Jika raja setuju maka kesempatan untuk meminta Eizen melakukan persiapan akan meningkatkan. Entah apa jadinya jika raja tidak setuju mungkin dia akan berusaha ekstra untuk mencari kadidat yang cocok. Tanpa koneksi dan sumberdaya yang cukup dia tak bisa melakukan apapun. Dengan bergabungnya raja dipihaknya, rencana revolusi buruh bisa dipercepat."Raja sebelum aku meninggalkan ruangan itu maukah kau memberi tahuku tentang kerajan kerajan yang menganut sistem kapitalisme," Ucap Lixuan.Tentunya revolusi buruh tidak akan berkerja jika para demonstran berjumlah sedikit, dia ingin melakukan revolusi buruh diseluruh belahan dunia."Ya tentu saja, dimulai dari sisi selatan, wilayah Nusantara menganut sistem yang sama, kerajan yang ada ditengah benua bernama Vanisius, kerajan kecil yang terletak diujung barat Engladina, aliansi Kukuco dan kerajan yang menyembah dewa petir bernama Lighting, semua kerajan yang aku sebutkan menganut sistem kapitalisme.""Te
"Ya aku memang tidak sopan, masih maukah kau mengajariku berdagang. Aku ragu kau akan melakukannya, selama dua Minggu ini kau tak pernah sekalipun melatihku, yang ada kau terus memperalatku. Jika aku menambah permintaan untuk kau mengajariku cara berdagang, akan seperti apa nasbiku nanti."Selama dua Minggu ini, dia terus menerus diperalat oleh Haven, entah dia disuruh mengambilkan air minum, atau dia menyuruhnya untuk membeli air alkohol. Lixuan sudah hampir mirip menjadi budak gurunya."Lixuan aku tidak memperlatmu melainkan aku melatihmu, sepertinya kau salah paham," ucap Haven."Ha kau melatihku, bercanda mu memang menggelegak tawaku, menyuruh seenaknya kau sebut pelatihan. Kau memang memiliki otak sebiji kacang guru," ucap Haven. Dia pun pura pura tertawa, lalu berhenti seketika.Muak. Kata itulah yang pantas untuk digambarkan. Dia sudah tak tahan dengan Haven. Lepas sudah batin yang tersiksa kepermukaan."Bercanda? Siapa yang b
"Kau tak akan bertanya seperti itu ketika kau sudah melihat senjata itu secara langsung."Tempat itu sunyi tak ada kehidupan sama sekali, tanda tanda musuh belum ditemukan selama mereka menelusuri tempat itu. Jadi saat ini mereka bisa mengobrol dengan tenang.Namun ketika mereka sedang berjalan dengan tenang, sekor ikan buntal berukuran separuh dari tubuhnya menabarak Lixuan dari samping kanannya. Dia tak bisa menghindar karena terlalu fokus dengan hal yang lain.Didepannya terdapat pusaran hitam yang sangat besar, benda itu menelan apapun yang ada didekatnya. Gelombang kuat juga menyembur dari arah sana. Itulah lubang kematian lautan lepas.Agrh... Ucap Lixuan yang sudah tersingkur dipuing puing yang dipijaknya. Dia pun melihat siapa gerangan orang yang mendorongnya.Matanya bertemu dengan ikan buntal yang cukup besar. Haven yang melihat itu tak bergerak sama sekali. Dia masih merasa bersalah karena kejadian masalalu. Ikan buntal itu tid
"Lixuan ditempat yang terang itu banyak monster kaleng. Aku tak ingin berhadapan dengan mereka," ucap Haven.Lixuan yang sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itupun mengerti, dia saat ini hanya menurut saja. Ketika memasuki lorong yang gelap, cahaya menyinari isinya. Disana banyak sekali gambar gambar aneh. Lixuan yang seharusnya harus fokus kini tak bisa dia lakukan, matanya terus melihat gambar gambar itu.'Gambar apa itu? Apakah itu adalah dewa yang disembah?'Gambar itu menujukkan para manusia yang menyembah sesuatu, bulan dan matahari tepat ada dibelakangnya. Dia sedang disembah oleh para manusia bias, mahluk itu amat besar seolah olah sedang memancarkan berkah pada para pemuja.Lalu gambar kedua adalah peria yang memiliki tengkorak kucing dibahunya sedang mencium tangan orang itu. Lalu gambar yang lainnya adalah 9 hewan yang dimipin oleh peria itu melindungi sang mahluk yang dipuja dari amukan para pemujanya."Ha Kenapa ad
Sebelumnya Haven menangkis hempasan pedang itu dengan tangannya, bilah tajam itu tak melukainya sama sekali. Namun tetap saja kekuatan milik monster kaleng itu cukup besar sampai bisa menghempaskan tubuhnya kebelakang keposisi Lixuan berada.Saat ini Lixuan memang berniat melawan monster itu. Auman mengeringkan keluar dari mulut monster itu. Lixuan yang tadinya maju beberapa langkah ketika Haven terhempas kini mulai mundur ketakutan.Monster itu berlari kearah mereka berdua, Haven yang berada tepat dibelakang Lixuan juga ikut maju. Sebelum membenturkan kekuatan untuk kedua kalinya, Haven mencengkram kerah baju Lixuan lalu menghempaskannya kebelakang. Tubuh Lixuan melayang tak terkendali membentur dinding.Mulutnya mengeluarkan cairan merah kental. Haven walaupun melukainya dia melakukan tindakan yang tepat, seandainya saja dia tidak melakukan itu maka sudah dipastikan Lixuan akan benar benar tamat.Pertarungan antara kedua makhluk yang ada didepan
Nafas berhembus memenuhi udara, itu semua terjadi dengan intonasi yang cukup cepat. Haven menyeka dahinya yang penuh dengan keringat, tubuh miliknya juga dilengkapi oleh ornamen yang cukup memperihatinkan. Bercak merah dan pakaian compang camping lah yang terlihat tepat ditubuh milik Haven. "Sial jika tetap seperti ini aku tak akan bisa bertahan lebih lama lagi," gumamnya sembari mengayunkan tinju tepat keaarah robot robot yang cukup haus darah itu. Semua insiden ini sebenarnya adalah awal dari kelalaian mereka, ketika dua orang itu berhasil mengalahkan 20 monster kaleng tiba tiba suara gemuruh mendekat menuju tepat keaarah posisi mereka. Seharusnya mereka melarikan diri bukan? Namun berkat keyakinan mereka yang terlalu percaya diri bisa menghadapi monster itu mereka tidak mau melakukannya. Mereka berdua seolah olah mengatakan melarikan diri adalah tidak yang tak diperlukan. Memang awalnya mereka tak terganggu oleh itu semua, baik Haven dan Lixuan terus menghancurkan robot demi ro
Monster monster kaleng itu berbaris melindungi bos utama, terdapat empat barisan yang amat padat. "Guru apakah kau masih mampu untuk bertarung dalam jangka panjang?" Tanya Lixuan. Didepannya itu ada setidaknya 200 monster yang masih bugar, sedangkan mereka berdua sudah compang camping tak bertenaga. Semua orang pasti akan mengatakan kemenangan sangat mustahil mereka dapatkan. Namun... "Hahhah...." Haven tertawa terbahak bahak, ketika rasa gatal mengganjal di tenggorokannya dia berhenti. " Ini semakin menarik, mereka adalah lawan yang sepadan untuk teknik lanjutan dari energi Yin dan Yang," ucap Haven. Tak mendapatkan pertanyaan atas jawabnya, Lixuan pun membentak Haven, "hey guru aku bertanya padamu, apakah kau masih bisa bertarung dalam jangka panjang?" Ucap Lixuan. Dengan percaya dirinya, Haven menggeleng geleng kepalanya, "aku adalah manusia serigala normal, Untuk saat ini mana mungkin aku bisa mengulur pertarungan lebih lama. Aku hanya bisa bertarung selama 30 menit saja," u
Lixuan sudah pasrah apabila pedang besar itu memotong kepalanya, namun kepercayaan akan teorinya itu tak membuat dia takut sama sekali. Dia sepenuhnya yakin bahwa teori itu adalah jalan keluar untuk menyelamatkannya. Tiba tiba kegelapan pekat menusuk Indra matanya, dia tak bisa melihat apapun. "Apakah aku sudah mati?" Batinnya. Dia tak merasakan apapun, ketika dia membuka matanya. Sinar cahaya muncul di dadanya. Dia pun tak mengerti apa yang terjadi, namun sesaat kemudian liontin yang dikalungkan nya terbang keatas menyerap energi kunang kunang yang keluar dari dalam tubuh monster itu. Clnk..... Besi besi terbanting kebawah, kedua orang yang sedang terdesak itu membelakan mata. Bukan senang yang mereka rasakan namun keterkejutan lah yang merembes ke seluruh bagian tubuhnya. Semua itu disebabkan oleh lubang hitam yang perlahan membesar dari liontin itu. Pertama yang terhisap adalah Lixuan, "argh..." Teriaknya gelombang aneh menerpa tubuhnya, tekanan yang didapatkannya cukup berat.
"tuan Vans asal tahu saja ini bukan tentang harga diri dan ego, akan tetapi ini tentang keyakinan dan tekad," ucap Vincaus dengan tegas. "ah jadi yang kau maksud tentang keyakinan itu adalah membunuh para bawahan mu," ucap Vans. Setelah mengucapkan kalimat itu sepuluh musuh tumbang ditempat itu. "ah apa apa ini, apakah ini akhir dari kita," ucap prajurit. "aku tidak ingin ini terjadi, aku ingin pulang bertemu keluarga ku," ucap perajurit lainnya. "bagaimana ini, apakah kita menyerah saja, dan menangkap tuan Vincaus." "mungkin itu bisa kita lakukan apabila tuan tak segera melakukan pergerakan." semua suara itu tumpang tindih sehingga itu hanya terdengar seperti suara tawon. Vans yang melihat itu merasa senang, dia akhirnya bisa mendapatkan kemenangan atas mental mereka. Hanya butuh sentuhan terkahir, musuhnya akan segera runtuh. namun disaat yang sama Vincaus tertawa terbahak bahak. "aku tahu, aku tahu, kau hanya bisa membunuh sepuluh orang bukan? jika kami melakukan gerakan
Armada yang cukup banyak itu berhenti dipulau yang tak berpenghuni, pada saat ini mereka sedang menunggu mangsa yang ingin dikejar oleh mereka. Namun sebelum itu mereka ingin melakukan sesuatu terhadap kerajaan Englandia.Sudah dua hari mereka menetap disana, setiap satu harinya mereka menyeludupkan barang barang kedalam kerajaan Englandia.Selain itu juga mereka meninggalkan beberapa orang disana untuk melakukan sesuatu yang amat penting.Saat ini kapal yang dinaiki oleh Lixuan dan para anggota baru sedang menuju keaarah kerajaan Englandia sebagai saudagar yang menjual barang barang. Sebelumnya semua awak keru yang ada disana memang adalah saudagar yang dimiliki oleh serikat bajak laut, namun kali ini beberapa orang yang ada didalam sana adalah pasukan militer."Dimana Lisa Lixuan?" Ucap Sasa.Karena ahli bertarung dan dia ingin selalu berdekatan dengan Lixuan, Sasa ikut serta melakukan misi yang akan dijalankan oleh Lixuan itu. Saat ini ada sasa dan Long cai disampingnya.Sasa yang
Hari hari yang dilalui oleh Lixuan kembali seperti sebelumnya, meskipun saat ini ada Sasa dan Long cai disana dia tetap melakukan rutinitas seperti biasanya. Terkadang dia membantu memasak, atau pun membantu para awak keru yang sedang memperbaiki kapal. Sebelumnya terjadi badai yang amat besar, itu menyebabkan kapal kapal yang dinaiki mereka mengalami kerusakan yang cukup fatal.Sedangkan untuk Sasa dia saat ini masih belum bisa menerima Lixuan yang saat ini, sebelumnya dia mengenal Lixuan yang hangat dan pengertian sedangkan untuk sekarang dia tak mendapatkan hal tersebut dari Lixuan. Meskipun pada saat ini hubungan mereka sudah membaik namun masih ada jarak diantara mereka berdua. Berbeda sekali dengan sebelumnya."Lisa apakah ada yang bisa aku bantu, sepertinya kau sedang kerepotan sekarang," ucap Sasa.Entah bagaimana hubungan diantara kedua gadis itu kian semakin dekat, Sasa sudah tak memiliki kebencian terdapat Lisa. Bisa dibilang kedua wanita itu sudah menjadi sahabat.Pada s
Setelah semuanya mereda Sasa kembali ke dirinya yang asli, tenang dan dingin. Bukannya dia tak ingin menghajar Lixuan lagi, namun dia tak memiliki tenaga untuk melakukan itu.Lixuan yang sadar bahwa semua ini adalah ulahnya menjauhi Sasa dan lainnya, dia menuju keaarah kamar Long cai untuk merawat peria itu."Siapa namamu," ucap Lisa yang duduk disamping Sasa. Dia baru saja kembali dari dapur untuk mengambilkan air minum. Sasa yang masih makan itu tak menjawab pertanyaan Lisa, dimatanya wanita itu hanyalah musuh yang harus disingkirkan.Lisa yang tak mendapatkan jawaban dari Sasa itu mewajirnya. Dalam masalah ini Sasa belumlah bisa berpikir rasional, seandainya dia berada diposisi yang sama mungkin perilakunya akan mirip dengan Sasa."Maaf karena menganggu hubungan kalian, tapi asal tahu saja aku tak memiliki maksud untuk melakukan itu. Kau tahu, aku menemukan Lixuan pingsan ditepi pantai sebelumnya, kami juga belum cukup kenal," ucap Lisa.Sasa belum ingin menjawab pertanyaan dari L
Mendengar suara gelas yang pecah itu, segera kedua orang tersebut berlari menuju keaarah kamar sebelah. Lixuan wajahnya cukup cemas, entah Lisa yang dia cemaskan atau Sasa.Lixuan memasuki kamar yang dimiliki oleh sosok wanita, ruangan itu dipenuhi oleh perabotan elektronik yang cukup memenuhi semuanya. Ada kabel berserakan dimana mana, begitu pun kaleng kaleng yang cukup banyak."Ada apa ini kenapa ada pecahan gelas disini," ucap York.Entah dia pura pura bodoh, atau memang tak tahu. York pun segera mambantu Lisa yang sedang memunguti pecahan gelas gelas itu.Lixuan hanya melihat kedua orang itu yang sedang memunguti gelas, setelah beberapa saat kemudian padangannya teralihkan ke arah Sasa."Lixuan kau kah itu, aku tak percaya kau ada disini," dia dengan sisa sisa tenaganya melompat keaarah pelukan Lixuan, Lixuan yang mendapatkan serangan yang secara tiba tiba itu menghindar. Alhasil tubuh Sasa tersungkur dilantai yang ada disan, ya meskipun Sasa bukankah siapa siapa bagi Lixuan, na
York dan lainnya sudah sampai ditempat Long cai berada, Lixuan yang membawa satu piring berisikan nasi itu meletakkannya keatas meja yang ada disana, begitu pun cangkir berisikan air."Wau sepertinya anak ini benar benar dalam keadaan gawat," ucap York.Dia sudah selesai mengecek seluruh bagian tubuh milik Long cai, saat ini York merasa perihatin dengan keadaan anak itu. Dia dahulu pernah mengalami hal yang serupa, saat itu dia sedang berperang untuk menaklukkan sebuah negara, namun naasnya pertempuran yang dianggap hanya sebentar itu berlangsung sangat lama. York dan pasukannya yang kekurangan makanan itu pun mengalami penyakit yang mengerikan, hampir separuhnya meninggal. Itu adalah satu satunya pertempuran yang amat sulit bagi York. Namun dengan keberuntungan yang besar, York berhasil bertahan dari kematian. Padahal sebelumnya dia nyaris mengalami hal yang serupa seperti apa yang di alami oleh teman temannya."Kau benar paman, jika dia dibiarkan saja seperti ini mungkin nyawanya t
Dengan terpaksa kedua orang itu pergi dari tempat itu sambil membawa Sasa dan Long cai yang cukup menyusahkan, mereka berdua terlihat cukup berat. Dua orang yang membawa Sasa dan Long cai cukup kewalahan.Setelah sampai didalam kamar, mereka menidurkan kedua orang itu kekasur yang cukup lembut, bukannya mereka ditempatkan ditempat yang sama melainkan kedua orang itu sedang tertidur terpisah.Dua penyelamat yang telah selesai meletakkan mereka kekasur itu segera keluar, mereka sepertinya sepemikiran. Yang menunjukkan tanda tersebut adalah kedua orang itu berlari menuju keaarah dapur.Melihat keadaan Sasa dan Long cai mana mungkin mereka tidak tahu bahwa kedua orang itu sudah kelaparan beberapa hari yang lalu. "Sebenarnya siapa anak itu, mengapa aku seolah olah mengenalinya? Mungkinkah dia adalah renkaransi dari orang yang ada dimasa lalu?" Tanya Lixuan.Dia tak tahu siapa wanita yang dia maksud, namun meskipun begitu Sindra sangat mengenalinya. Bukan sebagai Sasa melainkan sebagai or
"Lixuan mengapa kau masih diluar, lihatlah awan yang ada diatas sana, jika kau ingin tersambar petir sih terserah kau saja," ucap Lisa yang menujuk keaatas atas awan.Memang benar pada saat ini langit mulai menghitam, selayaknya panci gosong yang terbakar bara api. Namun bukan api yang akan menjadi malapetaka bagi mereka, melainkan sebaliknya.Lixuan entah mengapa tak ingin segera masuk untuk melindungi dirinya dari air yang akan turun, seolah olah ada sesuatu yang memanggilnya diujung lautan itu."Lisa kau masuklah dahulu, jika cuaca mulai memburuk aku akan menyusul, entah mengapa ada sesuatu yang menahan ku sekarang," ucap Lixuan.Entah apa perasaan itu, Lixuan juga tidak mengetahuinya. Perasan yang hampir sirna itu mulai diingatnya lagi, itu adalah perasaan ingin bertemu dengan seseorang. Namun siapa yang ingin dia temui, mungkinkah devil atau orang lain yang sedang kesulitan dilautan sana?Jika sekarang yang mengendalikan tubuh Lixuan adalah Lixuan yang sebenarnya, maka tak menghe
Kapal kecil yang buruk rupa itu terapung di lautan lepas, dua orang yang menaikinya sedang kesusahan untuk mendayung dengan tangan mereka."Ah sial mau sampai kapan kita akan tiba didaratan jika tetap seperti ini," ucap Sasa yang marah marah tidak jelas.Hey hey dia kira semua ini ulah siapa, sosok wanita yang selalu benar itu mengomel dengan kalimat yang serupa. Long cai yang mendengar itu terus menerus mengeluarkan urat didahinya, dia mengepalkan tangannya dengan erat.Tiba tiba saja aura membunuh mulai muncul dari dalam tubuh Long cai, dia ingin sekali menghancurkan kepala Sasa yang mungil itu. Namun mengingat kemampuannya tak cukup hebat, dia hanya mengurungkan niatnya itu dihatinya.Sasa yang masih belum sadar atas kesalahannya itu tak mau membantu Long cai mendayung sedikit pun, dia berleha leha menatap langit yang sudah mulai gelap."Sasa jika kau ingin cepat keluar dari lautan ini, aku mohon bantu aku mendayung sampan ini," ucap long cai.Daripada memaksa dengan kekerasan Long