Setelah hampir 1 bulan, akhirnya mereka sampai di Pantai Sambalahung, bukan perjalanan yang nyaman bagi Japra. Tapi sebuah siksaan yang benar-benar bikin dia menggemerutukan gigi saking tersiksanya.Andai dia tak punya daya tahan yang luar biasa, bisa jadi Japra sudah tewas, selain totokan lihai, tusukan dua pisau yang dilakukan Pendeta Sura di bahunya bukan main sakitnya.Wajahnya makin pucat saja, tapi Pendekar Gledek tak peduli. Toh setelah kitab pusaka bukit meratus aku temukan, kamu aku penggal juga, pikirnya tanpa belas kasihan.Tapi dia membiarkan dua gundiknya menyuapi dan memberi Japra makan minum selama dalam perjalanan.“Kalau aku tak makan, mampus aku!” batin Japra, walaupun kadang dia mendongkol juga, kedua gundik Pendekar Gledek ini sangat kasar saat menyuapinya.Sesaat Pendekar Gledek terlebih dua gundiknya terpesona dengan pemandangan pantai yang sangat indah ini.Tanpa sadar kalau laut yang saat ini tenang, sebenarnya menyimpan sebuah bahaya yang bisa datang sewaktu-w
Brass…burung Rajawali ini raih tubuh Japra di pasir dan membawanya terbang menjauh dari pantai, yang lautnya sedang mengamuk ini.Sangat jauh burung ini membawa tubuh Japra yang setengah pingsan, kini setelah terbang sangat tinggi burung ini akhirnya singgah di sebuah sisi bukit sangat tinggi, yang sangat jauh dari pantai tadi.Tak terdengar lagi bunyi menyeramkan dari laut yang sedang mengamuk tersebut.Begitu sampai di sarangnya, ternyata ada lagi satu burung rajawali, tapi agak kecil di bandingkan burung ini.Awalnya burung ini mengira Japra ini makanan, tapi kedua burung ini bercuitan seolah sedang bicara, dan burung yang agak kecil ini terlihat kecewa.Burung rajawali ini lalu mencabut dua pisau yang ada di bahu Japra gunakan paruhnya yang besar, lalu dia mengeluarkan liurnya seolah mengobati bahu yang mengeluarkan darah menghitam itu.Bahkan tali ulet yang mengikat tubuh Japra, juga mudah saja di putus paruh burung ini.“Terima kasih rajawali,” Japra bersuara lirih, tubuhnya lun
Kini…Japra keluar dengan selamat dari badai itu, tapi pakaiannya compang camping, tapi tubuhnya tak apa-apa.Kedua rajawali ini terpekik kegirangan melihat Japra tak apa-apa, mereka berkuik-kuik di udara, menimbulkan suara bising, seolah ratusan burung sedang beterbangan di udara.“Terima kasih sahabatku, kalian yang membuat aku bisa sehebat sekarang ini,” kata Japra sambil menciumi kepala burung ini bergantian, yang anehnya terus berkuik-kuik manja dengannya, terutama yang paling kecil alias anaknya.Tak terasa hampir 3 bulan Japra berada di sini, jurus baru itupun makin matang di latihnya setiap hari.Dan suatu hari, siapapun yang melihat akan melongo, saat burung raksasa ini terbang tidak terlalu tinggi menuju ke sebuah tempat.Kepakan sayapnya sudah bikin ngeri semua orang...!Yang bikin semua orang terperanjat bukan main, di punggung burung raksasa ini, ada seorang pria yang duduk anteng, seolah sedang menaiki seekor kuda jantan.Hari ini Japra memutuskan kembali turun gunung dan
Japra turun dari kudanya, dia sama sekali tak mau muncul diam-diam, pendekar ini sangat percaya diri dan sengaja muncul terang-terangan.Rumah yang lumayan besar ini dan memiliki halaman yang sangat luas, terletak di pinggiran Desa Purai, wilayah ini sudah masuk Kerajaan Hilir Sungai, dulunya jadi bagian Kerajaan Daha.Namun direlakan masuk kerajaan ini, setelah Ratu Reswari berkunjung dan jalin persahabatan dengan Kerajaan Daha.Japra tersenyum dingin, kehadirannya sudah di ketahui orang-orang yang berada di rumah ini. Terlibat bayangan orang-orang yang keluar dari rumah tersebut.“Tak perlu kalian bersembunyi, aku sudah di sini Ki Birawa, Pendekar Gledek dan Pendeta Sura. Kalian lepaskan Pangeran Daha, maka aku tak akan berurusan dengan kalian lagi, ku lupakan penyiksaan yang kalian lakukan padaku dulu!” kata Japra sambil keluarkan tantangan terbuka.Tak lama keluarlah 3 orang yang Japra sebut tadi, lalu diikuti juga Ki Anom, Pendekar Codet, Sawon dan satu orang yang tak Japra kenal
“Kawan-kawan tunggu apalagi terlalu banyak bacot dia,” Ki Birawa mulai komando kawan-kawannya untuk mengeroyok Japra.Japra tenang-tenang saja, tak ada ketakutan dari wajahnya, justru dia ingin mereka semuanya maju menghadapinya barengan, dia sekaligus ingin uji jurus barunya tersebut."Betul Ki Birawa, si mulut besar ini harus segera kita kirim ke neraka,” sambung Pendekar Gledek, kini tangannya sudah berubah membiru, tanda kekuatannya mulai terkumpul di kedua lengannya.Pendekar Gledek kini tak ragu lagi keluarkan jurus paling andalannya.“Kamu datang antar nyawa ke sini Japra! Sayang sekali, andai kamu mau gabung dengan kami, kita akan kuasai dunia,” sambung Ki Anom, yang sejak tadi hanya jadi pendengar yang baik.Dia langsung keluarkan senjatanya yang istimewa, yakni cambuk yang ujungnya sangat tajam.“Tarr..tarr…!” terdengar suara keras, saat dia hempaskan cambuknya ini ke tanah.Lalu sambil mengeluarkan suara melengking nyaring yang disusul Ki Birawa, Pendeta Sura dan lainnya,
Kali ini Japra tak mau menghindar, begitu ujung tasbeh, ujung golok dan serangan dari jarak 3 meteran Ki Birawa datang berbarengan. Secara mengejutkan Japra ganti jurusnya dengan ilmu lintah.Kaget tak kepalang 3 orang ini, saat tenaga dalam mereka membanjir keluar, serempak mereka melepaskan tenaga dalamnya, untuk menyetop tenaga dalam mereka habis keluar tersedot.Inilah yang Japra tunggu-tunggu, kurang dari sepersekian detik, jurus Rajawali Mencaplok Mangsa dia kerahkan dengan tangan kanannya.Bresss….jurus dahsyat yang sangat dingin Japra keluarkan, akibatnya ketiga orang ini terpelanting dan ketiganya terguling-guling ke tanah.Tasbeh milik Pendeta Sura putus dan biji tasbehnya berhamburan, pedang tipis Pendekar Gledek patah dan Ki Birawa melolong ke sakitan, saat tangannya yang tadi di gunakan menyerang Japra patah!Keadaan Pendekta Sura dan Pendekar Gledek pun tak jauh beda, lengan mereka juga patah. Sebab saat itu mereka tidak sempat lagi salurkan tenaga dalam, ketika mereka m
Kini mereka pindah ke sebuah ruangan di bangunan yang sudah kosong tersebut, Lusia dan Wulani hanya bisa tertunduk dengan mata merah.Pangeran Daha yang terguncang jiwanya, tak beda jauh dengan Lusia dan Wulani akhirnya terhibur hatinya dan sangat senang akhirnya bisa di tolong dan bertemu saudara tuanya ini.“Jadi kalian di culik anak buah Ki Birawa dan di bawa ke sini?” Japra bertanya sambil menatap kasian dua wanita cantik ini.“Iya Bang, kami tak bisa melawan, mereka sangat sakti. Kami di bawa ke sini dan di recoki obat…perangsang!” sahut Lusia lalu menundukan kepala.“Apa tujuan mereka…maaf memberi kalian bertiga obat perangsang..?” tanya Japra hati-hati.Japra tahu itu, setelah bergantian mengobati ketiganya.Lusia dan Wulani saling tatap dan mereka menatap Pangeran Daha, seakan minta untuk jawab pertanyaan pendekar sakti ini.“Ini semua karena ulah Permaisuri Ela, tujuannya…untuk permalukan diriku Kang!” potong Pangeran Daha, sambil menatap Japra, dia terlihat sungkan menatap
“Aku akan coba sadarkan ayahanda prabu…sekaligus berterus terang, kalau Putri Li Me sudah kembali ke kerajaannya dan menolak dijadikan selir!” ceplos Japra, tanpa mau singgung soal asmara di antara mereka berdua.Walaupun Pangeran Daha terus membujuknya, tapi Japra pun bersikukuh menolk dijadikan Putra Mahkota.Sikap Pangeran Daha ini justru membuat Japra bertekad akan membantu adiknya ini kelak untuk jadi Putra Mahkota.‘Dia orang yang rendah hati dan lembut-’ batin Japra, senang melihat saudaranya ini punya budi pekerti yang baik.“Baiklah Kakang…!” sambil menyahut begitu, Pangeran Daha menatap Lusia dan Wulani.Seakan paham, Japra lalu balik menatap Pangeran Daha. “Adikku, soal Lusia dan Wulani, kurasa kamu…harus bertanggung jawab!”Japra tak ingin ada rasa tak enak kelak, terutama dengan Ki Samonang, yang juga salah satu dari 3 Pendekar Golok Putih, guru kedua wanita cantik ini, kalau Pangeran Daha sampai tidak mau bertanggung jawab.Pengeran Daha terlihat menarik nafas panjang.“
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad