Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 123: Kuasai Kerajaan Kubu Raya

Share

Bab 123: Kuasai Kerajaan Kubu Raya

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-19 07:58:08

Tapi kali ini ke 4 orang ini seakan kompak, mereka sambut serangan ini dan kini Japra harus hadapi ke 4 orang sakti ini sekaligus.

Pendekar Gledek dan Sawon, termasuk guru mereka dua pendekar hewan ternyata selama ini perdalam ilmu kanuragan mereka.

Dan di kerajaan Kubu Raya inilah mereka 'bersembunyi', sekaligus puas, karena apapun yang mereka inginkan di sediakan sang Maharaja di sini.

Imbalannya, mereka siap melibas siapapun yang berani mengganggu kekuasaan yang maharaja ini. Hasilnya pemberontakan Pangeran Muda bersama dua orang kepercayaannya Ki Sanus dan Ki Juri selalu gagal,.

Padahal mereka sudah gunakan senjata peleda yang hebat, hasil membeli dari pedagang berkulit putih. Tapi kehebatan ke 4 orang ini, membuat gerakan pemberontakan itu selalu gagal total.

Selama di kerajaan ini, kehebatan mereka sebenarnya meningkat, tapi karena suka hambur-hamburkan tenaga untuk berfoya-foya.

Kehebatan itu tak diimbangi dengan tenaga dalam mereka sendiri, yang terbuang percuma, karena di ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 124: Jati Diri Japra Terbongkar

    Namun karena eufhoria kemenangan masih bergema, ulah ‘ganjil’ Japra dan Putri Li Me tak jadi perhatian berlama-lama.“Kapan mereka dekat begini…?” batin Ki Sanus dan Ki Juri saling pandang, lalu sama-sama senyum-senyum maklum.Ki Sanus dan Ki Juri tentu saja sangat menghormati keduanya, sebab keluarga-keluarga mereka yang selama ini di sandera dapat di bebaskan Japra dan Putri Li Me tanpa cedera.Tanpa diketahui kedua sejoli itu, ternyata Ki Sanus dan Ki Juri memantau aksi keduanya secara sembunyi-sembunyi.“Kita jangan berpangku tangan, kita pantau keduanya,” kata Ki Sanus saat itu, Ki Juri setuju, lalu bersama puluhan pemberontak lainnya, mereka menyaksikan aksi Japra dan Putri Li Me dari kejauhan.Mereka hanya bisa memandang kagum melihat aksi Japra, bahkan mereka juga melihat Japra ‘menolong’ Putri Li Me yang terluka dan membawa kabur dari benteng itu.Begitu tahu ke 50 orang tahanan di bebaskan Japra, Ki Sanus dan Ki Juri di bantu puluhan anak buah mereka, langsung bantu melindun

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 125: Berpisah dengan Putri Li Me

    Japra pun membalas penghormatan ini, gayanya tentu saja berubah total, terlihat wibawa Japra sebagai seorang pangeran terlihat.Komandan yang kenalkan diri dengan nama Perwira Ko, lalu ngobrol basa-basi dengan Japra. Sekaligus kenalkan diri dan sebut jabatannya apa di Kerajaan Qin.Tak lama kemudian semuanya di panggil pengawal utama Pangeran Muda, agar segera masuk ke ballroom Istana, upacara penobatan Pangeran Muda sebagai Raja Kubu Raya akan dilaksanakan.Pangeran Muda pun kini berganti nama menjadi Maharaja Muda Kubu Raya.Sang prabu yang baru ini di beri pakaian kebesaran dan makin nampak gagah. Di kiri kanannya berjejer permaisurinya yang cantik dan 3 selirnya yang tak kalah cantiknya ikut mendampingi, juga 5 anak-anaknya.“Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya, yang turut berjuang membebaskan kerajaan ini dari kelaliman. Kepada para tamu, terkhusus Pangeran Japra, putra mahkota Kerajaan Daha, juga pada Putri Li Me, putri Kaisar Qin, Perwira Ko, komandan perang Kerajaan Qin…

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 126: Terjebak

    Bingunglah Japra, masa iya ayah kandungnya sendiri ingin menangkapnya…soal Putri Li Me…dia pun diam-diam merasa salah.Secara tak langsung dia sudah ‘menikung’ Putri Li Me. Japra memang sudah mempertimbangkan, akan berterus terang dengan ayahandanya dan…akan menolak sebagai Putra Mahkota, kalau kelak di tunjuk.Dia tidak pernah bercita-cita ingin jadi putra mahkota, apalagi seorang maharaja.“Tapi…masa begitu cepat kabar ini sampai ke ayahanda prabu..?” batin Japra kebingungan sendiri. Ini pasti ada yang tak beres, pikirnya lagi.Si komandan ini lalu meminta Japra ulurkan tangan untuk di ikat rantai yang kuat, Japra pun mengalah, padahal kalau dia mau, mudah saja untuk kabur.Apalagi hanya sekedar rantai besi, sekali sentak pun akan putus.Tapi Japra justru penasaran dan dia sengaja menyerah, tanpa melawan. “Aku akan selidiki, kayaknya ini ada yang aneh,” pikirnya lagi, benar-benar mumets pikirannya, sekaligus tak habis pikir.Japra lalu di giring ke sebuah tempat, ternyata sudah ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 127: Disekap Bersama Adik Sendiri

    “Hmmm…inikah anak prabu dari wanita asal Barito itu?” wanita yang masih nampak cantik ini malah seakan bertanya pada Ki Birawa dan Pendeta Sura, musuh lama Japra yang sempat bentrok singkat di Kerajaan Hilir Sungai (baca bab-bab terdahulu).Gaya bicaranya nampak sekali ningratnya, gaya bicaranya pun runtut dan tertata baik, mirip sekali dengan gaya Ratu Reswari, bahkan agaknya usianya pun tak berselisih jauh.Japra pun jadi penasaran, siapa wanita ini…? Matanya terus menatap gaya si putri anggun, tapi miliki tatapa licik, terlihat dari bibirnya yang merah itu sedikit mencebi.“Benar yang mulia, dialah Pangeran Japra, ibunya Putri Harum dari Barito, yang dulu tewas oleh Ki Palung,” sahut Ki Birawa dengan sikap yang sangat hormat sekali pada wanita ini.“Hemm…baguslah, segera selesaikan keduanya, agar persoalan ini cepat beres, jangan dibiarkan lama. Ingat kalau ini selesai, kalian berdua juga yang lain akan dapat hadiah besar kelak, ini janjiku!” dengusnya, lalu berpaling dan meninggal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 128: Permaisuri Ela dan Pendekar GledekTernyata..?

    Seakan paham kalau Japra akan mengamuk, walaupun Ki Birawa belum tahu, kalau Japra sebenarnya hanya pura-pura tertotok sejak di bawa ke tahanan.Ki Birawa dengan cerdik lalu memindahkan Pangeran Daha yang pingsan ini ke ruangan lain, dia memanggil dua penjaga membawa pangeran yang babak belur tersebut.“Birawa, kalau dia kenapa-kenapa, aku tak akan beri ampun kalian semua,” dengus Japra, kaget dengan kelicikan Ki Birawa.“He-he…sesuka kamulah, intinya bentar lagi nyawa kalian berdua akan habis, lagian masa kamu lupa pelajaran jahat yang dulu au berikan..?” sela Ki Birawa mengejek, lalu cuek dan pergi dari hadapan Japra.Tiba-tiba ruangan tahanan ini di tutup dan tempat ini menjadi gelap, Japra terperanjat bukan main, dari sela-sela lubang, keluar asap, dia pun sekali sentak putuskan rantai yang mengikat tangan dan kakinya.Tapi Japra terlambat, lama-lama asap ini bikin sesak dadanya, dan tanpa bisa di cegah, Japra pun pingsan.Sesakti-saktinya Japra, dia tak menyangka Ki Birawa dan Pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 129: Siasat Jitu

    Setelah Permaisuri Ela pergi, hati Japra mulai gelisah tak terkira, tak dia sangka otak pengkhianatan di Istana adalah sang permaisuri sendiri.Dia khawatir sekali dengan keadaan ayahnya, yang dikatakan gila dengan selir-selirnya, hingga tak sadar ada ‘makar’ dari dalam Istana sendiri.Buktinya, Pangeran Daha sampai di culik dan ini yang bikin Japra murka tak kepalang, adiknya itu di bikin babak belur.Dia jadi ingat dengan kelakuan Ratu Reswari jaman dulu serupa tapi tak sama. Bedanya Ratu Reswari melakukannya dengan cara halus, bukan kekerasan seperti yang Permaisuri Ela lakukan sekarang terhadap kerajaan milik moyangnya ini.Pendekar Gledek kini menatap bengis Japra yang sudah tak berdaya.“Akhirnya kamu bisa juga di kalahkan Pangeran Japra. Bersiaplah, sebentar lagi kamu akan bertemu ibumu, kakekmu dan kakek-kakek buyutmu,” ejek Pendekar Gledek, sambil mengangkat tangannya yang mulai berubah memerah, tanda tenaga dalamnya mulau dia salurkan.Agaknya sekali pukul, kepala Japra akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 130: Rajawali Raksasa Muncul

    Setelah hampir 1 bulan, akhirnya mereka sampai di Pantai Sambalahung, bukan perjalanan yang nyaman bagi Japra. Tapi sebuah siksaan yang benar-benar bikin dia menggemerutukan gigi saking tersiksanya.Andai dia tak punya daya tahan yang luar biasa, bisa jadi Japra sudah tewas, selain totokan lihai, tusukan dua pisau yang dilakukan Pendeta Sura di bahunya bukan main sakitnya.Wajahnya makin pucat saja, tapi Pendekar Gledek tak peduli. Toh setelah kitab pusaka bukit meratus aku temukan, kamu aku penggal juga, pikirnya tanpa belas kasihan.Tapi dia membiarkan dua gundiknya menyuapi dan memberi Japra makan minum selama dalam perjalanan.“Kalau aku tak makan, mampus aku!” batin Japra, walaupun kadang dia mendongkol juga, kedua gundik Pendekar Gledek ini sangat kasar saat menyuapinya.Sesaat Pendekar Gledek terlebih dua gundiknya terpesona dengan pemandangan pantai yang sangat indah ini.Tanpa sadar kalau laut yang saat ini tenang, sebenarnya menyimpan sebuah bahaya yang bisa datang sewaktu-w

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 131: Ciptakan Jurus Baru yang Hebat

    Brass…burung Rajawali ini raih tubuh Japra di pasir dan membawanya terbang menjauh dari pantai, yang lautnya sedang mengamuk ini.Sangat jauh burung ini membawa tubuh Japra yang setengah pingsan, kini setelah terbang sangat tinggi burung ini akhirnya singgah di sebuah sisi bukit sangat tinggi, yang sangat jauh dari pantai tadi.Tak terdengar lagi bunyi menyeramkan dari laut yang sedang mengamuk tersebut.Begitu sampai di sarangnya, ternyata ada lagi satu burung rajawali, tapi agak kecil di bandingkan burung ini.Awalnya burung ini mengira Japra ini makanan, tapi kedua burung ini bercuitan seolah sedang bicara, dan burung yang agak kecil ini terlihat kecewa.Burung rajawali ini lalu mencabut dua pisau yang ada di bahu Japra gunakan paruhnya yang besar, lalu dia mengeluarkan liurnya seolah mengobati bahu yang mengeluarkan darah menghitam itu.Bahkan tali ulet yang mengikat tubuh Japra, juga mudah saja di putus paruh burung ini.“Terima kasih rajawali,” Japra bersuara lirih, tubuhnya lun

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 426: Pangeran Akmal Tertawan

    Pendekar Putul kini menyamar seperti kakek tua, dia sengaja ke sini dan berlakon bak tamu di padepokan pimpinan Ki Rawa ini.Santernya soal padepokan ular hitam yang makin menancapkan kukunya di dunia persilatan, membuat Pendekar Putul tergerak turun tangan, apalagi pemimpinnya Ki Rawa, yang ingin dia hadapi saat ini.Dia pun juga kenalkan diri sebagai si Kakek Pincang, saat di terima Jinari dan Jamari di gerbang padepokan ini.Pendekar Putul melihat kedua wanita binal ini yang jadi ketua penyambutan tamu sampai menatapnya lama, terutama kakinya yang hanya satu.“Kenapa…ada yang aneh? Kakiku begini karena pernah bentrok dengan musuh hebat,” sungut si Putul jengkel, karena pandang mata kedua wanita cabul ini seakan meremehkannya.“Hmm…ya sudah, silahkan masuk, karena kamu bukan tamu VIP, penginapan buat kamu adanya di bagian barat, di barak sono!” cetus Jinari cuek dan pastinya anggap Pendekar Putul ini tak seberapa kesaktiannya.Si Putul pun dengan terpincang-pincang menuju ke barak ya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 425: Pertemuan Akbar Golongan Hitam

    Padepokan Ular Hitam berubah total semenjak di ambil alih Ki Rawa bersama Pandekar Gledek dari tangan Ki Boka.Seluruh murid-murid Ki Boka di paksa jadi anak buah mereka dan kembali menyeleweng seperti saat jaman Ki Palung dan Ki Boka sebelum tobat setelah bertemu Prabu Japra, yang melawan mereka bunuh.Sehingga banyak yang tak suka dengan Ki Rawa, diam-diam memilih kabur dan meminta pertolongan dengan kaum pendekar golongan putih.Inilah yang membuat banyak golongan putih tewas atau terluka, setelah bentrok dengan kelompok Ular Hitam tersebut, yang semakin hari semakin kuat saja, sengan banyaknya kelompok golongan hitam bergabung.Permaisuri Aura sudah tahu soal ini, makanya dia mengutus Ki Roja atau Pendekar Budiman, untuk selidiki padepokan milik pamannya ini, sekaligus basmi kelompok Ki Rawa tersebut.Putri Seruni sebenarnya juga ingin ke sana untuk bikin perhitungan dengan Ki Rawa, tapi dia saat ini tengah hamil anak pertama, setelah hampir 13 tahun menikah dan baru kali ini menga

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 424: Ikut Selidiki Padepokan Ular Hitam

    “Maafkan aku kakek Prabu Japra, kali ini cucumu yang pernah durhaka ini akan menjadi pendekar yang baik, tidak lagi jadi pendekar jahat!” tekad si Putul.Dan kini dia sudah menemukan sebuah desa, lalu beli pakaian yang bagus dan juga kuda, untuk lanjutkan perantauannya.Koin emas yang dulu dia bawa masih banyak dan untungnya tak tercecer saat dia terjungkal ke jurang dulu.Cuman dia tak lagi antusias mencari kedua orang tuanya. Dia malu pernah menyeleweng, apalagi ayahnya Prabu Harman seorang maharaja di Kerajaan Hilir Sungai.“Kasian ayahanda Prabu Harman, pasti sangat malu tak ketulungan, punya anak seperti aku, sudah cacat, menyeleweng pula, jatuh harga diri beliau!” gumam si Putul termangu d atas kudanya yang dia biarkan jalan sendiri.Uniknya, sampai kini si Putul belum tahu, kalau Putri Alona, ibu kandungnya, justru adik ayahnya sendiri. Si Putul juga tak ada niat lagi untuk cari ibu kandungnya, dia hanya ingin membawa hatinya, kemana saja.Sejak turun gunung, si Putul buktikan t

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 423: Penolong Pangeran Daha Ternyata..?

    Setelah Pangeran Akmal bercerita, giliran Pangeran Daha yang ceritakan pengalamannya yang di sempat di culik Dua Kembar Ruba Betina dan Pendekar Serigala, saat bermaksud selidiki Temanggun Dawuk, kepala kadipaten Barabong.Namun di tolong seseorang yang sangat misterius dan sampai kini Pangeran Daha tak tahu siapa penolongnya tersebut.Tentu saja Pangeran Daha tidak bercerita soal penyekapan 3 hari 3 malam, yang membuat dia jadi permainan kedua betina genit itu.Yang anehnya semenjak sembuh dari pengaruh racun mawar merah, kekuatannya diam-diam naik berlipat?“Aku tak melihat jelas wajahnya, hanya aku tahu penolongku itu berjubah hitam, dalamnya putih, wajahnya tak begitu jelas…oh yaa…sebentar, orang itu pakai tongkat!” kata Pangeran Daha, sambil ingat-ingat tubuh si penolongnya.Pangeran Daha juga bilang, tak tahu apakah pendekar usianya itu sudah tua ataukah seumuran dirinya. Tapi yang dia tahu, penolongnya bukan wanita, tapi sosok pria.Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 422: Pangeran Dari Kerajaan Loksana

    Dan sekali ini, si pemuda ini harus mengaku dalam hatinya bahwa lawannya sungguh sama sekali tidak boleh disamakan dengan lawan-lawannya yang pernah dia kalahkan.Ternyata si kakek ini memiliki ilmu pedang yang hebat, di samping tenaga dalamnya yang kuat, ditambah lagi sebatang pedang pusaka pendeknya yang sangat ampuh!“Kakek mundurlah, biar aku yang gantian hadapi dia!” tiba-tiba Putri Dao maju ke gelanggang pertarungan dan si kakek ini mundur, lalu berdiri di samping Pangeran Daha.Melihat gaya anggun dan kini saling berhadapan dari jarak 5 meteran, makin tak karuan rasa si pemuda ini.Mulailah Si Pemuda merasa ketar-ketir, melawan si kakek tadi saja dia sudah kelabakan, entah bagaimana pula dengan si gadis cantik yang agaknya galak ini, tapi sudah bikin hatinya jungkir-balik.Belum lagi pria yang tak kalah tampan dengannya, yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja, sama tak ada wajah khawatir dari raut mukanya.Bahkan Pangeran Daha seakan ingin lihat, apakah kepandaian keponakan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 421: Serang Pemuda Asing

    “Mereka akan merekrut sebanyak-banyaknya anggota, baik warga biasa, kaum pendekar golongan hitam ataupun putih, lalu akan mendirikan sebuah kerajaan baru, Kadipaten Barabong sudah berhasil mereka kuasai!” kata Putri Dao dengan bersemangat, bahkan tangan dan matanya seakan ikutan bicara.Sangat menarik dan makin cantik saja keponakannya ini saat bercerita, andai orang lain, pasti sejak tadi Pangeran Daha sudah jungkir balik jatuh cinta.Kecantikan Putri Dao, tentu saja mengalahkan kekasihnya, si Putri Nia.Kagetlah Pangeran Daha, ini bukan gerakan main-main, apalagi setahunya Pendekar Gledek sangat berpengalaman susun kekuatan, untuk kemudian lakukan makar.Walaupun selalu gagal, karena dihancurkan Prabu Japra dan Pangeran Boon Me, yang sukses dua kali gagalkan misi besar Pendekar Gledek.Sehingga sampai kini, Pendekar Gledek dendam tak kepalang dengan orang tua dan kakak dari Pangeran Daha ini.Tapi kalau terlambat di basmi, bisa jadi gerakan kelompok ini makin besar dan makin kuat ser

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 420: Bertemu Putri Dao

    Sosok hitam yang mereka --Baung, Jinari dan Jamari, pikir hantu ini lalu mengusap wajahnya.Kemudian terlihatlah wajah yang sangat tampan, tapi berwajah murung, pakaian dalamnya putih, tapi di tutup jubahnya yang berwarna gelap.Lelaki tampan ini lalu masuk ke dalam kereta ini dan dengan cepat pondong tubuh Pangeran Daha yang setengah tertidur alias setengah pingsan ini.Gerakannya sangat cepat dan tak lebih dari 2 detik, tubuhnya yang kokoh dan menggunkan tongkat sudah lenyap dalam hutan lebat yang gelap ini.Saking hebatnya ilmu meringankan tubuhnya, kereta ini sama sekali tak bergerak, ini menandakan orang ini luar biasa ilmu silatnya.Pangeran Daha yang setengah sadar terbangun, dia merasa aneh, kenapa kini berada di sebuah gua, hari pun sudah beranjak pagi, tidak lagi malam dan berada di dalam kereta yang di bawa Dua Rubah Betina serta Pendekar Serigala.Tapi Pangeran ini tak pikirkan itu, dia cepat-cepat lakukan semedi dan kerahkan seluruh kesaktian tenaga dalamnya, untuk kembali

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 419: Jadi Tawanan Murid Pendekar Gledek

    Kedua Kembar Rubah Betina yang bernama Jinari dan Jamari ini langsung kalang kabut berpakaian.Padahal mereka tengah enak-enaknya naik ‘kuda jantan’ ini, yang sengaja mereka recoki obat kuat, agar tetap perkasa, walaupun tenaga dalamnya tak berfungsi.“Sialan si Pendekar Serigala, orang lagi nanggung, eh main panggil saja,” gerutu Jinari, sambil bantu Pangeran Daha berpakaian lagi.Saking gemasnya, dia malah sempat-sempatnya memegang tongkat Pangeran Daha yang masih kokoh bak tongkat ulin.“Ihh padahal masih ngacengg say!” kata Jamarin terkekeh dan dengan gemas sempat melumat batang ini.Tapi panggilan orang yang mereka sebut Pendekar Serigala membuat keduanya dengan terpaksa papah Pangeran Daha keluar dari kuil tua ini.“Gila sekali kalian berdua, tahu kah kalian siapa dia ini hahhh? Dia ini Pangeran Daha, putra mahkota Kerajaan Muara Sungai. Kalau sampai lepas gara-gara ulah kalian, leher kalian berdua yang mulus itu bakalan misah dari tubuh kalian yang bakalan dilakukan guru kita,”

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 418: Dua Kembar Rubah Binal

    Bukannya melaporkan ke dalam, ke 5 orang ini serempak mengurung Pangeran Daha, bahkan tak lama datang lagi 10 orang, dengan golok terhunus.Sempat pangeran ini ingin berontak, namun dia pikir, lebih baik pura-pura menyerah untuk selidki apa yang sebenarnya terjadi.Pangeran Daha pun di bawa ke dalam bangunan ini dan kagetlah dia, setelah pedangnya di ambil, Pangeran Daha di masukan ke dalam sebuah kerangkeng hewan yang sangat kuat.Kerangkeng ini biasa di gunakan untuk menangkap hewan buas, seperti biruang juga harimau, bahkan gajah liar.“Hmm…makin aneh saja,” pikir Pangeran Daha, andai dia mau, tak sulit baginya jebol kerangkeng ini.Pangeran Daha di biarkan di sana sampai malam hari, tak pernah terlihat batang hidung Temanggung Dawuk.Namun tengah malam, Pangeran Daha kaget sekali saat mencium bau seperti bunga mawar, lalu dia pun tak sadarkan diri.Tak lama, tubuhnya yang sudah tak berdaya ini dikeluarkan dari karangkeng, dan di halaman rumah Temanggung Bawuk ini sudah menunggu seb

DMCA.com Protection Status