“Aku akan coba sadarkan ayahanda prabu…sekaligus berterus terang, kalau Putri Li Me sudah kembali ke kerajaannya dan menolak dijadikan selir!” ceplos Japra, tanpa mau singgung soal asmara di antara mereka berdua.Walaupun Pangeran Daha terus membujuknya, tapi Japra pun bersikukuh menolk dijadikan Putra Mahkota.Sikap Pangeran Daha ini justru membuat Japra bertekad akan membantu adiknya ini kelak untuk jadi Putra Mahkota.‘Dia orang yang rendah hati dan lembut-’ batin Japra, senang melihat saudaranya ini punya budi pekerti yang baik.“Baiklah Kakang…!” sambil menyahut begitu, Pangeran Daha menatap Lusia dan Wulani.Seakan paham, Japra lalu balik menatap Pangeran Daha. “Adikku, soal Lusia dan Wulani, kurasa kamu…harus bertanggung jawab!”Japra tak ingin ada rasa tak enak kelak, terutama dengan Ki Samonang, yang juga salah satu dari 3 Pendekar Golok Putih, guru kedua wanita cantik ini, kalau Pangeran Daha sampai tidak mau bertanggung jawab.Pengeran Daha terlihat menarik nafas panjang.“
“Nenek…bunda suri, t-tolong ceritakan yang sebenarnya, agar hamba tahu rahasia apa di balik ini semua…?” dengan suara bergetar Japra kini meminta ibu suri untuk bercerita.“Baiklah Japra, sudah saatnya kamu tahu kebenarannya…selama ini kamu pasti beranggapan ayahmu Prabu Kanji dan ibumu seorang putri dari Barito bukan? Itu semua salah besar” Ibu Suri lalu ambil minumannya, sebelum mulai bercerita.Japra tentu saja mengangguk, karena itulah cerita yang dia ketahui sampai saat ini.Inilah kisahnya…!Prabu Daha sejak muda terkenal sangat flamboyan, raja ini sangat tampan dan mempunyai kesaktian yang sangat tinggi.Tak heran, di samping memiliki seorang permaisuri yang cantik jelita, sang prabu ini juga memiliki puluhan selir yang kecantikannya tak kalah dengan sang permaisuri.Namun, semenjak berusia 50 tahunan, permaisuri sudah tak begitu menarik minat sang raja flamboyan ini, dia lebih asyik dengan selir-selirnya, apalagi dari 3 anak mereka, semuanya wanita, tidak ada pangeran…!Padaha
Sampai di sini, Japra terdiam, matanya berkaca-kaca, tak menyangka ibu kandung aslinya juga sudah meninggal dunia.Walaupun di sudut hatinya yang paling dalam, ada kebanggaan, kalau dirinya keturunan dua kerajaan sekaligus, tapi kebanggaan itu lenyap berganti kesedihan lagi."Kasiannya bunda kandungku, begitu bersedih hingga sakit dan meninggal dunia," batin Japra.“Bunda...suri, kenapa aku dikatakan anak Prabu Kanji dan Putri dari Barito..?” tanya Japra hati-hati, sekaligus penasaran.“Itu semua yang mengarang cerita adalah…Mahapatih Takalo. Tujuannya, untuk selamatkan kamu dari dari perbuatan jahat orang-orang yang tak ingin kamu jadi pewaris kerajaan yang asli…!”“Dan asal kamu tahu, tewasnya Mahapatih itu, karena saat kamu datang dahulu, Prabu Kanji kaget bukan main, keturunan kakang prabu-nya, yang juga ayahmu muncul tak disangka-sangka. Apalagi dia tahu kamu katanya sakti bukan main…!”Ibu Suri pun sebut, dia curiga, tewasnya Mahapatih Takalo, ada kaitannya dengan Prabu Kanji.“
“Kamu siapa…?” keluarlah seorang nelayan tua dari rumahnya yang lebih tepat di sebut gubuk, sambil menatap wajah tampan Japra.Walaupun sudah sepuh, tubuh kurus kakek ini terlihat kokoh, terbiasa melaut membuat fisiknya terlihat kuat.“Aiiih kamu…mirip sekali dengan Prabu Daha, Maharaja Kerajaan Daha saat beliau muda, siapakah kamu ini anak muda?” tiba-tiba saja di nelayan tua langsung tembak Japra.Matanya sampai membulat menatap Japra, antara kaget dan bingung, apalagi saat melihat pakaian Japra yang perlente ini.“Aku…anaknya Putri Betani dan Prabu Daha, akulah bayi yang dulu ampir hilang di culik dua orang suruhan Ki Birawa. Tapi di selamatkan pengawal pribadi Ibu Suri!” sahut Japra apa adanya.Melongolah orang tua yang dikatakan ibu suri bernama Ki Sapo ini.“Aaapa…j-jadi kamukah bayi yang dulu hilang di culik dan lenyap di sebuah hutan dan di kira sudah tewas di mangsa binatang buas?” Ki Sapo secara tak sadar bertanya, tak ingat kalau bayi yang kini sudah dewasa bukan orang sem
Japra sampai tersenyum pahit, karena kembali teringat ibu kandungnya yang tak pernah sekalipun dia lihat. Dan telah memberinya nama yang sangat mirip dengan nama pemberian ortu angkatnya di Desa Haliling.Padahal nama aslinya adalah Pangeran Japranata, artinya cukup tambahkan nama ‘Nata’ maka jadilah nama aslinya.Setelah Ki Sapo dan Simbok selesai bercerita hingga tengah malam, mereka pun beristirahat.Kini di kamar kecil sederhana yang dikatakan Simbok bekas kamar mendiang ibu kandungnya, Japra pun duduk merenung.“Apakah aku harus ke Kerajaan Qin…??? Astagaaaa…kenapa aku lupa, Putri Li Me sudah hampir 4 bulan pulang ke Kerajaan Qin, apa sebaiknya aku susul, sekaligus cari keluarga ibundaku di sana…jangan-janga Putri Li Me sepupu misanku sendiri…?” batin Japra atau Japranata, nama asli pemberian ibundanya mulai bimbang.Namun dia ingat kembali pesan Ibu Suri, agar terlebih dahulu membongkar kebusukan yang terjadi di Istana sekarang ini.“Ibu Suri masih ngotot minta aku yang harus j
Japra balik kaget, artinya Panglima Ulay juga sudah tahu kisah sesungguhnya. “Panglima…jujur aku sudah bertemu Ibu Suri dan beliaulah yang minta agar aku menemui Panglima di sini!”Tiba-tiba Panglima Ulay turun dari kursinya lalu bersujud di depan Japra.“Pangeran Japranata, mulai detik ini, aku akan bantu pangeran untuk rebut kembali tahta Kerajaan Daha, orang yang paling berhak dibandingkan Prabu Kanji!”Dan tiga komandan Panglima Ulay juga bersikap sama, serempak mereka ikut bersujud di depan Japra.Entah kenapa, kali ini Japra sama sekali tak menegur ulah ke 4 nya dan dia membiarkan saja.“Pangeran…dari laporan yang kami dapat, Mahapatih Jugi sengaja tak mau kirim pasukan tambahan, malah minta agar kami semua balik saja ke kotaraja. Ini kan aneh, kenapa wilayah kita di ambil orang, malah pasukan diminta balik, ini sangat mencurigakan dan bikin kami bertanya-tanya!”Salah satu komandan bernama Acon bongkar sebuah kejanggalan, hingga Japra ikut terdiam dan mikir.Komandan Ila dan Ko
Di halaman bangunan itu Japra kaget bukan main, lagi-lagi musuh besarnya ada di sini, siapa kalau bukan Ki Birawa.“Orang ini harus di lenyapkan, di mana-mana hanya bikin masalah!” geram Japra, sambil gemelukan giginya.Ingin rasanya Japra langsung muncul saja, tapi akal sehatnya jalan. Apalagi saat melihat bukan hanya pengawal Jenderal Amani yang ada di sana, juga banyak orang-orang yang tak Japra kenal, dan sepintas bukan orang yang rendah ilmu kanuragannya. Namun ada satu orang yang bikin dahi Japra bergerinyit…tapi bikin jantungnya berdebar. Saat melihat kemunculan seorang wanita cantik dengan pakaian panglima.Wanita cantik tersebut terlihat menyambut Jenderal Amani, bahkan bergandeng tangan ‘mesra’ saat masuk ke dalam rumah besar ini“Aura…ternyata dia kini jadi salah satu komandan pasukan Loksana, tapi kenapa ikut Kerajaan ini? Apa yang membuatnya malah kesasar ke sini dan bantu kerajaan musuh..?” batin Japra sambil menatap tajam wajah mantan istrinya ini dari kejauhan.Wala
Diam-diam Ki Birawa melirik 5 orang yang sejak tadi terlihat sangat marah dan menatap penuh permusuhan pada Japra.Namun kali ini Japra benar-benar siap tempur, dia tak bakal mundur secuil pun. Hatinya teramat marah, Kerajaan Daha makin menyusut wilayahnya, akibat ketidak becusan Prabu Kanji.Walaupun dia mendengar ada derap kaki ratusan bahkan lebih di luar bangunan ini, tanda pasukan Kerajaan Loksana sudah mulai berkumpul mengurung tempat tersebut.Tapi lagi-lagi Japra tidak menunjukan rasa gentar.Saat ituah Japra menatap ke langit yang berawan, ada dua titik kecil seorang burung dan senyum mengembang di bibirnya.Makin kuatlah mentalnya saat ini, dua sahabatnya yang tak biasa sedang 'memantaunya' dari atas.Kini Japra kembali menatap musuh-musuhnya, Japra sudah di kurung sangat ketat, pengeroyokan hanya tinggal menunggu perintah Jenderal Amani, yang jadi pimpinan di sini.“Japra, musuh-musuhmu boleh takut denganmu, tapi aku sebagai panglima, tak pernah takut!” kali ini kembali ter
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad