

    "Bodoh!" ucap Bima membuat Balaraja merasa heran. "Apa yang kau katakan anak muda!? Dia bisa lepas dari serangan bukankah itu baik?" tanya Balaraja. Namun belum Bima menjawab pertanyaan nya mata dia terbelalak melihat tubuh Buntala terlempar kembali ke udara dalam keadaan perisai yang hancur lebur. Saat Buntala lepas dari Semburan Batu Hitam, dia langsung menerjang ke arah Lembu Ireng. Tanpa dia sadari, Lembu Ireng sengaja menghentikan Semburan Batu Hitam setelah melihat perisai Emas milik Buntala yang sebagian telah rusak. Apa yang dikatakan Bima bahwa Buntala bodoh adalah pendekar Iblis Tanduk Emas itu terlalu berambisi menyerang tanpa melihat perisai miliknya. Sementara tinju milik Lembu Ireng telah siap dengan Tinju Batu Hitam yang terkenal kuat itu. Saat Buntala datang menyerang, dengan cepat Lembu Ireng merunduk dan menyarangkan serangan tinju miliknya kearah perut Buntala. Blaaarrrrr! Serangan bertenaga dalam tinggi itu menghempas kan tubuh Buntala ke udara. Perisai Em

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    190.Serangan Terakhir

    Lembu Ireng menatap tajam ke arah Buntala. Dua mulut yang ada pada dua sisi palu terlihat menganga lebar siap untuk menelan apa saja yang di hantam olehnya. "Apakah kau sudah rela Buntala? Meski kau mati, namun kau sudah cukup berguna," kata Lembu Ireng. Buntala tersenyum kecut. "Baiklah, ayo kita coba," ucap Buntala lalu menghentakkan Tombak Pelebur Nyawa miliknya. Aura petir biru menyebar di arena tersebut. Namun tidak mempengaruhi Lembu Ireng sama sekali. Buntala melombat mengikuti kecepatan gelombang kekuatan petir miliknya. Lembu Ireng terkejut saat melihat Buntala yang sudah berada di belakangnya. Tombak Pelebur Nyawa melesat dengan sekali tusuk ke arah punggung. Blaaarrrrr! Ledakan keras terjadi saat palu Pemakan Jiwa tiba-tiba bergerak melindungi Lembu Ireng. Buntala segera melompat ke belakang saat dari mulut palu aneh itu muncul aura berwujud tentake gurita yang menyerang ke arahnya. "Apa-apaan palu ini!?" batin Buntala sambil menatap waspada. "Buntala! Apa kau ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12

Bab terbaru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    202.Si Cakar Merah

    Bima tersenyum sinis. "Sampah-sampah ini selalu ada di mana-mana. Harus di bersihkan hingga ke akar-akarnya," ucap Bima lalu melesat ke arah puluhan perampok yang menerjang ke arahnya. Dengan satu gerakan cepat Bima menghajar perampok paling dengan menggunakan tinjunya. Tubuh perampok itu terpental dengan dada remuk. Dia tewas seketika. Para perampok yang lain terkejut. Mereka segera mencabut golok mereka dan kembali menyerang. Kali ini serangan mereka lebih terarah dengan membentuk formasi kurungan. Bima tak peduli dengan formasi mereka, yang dia incar, tetap saja tumbang dan tewas dalam keadaan mengenaskan. Kalabunta yang melihat keadaan itu segera ambil tindakan. Dengan cepat tubuhnya melesat menggunakan senjata roh miliknya berupa sepasang cakar merah. Bima terkejut melihat kecepatan Kalabunta. "Meski berada di ranah Keabadian, gerakannya sangat cepat!" batin Bima. "Dia sepertinya fokus melatih kecepatan nya. Berbeda denganmu yang lebih fokus ke elemen milikmu," Sahut Ib

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    201.Perampok Lembah Sanggreng

    Sebulan telah berlalu. Bima dan Ratu Azalea telah melewati hari-hari bahagia mereka di desa Julang Emas. Bima bertekat kelak akan membangun lagi Perguruan itu setelah urusannya dengan Kerajaan selesai. Hari ini keduanya berangkat menuju ke Perguruan Harimau Perak yang berjarak setengah hari perjalanan. Dengan satu ekor kuda, akan memakan waktu lebih lama lagi. Namun mereka menikmati waktu berkuda tanpa merasa terburu-buru. "Kakang, sudah setengah hari kita berkuda, apakah tidak ingin istirahat dulu?" tanya Ratu Azalea. Bima mengangguk. Kudanya berhenti di pinggir sungai besar. Air sungai itu sangat jernih. "Ratu, aku akan mengambil minum dulu, tunggu di sini," kata Bima lalu turun dari atas kuda.Ratu Azalea pun turun dan berjalan ke bawah pohon yang rindang. Terasa nyaman duduk di bawah pohon dengan hembusan angin semilir yang sangat sejuk. Bima datang dengan kendi yang berisi air. Dia memberikan kendi itu kepada Ratu. Lalu dari dalam sabuk penyimpanan Bima mengambil dua gelas

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    200.Malam Pertama

    Ratu Azalea ikut berlutut di sebelah Bima. Meski usia dia jelas jauh lebih tua dari makam tersebut, namun dua makam itu adalah makam kedua orang tua calon suaminya. Sudah sepantasnya seorang menantu berlutut di depan kedua mertuanya. "Ayah dan Ibu mertua, saya akan selalu mendampingi anak kalian, dan melayani nya sepenuh hati. Saya akan merawatnya selama saya hidup, itu janji saya... Mohon restui lah kami," Ucap Ratu Azalea sambil menundukkan kepala. Bima mengeluarkan bunga warna warni dari sabuk penyimpanan nya. Bunga itu dia beli di pasar sebelum mereka datang ke desa itu. Dengan perlahan Bima menaburkan bunga itu ke makam kedua orang tuanya. Ratu Azalea pun telah membelikan hadiah berupa kendi yang di dalamnya berisi air suci. Konon katanya air tersebut adalah air dari mata air dewa yang ada di tempat rahasia. Seseorang menjualnya di pasar. Entah benar dan tidaknya, Ratu hanya ingin memberikan yang terbaik. Setelah selesai dengan semua itu, Bima pun meminta Ratu berdiri. Dia

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    199.Masa Lalu

    Keesokan harinya Bima sudah berpamitan kepada gurunya. Rencana dia saat ini adalah menuju ke Perguruan Harimau Perak. Namun sebelum mereka pergi kesana, Bima membawa Ratu ke sebuah pasar yang ada di desa di wilayah Perguruan Katak Merah. Disana Bima membeli beberapa pakaian mewah untuk Ratu Azalea. Dan juga membeli sebuah cincin emas dengan hiasan sebuah permata yang indah. Ratu Azalea merasa hatinya berdebar melihat Bima membeli cincin tersebut. Di tambah pakaian-pakaian mahal yang Bima beli. "Kakang punya banyak tail emas?" tanya Ratu Azalea. Bima tersenyum. "Aku punya tabungan, saat aku berlatih bersama guru Barata, aku juga bekerja dan menghasilkan banyak emas, sekarang, akan lebih mudah lagi mendapatkan emas itu." kata Bima sambil memberikan beberapa tail emas kepada Ratu. "Kamu ingin beli apa saja yang kamu mau, dan juga, berikan hadiah kepada orang tuaku nanti," kata Bima. Ratu Azalea mengangguk. Setelah mereka puas berbelanja, Bima pergi ke tempat penjual kuda. Dia me

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    198.Batu Keramat

    Mendengar perkataan gurunya, Bima menatap lelaki tua tersebut. "Apa yang terjadi jika kita melepas iblis di dalam tubuh kita?" tanya Bima. Pendeta Barata tersenyum kecil. "Kau akan mati, apalagi jika kau sudah berlatih bersama Iblis di dalam tubuhmu, secara tidak langsung, dia adalah jiwamu, dan kamu adalah jiwanya." kata Pendeta Barata. "Namun jika kamu belum melakukan latihan bersama, atau menggabungkan jiwa dengan nya, mungkin kamu hanya akan cacat seumur hidup. Ilmu kanuragan mu akan hilang," Lanjut Pendeta Barata. Bima tertegun mendengar hal itu. Dia dan Iblis Es jelas sudah menyatu baik dalam latihan maupun saat bertarung. Meski dia sendiri mempunyai elemen es, tetap saja banyak hal dia dapat bersama Iblis Es. "Kenapa kamu ingin menyerahkan Iblis Neraka kepadaku guru...?" tanya Bima. "Hmm... Iblis Neraka adalah yang terkuat dari semua Iblis selain Iblis Mata Tiga. Bahkan Iblis Es pun masih berada di bawahnya. Kekuatan Neraka yang ada pada Iblis Neraka bisa menghancurkan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    197.Rencana

    Ratu Azalea dan Pendeta Barata sama-sama tekejut saat keduanya berjumpa. Meski wujud Pendeta Barata lebih tua, Ratu Azalea masih tetap mengenalinya. Sedangkan Pendeta Barata jelas masih sangat mengenali Ratu Azalea yang kecantikannya abadi. "Bagaimana kau... Bisa bersama muridku...?" tanya Pendeta Barata. Bima tersenyum. Dia merangkul gurunya itu lalu mengajaknya duduk di kursi kayu dimana ada meja kecil yang sering dijadikan tempat makan dia dan gurunya. Ratu Azalea pun duduk tak jauh dari mereka. Tanpa basa-basi Bima menceritakan semua yang terjadi di Hutan Awan Hitam. Tak ada yang luput dari cerita Bima. Mata Pendeta Barata berkaca-kaca saat mendengar tentang Raja Baka, putra semata wayangnya. "Kau telah menyelamatkan rakyatku Bima, kau juga membuat perubahan pada putraku, dan tradisi yang tak bisa aku ubah... Kau benar-benar ajaib, tidak salah aku mengirimmu kesana... Aku yakin sekali waktu itu, kau akan mengubah Klan Iblis Tanduk Api yang telah lama aku tinggalkan..." kata

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    196.Kembali Ke Dunia Manusia

    Sepulangnya Raja Baka dan rombongan, Bima dan Ratu Azalea memutuskan untuk menetap satu bulan di Klan Iblis Tanduk Api. Bima melatih para murid muda disana dan membuat mereka lebih kuat lagi. Ratu Azalea juga berlatih dengan Bima setiap malam.Bima mendapat banyak pelatihan dari Ratu. Terutama melatih nadi dan pengalihan tenaga dalam. Ratu yang sudah sangat berpengalaman dalam melatih kanuragan membuat Bima cepat meningkat. Klan Iblis Tanduk Api pun mengalami kemajuan yang pesat. Raja Baka sudah menembus Ranah Tulang Dewa berkat bantuan Bima.***Malam itu sebelum keesokan harinya pergi dari Klan, Bima mengajak Ratu Azalea duduk di lantai kamar. "Apa yang akan kakang berikan sampai kita harus duduk di sini?" tanya Ratu Azalea. Bima mengeluarkan pil inti darah yang dia dapat setelah membunuh Aruna si Iblis Darah. "Pil ini adalah ekstraksi kekuatan dan jiwa dari Aruna yang pernah aku kalahkan di turnamen bula

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    195.Dendam Iblis Darah

    Setelah satu minggu berada di Klan Iblis Penggoda, Raja Baka bersama rombongan akhirnya kembali ke klan Iblis Tanduk Api. Selama di Klan Iblis Penggoda itu napsu Bima berulangkali di uji oleh para Iblis Penggoda. Karena begitu banyaknya Iblis Penggoda yang jatuh cinta kepadanya. Setelah Raja Baka mengajak nya pulang ke Klan, Bima merasa lega. Bahkan sebelum pergi, Raja Soka masih memberikan satu hadiah lagi kepada Bima. Yaitu sebotol pil merah yang katanya mampu membakar racun pada darah dan meningkatkan ilmu kanuragan. Raja Soka mengatakan bahwa pil itu adalah benda paling berharga di Klan Iblis Merah selain Batu Keramat. Awalnya pil itu akan Raja Soka serahkan kepada Urusan Neraka. Tapi karena orang yang dituju sudah tiada, Raja Soka pun memberikannya kepada Bima yang saat ini mengemban permintaan sang Raja mengenai Batu Keramat. Di tengah perjalanan masalah kembali muncul. Anggota Klan Iblis Darah mencegat mereka di lembah berkabu

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    194.Kitab Jiwa Abadi

    Ratu Azalea melompat dari atas tribun tamu kehormatan. Dia melihat Bima yang seperti terlihat kelelahan. Tubuh Ratu melayang di udara. Gaun putih nya berkibar membuatnya terlihat seperti bidadari yang tengah turun dari langit. Semua mata tertuju pada pesona sang ratu yang benar-benar mengalihkan pandangan mata mereka. Pandangan mata Bima mulai terasa kabur dan berkunang-kunang. "Gawat, aku seperti nya mulai tidur panjang..." batin Bima. Tiba-tiba satu tangan lembut memegangi tubuhnya. Lalu di susul aliran hangat yang masuk ke dalam tubuh Bima membuat mata pemuda itu kembali terbuka. Untungnya Bima masih bertahan pada wujud iblis. Sehingga tidak menimbulkan kegaduhan. "Ratu..." batin Bima. Ratu Azalea mengangguk. "Kakang harus segera istirahat," kata Ratu Azalea lalu memapah tubuh Bima keluar dari arena pertarungan. Moderator yang tahu akan situasi segera umumkan hadiah dari turnamen tersebut. Putri Anshi menatap ke arah Ratu Iblis Penggoda. "Bunda ratu, bagaimana ini? Pend

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status