Home / Romansa / Penakluk Hati Gadis Pembangkang / 4. Posisi Yang Tak Seharusnya

Share

4. Posisi Yang Tak Seharusnya

Author: LaraSati
last update Last Updated: 2021-05-27 23:48:49

Valen melangkah pasti dan mantap memasuki gedung megah Emerald Publishing. Setelah mematut dirinya selama berjam-jam di depan cermin dan memastikan bahwa senyumannya akan terlihat manis, dia pun percaya diri di hari pertamanya bekerja.

Valen tidak begitu bingung akan situasi pagi ini. Sebagai seorang tuan putri, dia sudah biasa mendapatkan perhatian dan pandangan dari orang-orang sekelilingnya ketika dia hanya sekedar lewat atau nongkrong di taman.

Tak terkecuali hari ini. Penampilan Valen yang kalau dinilai bisa mendekati poin 100! Dengan atasan putih berenda dan blazer lilac yang membuatnya tampak elegan, ditambah lagi rok diatas lutut dengan warna senada semakin manis dan menonjolkan kulit putih bersih Valen. 

'Hari ini cerah. Dan, tentu saja sesuai isi hatiku yang sedang cerah dan bahagia.' gumam Valen dalam hati sambil berjalan. Tak lupa senyum selalu menghiasi wajahnya.

Duh, siapa sih yang tidak akan terpesona pada Valen. Bahkan Arman sang resepsionis kemarin pun tampak mengepalkan tangannya sembari berkata "yes, yes, yes" secara berbisik. Dia sadar bahwa kehadiran Valen di hari ini berarti Valen telah diterima bekerja di perusahaan yang sama dengannya.

Valen mengikuti instruksi yang diterima via email kemarin. Berkas-berkas yang dibutuhkan telah semua dibawa, dan dia segera menuju ke lantai delapan untuk bertemu Andrea Agastya, kepala HRD.

Tiiinnkkk

Pintu lift terbuka. Valen telah sampai di lantai delapan.

"Eh, copot, copot!" Valen tanpa sadar latah saat melihat ada zombie di depannya saat pintu lift terbuka.

Pria berambut acak-acakan itu memandamg Valen dengan mata pandanya tanpa ekspresi apapun walau tadi Valen sudah latah di depannya.

"Kamu Valentia Swind yang kemarin interview kan?" tanya pria itu.

"Iya, benar pak. Saya Valentia Swind. Saya menerima telepon dan email kemarin bahwa saya sudah diterima di Emerald Publishing. Saya diinstruksikan untuk ke lantai delapan dan bertemu Pak Andrea Agastya," terang Valen.

"Oh iya, ayo ikuti saya. Saya antarkan ke ruangan Pak Andrea," ajak pria mata panda itu.

Valentia mengikuti pria itu. Dia bahkan belum tau siapa nama pria itu. Karena dia malas dan juga ragu untuk berkenalan. Pria yang mirip zombie itu tampak tak memiliki gairah hidup. Pasti akan kikuk kalau Valen menanyakam namanya.

"Ohya, kenalkan saya Arnold. Arnold Aljiwa. Kemarin kita sempat bertemu saat interview kan." Pria mata panda itu tiba-tiba mengulurkan tangannya. Bahkan membuat Valen sampai menghentikan langkahnya.

"Oh, hay, Arnold. Semang berkenalan demganmu. Tapi, saya tidak yakin bertemu denganmu kemarin saat interview," jawab Valen ragu-ragu sambil mengingat, apa benar sudah bertemu pria mata panda ini kemarin.

"Oh, kamu tidak ingat ya. Baiklah tak apa-apa. Ayo lanjut. Ruangannya sudah dekat." Arnold kembali menuntun Valen menuju ruangam Andrea.

Tok tok tok!

Arnold mengetuk pintu ruangan tersebut. Terdengar suara dari dalam, lalu Arnold membuka pintunya.

"Pak Andrea, ini Valentia Swind sudah datang. Jadi, langsung saja dia saya antarkan kemari," ucap Arnold.

"Okay, terimakasih Arnold. Kamu boleh pergi untuk mandi dan merapikan dirimu. Kamu sudah seperti zombie!" ucap Andrea santai tanpa rasa berdosa ketika melihat penampilan Arnold.

"Oh, damn! Okay, bos. Terimakasih SUDAH DIINGATKAN!" ucap Arnold penuh penekanan. Tampaknya Arnold sedang kesal, tapi ujung-ujungnya sebelum meninggalkan ruangan dia malah mengedipkan satu matanya pada Valen. Ini tentu saja membuat Valen geli. Hiiy~ cowok aneh.

Valen masih tetap berdiri di posisinya. Tak ada inisiatif untuk duduk ataupun menyapa Andrea. Valen hanya fokus melihat sekeliling. Ruangan ini berbeda dari ruangan para editor dan penulis yang dilihatnya kemarin. Ruangan ini bahkan tidak tampak memiliki kaca. Dan, si empunya ruangan masih sibuk menatap ke arah laptopnya. Sangat fokus sampai Valen tak dipedulikan.

"Uhuukk.. Uhuukk.." Valen memcoba mencari perhatian dengan pura-pura batuk. Berharap kalau pria manis berambut klimis ini akan tersadar kalau Valen ada di ruangannya. 

"Ah, I'm sorry. Aku terlalu fokus jadi lupa kalau ada kamu disini. Silakan duduk!" Andrea akhirnya buka suara setelah kaget bahwa dirinya melupakan seseorang ada di ruangannya.

Valen mengambil posisi duduk tepat di hadapan Andrea. Meja pria ini begitu bersih dan rapi. Tak heran sih, kalau melihat rambutnya ditata sedemikan, pasti barang-barang sekitarnya juga sama.

"Jadi, nona Valentia Swind, seperti yang saya katakan di telepon kemarin, bahwa anda lolos untuk menjadi salah satu karyawan di Emerald Publishing. Untuk berkas-berkas yang saya minta via email, apa sudah lengkap anda bawa semua?"

"Iya, sudah Pak. Ini silakan dicek kembali." Valen menyodorkan sebuah map berisi berkas-berkas miliknya.

Andrea membaca berkas milik Valen dengan seksama. "Tak ku sangka, ternyata kamu dulu adalah juara kelas dari sekolah dasar sampai SMA? Bahkan sering mendapat juara olimpiade dan mewakili sekolahmu pada pemilihan kontes kecantikan? Dan itu kamu menangkan juga?" 

"Ah, iya. Itu adalah salah satu keberuntungan saya selain bisa diterima menjadi karyawan di perusahaan ini." Andrea menjawab merendahkan diri. Sebenarnya dia malas kalau ada yang membahas prestasi-prestasinya saat sekolah dulu. Karena baginya, itu hanyalah kehidupan monoton yang harus dijalani sebagai seorang 'tuan putri'.

"Saat ini kamu belum berkuliah?"

"Saya sudah mendaftarkan diri untuk kuliah, tapi perkuliahan baru akan di mulai pada awal Agustus nanti, masih ada 3 bulan bagi saya untuk mempersiapkan diri."

"Apa kamu yakin bisa berkuliah sambil bekerja?"

"Saya yakin saya bisa, karena ini sudah masuk dalam rencana saya. Saya mengambil perkuliahan malam agar pada pagi hingga sore hari saya bisa bekerja."

"Pekerjaanmu akan sangat berat. Apa kamu yakin kamu bisa? Saya hanya tidak ingin ada karyawan di perusahaan ini yang mengalami stres usia muda dan gangguan kecemasan."

Valen agak terkejut mendengar ucapqn Andrea. Apakah separah itu bekerja sebagai editor pemula di perusahaan ini sampai-sampai bisa mengalami stres usia muda dan gangguan kecemasan.

Tapi, bukan Valen namanya kalau tidak bisa yakin pada dirinya sendiri.

"Tentu, saya sangat yakin kalau saya bermental baja untuk menghadapi dunia pekerjaan ini. Apalagi bekerja sebagai editor di perusahaan ini adalah impian saya." Valen berucap yakin. Sambil tersenyum tanpa dosa, dia memandang mata Andrea.

Andrea mengerutkan dahinya. Dia iba pada gadis ini. Impiannya bekerja sebagai editor nampaknya harus dikubur dulu sementara. Karena yang harus dihadapinya adalah keganasan James Leogard.

Andrea menarik napas panjang. Sambil tangannya memainkan pulpen, dia berusaha mengatur irama jantungnya. Dia tidak ingin berbohong, tapi mengatakan kejujurannya sekarang sepertinya bukan pilihan yang tepat. Bisa-bisa gadis ini lari dan Andrea akan dimarahi habis-habisan oleh James.

"Sayang sekali kemarin interviewmu tidak tuntas ya," ucap Andrea.

"Ah, iya saya mohon maaf atas kelalaian saya kemarin, Pak. Seharusnya saya bisa lebih baik lagi saat sesi interview kemarin." Wajah penuh sesal tampak terlihat pada Valen. Mengingat kejadian kemarin membuatnya sedih. 

"Ya, sudah. Sekarang saya akan antar kamu ke ruangan kerjamu. Disana akan ada senior yang membimbingmu. Sebelumnya, tolong tandatangani kontrak kerja ini ya." 

Seperti sedang menjebak, Andrea tidak meminta Valen untuk membaca isi kontrak. Dan, seperti seorang yang bodoh, Valen dengan polosnya main tanda tangan saja. Valen terlalu bersemangat untuk menjadi wanita karier di usia muda. 

"Terimakasih. Sekarang ikuti saya!" Perintah Andrea.

Dalam hati Andrea sangat bersyukur sekali ternyata proses tandatangan kontrak kerja dengan Valen berjalan mulus. Tidak disangka kalau gadis ini begitu ceroboh dan hanya main tandatangan saja tanpa membaca isi kontrak kerjanya.

Valen yang sumringah berjalan mengikuti Andrea. Dia tidak mau kejadian memalukan saat dia senyum-senyum sendiri dan melamun terulang. Jadi, kali ini dia harus lebih fokus.

"Kita naik lift ke lantai 10. Ruangan kamu ada di sana." Andrea kemudian menekan tombol lift tersebut. 

Valen hanya bisa mengangguk sambil tersenyum. Dalam hati dia bertanya-tanya. Kenapa harus ke lantai 10? Bukankah ruangan editor di lantai 8 tadi. Tapi, karena dia terlalu bersemangat dan over sumringah, jadi dia tepis semua rasa itu dengan pikiran positif. Mungkin saja ruangan di lantai 10 memang khusus untuk editor muda dan baru sepertinya.

Hanya 1 menit dalam lift dan mereka sudah sampai ke lantai 10. Ada aura berbeda yang Valen rasakan di lantai ini. Kenapa sangat berbeda dengan lantai-lantai sebelumnya ya. Suasana maskulin dan elegan tampak di langai 10 ini. Tatanan ruangan yang rapi dan dipenuhi furniture bernuansa kayu mengelilingi hampir tiap inci dari lantai 10 ini. Ketimbang masuk ke ruangan perkantoran, lantai 10 ini lebih tepatnya seperti sebuah villa, bagi Valen. Karena terlalu mewah untuk ditempati editor sepertinya.

"Kita sudah sampai. Sekarang saya antarkan kamu untuk bertemu Bu Mira Asmarani. Dia adalah senior yang akan membimbing kamu," seru Andrea.

"Iya, pak. Saya siap dibimbing oleh ibu senior." Valen kembali tersenyum.

Tok tok tok!!

Andrea lalu membuka pintu ruangan kecil disebelah kanan. Nampak seorang wanita muda yang tengah hamil di dalamnya. Dia adalah wanita yang ikut mengintervuew nya kemarin. Wow, ternyata seniornya adalah wanita ini.

"Mira, ini Valentia sudah datang. Mulai sekarang saya serahkan dia ke kamu, ya. Silakan dibimbing. Ohya, segala bentuk administrasi kepagawaiannya sudah beres. Kontrak pun sudah ditandatangani. Ini kopyannya." Andrea menerangkan segalanya pada Mira. Dan, seolah paham, Mira mengangguk.

"Okay, Andrea. Thank you. Sekarang giliranku untuk membimbing Valentia." Mira ternyum. Dan dibalas oleh Andrea yang kemudian pamit pergi.

Hanya berdua dengan Mira diruangan ini membuat Valen tegang. Auranya sangat berbeda dengan Andrea tadi.

"Well, Valentia Swind saya ucapkan selamat bergabung di perusahaan Emerald Pu lishing. Saya Mira Asmarani yang akan membimbing kamu hari ini. Karena mulai besok saya sudah cuti dan kamu menggantikan posisi saya."

"Maksud ibu? Cuti? Saya menggantikan posisi ibu? Dan, saya hanya belajar sehari?" Valen terbelalak mendengar ucapan Mira barusan.

"Iya, benar. Dan saya tidak mau membuanh-buang waktu lagi. Ini adalah materi pembelajaran dasar yang harus kamu pelajari selama 1 jam ini. Setelah itu akan saya adalan test." Mira kemudian menyerahkan sebuah buku pada Valen.

"HOW TO BE A GOOD SECRETARY"

"HAH? SEKRETARIS?" Mata Valen terbelalak melotot tak percaya.

"Bu Mira, saya rasa ada sebuah kesalahan disini. Saya melamar untuk bekerja sebagai seorang editor. Bagaimana bisa saya sekarang harus mempelajari basik menjad seorang sekretaris? Jelas-jelas ini adalah POSISI YANG TAK SEHARUSNYA!" ujar Valen penuh penekanan. Dia tak terima hal ini.

Sementara Valen sedang melongo dan menunggu penjelasan dari Mira sambil dongkol, James tampak sedang tersenyum senang melihat semua gerak-gerik Valen dari monitor CCTV.

"Kamu sudah tandatangan kontrak, gadisku. Kamu tak akan bisa lepas dariku!" James tersenyum penuh kemenangan. Dan, mata elangnya terus mengawasi CCTV.

*****

Related chapters

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   5. Jebakan James Leogard

    "Bu Mira, saya rasa ada sebuah kesalahan disini. Saya melamar untuk bekerja sebagai seorang editor. Bagaimana bisa saya sekarang harus mempelajari basik menjad seorang sekretaris? Jelas-jelas ini adalah POSISI YANG TAK SEHARUSNYA!" ujar Valen penuh penekanan. Dia tak terima hal ini.Sementara Valen sedang melongo dan menunggu penjelasan dari Mira sambil dongkol, James tampak sedang tersenyum senang melihat semua gerak-gerik Valen dari monitor CCTV."Kamu sudah tandatangan kontrak, gadisku. Kamu tak akan bisa lepas dariku!" James tersenyum penuh kemenangan. Dan, mata elangnya terus mengawasi CCTV.James menyeringai memandang monitor CCTV, dia sangat puas akan hasil kerja dari Andrea yang mampu membuat Valentia menandatangani kontrak kerja. Kali ini James merasa bahwa rencananya untuk memiliki Valen akan berhasil. Menjadikan gadis itu sebagai sekretarisnya, tentu saja Valen akan terus berada di sisinya.

    Last Updated : 2021-06-01
  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   6. Kenapa Aku Harus Menurutimu?

    "Kenapa kamu begitu membangkang? Terima saja keputusan pada kontrak yang sudah kamu tanda tangani tadi. Jadilah sekretarisku, dan bekerjalah sesuai kontrakmu atau kamu mau membayar ganti rugi dalam jumlah yang sangat besar? Ini bukan jebakan, tapi ini adalah takdirmu," seringai James penuh kelicikan. Valen yang menyadari hal ini sangat marah. Bisa-bisanya pria sekelas CEO Emerald Publishing melakukan hal ini. Sudah sangat nyata dan jelas bahwa ini adalah jebakan James Leogard! "Bagaimana ini, Bapak James? Saya sama sekali tidak menginginkan posisi sebagai sekretaris anda. Saya tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk bekerja sebagai seorang sekretaris. Apalagi menjadi seorang sekretaris pribadi. Saya melamar sebagai seorang editor karena saya merasa bahwa saya bisa bekerja sambil berkuliah. Namun, kalau harusmembayar ganti rugi yang besar, baiklah, saya bersedia untuk posisi ini." Valen menjawab dengan ragu - rag

    Last Updated : 2021-07-01
  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   7. Menjauh Dariku!

    Valen berguling-guling sendiri di atas ranjangnya.Dia tidak tahu sama sekali apakah keputusannya untuk bekerja dengan James Leogard adalah keputusan yang tepat atau adalah cara baginya untuk menggali kuburannya sendiri?Ingin sekali rasanya gadis ini menghubungi ibunya dan mengatakan apa yang telah terjadi padanya di kantor tadi. Namun, lagi-lagi Valen menggelengkan kepalanya karena dia tahu kalau melakukan hal itu pasti akan membuat dia disuruh untuk kembali ke rumah."Nggak bisa!" Valen bermonolog. "Biar gimanapun aku nggak mau kembali ke rumah lagi karena aku udah bertekad menjadi seorang gadis mandiri!""Aku nggak mau kalau sampai Daddy tertawa melihat aku yang nyerah gitu aja hanya karena dikerjain sama pria aneh kayak James itu!" serunya pada diri sendiri.Valen tampak berpikir sejenak.Dia harus mencari cara yang tepat untuk bisa menghadapi sikap James yang kadang-kadang suka di luar logikanya itu.Ya, sekuat apa pun pertahanan gadis cantik ini, dia yang bertubuh lemah pasti ti

    Last Updated : 2023-05-17
  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   8. Jangan Macam-macam Tuan James!

    Valen tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.Pergerakan James benar-benar membuat dia kebingungan sendiri akan melakukan apa untuk membuat pria ini menjauh darinya."Apa kamu nggak bisa denger ya kalau aku mengancam kamu barusan?" tanya Valen ketus.James tersenyum menyeringai. "Kalau aku jawab aku mau pura-pura nggak denger gimana?""Oh, Tuhan. Kenapa Anda suka sekali mendebatku, Tuan James Leogard?" tanya Valen kesal."Itu semua karena kamu terlalu menggemaskan dan juga membuatku ingin memilikimu, Valentia!" jawab James santai.Sumpah demi apa pun yang ada di dunia ini, sekarang Valen benar-benar merasa begitu kesal pada sosok James yang sudah berani mengambil langkah seakan tidak peduli pada apa pun lagi. Valen mencoba untuk berpikir.Karena biar bagaimanapun dia tidak mau jatuh pada jerawat pesona pria dewasa yang saat ini merupakan bossnya itu.Ah, lagi pula seorang James pasti hanya mencoba untuk menggodanya saja karena berdasarkan gosip yang beredar dia adalah seorang casanova!

    Last Updated : 2023-05-24
  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   9. Mira Sang Penyelamat

    Valentia sadar kalau sekarang situasi tidak memungkinkan bagi dia untuk melawan lagi pria di hadapannya.Namun, ini juga sama sekali tidak mau kalau harus berurusan dengannya apalagi harus bersentuhan dengannya seperti apa yang diinginkan oleh James."Beri aku ruang dan waktu untuk berpikir dulu, Tuan James," pinta Valentia.James mengerutkan keningnya. "Hah? Kamu butuh apa?""Ruang dan waktu untuk berpikir!" sahut Valentia cepat. "Aku sama sekali nggak suka kalau kita dalam posisi ini.""Oh, kamu mencoba untuk kabur?" James melihatnya penuh penekanan.Valentia menggeleng cepat. "No. Sama sekali enggak! Aku hanya berusaha untuk mengambil napas! Anda terlalu dekat," jawabnya.James terkekeh mendengar apa yang dikatakan oleh gadis muda ini. Bagaimana mungkin dia akan melepaskan buruan kecilnya yang telah tertangkap hanya untuk memberikan dia ruang dan juga waktu untuk berpikir?Ah, rasanya setiap hal dari diri Valentia begitu membuat James tertantang untuk segera memiliki gadis ini."Ba

    Last Updated : 2023-06-01
  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   1. Menjadi Gadis Mandiri

    "Valen sayang, please dengerin Mommy! Mommy nggak mau kalau sampai kamu kenapa-kenapa, honey. So, please stay di rumah, okay?" Suara lembut Amanda Swind terdengar lirih meminta putrinya untuk tetap tinggal di rumah.Valentia Swind, gadis manis bahkan dapat dikatakan sangat cantik berusia 19 tahun ini mendongak dan memandang mommy nya."Mommy, I know kalau Mommy khawatir. But, please Mom.. Valen udah besar sekarang. Umur udah 19 tahun, loh. Jadi, please Mom, beri Valen kesempatan untuk bisa mandiri," ucap Valen meyakinkan ibunya, tapi Amanda malah menggeleng."Honey, kamu tau kan gimana bakal marahnya Daddy kamu kalau tau kamu malah pergi diem-diem dari rumah?""Yes, I know. Makanya please banget ya Mommy rahasiakan ini." Telunjuk Valentia mengatup kedua bibirnya, seolah memberi isyarat kepada ibunya bahwa ini adalah sebuah rahasia."Oh, My.. Kepala Mommy pusing. Kamu memang selalu membantah Mommy, V

    Last Updated : 2021-05-27
  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   2. Karyawan Emerald Publishing!

    Valentia sudah lebih dari tiga puluh menit mematut dirinya di depan cermin. Dia terus meyakinkan dirinya bahwa penampilannya saat ini sudah benar-benar keceh badai cetar membahana.Sebenarnya tanpa polesan pun wajah cantik alami Valentia sudah sangat memukau. Siapa yang tidak mengenal Valentia Swind, sang primadona SMA yang memiliki segudang prestasi tapi begitu bandel dan pembangkang sejati. Semua guru-gurunya dulu bahkan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya menghadapi tingkah polah Valen.Tak sedikit cinta dari kakak kelas, adik kelas, bahkan teman seangkatannya yang ditolak. Valen hanya ingin hidup dalam kebebasan, tanpa cinta dia yakin bahwa dia bisa hidup dengan penuh warna. Makanya dia sekarang mencari kebebasannya sendiri.Di usia yang masih tergolong muda, sebagai seorang tuan putri dari konglomerat ternama di kotanya, dia meninggalkan semua fasilitas itu, membangkang ayahnya yang memintanya untuk berkuliah sesuai jurus

    Last Updated : 2021-05-27
  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   3. Diinginkan, Diharapkan, Dikabulkan

    Langit tampak begitu mengikuti suasana hati Valen saat ini. Kelam, suram, dan kelabu. Valenpun merasakan hal yang sama. Rasa kesal dan juga sesalnya belum hilang juga. Padahal dia sudah melalui jalanan panjang ini hanya dengan berjalan kaki."Uugghh! Emang ya, sumpah banget dah kenapa bisa ada cowok nyebelin kayak orang itu tadi!" Valen mengumpat mengeluarkan unek-unek dalam hatinya. Dia tidak mempedulikan sekitar, tetap saja dia asyik berbicara sendiri."Semua jadi gagal total gara-gara cowok ngeselin itu tadi. Apaan coba dia tiba-tiba ngomong cantik gitu pas gue lagi memperkenalkan diri. Kan gue jadi gugup! Mana dia ngomongnya dengan wajah tampan gitu pula!"Valen menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Dia tidak habis pikir, seluruh konsentrasinya buyar hanya karena satu kalimat pujian dari lelaki yang dikaguminya dalam hati itu."Ambyar dah kalau sampai nggak bisa keterima jadi editor di Emerald P

    Last Updated : 2021-05-27

Latest chapter

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   9. Mira Sang Penyelamat

    Valentia sadar kalau sekarang situasi tidak memungkinkan bagi dia untuk melawan lagi pria di hadapannya.Namun, ini juga sama sekali tidak mau kalau harus berurusan dengannya apalagi harus bersentuhan dengannya seperti apa yang diinginkan oleh James."Beri aku ruang dan waktu untuk berpikir dulu, Tuan James," pinta Valentia.James mengerutkan keningnya. "Hah? Kamu butuh apa?""Ruang dan waktu untuk berpikir!" sahut Valentia cepat. "Aku sama sekali nggak suka kalau kita dalam posisi ini.""Oh, kamu mencoba untuk kabur?" James melihatnya penuh penekanan.Valentia menggeleng cepat. "No. Sama sekali enggak! Aku hanya berusaha untuk mengambil napas! Anda terlalu dekat," jawabnya.James terkekeh mendengar apa yang dikatakan oleh gadis muda ini. Bagaimana mungkin dia akan melepaskan buruan kecilnya yang telah tertangkap hanya untuk memberikan dia ruang dan juga waktu untuk berpikir?Ah, rasanya setiap hal dari diri Valentia begitu membuat James tertantang untuk segera memiliki gadis ini."Ba

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   8. Jangan Macam-macam Tuan James!

    Valen tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.Pergerakan James benar-benar membuat dia kebingungan sendiri akan melakukan apa untuk membuat pria ini menjauh darinya."Apa kamu nggak bisa denger ya kalau aku mengancam kamu barusan?" tanya Valen ketus.James tersenyum menyeringai. "Kalau aku jawab aku mau pura-pura nggak denger gimana?""Oh, Tuhan. Kenapa Anda suka sekali mendebatku, Tuan James Leogard?" tanya Valen kesal."Itu semua karena kamu terlalu menggemaskan dan juga membuatku ingin memilikimu, Valentia!" jawab James santai.Sumpah demi apa pun yang ada di dunia ini, sekarang Valen benar-benar merasa begitu kesal pada sosok James yang sudah berani mengambil langkah seakan tidak peduli pada apa pun lagi. Valen mencoba untuk berpikir.Karena biar bagaimanapun dia tidak mau jatuh pada jerawat pesona pria dewasa yang saat ini merupakan bossnya itu.Ah, lagi pula seorang James pasti hanya mencoba untuk menggodanya saja karena berdasarkan gosip yang beredar dia adalah seorang casanova!

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   7. Menjauh Dariku!

    Valen berguling-guling sendiri di atas ranjangnya.Dia tidak tahu sama sekali apakah keputusannya untuk bekerja dengan James Leogard adalah keputusan yang tepat atau adalah cara baginya untuk menggali kuburannya sendiri?Ingin sekali rasanya gadis ini menghubungi ibunya dan mengatakan apa yang telah terjadi padanya di kantor tadi. Namun, lagi-lagi Valen menggelengkan kepalanya karena dia tahu kalau melakukan hal itu pasti akan membuat dia disuruh untuk kembali ke rumah."Nggak bisa!" Valen bermonolog. "Biar gimanapun aku nggak mau kembali ke rumah lagi karena aku udah bertekad menjadi seorang gadis mandiri!""Aku nggak mau kalau sampai Daddy tertawa melihat aku yang nyerah gitu aja hanya karena dikerjain sama pria aneh kayak James itu!" serunya pada diri sendiri.Valen tampak berpikir sejenak.Dia harus mencari cara yang tepat untuk bisa menghadapi sikap James yang kadang-kadang suka di luar logikanya itu.Ya, sekuat apa pun pertahanan gadis cantik ini, dia yang bertubuh lemah pasti ti

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   6. Kenapa Aku Harus Menurutimu?

    "Kenapa kamu begitu membangkang? Terima saja keputusan pada kontrak yang sudah kamu tanda tangani tadi. Jadilah sekretarisku, dan bekerjalah sesuai kontrakmu atau kamu mau membayar ganti rugi dalam jumlah yang sangat besar? Ini bukan jebakan, tapi ini adalah takdirmu," seringai James penuh kelicikan. Valen yang menyadari hal ini sangat marah. Bisa-bisanya pria sekelas CEO Emerald Publishing melakukan hal ini. Sudah sangat nyata dan jelas bahwa ini adalah jebakan James Leogard! "Bagaimana ini, Bapak James? Saya sama sekali tidak menginginkan posisi sebagai sekretaris anda. Saya tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk bekerja sebagai seorang sekretaris. Apalagi menjadi seorang sekretaris pribadi. Saya melamar sebagai seorang editor karena saya merasa bahwa saya bisa bekerja sambil berkuliah. Namun, kalau harusmembayar ganti rugi yang besar, baiklah, saya bersedia untuk posisi ini." Valen menjawab dengan ragu - rag

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   5. Jebakan James Leogard

    "Bu Mira, saya rasa ada sebuah kesalahan disini. Saya melamar untuk bekerja sebagai seorang editor. Bagaimana bisa saya sekarang harus mempelajari basik menjad seorang sekretaris? Jelas-jelas ini adalah POSISI YANG TAK SEHARUSNYA!" ujar Valen penuh penekanan. Dia tak terima hal ini.Sementara Valen sedang melongo dan menunggu penjelasan dari Mira sambil dongkol, James tampak sedang tersenyum senang melihat semua gerak-gerik Valen dari monitor CCTV."Kamu sudah tandatangan kontrak, gadisku. Kamu tak akan bisa lepas dariku!" James tersenyum penuh kemenangan. Dan, mata elangnya terus mengawasi CCTV.James menyeringai memandang monitor CCTV, dia sangat puas akan hasil kerja dari Andrea yang mampu membuat Valentia menandatangani kontrak kerja. Kali ini James merasa bahwa rencananya untuk memiliki Valen akan berhasil. Menjadikan gadis itu sebagai sekretarisnya, tentu saja Valen akan terus berada di sisinya.

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   4. Posisi Yang Tak Seharusnya

    Valen melangkah pasti dan mantap memasuki gedung megah Emerald Publishing. Setelah mematut dirinya selama berjam-jam di depan cermin dan memastikan bahwa senyumannya akan terlihat manis, dia pun percaya diri di hari pertamanya bekerja.Valen tidak begitu bingung akan situasi pagi ini. Sebagai seorang tuan putri, dia sudah biasa mendapatkan perhatian dan pandangan dari orang-orang sekelilingnya ketika dia hanya sekedar lewat atau nongkrong di taman.Tak terkecuali hari ini. Penampilan Valen yang kalau dinilai bisa mendekati poin 100! Dengan atasan putih berenda dan blazer lilac yang membuatnya tampak elegan, ditambah lagi rok diatas lutut dengan warna senada semakin manis dan menonjolkan kulit putih bersih Valen.'Hari ini cerah. Dan, tentu saja sesuai isi hatiku yang sedang cerah dan bahagia.' gumam Valen dalam hati sambil berjalan. Tak lupa senyum selalu menghiasi wajahnya.Duh, siapa sih yang tidak akan terp

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   3. Diinginkan, Diharapkan, Dikabulkan

    Langit tampak begitu mengikuti suasana hati Valen saat ini. Kelam, suram, dan kelabu. Valenpun merasakan hal yang sama. Rasa kesal dan juga sesalnya belum hilang juga. Padahal dia sudah melalui jalanan panjang ini hanya dengan berjalan kaki."Uugghh! Emang ya, sumpah banget dah kenapa bisa ada cowok nyebelin kayak orang itu tadi!" Valen mengumpat mengeluarkan unek-unek dalam hatinya. Dia tidak mempedulikan sekitar, tetap saja dia asyik berbicara sendiri."Semua jadi gagal total gara-gara cowok ngeselin itu tadi. Apaan coba dia tiba-tiba ngomong cantik gitu pas gue lagi memperkenalkan diri. Kan gue jadi gugup! Mana dia ngomongnya dengan wajah tampan gitu pula!"Valen menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Dia tidak habis pikir, seluruh konsentrasinya buyar hanya karena satu kalimat pujian dari lelaki yang dikaguminya dalam hati itu."Ambyar dah kalau sampai nggak bisa keterima jadi editor di Emerald P

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   2. Karyawan Emerald Publishing!

    Valentia sudah lebih dari tiga puluh menit mematut dirinya di depan cermin. Dia terus meyakinkan dirinya bahwa penampilannya saat ini sudah benar-benar keceh badai cetar membahana.Sebenarnya tanpa polesan pun wajah cantik alami Valentia sudah sangat memukau. Siapa yang tidak mengenal Valentia Swind, sang primadona SMA yang memiliki segudang prestasi tapi begitu bandel dan pembangkang sejati. Semua guru-gurunya dulu bahkan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya menghadapi tingkah polah Valen.Tak sedikit cinta dari kakak kelas, adik kelas, bahkan teman seangkatannya yang ditolak. Valen hanya ingin hidup dalam kebebasan, tanpa cinta dia yakin bahwa dia bisa hidup dengan penuh warna. Makanya dia sekarang mencari kebebasannya sendiri.Di usia yang masih tergolong muda, sebagai seorang tuan putri dari konglomerat ternama di kotanya, dia meninggalkan semua fasilitas itu, membangkang ayahnya yang memintanya untuk berkuliah sesuai jurus

  • Penakluk Hati Gadis Pembangkang   1. Menjadi Gadis Mandiri

    "Valen sayang, please dengerin Mommy! Mommy nggak mau kalau sampai kamu kenapa-kenapa, honey. So, please stay di rumah, okay?" Suara lembut Amanda Swind terdengar lirih meminta putrinya untuk tetap tinggal di rumah.Valentia Swind, gadis manis bahkan dapat dikatakan sangat cantik berusia 19 tahun ini mendongak dan memandang mommy nya."Mommy, I know kalau Mommy khawatir. But, please Mom.. Valen udah besar sekarang. Umur udah 19 tahun, loh. Jadi, please Mom, beri Valen kesempatan untuk bisa mandiri," ucap Valen meyakinkan ibunya, tapi Amanda malah menggeleng."Honey, kamu tau kan gimana bakal marahnya Daddy kamu kalau tau kamu malah pergi diem-diem dari rumah?""Yes, I know. Makanya please banget ya Mommy rahasiakan ini." Telunjuk Valentia mengatup kedua bibirnya, seolah memberi isyarat kepada ibunya bahwa ini adalah sebuah rahasia."Oh, My.. Kepala Mommy pusing. Kamu memang selalu membantah Mommy, V

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status