Home / Fantasi / Pendekar Cahaya / Sejarah Leluhur

Share

Sejarah Leluhur

Mata Bayu terbelalak mendengar jawaban Myra, setengah berteriak dia berkata, "Ngaco kau Myra! Bagaimana mungkin ... ? Ayah John paling-paling seumur dengan kakekku Raja Pramadana, sedangkan kakekku adalah generasi ke-5 Raja Antakara, jadi mustahil ayah John menjadi pendiri kerajaan Antakara.”

“Sabar Bayu, akan kujelaskan semuanya! Di Agartha semua orang diberi kebebasan untuk mendalami bidang ilmu yang diminatinya, ada 2 bidang ilmu utama yang banyak ditekuni oleh penduduk Agartha, yang pertama adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, sedang yang kedua adalah olah tubuh atau ilmu kanuragan. Ayah John sangat berminat dalam hal ilmu kanuragan, beliau menjadi pemimpin bagi orang-orang dengan minat yang sama, mereka memiliki semacam buku pedoman yang disebut Kitab Bumi dan Kitab Langit.”

Bayu mengerutkan kening dia ingat ada sebuah kitab yang direbut oleh si Pengkhianat Bagaskoro, kalau tidak salah itu adalah Kitab Bumi, lalu di manakah Kitab Langitnya.

Myra melanjutkan, “Umumnya seorang ahli ilmu kanuragan mempelajari dasar ilmu mereka dari Kitab Bumi, mereka melatih pernafasan dan belajar menyerap serta mengolah tenaga dalam mereka dari unsur-unsur alam seperti yang tercantum dalam Kitab Bumi yaitu unsur tanah, air, api, udara dan logam. Banyak yang mempelajarinya tetapi sangat sedikit yang menguasai semua unsur itu. Ayah John adalah orang pertama yang bisa menguasai kelima unsur dari kitab bumi tersebut. Maka dia diijinkan untuk mulai mempelajari satu-satunya Kitab Langit yang ada di Agartha.”

“Mengapa hanya satu? apakah tidak ada salinannya?” Bayu bertanya.

“Karena isi dari Kitab Langit itu hanya lembar pertama yang ada tulisannya, selebihnya kosong”

“Jadi Tuan Martin, ayah John, adalah orang pertama yang berusaha memecahkan rahasia dari Kitab Langit.”

“Apa isi dari lembaran pertama Kitab Langit itu?” Bayu kembali bertanya, tampak semakin tertarik.

“Isinya hanya menjelaskan bahwa siapapun yang menguasai ilmu dalam Kitab Langit ini akan menjadi penguasa cahaya, ruang dan waktu.”

“Apakah Tuan Martin berhasil?” Bayu ingin tahu.

"Sampai sekarang tak seorangpun yang tahu. Inilah yang terjadi saat itu, Tuan Martin sangat menyukai tempat-tempat terpencil untuk melatih ilmunya, salah satu tempat favoritnya adalah sebuah gua di dekat air terjun. Di situ dia bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk memecahkan rahasia kitab langit. Suatu ketika, John yang sudah lama tidak berjumpa dengan ayahnya, bermaksud untuk menemuinya. Dia mendatangi gua tempat ayahnya berlatih.

“Ayah! Ayah! ... “ Beberapa kali dipanggilnya sang ayah. Tidak ada jawaban, maka dimasukinya gua itu semakin ke dalam, sampai pada bagian dimana ada ruangan yang luas dengan langit-langit gua yang tinggi dan lubang-lubang yang memasukkan cahaya, sehingga beberapa pohon buah dapat tumbuh di sini. Yang mengherankan bagi John bukanlah kondisi ruangan ini, melainkan sebuah lingkaran besar bersinar yang di tengahnya terlihat sebuah pemandangan dari tempat lain yang bukan bagian dari gua ini, di bawah lingkaran itu tergeletak kitab langit yang sedang dipelajari oleh sang ayah. John mendekati lingkaran itu dan mencoba melihat ke dalamnya, betapa terkejutnya dia ketika melihat sang ayah sedang bertarung dengan sejenis hewan yang aneh, bertubuh seperti ular yang sangat besar tetapi memiliki empat kaki pendek bercakar, memiliki tanduk bercabang, dengan surai mengelilingi leher serta sirip di punggung dan ekornya.

Hewan itu ganas sekali menyerang sang ayah, mulutnya terbuka lebar dengan gigi yang runcing dan tajam, pasti mampu menyobek apapun yang tergigit olehnya.

Untunglah sang ayah juga bukan orang sembarangan, sebagai satu-satunya orang di Agartha yang menguasai kitab bumi, Tuan Martin walaupun terkejut tapi sedikitpun tidak terdesak oleh serangan makhluk itu, bahkan mampu menyarangkan pukulan yang sudah dilambari dengan tenaga dalamnya yang dahsyat ke tubuh makhluk tersebut. Makhluk itu bertambah marah dan mengibaskan ekornya ke arah Tuan Martin, yang dengan sigap meloncat tinggi menghindari serangan itu. Pada saat itulah Tuan Martin melihat John, maka berteriaklah dia, 'John keluar dari gua! Hancurkan mulut gua! Jangan biarkan makhluk ini memasuki dunia kita.'

John mengikuti perintah ayahnya, berlari keluar, berhenti sesaat, melihat apa yang terjadi dengan ayahnya. Dia melihat makhluk itu terlontar keluar dari lingkaran cahaya, lalu lingkaran itu mengecil dan akhirnya lenyap bersama sang Ayah. John kembali berlari keluar gua dan ditutupnya mulut gua dengan batu-batu besar yang ada di sekitar situ. John memang mempunyai fisik yang sangat kuat, sehingga dalam waktu singkat tertutuplah mulut gua, mencegah makhluk aneh itu masuk ke negerinya yang indah.”

“Bagaimana John bisa tahu kalau ayahnya terjebak pada masa lalu di negeri Antakara?” tanya Bayu dengan penasaran.

Myra kembali menjelaskan, “Saat kami mulai membuat terowongan yang kau lewati dari gunung Belah tadi, para pekerja menemukan sebuah kotak yang berisi surat. Setelah dipelajari ternyata surat itu ditulis oleh Tuan Martin pada saat beliau ada di permukaan bumi. Surat itu menjelaskan dimana dan kapan Tuan Martin berada setelah hilang dari gua tempat beliau berlatih.”

Panjang lebar Myra menjelaskan kepada Bayu tentang sejarah leluhurnya. Bayu hanya bengong terpana, seolah tidak percaya pada apa yang didengarnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status