Lixuan sudah pasrah apabila pedang besar itu memotong kepalanya, namun kepercayaan akan teorinya itu tak membuat dia takut sama sekali. Dia sepenuhnya yakin bahwa teori itu adalah jalan keluar untuk menyelamatkannya. Tiba tiba kegelapan pekat menusuk Indra matanya, dia tak bisa melihat apapun. "Apakah aku sudah mati?" Batinnya. Dia tak merasakan apapun, ketika dia membuka matanya. Sinar cahaya muncul di dadanya. Dia pun tak mengerti apa yang terjadi, namun sesaat kemudian liontin yang dikalungkan nya terbang keatas menyerap energi kunang kunang yang keluar dari dalam tubuh monster itu. Clnk..... Besi besi terbanting kebawah, kedua orang yang sedang terdesak itu membelakan mata. Bukan senang yang mereka rasakan namun keterkejutan lah yang merembes ke seluruh bagian tubuhnya. Semua itu disebabkan oleh lubang hitam yang perlahan membesar dari liontin itu. Pertama yang terhisap adalah Lixuan, "argh..." Teriaknya gelombang aneh menerpa tubuhnya, tekanan yang didapatkannya cukup berat.
Lentera berteknologi maju perlahan mulai mengeluarkan cahaya biru muda ketika mereka menginjakkan kakinya keruangan itu, ruangan lebar itu dilengkapi oleh moncong senjata yang siap menembakan pelurunya. Semakin mendekati pintu besar itu, moncong senjata itu semakin intens bergerak kearah mereka semua. Haven tetap tenang, orang yang mengajak mereka bertindak seperti itu tentunya mereka juga melakukan hal yang serupa. Lixuan yang melihat semua isi ruangan itu mendongakan kepalanya, namun sesaat kemudian dia kembali seperti semula. Wajah kusut dan penuh ketidak berhargaan. "Sepertinya ruangan ini berubah," guma Haven. Dahulu ketika Haven, Florin dan ibunya Oliv menemukan tempat ini, ruangan itu cukup sempit, namun sekarang ruangan itu melebar sampai tahap tertentu. Tentunya dia keheranan sekarang, Haven pun berjalan kearah pintu besar itu begitupun orang orang yang berada dibelakangnya. Pintu besar nan tinggi itu tak akan bisa dibuka selain oleh tiga orang yang menemukannya, bisa
Ketika tubuhnya masih belum bisa digerakkan, Devil melesat keaarah Lixuan. Tubuhnya terhempas keatas langit langit, semua itu disebabkan oleh pukulan keras yang telak mengenai perutnya. Tak puas puasnya menyiksa anak dibawah umur itu, Devil melompat lalu melakukan tendangan tumit tepat mengenai punggungnya. Tubuhnya terhempas kebawah, lubang pun tercipta karena benturan itu. Pandangan Lixuan mulai kabur, mungkinkah dia sudah mati? Nafas miliknya semakin menipis, dia tak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya. Ingatan ingatan masa lalunya mulai kabur, "sial mengapa aku sangat tak berguna bagi siapapun," ucap Lixuan disisa sisa tenaganya. Ketika dia melihat kegelapan itu tiba tiba muncul titik cahaya, perlahan tapi pasti cahaya itu mulai membesar. Lixuan mengucek matanya, didepannya itu ada Florin yang berdiri siap untuk memeluk Lixuan. Tentunya dia tak melewatkan kesempatan itu, Lixuan pun lari lalu memeluk ibunya itu. Belaian lembut yang sempat menghilang itu kini akhirnya dirasakan
Namun semua itu tak memenuhi harapannya, Devil melindungi dirinya dengan bola cangkang berwarna gelap. Beberapa menit kemudian dia keluar dari bola itu, tak ada luka yang terlihat sama sekali. Ternyata usaha Lixuan dengan mengorbankan dirinya gagal sepenuhnya, entah apa jadinya jika dia mengetahui itu. Devil pun berjalan mendekati tubuh Lixuan yang tak bergerak itu, ketika dia sudah berada didekat Lixuan. Devil mengarahkan telapak tangannya kearah anak itu. Apa yang sedang dia lakukan? "Ku akui kau sungguh hebat Lixuan, namun saat ini kau tak boleh mati ditempat ini," ucap Devil. Sinar gelap masuk kedalam tubuh Lixuan, perlahan tapi pasti tubuhnya sembuh seperti sedia kala. Ha mengapa dia menyembuhkan Lixuan? Bukankah itu adalah tindakan konyol. Secara logika Lixuan adalah musuh yang merepotkan jika dia sudah menjadi kuat. Jika dia ingin membunuh Lixuan sekarang lah waktunya. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh orang ini? Hanya dialah yang tahu jawabannya. Selesainya menyemb
Namun semua itu tak memenuhi harapannya, Devil melindungi dirinya dengan bola cangkang berwarna gelap. Beberapa menit kemudian dia keluar dari bola itu, tak ada luka yang terlihat sama sekali. Ternyata usaha Lixuan dengan mengorbankan dirinya gagal sepenuhnya, entah apa jadinya jika dia mengetahui itu. Devil pun berjalan mendekati tubuh Lixuan yang tak bergerak itu, ketika dia sudah berada didekat Lixuan. Devil mengarahkan telapak tangannya kearah anak itu. Apa yang sedang dia lakukan? "Ku akui kau sungguh hebat Lixuan, namun saat ini kau tak boleh mati ditempat ini," ucap Devil. Sinar gelap masuk kedalam tubuh Lixuan, perlahan tapi pasti tubuhnya sembuh seperti sedia kala. Ha mengapa dia menyembuhkan Lixuan? Bukankah itu adalah tindakan konyol. Secara logika Lixuan adalah musuh yang merepotkan jika dia sudah menjadi kuat. Jika dia ingin membunuh Lixuan sekarang lah waktunya. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh orang ini? Hanya dialah yang tahu jawabannya. Selesainya menyemb
"ya ya aku akan menuruti apa yang kau mau itu, lagian umurku sudah tua. Akan tetapi ijinkan aku untuk membunuh para penghianat yang ada di ruangan ini," ucap Hiau. Dia pun turun dari kursi emasnya berjalan menuju keaarah orang orang, pada saat ini mereka gemetar, keringat di dahi mengucur tak terkira. Satu punggawa militer terkenal angkat kaki dari posisinya, dia bersiap untuk melindungi para rekan rekannya yang tak bersalah. "Yang mulia Carcilo, kau pergilah dari ruangan ini, tempat ini sangat berbahaya untuk mu," ucap punggawa militer. Dia menarik pedangnya, pedang mengarah tepat didepan Hiau. Dia sebenarnya tak yakin bisa mengalahkan rajanya, namun walaupun begitu dia tetap akan melakukan itu. Keinginannya untuk merevolusi kerajaan sungguh besar, apapun pengorbanan yang dibutuhkan pasti akan dilakukan olehnya. "Aku tak akan melakukan itu, ayah berhentilah untuk melakukan itu. Jika orang orang ini mati maka kerajaan ini juga akan ikut hancur lalu mati dengan menggemaskan," ucap
"Kakak kakak, ah akhirnya dia sadarkan diri, paman kakak sudah sadarkan diri," ucap anak ikan buntal. Lixuan saat ini masih terbaring dikasur lembut yang ada didalam kapal selam. Kepalanya masih berputar putar akibat serangan telak yang mengenainya sebelumnya. Itu menyebabkan semua pasangannya terlihat kabur. Walaupun sebelumnya dia sudah disembuhkan oleh Haven, Lixuan tetap merasakan efek sampingnya. Itu lah bukti seberapa mengerikan serangan yang dilancarkan oleh Devil. Haven yang mengurus Oliv itu segera menuju keaarah Lixuan berada ketika mendapatkan panggilan dari anak ikan buntal. Ketika dia sudah melewati beberapa inci dari lantai yang sebelumnya dipijaknya, dia pun berkata, "Lixuan apakah kepalamu sakit?" Sebuah pertanyaan yang membuktikan bahwa Haven berpengalaman dengan penyelematan darurat, dia seolah olah menjadi dokter yang berpengalaman. Semua orang pasti sudah tahu kepala milik organ penting untuk tubuh manusia, jika organ itu mengalami kerusakan maka akan berefek
Akhirnya kedamaian sudah didapatkan oleh penghuni lautan, sudah sekitar satu Minggu berlalu. Selama itu tak ada insiden penting yang melanda mereka, selama itu juga Lixuan hanya terbaring diatas kasur lembut untuk menyembuhkan luka luka miliknya.Pertempuran yang membuat dirinya berubah itu menjadi titik balik dari sudut pandang yang dia miliki. Pada saat ini dia sudah sepenuhnya percaya diri dengan dirinya sendiri. Ditanah lapang yang hanya ada rumput hijau nan indah itu terdapat orang orang yang sedang merayakan kemenangan, tidak bukan itu. Yang sebenarnya mereka rayakan adalah hari pernikahan milik Eizen dan Oliv. Janji suci telah terucapkan, kehidupan sehidup semati akan mereka jalankan. Pernikahan ini nantinya akan berefek besar pada perang besar yang disebut perang raja. Namun Itu masih jauh dimasa depan nanti.Haven yang terlalu sombong itu diusir oleh gerombolan rekan rekannya, semua itu disebabkan oleh dia yang terlalu sering menceritak
"tuan Vans asal tahu saja ini bukan tentang harga diri dan ego, akan tetapi ini tentang keyakinan dan tekad," ucap Vincaus dengan tegas. "ah jadi yang kau maksud tentang keyakinan itu adalah membunuh para bawahan mu," ucap Vans. Setelah mengucapkan kalimat itu sepuluh musuh tumbang ditempat itu. "ah apa apa ini, apakah ini akhir dari kita," ucap prajurit. "aku tidak ingin ini terjadi, aku ingin pulang bertemu keluarga ku," ucap perajurit lainnya. "bagaimana ini, apakah kita menyerah saja, dan menangkap tuan Vincaus." "mungkin itu bisa kita lakukan apabila tuan tak segera melakukan pergerakan." semua suara itu tumpang tindih sehingga itu hanya terdengar seperti suara tawon. Vans yang melihat itu merasa senang, dia akhirnya bisa mendapatkan kemenangan atas mental mereka. Hanya butuh sentuhan terkahir, musuhnya akan segera runtuh. namun disaat yang sama Vincaus tertawa terbahak bahak. "aku tahu, aku tahu, kau hanya bisa membunuh sepuluh orang bukan? jika kami melakukan gerakan
Armada yang cukup banyak itu berhenti dipulau yang tak berpenghuni, pada saat ini mereka sedang menunggu mangsa yang ingin dikejar oleh mereka. Namun sebelum itu mereka ingin melakukan sesuatu terhadap kerajaan Englandia.Sudah dua hari mereka menetap disana, setiap satu harinya mereka menyeludupkan barang barang kedalam kerajaan Englandia.Selain itu juga mereka meninggalkan beberapa orang disana untuk melakukan sesuatu yang amat penting.Saat ini kapal yang dinaiki oleh Lixuan dan para anggota baru sedang menuju keaarah kerajaan Englandia sebagai saudagar yang menjual barang barang. Sebelumnya semua awak keru yang ada disana memang adalah saudagar yang dimiliki oleh serikat bajak laut, namun kali ini beberapa orang yang ada didalam sana adalah pasukan militer."Dimana Lisa Lixuan?" Ucap Sasa.Karena ahli bertarung dan dia ingin selalu berdekatan dengan Lixuan, Sasa ikut serta melakukan misi yang akan dijalankan oleh Lixuan itu. Saat ini ada sasa dan Long cai disampingnya.Sasa yang
Hari hari yang dilalui oleh Lixuan kembali seperti sebelumnya, meskipun saat ini ada Sasa dan Long cai disana dia tetap melakukan rutinitas seperti biasanya. Terkadang dia membantu memasak, atau pun membantu para awak keru yang sedang memperbaiki kapal. Sebelumnya terjadi badai yang amat besar, itu menyebabkan kapal kapal yang dinaiki mereka mengalami kerusakan yang cukup fatal.Sedangkan untuk Sasa dia saat ini masih belum bisa menerima Lixuan yang saat ini, sebelumnya dia mengenal Lixuan yang hangat dan pengertian sedangkan untuk sekarang dia tak mendapatkan hal tersebut dari Lixuan. Meskipun pada saat ini hubungan mereka sudah membaik namun masih ada jarak diantara mereka berdua. Berbeda sekali dengan sebelumnya."Lisa apakah ada yang bisa aku bantu, sepertinya kau sedang kerepotan sekarang," ucap Sasa.Entah bagaimana hubungan diantara kedua gadis itu kian semakin dekat, Sasa sudah tak memiliki kebencian terdapat Lisa. Bisa dibilang kedua wanita itu sudah menjadi sahabat.Pada s
Setelah semuanya mereda Sasa kembali ke dirinya yang asli, tenang dan dingin. Bukannya dia tak ingin menghajar Lixuan lagi, namun dia tak memiliki tenaga untuk melakukan itu.Lixuan yang sadar bahwa semua ini adalah ulahnya menjauhi Sasa dan lainnya, dia menuju keaarah kamar Long cai untuk merawat peria itu."Siapa namamu," ucap Lisa yang duduk disamping Sasa. Dia baru saja kembali dari dapur untuk mengambilkan air minum. Sasa yang masih makan itu tak menjawab pertanyaan Lisa, dimatanya wanita itu hanyalah musuh yang harus disingkirkan.Lisa yang tak mendapatkan jawaban dari Sasa itu mewajirnya. Dalam masalah ini Sasa belumlah bisa berpikir rasional, seandainya dia berada diposisi yang sama mungkin perilakunya akan mirip dengan Sasa."Maaf karena menganggu hubungan kalian, tapi asal tahu saja aku tak memiliki maksud untuk melakukan itu. Kau tahu, aku menemukan Lixuan pingsan ditepi pantai sebelumnya, kami juga belum cukup kenal," ucap Lisa.Sasa belum ingin menjawab pertanyaan dari L
Mendengar suara gelas yang pecah itu, segera kedua orang tersebut berlari menuju keaarah kamar sebelah. Lixuan wajahnya cukup cemas, entah Lisa yang dia cemaskan atau Sasa.Lixuan memasuki kamar yang dimiliki oleh sosok wanita, ruangan itu dipenuhi oleh perabotan elektronik yang cukup memenuhi semuanya. Ada kabel berserakan dimana mana, begitu pun kaleng kaleng yang cukup banyak."Ada apa ini kenapa ada pecahan gelas disini," ucap York.Entah dia pura pura bodoh, atau memang tak tahu. York pun segera mambantu Lisa yang sedang memunguti pecahan gelas gelas itu.Lixuan hanya melihat kedua orang itu yang sedang memunguti gelas, setelah beberapa saat kemudian padangannya teralihkan ke arah Sasa."Lixuan kau kah itu, aku tak percaya kau ada disini," dia dengan sisa sisa tenaganya melompat keaarah pelukan Lixuan, Lixuan yang mendapatkan serangan yang secara tiba tiba itu menghindar. Alhasil tubuh Sasa tersungkur dilantai yang ada disan, ya meskipun Sasa bukankah siapa siapa bagi Lixuan, na
York dan lainnya sudah sampai ditempat Long cai berada, Lixuan yang membawa satu piring berisikan nasi itu meletakkannya keatas meja yang ada disana, begitu pun cangkir berisikan air."Wau sepertinya anak ini benar benar dalam keadaan gawat," ucap York.Dia sudah selesai mengecek seluruh bagian tubuh milik Long cai, saat ini York merasa perihatin dengan keadaan anak itu. Dia dahulu pernah mengalami hal yang serupa, saat itu dia sedang berperang untuk menaklukkan sebuah negara, namun naasnya pertempuran yang dianggap hanya sebentar itu berlangsung sangat lama. York dan pasukannya yang kekurangan makanan itu pun mengalami penyakit yang mengerikan, hampir separuhnya meninggal. Itu adalah satu satunya pertempuran yang amat sulit bagi York. Namun dengan keberuntungan yang besar, York berhasil bertahan dari kematian. Padahal sebelumnya dia nyaris mengalami hal yang serupa seperti apa yang di alami oleh teman temannya."Kau benar paman, jika dia dibiarkan saja seperti ini mungkin nyawanya t
Dengan terpaksa kedua orang itu pergi dari tempat itu sambil membawa Sasa dan Long cai yang cukup menyusahkan, mereka berdua terlihat cukup berat. Dua orang yang membawa Sasa dan Long cai cukup kewalahan.Setelah sampai didalam kamar, mereka menidurkan kedua orang itu kekasur yang cukup lembut, bukannya mereka ditempatkan ditempat yang sama melainkan kedua orang itu sedang tertidur terpisah.Dua penyelamat yang telah selesai meletakkan mereka kekasur itu segera keluar, mereka sepertinya sepemikiran. Yang menunjukkan tanda tersebut adalah kedua orang itu berlari menuju keaarah dapur.Melihat keadaan Sasa dan Long cai mana mungkin mereka tidak tahu bahwa kedua orang itu sudah kelaparan beberapa hari yang lalu. "Sebenarnya siapa anak itu, mengapa aku seolah olah mengenalinya? Mungkinkah dia adalah renkaransi dari orang yang ada dimasa lalu?" Tanya Lixuan.Dia tak tahu siapa wanita yang dia maksud, namun meskipun begitu Sindra sangat mengenalinya. Bukan sebagai Sasa melainkan sebagai or
"Lixuan mengapa kau masih diluar, lihatlah awan yang ada diatas sana, jika kau ingin tersambar petir sih terserah kau saja," ucap Lisa yang menujuk keaatas atas awan.Memang benar pada saat ini langit mulai menghitam, selayaknya panci gosong yang terbakar bara api. Namun bukan api yang akan menjadi malapetaka bagi mereka, melainkan sebaliknya.Lixuan entah mengapa tak ingin segera masuk untuk melindungi dirinya dari air yang akan turun, seolah olah ada sesuatu yang memanggilnya diujung lautan itu."Lisa kau masuklah dahulu, jika cuaca mulai memburuk aku akan menyusul, entah mengapa ada sesuatu yang menahan ku sekarang," ucap Lixuan.Entah apa perasaan itu, Lixuan juga tidak mengetahuinya. Perasan yang hampir sirna itu mulai diingatnya lagi, itu adalah perasaan ingin bertemu dengan seseorang. Namun siapa yang ingin dia temui, mungkinkah devil atau orang lain yang sedang kesulitan dilautan sana?Jika sekarang yang mengendalikan tubuh Lixuan adalah Lixuan yang sebenarnya, maka tak menghe
Kapal kecil yang buruk rupa itu terapung di lautan lepas, dua orang yang menaikinya sedang kesusahan untuk mendayung dengan tangan mereka."Ah sial mau sampai kapan kita akan tiba didaratan jika tetap seperti ini," ucap Sasa yang marah marah tidak jelas.Hey hey dia kira semua ini ulah siapa, sosok wanita yang selalu benar itu mengomel dengan kalimat yang serupa. Long cai yang mendengar itu terus menerus mengeluarkan urat didahinya, dia mengepalkan tangannya dengan erat.Tiba tiba saja aura membunuh mulai muncul dari dalam tubuh Long cai, dia ingin sekali menghancurkan kepala Sasa yang mungil itu. Namun mengingat kemampuannya tak cukup hebat, dia hanya mengurungkan niatnya itu dihatinya.Sasa yang masih belum sadar atas kesalahannya itu tak mau membantu Long cai mendayung sedikit pun, dia berleha leha menatap langit yang sudah mulai gelap."Sasa jika kau ingin cepat keluar dari lautan ini, aku mohon bantu aku mendayung sampan ini," ucap long cai.Daripada memaksa dengan kekerasan Long