Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 131: Ciptakan Jurus Baru yang Hebat

Share

Bab 131: Ciptakan Jurus Baru yang Hebat

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-23 09:27:11

Brass…burung Rajawali ini raih tubuh Japra di pasir dan membawanya terbang menjauh dari pantai, yang lautnya sedang mengamuk ini.

Sangat jauh burung ini membawa tubuh Japra yang setengah pingsan, kini setelah terbang sangat tinggi burung ini akhirnya singgah di sebuah sisi bukit sangat tinggi, yang sangat jauh dari pantai tadi.

Tak terdengar lagi bunyi menyeramkan dari laut yang sedang mengamuk tersebut.

Begitu sampai di sarangnya, ternyata ada lagi satu burung rajawali, tapi agak kecil di bandingkan burung ini.

Awalnya burung ini mengira Japra ini makanan, tapi kedua burung ini bercuitan seolah sedang bicara, dan burung yang agak kecil ini terlihat kecewa.

Burung rajawali ini lalu mencabut dua pisau yang ada di bahu Japra gunakan paruhnya yang besar, lalu dia mengeluarkan liurnya seolah mengobati bahu yang mengeluarkan darah menghitam itu.

Bahkan tali ulet yang mengikat tubuh Japra, juga mudah saja di putus paruh burung ini.

“Terima kasih rajawali,” Japra bersuara lirih, tubuhnya lun
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 132: Misi Selamatkan Pangeran Daha

    Kini…Japra keluar dengan selamat dari badai itu, tapi pakaiannya compang camping, tapi tubuhnya tak apa-apa.Kedua rajawali ini terpekik kegirangan melihat Japra tak apa-apa, mereka berkuik-kuik di udara, menimbulkan suara bising, seolah ratusan burung sedang beterbangan di udara.“Terima kasih sahabatku, kalian yang membuat aku bisa sehebat sekarang ini,” kata Japra sambil menciumi kepala burung ini bergantian, yang anehnya terus berkuik-kuik manja dengannya, terutama yang paling kecil alias anaknya.Tak terasa hampir 3 bulan Japra berada di sini, jurus baru itupun makin matang di latihnya setiap hari.Dan suatu hari, siapapun yang melihat akan melongo, saat burung raksasa ini terbang tidak terlalu tinggi menuju ke sebuah tempat.Kepakan sayapnya sudah bikin ngeri semua orang...!Yang bikin semua orang terperanjat bukan main, di punggung burung raksasa ini, ada seorang pria yang duduk anteng, seolah sedang menaiki seekor kuda jantan.Hari ini Japra memutuskan kembali turun gunung dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 133: Satroni Markas Musuh

    Japra turun dari kudanya, dia sama sekali tak mau muncul diam-diam, pendekar ini sangat percaya diri dan sengaja muncul terang-terangan.Rumah yang lumayan besar ini dan memiliki halaman yang sangat luas, terletak di pinggiran Desa Purai, wilayah ini sudah masuk Kerajaan Hilir Sungai, dulunya jadi bagian Kerajaan Daha.Namun direlakan masuk kerajaan ini, setelah Ratu Reswari berkunjung dan jalin persahabatan dengan Kerajaan Daha.Japra tersenyum dingin, kehadirannya sudah di ketahui orang-orang yang berada di rumah ini. Terlibat bayangan orang-orang yang keluar dari rumah tersebut.“Tak perlu kalian bersembunyi, aku sudah di sini Ki Birawa, Pendekar Gledek dan Pendeta Sura. Kalian lepaskan Pangeran Daha, maka aku tak akan berurusan dengan kalian lagi, ku lupakan penyiksaan yang kalian lakukan padaku dulu!” kata Japra sambil keluarkan tantangan terbuka.Tak lama keluarlah 3 orang yang Japra sebut tadi, lalu diikuti juga Ki Anom, Pendekar Codet, Sawon dan satu orang yang tak Japra kenal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 134: Hadapi Lawan Berat

    “Kawan-kawan tunggu apalagi terlalu banyak bacot dia,” Ki Birawa mulai komando kawan-kawannya untuk mengeroyok Japra.Japra tenang-tenang saja, tak ada ketakutan dari wajahnya, justru dia ingin mereka semuanya maju menghadapinya barengan, dia sekaligus ingin uji jurus barunya tersebut."Betul Ki Birawa, si mulut besar ini harus segera kita kirim ke neraka,” sambung Pendekar Gledek, kini tangannya sudah berubah membiru, tanda kekuatannya mulai terkumpul di kedua lengannya.Pendekar Gledek kini tak ragu lagi keluarkan jurus paling andalannya.“Kamu datang antar nyawa ke sini Japra! Sayang sekali, andai kamu mau gabung dengan kami, kita akan kuasai dunia,” sambung Ki Anom, yang sejak tadi hanya jadi pendengar yang baik.Dia langsung keluarkan senjatanya yang istimewa, yakni cambuk yang ujungnya sangat tajam.“Tarr..tarr…!” terdengar suara keras, saat dia hempaskan cambuknya ini ke tanah.Lalu sambil mengeluarkan suara melengking nyaring yang disusul Ki Birawa, Pendeta Sura dan lainnya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 135: Lusia dan Wulani Bersama Pangeran Daha, Kondisinya..?

    Kali ini Japra tak mau menghindar, begitu ujung tasbeh, ujung golok dan serangan dari jarak 3 meteran Ki Birawa datang berbarengan. Secara mengejutkan Japra ganti jurusnya dengan ilmu lintah.Kaget tak kepalang 3 orang ini, saat tenaga dalam mereka membanjir keluar, serempak mereka melepaskan tenaga dalamnya, untuk menyetop tenaga dalam mereka habis keluar tersedot.Inilah yang Japra tunggu-tunggu, kurang dari sepersekian detik, jurus Rajawali Mencaplok Mangsa dia kerahkan dengan tangan kanannya.Bresss….jurus dahsyat yang sangat dingin Japra keluarkan, akibatnya ketiga orang ini terpelanting dan ketiganya terguling-guling ke tanah.Tasbeh milik Pendeta Sura putus dan biji tasbehnya berhamburan, pedang tipis Pendekar Gledek patah dan Ki Birawa melolong ke sakitan, saat tangannya yang tadi di gunakan menyerang Japra patah!Keadaan Pendekta Sura dan Pendekar Gledek pun tak jauh beda, lengan mereka juga patah. Sebab saat itu mereka tidak sempat lagi salurkan tenaga dalam, ketika mereka m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 136: Intrik Istana yang Pelik

    Kini mereka pindah ke sebuah ruangan di bangunan yang sudah kosong tersebut, Lusia dan Wulani hanya bisa tertunduk dengan mata merah.Pangeran Daha yang terguncang jiwanya, tak beda jauh dengan Lusia dan Wulani akhirnya terhibur hatinya dan sangat senang akhirnya bisa di tolong dan bertemu saudara tuanya ini.“Jadi kalian di culik anak buah Ki Birawa dan di bawa ke sini?” Japra bertanya sambil menatap kasian dua wanita cantik ini.“Iya Bang, kami tak bisa melawan, mereka sangat sakti. Kami di bawa ke sini dan di recoki obat…perangsang!” sahut Lusia lalu menundukan kepala.“Apa tujuan mereka…maaf memberi kalian bertiga obat perangsang..?” tanya Japra hati-hati.Japra tahu itu, setelah bergantian mengobati ketiganya.Lusia dan Wulani saling tatap dan mereka menatap Pangeran Daha, seakan minta untuk jawab pertanyaan pendekar sakti ini.“Ini semua karena ulah Permaisuri Ela, tujuannya…untuk permalukan diriku Kang!” potong Pangeran Daha, sambil menatap Japra, dia terlihat sungkan menatap

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 137: Rahasia Besar Prabu Daha dan Prabu Kanji

    “Aku akan coba sadarkan ayahanda prabu…sekaligus berterus terang, kalau Putri Li Me sudah kembali ke kerajaannya dan menolak dijadikan selir!” ceplos Japra, tanpa mau singgung soal asmara di antara mereka berdua.Walaupun Pangeran Daha terus membujuknya, tapi Japra pun bersikukuh menolk dijadikan Putra Mahkota.Sikap Pangeran Daha ini justru membuat Japra bertekad akan membantu adiknya ini kelak untuk jadi Putra Mahkota.‘Dia orang yang rendah hati dan lembut-’ batin Japra, senang melihat saudaranya ini punya budi pekerti yang baik.“Baiklah Kakang…!” sambil menyahut begitu, Pangeran Daha menatap Lusia dan Wulani.Seakan paham, Japra lalu balik menatap Pangeran Daha. “Adikku, soal Lusia dan Wulani, kurasa kamu…harus bertanggung jawab!”Japra tak ingin ada rasa tak enak kelak, terutama dengan Ki Samonang, yang juga salah satu dari 3 Pendekar Golok Putih, guru kedua wanita cantik ini, kalau Pangeran Daha sampai tidak mau bertanggung jawab.Pengeran Daha terlihat menarik nafas panjang.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 138: Rahasia Besar Istana

    “Nenek…bunda suri, t-tolong ceritakan yang sebenarnya, agar hamba tahu rahasia apa di balik ini semua…?” dengan suara bergetar Japra kini meminta ibu suri untuk bercerita.“Baiklah Japra, sudah saatnya kamu tahu kebenarannya…selama ini kamu pasti beranggapan ayahmu Prabu Kanji dan ibumu seorang putri dari Barito bukan? Itu semua salah besar” Ibu Suri lalu ambil minumannya, sebelum mulai bercerita.Japra tentu saja mengangguk, karena itulah cerita yang dia ketahui sampai saat ini.Inilah kisahnya…!Prabu Daha sejak muda terkenal sangat flamboyan, raja ini sangat tampan dan mempunyai kesaktian yang sangat tinggi.Tak heran, di samping memiliki seorang permaisuri yang cantik jelita, sang prabu ini juga memiliki puluhan selir yang kecantikannya tak kalah dengan sang permaisuri.Namun, semenjak berusia 50 tahunan, permaisuri sudah tak begitu menarik minat sang raja flamboyan ini, dia lebih asyik dengan selir-selirnya, apalagi dari 3 anak mereka, semuanya wanita, tidak ada pangeran…!Padaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 139: Kisah Selingkuh Ratu Reswari dan Prabu Kanji

    Sampai di sini, Japra terdiam, matanya berkaca-kaca, tak menyangka ibu kandung aslinya juga sudah meninggal dunia.Walaupun di sudut hatinya yang paling dalam, ada kebanggaan, kalau dirinya keturunan dua kerajaan sekaligus, tapi kebanggaan itu lenyap berganti kesedihan lagi."Kasiannya bunda kandungku, begitu bersedih hingga sakit dan meninggal dunia," batin Japra.“Bunda...suri, kenapa aku dikatakan anak Prabu Kanji dan Putri dari Barito..?” tanya Japra hati-hati, sekaligus penasaran.“Itu semua yang mengarang cerita adalah…Mahapatih Takalo. Tujuannya, untuk selamatkan kamu dari dari perbuatan jahat orang-orang yang tak ingin kamu jadi pewaris kerajaan yang asli…!”“Dan asal kamu tahu, tewasnya Mahapatih itu, karena saat kamu datang dahulu, Prabu Kanji kaget bukan main, keturunan kakang prabu-nya, yang juga ayahmu muncul tak disangka-sangka. Apalagi dia tahu kamu katanya sakti bukan main…!”Ibu Suri pun sebut, dia curiga, tewasnya Mahapatih Takalo, ada kaitannya dengan Prabu Kanji.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 570: Bafin di Gorok...?

    “Hei kalian berlima, jangan ke asyikan, cepat bawa tubuh Pendekar Tanpa Bayangan, keluar!” bentak Ki Manyan tiba-tiba.Saat bersamaan…tiba-tiba kepala Bafin pusing dan…dia pun tergeletak lemas saat baru saja mencium perabotan Nyai Laras…!Nyai Laras tersenyum kecil, dia pun lalu bangkit dan segera berpakaian, juga ke 4 istri Ki Manyan lainnya turut berpakaian lagi, padahal rata-rata masih nanggung dan masi terus kepingin dipuaskan pejantan tangguh ini.Tapi teriakan mengguntur Ki Manyan dan malah Pendekar Tanpa Bayangan kini pingsan di antara paha Nyai Laras, membuat mereka bergegas berpakaian lagi. Bafin terlambat menyadari, kalau minuman yang di sodorkan Nyai Laras bercampur obat bius, yang biasa di gunakan untuk jinakan harimau ataupun gajah, efeknya bikin pingsan...!Namun karena Bafin memiliki tenaga dalam hebat, reaksi obat bius itu lama baru membuat pendekar sakti ini pingsan.Bafin yang telanjang bulat lalu di ikat dan hanya pasangi kolor. Lalu beramai-ramai mereka berlima

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 569: 5 Vs 1 di Rumah Ki Manyan

    Bafin lalu di ajak Nyai Laras dan satu orang istri Ki Manyan untuk beristrahat di sebuah kamar yang cukup mewah dan harum.Keduanya sama cantiknya, kalau Nyai Laras tadi istri ke 3, si Nyai satu ini adalah istri ke 5 dan dikenalkan Nyai Laras dengan nama Nyai Meni dan usianya masih 17 tahunan. “Tuan pendekar kalau butuh apa saja, jangan sungkan ngomong dengan kami berdua,” kembali Nyai Laras yang supel ini dengan gaya memikat menatap pendekar mata biawak yang tak bisa melihat wanita cantik ini.Bafin senyum di kulum, seakan mengerti, agaknya keduanya saat ini mulai memancingnya ke arah yang lebih intim.Bafin bukanlah pemuda hijau, dia seorang pria berpengalaman dan kini dengan santai dia duduk di sisi ranjang empuk ini, sambil tetap lempar senyum memikatnya.“Kalian berdua, duduk dong ke sini…!” ajaknya santai.Tanpa ragu Bafin tepuk-tepuk tangannya ke kasur di kiri kanannya, seolah meminta keduanya duduk di sisinya.Nyai Laras dan Nyai Meni dengan malu-malu meong mengangguk dan kin

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 568: Istri-istri Cantik Ki Manyan

    Tak lama kemudian, Bafin melihat salah satu penjaga ini masuk ke dalam dan saat keluar diiringi 5 wanita muda dan cantik-cantik, terperangah juga si mata biawak ini.“Tuan Pendekar Tanpa Bayangan, inilah istri-istri Ki Manyan, silahkan tuan kalau ingin bertanya soal kematian Ki Manyan tersebut.”Si penjaga tadi lalu kembali beri hormat dan permisi, untuk kembali bertugas di pagar depan rumah besar ini. Sebagai orang yang tahu adat, Bafin langsung memberikan penghormatan kepada ke 5 istri-istri Ki Manyan ini, apalagi ke limanya terlihat berpakaian serba putih, khas orang yang lagi berduka.Walaupun dalam hati sempat mikir juga, tumben Ki Manyan punya istri-istri yang denok-denok begini, mana muda-muda lagi, yang Bafin taksir paling usianya antara 18 sampai 22 tahunan.Padahal Bafin tak sadar, ke 5 juga kaget menatap pendekar yang sangat tampan dan masih muda yang tiba-tiba nongol ‘bertamu’ ke rumah mereka.Sebagai seorang flamboyan berpengalaman, sepintas melihat Bafin sudah bisa men

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 567: Menuju ke Markas Ki Manyan

    Langeni malu-malu meong saat kembali untuk kesekian kalinya di ciumi Bafin dan ini adalah hari ke 5 mereka bersama di pesanggrahan ini.Langeni seolah memasuki demensi baru saat bercinta dengan pendekar biawak ini. Belum pernah suaminya mau mencium perabotannya, apalagi melahap apem montoknya yang lumayan lebat rerumputannya.Tapi Bafin berbeda, pendekar playboy ini tak sungkan melakukan itu semua, sehingga Langeni mabuk darat di buatnya.“Udah ahh Bang, kagak sanggup lagi aku di pompa siang malam,” bisik Langeni manjaaahhh…sambil menjentik gemas pelatuk Bafin yang kembali nakal menerobos masuk ke perabotannya dan ranjang di pesanggrahan ini lagi-lagi bergoyang hebat, akibat kelakuan keduanya.Setelah Bafin kembali tumpahkan laharnya, Langeni pun bilang hari ini ingin pulang kembali ke rumah suaminya.“Iya dehh, hari ini kamu ku antar pulang, bawa sebanyak yang kamu bisa koin-koin itu yaah,” kata Bafin senyum-senyum tengil.Tak tanggung-tanggung, dua kantong lumayan besar di pegang Lan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 566: Harta Ki Samosi Sangat Banyak

    Sebuah pukulan keras yang mengandung tenaga dalam hebat Bafin arahkan ke musuh besarnya ini.Ki Samosi terjengkang dan langsung muntah darah, Bafin agaknya tak tanggung-tanggung hajar musuhnya ini dengan jurus mega halilintarnya yang sudah sangat sempurna ia kuasai di bawah bimbingan ayahnya.Namun hebatnya, jurusnya ini tidak langsung bikin Ki Samosi koit, tapi hanya menderita luka dalam yang hebat, sehingga tak bisa lagi melarikan diri.Makin ketakutanlah Ki Samosi, kini tak ada jalan untuk kabur, dadanya hampir pecah saking sesaknya, kakinya pun terasa lumpuh buat berdiri.Bafin kini sengaja permainkan seluruh anak buah Ki Samosi, sesekali dia menempeleng wajah-wajah mereka. Tidak keras, tapi akibatnya ribuan bintang bertebaran di mata mereka.Di saat lain, Bafin juga sengaja putuskan tali kolor mereka.Kemudian terlihat pemandangan menggelikan, semuanya kelabakan saat pelatuk mereka ‘unjai-unjai’ terlihat termasuk lato-lato-nya, yang bikin si wanita denok tadi sakit perut tertawa

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 565: Tak Ada Jalan Kabur

    Tanpa sadar Ki Samosi langsung layangkan pukulan mautnya ke arah anak buahnya, akibatnya si gigi tongos tewas seketika dengan tubuh membiru dan mulut keluarkan busa.Dalam kemarahannya, Ki Samosi langsung kerahkan tenaga dalamnya yang hebat dan mengandung racun mematikan.Bafin, tetap tersenyum-senyum kecil, sama sekali tidak aneh ataupun takut dengan kelakuan Ki Samosi ini.Saat berpaling ke arah Bafin, biji matanya bak mau keluar saking marahnya menatap pemuda sakti yang sangat lihai ilmu sihir.Ki Samosi yang sejatinya juga lihai ilmu sihir ini, hari ini bak bertemuu suhunya, dia tak bisa keluarkan kemampuannya karena sudah keok duluan.“Tunggu dulu, sebelum kita bertarung, alangkah baiknya tu pentungan hitam di simpan dulu, atau aku potong saja, biar tak untai-untai kayak biji buah nangka?” Kembali Bafin ledek Ki Samosi dan si wanita yang tadi pucat melihat si tongos tewas, kini tak sadar kembali terkekeh. Ledekan ini benar-benar makin bikin wajah Ki Samosi sudah tak berbentuk lag

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 564: Bertemu Musuh Besar

    “Persembahkan dua orang gadis cantik, entah di manakan anak buah Ki Samosi dapat calon persembahan itu,” kata salah satu warga itu.Mendengar nama Ki Samosi di bawa-bawa, Bafin pun menajamkan telinganya mendengarkan pembicaran duawarga tadi, dan kini dia tahu tempat persembunyian musuh besarnya.Bafin akhirnya mencari penginapan sederhana dan kembali ia tidak mau menonjolkan diri, dirinya bahkan malas jalan-jalan siang hari, kecuali malam hari, untuk lihat-lihat situasi saja.Dan ini di malam kedua, kembali Bafin jalan-jalan sambil sesekali berhenti melihat situasi, yang bikin Bafin merasa aneh adalah, kalau malam hari kampung ini sangat sepi, seolah tak ada penghuninya. Agaknya warga di sini seperti di cekam ketakutan, tapi apa sebabnya, ini yang bikin Bafin penasaran dan ingin menyelidikinya, apalagi ini belum terlalu malam. Saat itulah dia melihat ada pemandangan ganjil, yakni ada dua orang yang tingkahnya mencurigakan, terlihat mengindap-indap dan sepertinya mengintai sebuah rum

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 563: Dendam Membara

    “Benar Bafin, dia marah denganku yang dianggap menyeludupkan kamu ke sini dan Paman Renggo kena imbasnya karena membelaku,” kata Suliti mulai bercerita.Kenapa dia sampai hilang ingatan dan tangannya di buntungi dan kenapa mereka malah jadi dekat saat masih sama-sama sehat dan hilang ingatan.Bafin juga baru tahu, kalau Paman Renggo dan Suliti satu desa di Kampung Ilung. Sehingga hubungan mereka jadi dekat dan di tambah lagi dengan satu nasib, sama-sama di buntungi Ki Manyan.“Tenanglah kalian berdua…aku akan mencari keduanya. Aku pun masih punya urusan dengan kedua orang itu dan harus aku tuntaskan!” sahut Bafin menahan kemarahannya.Dia memang bertujuan akan cari semua musuh-musuh besarnya sambil mencari Putri Melania yang pergi dengan ayahnya Pangeran Busu alias si Raja Iblis.Hening sesaat, tak lama Tabib Loro yang tadi sedang meracik obat kembali lagi. Lalu meminta keduanya kembali minum ramuan obat ini, yang tak suruh 2X langsung keduanya teguk sampai habis, sehingga ingatan me

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 562: Tabib Loro

    “Yang sakit jiwa mereka, bukan tubuh..deuhh apakah aku harus bawa ke duanya mencari seorang tabib?” gumam Bafin sampai menatap keduanya yang kini sudah jinak. Tiba-tiba terdengar suara seperti lonceng di pukul dan suara seseorang yang seperti membaca kitab-kitab kuno!Bafin lalu keluar menyongsong suara itu, yang agaknya memang menuju ke Istana Lembah Iblis ini.Dari kejauhan dia melihat seorang kakek yaang sangat tua berjalan menuju ke arah istana ini. Agaknya dia ingin berteduh di sini, apalagi saat ini hujan mulai turun rintik-rintik.“Ho-ho-ho ternyata ada pemilik istana ini, bolehkah aku berteduh sebentar di sini anak muda?” kata si kakek ini ramah. “Tentu saja kek, aku juga hanya kebetulan mampir di sini, namaku Bafin!” sahut Bafin sambil buru-buru beri hormat.Karena di lihatnya kakek ini bukan orang jahat, malah wajahnya terlihat ceria dan menimbulkan rasa suka siapa saja yang melihatnya. Tanpa ragu Bafin pun sambut dan beri penghormatan.“Bafin…Pangeran Bafin, aura kamu seba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status