Share

Bab 208

Hanin merasakan pusing yang teramat di kepalanya. Perlahan dia mencoba membuka matanya yang terasa berat, sehingga matanya terbuka sempurna. Barulah dia sadar kalau dia sedang berada di tempat asing.

"Kau sudah sadar? Syukurlah." Hanin langsung menoleh ke asal suara itu. Dia begitu lega karena tahu kalau dirinya tidak sendirian di ruangan pengap ini.

"Hanan..., kita ada di mana?" tanyanya, takut melihat ruangan ini begitu gelap. Hanya ada pencahayaan dari jendela kecil di atas mereka.

"Aku juga tidak tahu," gumam Hanan. "Kita sudah diculik sama dua penjahat tadi." Dia menghela napas gusar. Dia takut kalau orang tua mereka khawatir karena mereka belum pulang. Terutama Mommy mereka yang panikan orangnya.

"Hanan, aku mau pulang," rengek Hanin. Hanin baru sadar kalau tangan dan kakinya terikat. Kedua tangannya terikat pada tembok dan Hanan pun sama. Keduanya saling membelakangi dengan posisi sama-sama terikat.

"Tenanglah. Aku sedang memikirka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status