"Lixuan sang pahlawan pembunuh monster paus sang iblis pembawa melata petaka, tindakan beranimu telah menciptakan keamanan bagi negeri ini. Tidak ada ucapan terimakasih yang cukup untuk diberikan akan tindakan beranimu itu. Sebagai raja aku akan memberimu hadiah, mau itu harta, pangkat atau wanita sekalipun. Aku akan menyediakannya."Lixuan yang sudah berdiri itu pun tak memberikan respon sama sekali dia hanya diam tak menanggapi ucapan sang raja itu."Kenapa kau diam? Apakah ketiga hadiah yang akan aku berikan itu belum cukup untuk jasamu itu?"Sang raja yang mendapatkan keheningan itu angkat bicara lagi, dia tak pernah mengalami situasi semacam ini selama hidupnya. Para orang orang yang berjasa pasti akan langsung meminta hadiah jika dia telah menyuruhnya untuk meminta. Namun anak kecil yang ada didepannya itu tak menanggapinya sama sekali.Apakah ketiga hal itu kurang? Begitulah asumsi yang dia temukan."Yang mulia bolehkah aku mengatakan sesuatu?""Ya silahkan ucapakan apa yang in
Jika raja setuju maka kesempatan untuk meminta Eizen melakukan persiapan akan meningkatkan. Entah apa jadinya jika raja tidak setuju mungkin dia akan berusaha ekstra untuk mencari kadidat yang cocok. Tanpa koneksi dan sumberdaya yang cukup dia tak bisa melakukan apapun. Dengan bergabungnya raja dipihaknya, rencana revolusi buruh bisa dipercepat."Raja sebelum aku meninggalkan ruangan itu maukah kau memberi tahuku tentang kerajan kerajan yang menganut sistem kapitalisme," Ucap Lixuan.Tentunya revolusi buruh tidak akan berkerja jika para demonstran berjumlah sedikit, dia ingin melakukan revolusi buruh diseluruh belahan dunia."Ya tentu saja, dimulai dari sisi selatan, wilayah Nusantara menganut sistem yang sama, kerajan yang ada ditengah benua bernama Vanisius, kerajan kecil yang terletak diujung barat Engladina, aliansi Kukuco dan kerajan yang menyembah dewa petir bernama Lighting, semua kerajan yang aku sebutkan menganut sistem kapitalisme.""Te
"Ya aku memang tidak sopan, masih maukah kau mengajariku berdagang. Aku ragu kau akan melakukannya, selama dua Minggu ini kau tak pernah sekalipun melatihku, yang ada kau terus memperalatku. Jika aku menambah permintaan untuk kau mengajariku cara berdagang, akan seperti apa nasbiku nanti."Selama dua Minggu ini, dia terus menerus diperalat oleh Haven, entah dia disuruh mengambilkan air minum, atau dia menyuruhnya untuk membeli air alkohol. Lixuan sudah hampir mirip menjadi budak gurunya."Lixuan aku tidak memperlatmu melainkan aku melatihmu, sepertinya kau salah paham," ucap Haven."Ha kau melatihku, bercanda mu memang menggelegak tawaku, menyuruh seenaknya kau sebut pelatihan. Kau memang memiliki otak sebiji kacang guru," ucap Haven. Dia pun pura pura tertawa, lalu berhenti seketika.Muak. Kata itulah yang pantas untuk digambarkan. Dia sudah tak tahan dengan Haven. Lepas sudah batin yang tersiksa kepermukaan."Bercanda? Siapa yang b
"Kau tak akan bertanya seperti itu ketika kau sudah melihat senjata itu secara langsung."Tempat itu sunyi tak ada kehidupan sama sekali, tanda tanda musuh belum ditemukan selama mereka menelusuri tempat itu. Jadi saat ini mereka bisa mengobrol dengan tenang.Namun ketika mereka sedang berjalan dengan tenang, sekor ikan buntal berukuran separuh dari tubuhnya menabarak Lixuan dari samping kanannya. Dia tak bisa menghindar karena terlalu fokus dengan hal yang lain.Didepannya terdapat pusaran hitam yang sangat besar, benda itu menelan apapun yang ada didekatnya. Gelombang kuat juga menyembur dari arah sana. Itulah lubang kematian lautan lepas.Agrh... Ucap Lixuan yang sudah tersingkur dipuing puing yang dipijaknya. Dia pun melihat siapa gerangan orang yang mendorongnya.Matanya bertemu dengan ikan buntal yang cukup besar. Haven yang melihat itu tak bergerak sama sekali. Dia masih merasa bersalah karena kejadian masalalu. Ikan buntal itu tid
"Lixuan ditempat yang terang itu banyak monster kaleng. Aku tak ingin berhadapan dengan mereka," ucap Haven.Lixuan yang sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itupun mengerti, dia saat ini hanya menurut saja. Ketika memasuki lorong yang gelap, cahaya menyinari isinya. Disana banyak sekali gambar gambar aneh. Lixuan yang seharusnya harus fokus kini tak bisa dia lakukan, matanya terus melihat gambar gambar itu.'Gambar apa itu? Apakah itu adalah dewa yang disembah?'Gambar itu menujukkan para manusia yang menyembah sesuatu, bulan dan matahari tepat ada dibelakangnya. Dia sedang disembah oleh para manusia bias, mahluk itu amat besar seolah olah sedang memancarkan berkah pada para pemuja.Lalu gambar kedua adalah peria yang memiliki tengkorak kucing dibahunya sedang mencium tangan orang itu. Lalu gambar yang lainnya adalah 9 hewan yang dimipin oleh peria itu melindungi sang mahluk yang dipuja dari amukan para pemujanya."Ha Kenapa ad
Sebelumnya Haven menangkis hempasan pedang itu dengan tangannya, bilah tajam itu tak melukainya sama sekali. Namun tetap saja kekuatan milik monster kaleng itu cukup besar sampai bisa menghempaskan tubuhnya kebelakang keposisi Lixuan berada.Saat ini Lixuan memang berniat melawan monster itu. Auman mengeringkan keluar dari mulut monster itu. Lixuan yang tadinya maju beberapa langkah ketika Haven terhempas kini mulai mundur ketakutan.Monster itu berlari kearah mereka berdua, Haven yang berada tepat dibelakang Lixuan juga ikut maju. Sebelum membenturkan kekuatan untuk kedua kalinya, Haven mencengkram kerah baju Lixuan lalu menghempaskannya kebelakang. Tubuh Lixuan melayang tak terkendali membentur dinding.Mulutnya mengeluarkan cairan merah kental. Haven walaupun melukainya dia melakukan tindakan yang tepat, seandainya saja dia tidak melakukan itu maka sudah dipastikan Lixuan akan benar benar tamat.Pertarungan antara kedua makhluk yang ada didepan
Nafas berhembus memenuhi udara, itu semua terjadi dengan intonasi yang cukup cepat. Haven menyeka dahinya yang penuh dengan keringat, tubuh miliknya juga dilengkapi oleh ornamen yang cukup memperihatinkan. Bercak merah dan pakaian compang camping lah yang terlihat tepat ditubuh milik Haven. "Sial jika tetap seperti ini aku tak akan bisa bertahan lebih lama lagi," gumamnya sembari mengayunkan tinju tepat keaarah robot robot yang cukup haus darah itu. Semua insiden ini sebenarnya adalah awal dari kelalaian mereka, ketika dua orang itu berhasil mengalahkan 20 monster kaleng tiba tiba suara gemuruh mendekat menuju tepat keaarah posisi mereka. Seharusnya mereka melarikan diri bukan? Namun berkat keyakinan mereka yang terlalu percaya diri bisa menghadapi monster itu mereka tidak mau melakukannya. Mereka berdua seolah olah mengatakan melarikan diri adalah tidak yang tak diperlukan. Memang awalnya mereka tak terganggu oleh itu semua, baik Haven dan Lixuan terus menghancurkan robot demi ro
Monster monster kaleng itu berbaris melindungi bos utama, terdapat empat barisan yang amat padat. "Guru apakah kau masih mampu untuk bertarung dalam jangka panjang?" Tanya Lixuan. Didepannya itu ada setidaknya 200 monster yang masih bugar, sedangkan mereka berdua sudah compang camping tak bertenaga. Semua orang pasti akan mengatakan kemenangan sangat mustahil mereka dapatkan. Namun... "Hahhah...." Haven tertawa terbahak bahak, ketika rasa gatal mengganjal di tenggorokannya dia berhenti. " Ini semakin menarik, mereka adalah lawan yang sepadan untuk teknik lanjutan dari energi Yin dan Yang," ucap Haven. Tak mendapatkan pertanyaan atas jawabnya, Lixuan pun membentak Haven, "hey guru aku bertanya padamu, apakah kau masih bisa bertarung dalam jangka panjang?" Ucap Lixuan. Dengan percaya dirinya, Haven menggeleng geleng kepalanya, "aku adalah manusia serigala normal, Untuk saat ini mana mungkin aku bisa mengulur pertarungan lebih lama. Aku hanya bisa bertarung selama 30 menit saja," u