Sebelumnya Haven menangkis hempasan pedang itu dengan tangannya, bilah tajam itu tak melukainya sama sekali. Namun tetap saja kekuatan milik monster kaleng itu cukup besar sampai bisa menghempaskan tubuhnya kebelakang keposisi Lixuan berada.
Saat ini Lixuan memang berniat melawan monster itu. Auman mengeringkan keluar dari mulut monster itu. Lixuan yang tadinya maju beberapa langkah ketika Haven terhempas kini mulai mundur ketakutan.Monster itu berlari kearah mereka berdua, Haven yang berada tepat dibelakang Lixuan juga ikut maju. Sebelum membenturkan kekuatan untuk kedua kalinya, Haven mencengkram kerah baju Lixuan lalu menghempaskannya kebelakang. Tubuh Lixuan melayang tak terkendali membentur dinding.Mulutnya mengeluarkan cairan merah kental. Haven walaupun melukainya dia melakukan tindakan yang tepat, seandainya saja dia tidak melakukan itu maka sudah dipastikan Lixuan akan benar benar tamat.Pertarungan antara kedua makhluk yang ada didepanNafas berhembus memenuhi udara, itu semua terjadi dengan intonasi yang cukup cepat. Haven menyeka dahinya yang penuh dengan keringat, tubuh miliknya juga dilengkapi oleh ornamen yang cukup memperihatinkan. Bercak merah dan pakaian compang camping lah yang terlihat tepat ditubuh milik Haven. "Sial jika tetap seperti ini aku tak akan bisa bertahan lebih lama lagi," gumamnya sembari mengayunkan tinju tepat keaarah robot robot yang cukup haus darah itu. Semua insiden ini sebenarnya adalah awal dari kelalaian mereka, ketika dua orang itu berhasil mengalahkan 20 monster kaleng tiba tiba suara gemuruh mendekat menuju tepat keaarah posisi mereka. Seharusnya mereka melarikan diri bukan? Namun berkat keyakinan mereka yang terlalu percaya diri bisa menghadapi monster itu mereka tidak mau melakukannya. Mereka berdua seolah olah mengatakan melarikan diri adalah tidak yang tak diperlukan. Memang awalnya mereka tak terganggu oleh itu semua, baik Haven dan Lixuan terus menghancurkan robot demi ro
Monster monster kaleng itu berbaris melindungi bos utama, terdapat empat barisan yang amat padat. "Guru apakah kau masih mampu untuk bertarung dalam jangka panjang?" Tanya Lixuan. Didepannya itu ada setidaknya 200 monster yang masih bugar, sedangkan mereka berdua sudah compang camping tak bertenaga. Semua orang pasti akan mengatakan kemenangan sangat mustahil mereka dapatkan. Namun... "Hahhah...." Haven tertawa terbahak bahak, ketika rasa gatal mengganjal di tenggorokannya dia berhenti. " Ini semakin menarik, mereka adalah lawan yang sepadan untuk teknik lanjutan dari energi Yin dan Yang," ucap Haven. Tak mendapatkan pertanyaan atas jawabnya, Lixuan pun membentak Haven, "hey guru aku bertanya padamu, apakah kau masih bisa bertarung dalam jangka panjang?" Ucap Lixuan. Dengan percaya dirinya, Haven menggeleng geleng kepalanya, "aku adalah manusia serigala normal, Untuk saat ini mana mungkin aku bisa mengulur pertarungan lebih lama. Aku hanya bisa bertarung selama 30 menit saja," u
Lixuan sudah pasrah apabila pedang besar itu memotong kepalanya, namun kepercayaan akan teorinya itu tak membuat dia takut sama sekali. Dia sepenuhnya yakin bahwa teori itu adalah jalan keluar untuk menyelamatkannya. Tiba tiba kegelapan pekat menusuk Indra matanya, dia tak bisa melihat apapun. "Apakah aku sudah mati?" Batinnya. Dia tak merasakan apapun, ketika dia membuka matanya. Sinar cahaya muncul di dadanya. Dia pun tak mengerti apa yang terjadi, namun sesaat kemudian liontin yang dikalungkan nya terbang keatas menyerap energi kunang kunang yang keluar dari dalam tubuh monster itu. Clnk..... Besi besi terbanting kebawah, kedua orang yang sedang terdesak itu membelakan mata. Bukan senang yang mereka rasakan namun keterkejutan lah yang merembes ke seluruh bagian tubuhnya. Semua itu disebabkan oleh lubang hitam yang perlahan membesar dari liontin itu. Pertama yang terhisap adalah Lixuan, "argh..." Teriaknya gelombang aneh menerpa tubuhnya, tekanan yang didapatkannya cukup berat.
Lentera berteknologi maju perlahan mulai mengeluarkan cahaya biru muda ketika mereka menginjakkan kakinya keruangan itu, ruangan lebar itu dilengkapi oleh moncong senjata yang siap menembakan pelurunya. Semakin mendekati pintu besar itu, moncong senjata itu semakin intens bergerak kearah mereka semua. Haven tetap tenang, orang yang mengajak mereka bertindak seperti itu tentunya mereka juga melakukan hal yang serupa. Lixuan yang melihat semua isi ruangan itu mendongakan kepalanya, namun sesaat kemudian dia kembali seperti semula. Wajah kusut dan penuh ketidak berhargaan. "Sepertinya ruangan ini berubah," guma Haven. Dahulu ketika Haven, Florin dan ibunya Oliv menemukan tempat ini, ruangan itu cukup sempit, namun sekarang ruangan itu melebar sampai tahap tertentu. Tentunya dia keheranan sekarang, Haven pun berjalan kearah pintu besar itu begitupun orang orang yang berada dibelakangnya. Pintu besar nan tinggi itu tak akan bisa dibuka selain oleh tiga orang yang menemukannya, bisa
Ketika tubuhnya masih belum bisa digerakkan, Devil melesat keaarah Lixuan. Tubuhnya terhempas keatas langit langit, semua itu disebabkan oleh pukulan keras yang telak mengenai perutnya. Tak puas puasnya menyiksa anak dibawah umur itu, Devil melompat lalu melakukan tendangan tumit tepat mengenai punggungnya. Tubuhnya terhempas kebawah, lubang pun tercipta karena benturan itu. Pandangan Lixuan mulai kabur, mungkinkah dia sudah mati? Nafas miliknya semakin menipis, dia tak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya. Ingatan ingatan masa lalunya mulai kabur, "sial mengapa aku sangat tak berguna bagi siapapun," ucap Lixuan disisa sisa tenaganya. Ketika dia melihat kegelapan itu tiba tiba muncul titik cahaya, perlahan tapi pasti cahaya itu mulai membesar. Lixuan mengucek matanya, didepannya itu ada Florin yang berdiri siap untuk memeluk Lixuan. Tentunya dia tak melewatkan kesempatan itu, Lixuan pun lari lalu memeluk ibunya itu. Belaian lembut yang sempat menghilang itu kini akhirnya dirasakan
Namun semua itu tak memenuhi harapannya, Devil melindungi dirinya dengan bola cangkang berwarna gelap. Beberapa menit kemudian dia keluar dari bola itu, tak ada luka yang terlihat sama sekali. Ternyata usaha Lixuan dengan mengorbankan dirinya gagal sepenuhnya, entah apa jadinya jika dia mengetahui itu. Devil pun berjalan mendekati tubuh Lixuan yang tak bergerak itu, ketika dia sudah berada didekat Lixuan. Devil mengarahkan telapak tangannya kearah anak itu. Apa yang sedang dia lakukan? "Ku akui kau sungguh hebat Lixuan, namun saat ini kau tak boleh mati ditempat ini," ucap Devil. Sinar gelap masuk kedalam tubuh Lixuan, perlahan tapi pasti tubuhnya sembuh seperti sedia kala. Ha mengapa dia menyembuhkan Lixuan? Bukankah itu adalah tindakan konyol. Secara logika Lixuan adalah musuh yang merepotkan jika dia sudah menjadi kuat. Jika dia ingin membunuh Lixuan sekarang lah waktunya. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh orang ini? Hanya dialah yang tahu jawabannya. Selesainya menyemb
Namun semua itu tak memenuhi harapannya, Devil melindungi dirinya dengan bola cangkang berwarna gelap. Beberapa menit kemudian dia keluar dari bola itu, tak ada luka yang terlihat sama sekali. Ternyata usaha Lixuan dengan mengorbankan dirinya gagal sepenuhnya, entah apa jadinya jika dia mengetahui itu. Devil pun berjalan mendekati tubuh Lixuan yang tak bergerak itu, ketika dia sudah berada didekat Lixuan. Devil mengarahkan telapak tangannya kearah anak itu. Apa yang sedang dia lakukan? "Ku akui kau sungguh hebat Lixuan, namun saat ini kau tak boleh mati ditempat ini," ucap Devil. Sinar gelap masuk kedalam tubuh Lixuan, perlahan tapi pasti tubuhnya sembuh seperti sedia kala. Ha mengapa dia menyembuhkan Lixuan? Bukankah itu adalah tindakan konyol. Secara logika Lixuan adalah musuh yang merepotkan jika dia sudah menjadi kuat. Jika dia ingin membunuh Lixuan sekarang lah waktunya. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh orang ini? Hanya dialah yang tahu jawabannya. Selesainya menyemb
"ya ya aku akan menuruti apa yang kau mau itu, lagian umurku sudah tua. Akan tetapi ijinkan aku untuk membunuh para penghianat yang ada di ruangan ini," ucap Hiau. Dia pun turun dari kursi emasnya berjalan menuju keaarah orang orang, pada saat ini mereka gemetar, keringat di dahi mengucur tak terkira. Satu punggawa militer terkenal angkat kaki dari posisinya, dia bersiap untuk melindungi para rekan rekannya yang tak bersalah. "Yang mulia Carcilo, kau pergilah dari ruangan ini, tempat ini sangat berbahaya untuk mu," ucap punggawa militer. Dia menarik pedangnya, pedang mengarah tepat didepan Hiau. Dia sebenarnya tak yakin bisa mengalahkan rajanya, namun walaupun begitu dia tetap akan melakukan itu. Keinginannya untuk merevolusi kerajaan sungguh besar, apapun pengorbanan yang dibutuhkan pasti akan dilakukan olehnya. "Aku tak akan melakukan itu, ayah berhentilah untuk melakukan itu. Jika orang orang ini mati maka kerajaan ini juga akan ikut hancur lalu mati dengan menggemaskan," ucap