Beranda / Fantasi / Pendekar Cahaya / Penelitian Di Agartha

Share

Penelitian Di Agartha

Sementara itu di sebuah ruangan pada gedung yang lain, ada seorang gadis usia 17an tahun yang memiliki wajah dan bentuk tubuh persis dengan Myra, hanya bola matanya berwarna kelabu, persis seperti mata John. Gadis ini bernama Kirani, dia tampak mengutak-atik sesuatu yang mirip burung gagak, yang tergeletak di meja di hadapannya.

“Tok tok tok” terdengar suara ketukan dari pintu ruangannya.

“Masuk! ... ” Kirani sedikit berteriak,

“Halo Kira, apa kabar, bagaimana kemajuan penelitianmu?” Orang yang masuk ternyata adalah John.

“Penelitian yang mana John? Robot-robot gagak ini?” tanya Kirani

“Bukan Kira, tapi mesin teleportasi, yang mengirim gagak-gagak itu” John menjelaskan maksudnya.

Kirani menunjuk sebuah tabung kaca seukuran orang dewasa di tengah ruangan sambil berkata “Sedang kusempurnakan lagi, sejauh ini hanya robot-robot gagak ini yang berhasil kupindahkan ke permukaan bumi, aku belum mencobanya pada makhluk hidup.”

John menanggapi, “Kita tertinggal jauh dari ayahku, beliau sudah 5 tahun yang lalu berhasil membuka tabir batas ruang dan waktu, sayang Kitab Langit tertinggal sehingga ayah terjebak pada masa lampau di permukaan bumi.”

Kirani atau yang biasa dipanggil Kira ini menjawab, “Menurutku tabir ruang bisa kita tembus dengan pengetahuan kita sekarang, aku yakin mesinku tak lama lagi bisa membuktikan hal itu. Tapi, waktu, sangat banyak faktor yang mempengaruhinya John. Misalnya anak yang baru saja datang dari permukaan bumi, bukankah dia itu keturunan dari ayahmu John, jika kita berhasil menjemput ayahmu, apa yang akan terjadi dengannya?”

“Entahlah Kira, berat rasanya kehilangan orang yang kita cintai” John menghela nafas teringat akan sosok ayah yang dicintai sekaligus dihormatinya, sementara ibunya sudah tiada, meninggal saat melahirkannya.

Kira termenung, dia teringat ucapan ayahnya saat di rumah tadi, “Kira serum ini tidak bisa menyembuhkan penyakitmu, engkau memiliki kelainan darah dan sumsum tulang belakang. Hanya dengan tenaga dalam yang tinggi seseorang bisa membersihkan sumsum tulang belakangmu dan sekaligus menukarkan darahnya dengan darahmu, hingga kau akan sembuh total.”

“Lalu apa yang akan terjadi dengan orang yang menolongku ayah,” Kira bertanya ingin tahu, karena dia menyadari ayahnyalah yang akan menyembuhkannya.

“Selama orang itu masih memiliki tenaga dalam yang cukup, dia akan baik-baik saja, kemungkinan terbesar penyakitmu akan pindah ke dalam tubuhnya, tetapi dengan tenaga dalamnya dia akan bisa bertahan.”

“Bagaimana bila tenaga dalamnya tidak cukup untuk bertahan ayah?” Kira terus mengejar.

Ayahnya hanya mengangkat bahu dan menggelengkan kepala dengan santai.

Percakapannya dengan John, membuat Kira tersadar, dia tidak mau menukarkan kesembuhannya dengan orang yang dicintainya.

“Hei Kira! Kau melamun ... “ Suara John mengagetkannya.

“Eh..oh.. tidak John aku ingin menanyakan padamu, apakah kau masih memiliki serum obatku?” Kira mencoba mengembalikan perhatiannya lagi.

“Tenang saja Kira, aku sudah mengembangkan serum super genetisku, dan karena serum obatmu adalah turunan dari serum superku maka aku yakin serum obatmu akan mampu menahan lebih lama kambuhnya penyakitmu.”

Kira tersenyum dan berkata, “John, John, tubuhmu sudah sekekar itu, apakah masih akan kau suntik dengan serum lagi?”

“Bukan untukku! Serum superku dibuat untuk Bayu. Lihatlah tubuhnya yang kurus kering itu, memprihatinkan sekali.” John tertawa membayangkan tubuh kecil Bayu.

***

Bayu menanyakan banyak hal kepada Myra, mulai dari sejarah Agartha sampai hal-hal kecil seperti menyalakan lampu dan pemanas air. Tak terasa John sudah kembali, “Bagaimana Bayu? Sudah pahamkah mengenai hubungan kita?”

Sambil tersenyum Bayu menjawab, “Iya John, atau seharusnya aku memanggilmu Kakek Buyut.”

“Ha ha ha ... sayang aku tidak bisa menjumpai ayahku, walaupun aku bisa ke negerimu tapi ayahku dan kita memiliki masa yang jauh berbeda, coba sekarang kau ceritakan sejarah negerimu Bayu, aku ingin tahu apa yang dilakukan ayahku di permukaan bumi.”

Bayu memejamkan mata, mencoba mengingat-ingat apa yang pernah diceritakan Ayahandanya dan juga Paman Nayaka tentang asal mula berdirinya kerajaan Antakara.

“Kerajaan Antakara didirikan oleh Raja Martinus yang ternyata adalah Tuan Martin ayahmu John,” Bayu memulai kisahnya.

“Pada saat itu semua penduduk di daerah di mana ibukota negeri Antakara sekarang berada menyembah seekor makhluk yang disebut ‘Naga’ karena kekuatannya sangat luar biasa. Penduduk secara rutin memberikan persembahan berupa hewan ternak mereka. Suatu saat ketika para penduduk sedang mengirimkan persembahan, mereka melihat di atas bukit sang Naga sedang memekik nyaring dan bergerak seolah-olah akan terbang ke angkasa tetapi kemudian menghilang, sebagai gantinya di atas bukit itu berdiri seorang laki-laki yang sangat gagah, dialah Raja Martinus. Cerita ini ternyata sesuai dengan cerita Myra saat tuan Martin berhasil menembus tabir ruang dan waktu. Dan sejak itulah Raja Martinus dianggap sebagai penjelmaan sang Naga. Rakyat juga semakin percaya karena kesaktian Raja Martinus saat itu benar-benar luar biasa, tak seorangpun sanggup menandinginya.”

“Bagus! Rupanya begitu kejadian yang dialami ayah di permukaan bumi.” John menepuk pahanya dan nampak antusias sekali mendengarkan cerita tentang ayahnya.

“Betul John, Raja Martinus dibantu beberapa orang penduduk yang juga memiliki ilmu cukup tinggi mulai meluaskan wilayah dengan menaklukkan suku-suku liar yang ada di sekitar itu hingga terbentuklah negeri Antakara saat ini.”

“Sebentar Bayu!” John memotong cerita Bayu, “Bagaimana dengan ibu tiriku, siapa yang menjadi istri ayahku di permukaan bumi?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status