Namun karena eufhoria kemenangan masih bergema, ulah ‘ganjil’ Japra dan Putri Li Me tak jadi perhatian berlama-lama.“Kapan mereka dekat begini…?” batin Ki Sanus dan Ki Juri saling pandang, lalu sama-sama senyum-senyum maklum.Ki Sanus dan Ki Juri tentu saja sangat menghormati keduanya, sebab keluarga-keluarga mereka yang selama ini di sandera dapat di bebaskan Japra dan Putri Li Me tanpa cedera.Tanpa diketahui kedua sejoli itu, ternyata Ki Sanus dan Ki Juri memantau aksi keduanya secara sembunyi-sembunyi.“Kita jangan berpangku tangan, kita pantau keduanya,” kata Ki Sanus saat itu, Ki Juri setuju, lalu bersama puluhan pemberontak lainnya, mereka menyaksikan aksi Japra dan Putri Li Me dari kejauhan.Mereka hanya bisa memandang kagum melihat aksi Japra, bahkan mereka juga melihat Japra ‘menolong’ Putri Li Me yang terluka dan membawa kabur dari benteng itu.Begitu tahu ke 50 orang tahanan di bebaskan Japra, Ki Sanus dan Ki Juri di bantu puluhan anak buah mereka, langsung bantu melindun
Japra pun membalas penghormatan ini, gayanya tentu saja berubah total, terlihat wibawa Japra sebagai seorang pangeran terlihat.Komandan yang kenalkan diri dengan nama Perwira Ko, lalu ngobrol basa-basi dengan Japra. Sekaligus kenalkan diri dan sebut jabatannya apa di Kerajaan Qin.Tak lama kemudian semuanya di panggil pengawal utama Pangeran Muda, agar segera masuk ke ballroom Istana, upacara penobatan Pangeran Muda sebagai Raja Kubu Raya akan dilaksanakan.Pangeran Muda pun kini berganti nama menjadi Maharaja Muda Kubu Raya.Sang prabu yang baru ini di beri pakaian kebesaran dan makin nampak gagah. Di kiri kanannya berjejer permaisurinya yang cantik dan 3 selirnya yang tak kalah cantiknya ikut mendampingi, juga 5 anak-anaknya.“Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya, yang turut berjuang membebaskan kerajaan ini dari kelaliman. Kepada para tamu, terkhusus Pangeran Japra, putra mahkota Kerajaan Daha, juga pada Putri Li Me, putri Kaisar Qin, Perwira Ko, komandan perang Kerajaan Qin…
Bingunglah Japra, masa iya ayah kandungnya sendiri ingin menangkapnya…soal Putri Li Me…dia pun diam-diam merasa salah.Secara tak langsung dia sudah ‘menikung’ Putri Li Me. Japra memang sudah mempertimbangkan, akan berterus terang dengan ayahandanya dan…akan menolak sebagai Putra Mahkota, kalau kelak di tunjuk.Dia tidak pernah bercita-cita ingin jadi putra mahkota, apalagi seorang maharaja.“Tapi…masa begitu cepat kabar ini sampai ke ayahanda prabu..?” batin Japra kebingungan sendiri. Ini pasti ada yang tak beres, pikirnya lagi.Si komandan ini lalu meminta Japra ulurkan tangan untuk di ikat rantai yang kuat, Japra pun mengalah, padahal kalau dia mau, mudah saja untuk kabur.Apalagi hanya sekedar rantai besi, sekali sentak pun akan putus.Tapi Japra justru penasaran dan dia sengaja menyerah, tanpa melawan. “Aku akan selidiki, kayaknya ini ada yang aneh,” pikirnya lagi, benar-benar mumets pikirannya, sekaligus tak habis pikir.Japra lalu di giring ke sebuah tempat, ternyata sudah ada
“Hmmm…inikah anak prabu dari wanita asal Barito itu?” wanita yang masih nampak cantik ini malah seakan bertanya pada Ki Birawa dan Pendeta Sura, musuh lama Japra yang sempat bentrok singkat di Kerajaan Hilir Sungai (baca bab-bab terdahulu).Gaya bicaranya nampak sekali ningratnya, gaya bicaranya pun runtut dan tertata baik, mirip sekali dengan gaya Ratu Reswari, bahkan agaknya usianya pun tak berselisih jauh.Japra pun jadi penasaran, siapa wanita ini…? Matanya terus menatap gaya si putri anggun, tapi miliki tatapa licik, terlihat dari bibirnya yang merah itu sedikit mencebi.“Benar yang mulia, dialah Pangeran Japra, ibunya Putri Harum dari Barito, yang dulu tewas oleh Ki Palung,” sahut Ki Birawa dengan sikap yang sangat hormat sekali pada wanita ini.“Hemm…baguslah, segera selesaikan keduanya, agar persoalan ini cepat beres, jangan dibiarkan lama. Ingat kalau ini selesai, kalian berdua juga yang lain akan dapat hadiah besar kelak, ini janjiku!” dengusnya, lalu berpaling dan meninggal
Seakan paham kalau Japra akan mengamuk, walaupun Ki Birawa belum tahu, kalau Japra sebenarnya hanya pura-pura tertotok sejak di bawa ke tahanan.Ki Birawa dengan cerdik lalu memindahkan Pangeran Daha yang pingsan ini ke ruangan lain, dia memanggil dua penjaga membawa pangeran yang babak belur tersebut.“Birawa, kalau dia kenapa-kenapa, aku tak akan beri ampun kalian semua,” dengus Japra, kaget dengan kelicikan Ki Birawa.“He-he…sesuka kamulah, intinya bentar lagi nyawa kalian berdua akan habis, lagian masa kamu lupa pelajaran jahat yang dulu au berikan..?” sela Ki Birawa mengejek, lalu cuek dan pergi dari hadapan Japra.Tiba-tiba ruangan tahanan ini di tutup dan tempat ini menjadi gelap, Japra terperanjat bukan main, dari sela-sela lubang, keluar asap, dia pun sekali sentak putuskan rantai yang mengikat tangan dan kakinya.Tapi Japra terlambat, lama-lama asap ini bikin sesak dadanya, dan tanpa bisa di cegah, Japra pun pingsan.Sesakti-saktinya Japra, dia tak menyangka Ki Birawa dan Pe
Setelah Permaisuri Ela pergi, hati Japra mulai gelisah tak terkira, tak dia sangka otak pengkhianatan di Istana adalah sang permaisuri sendiri.Dia khawatir sekali dengan keadaan ayahnya, yang dikatakan gila dengan selir-selirnya, hingga tak sadar ada ‘makar’ dari dalam Istana sendiri.Buktinya, Pangeran Daha sampai di culik dan ini yang bikin Japra murka tak kepalang, adiknya itu di bikin babak belur.Dia jadi ingat dengan kelakuan Ratu Reswari jaman dulu serupa tapi tak sama. Bedanya Ratu Reswari melakukannya dengan cara halus, bukan kekerasan seperti yang Permaisuri Ela lakukan sekarang terhadap kerajaan milik moyangnya ini.Pendekar Gledek kini menatap bengis Japra yang sudah tak berdaya.“Akhirnya kamu bisa juga di kalahkan Pangeran Japra. Bersiaplah, sebentar lagi kamu akan bertemu ibumu, kakekmu dan kakek-kakek buyutmu,” ejek Pendekar Gledek, sambil mengangkat tangannya yang mulai berubah memerah, tanda tenaga dalamnya mulau dia salurkan.Agaknya sekali pukul, kepala Japra akan
Setelah hampir 1 bulan, akhirnya mereka sampai di Pantai Sambalahung, bukan perjalanan yang nyaman bagi Japra. Tapi sebuah siksaan yang benar-benar bikin dia menggemerutukan gigi saking tersiksanya.Andai dia tak punya daya tahan yang luar biasa, bisa jadi Japra sudah tewas, selain totokan lihai, tusukan dua pisau yang dilakukan Pendeta Sura di bahunya bukan main sakitnya.Wajahnya makin pucat saja, tapi Pendekar Gledek tak peduli. Toh setelah kitab pusaka bukit meratus aku temukan, kamu aku penggal juga, pikirnya tanpa belas kasihan.Tapi dia membiarkan dua gundiknya menyuapi dan memberi Japra makan minum selama dalam perjalanan.“Kalau aku tak makan, mampus aku!” batin Japra, walaupun kadang dia mendongkol juga, kedua gundik Pendekar Gledek ini sangat kasar saat menyuapinya.Sesaat Pendekar Gledek terlebih dua gundiknya terpesona dengan pemandangan pantai yang sangat indah ini.Tanpa sadar kalau laut yang saat ini tenang, sebenarnya menyimpan sebuah bahaya yang bisa datang sewaktu-w
Brass…burung Rajawali ini raih tubuh Japra di pasir dan membawanya terbang menjauh dari pantai, yang lautnya sedang mengamuk ini.Sangat jauh burung ini membawa tubuh Japra yang setengah pingsan, kini setelah terbang sangat tinggi burung ini akhirnya singgah di sebuah sisi bukit sangat tinggi, yang sangat jauh dari pantai tadi.Tak terdengar lagi bunyi menyeramkan dari laut yang sedang mengamuk tersebut.Begitu sampai di sarangnya, ternyata ada lagi satu burung rajawali, tapi agak kecil di bandingkan burung ini.Awalnya burung ini mengira Japra ini makanan, tapi kedua burung ini bercuitan seolah sedang bicara, dan burung yang agak kecil ini terlihat kecewa.Burung rajawali ini lalu mencabut dua pisau yang ada di bahu Japra gunakan paruhnya yang besar, lalu dia mengeluarkan liurnya seolah mengobati bahu yang mengeluarkan darah menghitam itu.Bahkan tali ulet yang mengikat tubuh Japra, juga mudah saja di putus paruh burung ini.“Terima kasih rajawali,” Japra bersuara lirih, tubuhnya lun
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad