Keysa memilih untuk menggunakan dress berwarna hitam yang memamerkan pahatan indah tulang selangka dan kulit indahnya. Keysa mengikat rambut hitam lega yang menjuntai dengan indah dan membiarkan leher jenjangnya terkena terpaan angin malam. Keysa melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri. Gerakan tubuh Keysa yang mendayu, mengunci tatapan pengunjung club dan menatap kagum ke arahnya. Keysa menuju ke sebuah ruangan private yang sengaja dipesan Deas untuknya. Ketika seorang waiters membukakan pintu emas untuk Keysa, tampak seorang pria dengan tampilan setelan jas perlente menyambut kedatangan Keysa dan melingkarkan tangannya di pinggang Keysa. Keysa tidak menolak hal itu, dia menikmati perlakuan manis Deas, pria yang menjadi donatur terbesar di dalam hidup Kesya selama setahun terakhir.
Deas mengecup kening Keysa, meluapkan rasa rindu yang dia pendam selama ini."Aku merindukan kamu, Keysa...""Hm, aku juga," dusta Keysa,"Apa kamu kesulitan menemukan tempat ini?" tanya Deas,"Tidak," sahut Keysa yang kini berhasil digiring oleh Deas untuk duduk di pangkuannya."Aku dengar, kamu membutuhkan dana untuk memperluas cafe kamu. Berapa nominalnya? Aku akan menyiapkan dana untuk itu,"Apa yang dikatakan Deas menjadi angin segar bagi Keysa. Siapa yang tidak ingin memiliki usaha yang berkembang dengan pesat? Benar, kan?"1 M, aku membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk pembangunan cafe dua lantai yang akan aku bangun.""Hm, baiklah. Akan aku berikan setelah kita pulang dari sini,""Semudah itu?" tanya Keysa,"Iya, kenapa Sayang?"Keysa mengernyitkan dahinya. Bukankah ini terlalu mudah?"Aku tidak ingin menjadi bulan-bulanan isteri kamu kalau dia tahu apa yang kamu lakukan untuk aku. Jangan membuat aku menjadi wanita yang jahat, Deas...""Tidak, uang yang aku berikan hasil dari tabunganku sendiri. Lagipula, Pelita tidak akan memperdulikan hal itu. Dia bukan isteri yang perhitungan," jelas Deas yang membujuk Keysa untuk menerima 'kebaikan' Deas."Baiklah, jika itu mau kamu," putus Keysa dengan hati yang berbunga-bunga.Deas memberikan segelas wine di tangannya, membuat Keysa tersenyum dan meneguk wine favoritenya.Deas menatap Keysa penuh arti. Dia sangat senang malam ini, karena penantian panjangnya untuk memiliki Keysa akan terwujud.*Sementara itu, Alsaki sedang menatap Kavi dan Jendra secara bergantian. Tatapan Alsaki sangat mematikan, membuat Kavi dan Jendra menghindari tatapan sahabatnya itu. Namun, Jendra yang jengah dengan tatapan Alsaki memberanikan diri untuk menegur sahabatnya,"Apa kamu sedang sakit mata, Al?""Tidak,""Lalu? Kenapa kamu menatap kami berdua seperti itu? Apa kami berdua melakukan kesalahan?""Kalian berdua pura-pura bodoh? atau memang bodoh?" tanya Al yang membuat Jendra dan Kavi menelan ludah secara bersamaan,"Kami berdua bukan orang bodoh yang hanyut dalam masa lalu." jawab Kavi yang kini menatap Al dengan tatapan yang mencemooh,"Apa maksud kamu?""Al, kamu sampai kapan akan berdiam diri seperti ini? Apa kamu tidak ingin menyesap manisnya surga dunia?""Tsk, aku sudah melupakan hal itu,""Apa Citra membuat kamu tidak menginginkan wanita? tanya Jendra yang takut jika sahabatnya memiliki fantasi lain, namun enggan menceritakan keinginannya kepada dirinya."Kalian ingin aku pecat?""HEI!!!!" teriak Kavi yang membuat Jendra dan Alsaki terperanjat dan menatap ke arah Kavi,"jangan lontarkan kalimat keramat itu! Kami melakukan hal ini untuk kamu. Apa kamu tidak kasihan dengan kamar mandi yang menjadi saksi bisu kelakuan minus kamu?""Aku tidak seperti kamu!""Ckckckck, lalu apa?""Lupakan," pinta Alsaki yang membuang muka ke arah lain. Alsaki mulai lelah dengan perilaku dua sahabatnya yang berprofei sebagai sekretaris pribadi dan direktur keuangan di kantornya.Kavi menyodorkan segelas wine ke depan Alsaki, Alsaki menolak wine yang diberikan Kavi."Why?""Aku gak mau mabuk," jawab Alsaki dengan santai.Kavi yang menyadari perubahan mood sahabatnya mengangguk patuh, dia tersenyum sembari meletakkan gelas berisi winw yang ditolak Alsaki."Bagaimana kriteria wanita yang kamu sukai?" tanya Jendra on point,"Apa?""Wa-nita? Apa kamu tidak mendengar dengan jelas apa yang aku tanyakan?""Wanita baik,""Tsk, bibi yang bekerja di rumah kamu juga seorang wanita baik. Dia sudah menjanda selama 10 tahun dan menghabiskan sisa hidupnya untuk merawat seorang pria bernama Alsaki Radeva," omel Jendra yang tidak puas dengan jawaban Alsaki, pria tampan yang kini berusia 30 tahun namun wajahnya seperti pria berusia 25 tahun,"Kamu benar, Jendra. Semua yang ada di dalam diri Alsaki sangat sempurna, kecuali wanita. Istrinya saja menceraikan Alsaki karena dia seperti kanebo kering,""Ckckckck,"Alsaki menatap kedua sahabatnya secara bergantian, dan meraih segelas wine yang telah dia tolak beberapa menit yang lalu.Jendra dan Kavi tersenyum melihat Alsaki yang kini mulai hanyut dalam suasana panas buatan mereka berdua.**Alsaki masuk ke sebuah ruangan yang menjadi tempat Kavi dan Jendra sediakan untuk melepas rasa pening yang menguasai dirinya.Alsaki tampak terkejut ketika dia melihat seorang wanita yang memejamkan kedua matanya di sebuah sofa. Ruangan yang disediakan Kavi juga Jendra, memiliki satu ranjang lebar yang menghadap ke cakrawala malam ibu kota."Tsk, mereka mulai berulah," gumam Alsaki yang melewati wanita cantik bergaun hitam begitu saja.Alsaki mengabaikan wanita itu bukan karena dia tidak tertarik, tapi Alsaki tidak ingin merusak wanita yang tak jelas asal usulnya. Pantang bagi Alsaki untuk menyakiti seorang wanita."Hei, handsome, mau ke mana?" tanya wanita yang kini mendorong Alsaki ke atas ranjang dan membuat mereka berdua berbaring di ranjang."Nona, lebih baik anda tidak melakukan hal-hal diluar batas," kata Alsaki yang mencoba menyingkirkan wanita yang tampak tak asing di mata Alsaki, namun semua itu percuma, Alsaki malah merasakan sensasi yang lain. Sesuatu yang tak pernah terbangun ketika seorang wanita merayu-nya. Alsaki membelalakan kedua matanya, menatap wanita itu dengan tatapan tak percaya."Apa yang kamu katakan? Bukankah kamu yang membawa aku ke sini? Kamu bilang akan membuat tubuhku tidak merasakan panas, jangan siksa aku," racau wanita itu sembari menatap Alsaki dengan tatapan yang tidak bisa ALsaki jabarkan dengan kata-kata. Bahkan tubuh mereka berdua sangat dekat dan terasa intens."Sepertinya kamu salah paham,""Akh!" teriak wanita itu sembari menyentuh tubuhnya sendiri, wanita itu merasakan tubuhnya panas. Dia mengerang kesakitan dan hal itu membuat Alsaki merasa iba. Alsaki terdiam, dia tidak tega melihat wanita itu mengerang dan menangis di hadapannya. Gaun yang dia kenakan nyaris saja terkoyak oleh kuku cantik wanita itu sendiri, dan tentu saja hal itu membuat Alsaki dapat melihat lekuk tubuh wanita itu dengan jelas. Alsaki meneguk ludahnya kasar. Siapa yang tidak terpesona dengan keindahan tubuh molek wanita yang kini nyaris tak berbusana di hadapannya."Aku tau ini tidak benar, jangan salahkan aku, jika kamu menyesal nanti, Nona" kata Alsaki yang kini menindih tubuh wanita yang tak asing bagi Alsaki.Jangan salahkan waktu, karena waktu takkan berulang dan apa yang telah ku renggut takkan pernah kembali.Alsaki memagut bibir Keysa yang ranum, menikmati aroma mint yang menguar dari dalam mulut Keysa. Keysa mengalungkan kedua tangannya pada leher Alsaki, menikmati sensasi baru dalam hidupnya. Keysa merasakan seluruh tubuhnya panas, dan pria yang berada di hadapannya mampu mendinginkan tubuh Keysa dengan sentuhan lembut yang dia berikan. Keysa tidak menampik, jika sia sangat menyukai apa yang diberikan pria itu kepada tubuhnya, rasanya sangat manis dan menggelora. Keysa bahkan bisa menikmati roti sobek yang membentang di hadapannya. Baru kali ini, Keysa menikmati keindahan pahatan tubuh pria secara langsung dihadapannya.Keysa memejamkan kedua matanya ketika bibir pria asing itu menjelajahi tubuhnya. Keysa merasakan setiap inci tubuhnya ingin diberikan lebih. Keysa mengeratkan genggaman tangannya pada sprei putih yang menjadi saksi bisu kegiatan panas Keysa dengan pria tampan yang tam
Berbeda dengan Keysa yang menghadapi kenyataan dengan mencoba tenang dan berfikir dengan jernih. Deas menatap garang ke arah Pelita. Pelita tampak masa bodoh dengan tatapan suaminya itu,"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Deas dengan suara khas bangun tidur."Menemani kamu," jawab Pelita sembari menyeduh teh chamomile kesukaannya,"Apa maksud kamu?" Deas semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan isterinya."Kamu berharap jika wanita itu yang menemani kamu? Aku isteri kamu Deas." jawab Pelita dengan tenang. "Tsk, sejak kapan kamu memperdulikan hal itu, Pelita. Bukannya kamu hanya memperdulikan status kamu sebagai nyonya rumah saja. Aku tidak pernah mencampuri urusan kamu. Jadi jangan ikut campur dengan urusan aku," cibir Deas yang merasa benar dengan perkatannya."Tidak semudah itu, Deas. Aku lelah kamu perlakukan seperti ini. Aku diam, bukan berarti aku tidak tau, apa yang kamu lakukan di belakangku. Kamu membuat aku seperti orang jahat. Apa kamu tidak sadar akan ha
Alsaki menatap Jendra dan Kavi secara bergantian. Kavi dan Jendra merasa aneh dengan apa yang dilakukan Alsaki kali ini, namun mereka bahagia karena Alsaki menunjukkan ketertarikannya kepada seorang wanita."Al, apa ada hal yang ingin kamu katakan? Kami berdua lelah berdiri seperti ini," rengek Kavi yang menatap Alsaki dengan iba,"Katakan siapa wanita itu?""Wanita apa?""Wanita yang kalian kirim kepadaku,""Ckckck, bukankah kamu tidak menyentuh wanita itu? Apa kamu merasa bersalah dan berubah pikiran? Bahkan kamu mem-booking wanita lain sepengetahuan kami. Kami kecewa. Al.""Apa?"Jendra dan Kavi saling bertukar pandang. Mereka berdua mulai frustasi dengan Alsaki yang tiba-tiba bertindak seperti amoeba.Jendra mengambil alih untuk menjelaskan apa yang terjadi malam itu. Dia mulai lelah dengan Alsaki yang menanyakan wanita pilihan mereka berdua,"Jadi, kami berdua memang sengaja memesan wanita bayaran bernama Sarah, kami ingin membuktikan jika kamu masih menyukai lawan jenis. Tapi, k
Aku ingin kita menjalin sebuah kerja sama," "Kerja sama?" "Ya, aku ingin kamu jadi partner 'tidur' ku," "HA?" Keysa tidak percaya ucapan itu akan keluar dari mulut Alsaki, pria tampan yang berada di hadapannya. "Kenapa?" "Sepertinya kamu salah orang, aku bukan wanita yang bekerja di bidang itu. Kejadian beberapa hari yang lalu itu karena aku dijebak. bukan karena aku ingin. Aku-," "Jika aku tidak datang di waktu yang tidak tepat, mungkin kamu akan meninggal di sana. Orang yang menjebak kamu malam itu, memberikan kamu Aphrodisiac yang dicampur dengan makanan atau minuman sebelum kita bertemu. Seharusnya kamu memiliki rasa empati yang membuat kamu berhutang budi kepadaku. Benarkan?" cecar Alsaki yang membuat Keysa tertegun, Apa itu Aphrodisiac ? Bukankah Deas sangat mencintainya? Kenaoa Deas bersikap se-jahat itu, Jadi, kejadian beberapa hari yang lalu bukan sepernuhnya rencana Pelita? "Kamu tidak sedang berdusta?" "Jika diperlukan, aku bisa membuktikan kebenarannya," tantang A
Alsaki menatap Keysa yang saat ini sedang memainkan gawai kesayangannya di tangan. Ntah perasaan apa yang menyelinap di hati Alsaki. Alsaki tak suka dengan kegiatan Keysa yang terkesan mengabaikan Alsaki. Alsaki mendekat ke arah wajah Keysa, membuat wajah mereka hanya berjarak 5 CM dan membuat Keysa dapat merasakan hembusan nafas Alsaki. "Kamu mau tidur bersama?" tanya Keysa ambigu, tentu saja hal itu membuat Alsaki mengerjapkan kedua mata. "Kamu sedang menggoda aku?" tanya Alsaki yang tak percaya mendengar ajakan itu dari mulur Keysa, partner 'tidur'nya. "Tidak, aku bertanya karena aku takut kamu membutuhkan aku untuk mengerjakan tugas utama aku bekerja di sini," Alsaki kecewa, dia terlalu berekspetasi terlalu tinggi dan itu membuatnya menjauhkan diri dari Keysa. "Kenapa? Apa kamu sudah berubah pikiran?" tanya Keysa yang merasa bingung dengan perubahan sikap Alsaki. "Hm," "Kalau begitu, aku harus tidur di mana?" "Di kamarku," "APA!!!" refleks, Keysa berteriak mendengar jawab
Keysa menghempaskan tubuhnya di kursi yang berada tidak jauh dari Alsaki. Keysa mendengus kesal karena Alsaki tidak mengijinkan Keysa untuk keluar dari ruangan Alsaki. "Tsk, apa kamu tidak bosan membuat aku menempel di dekat kamu?"tanya Keysa yang mulai kesal dengan tingkah Alsaki. "Tidak," jawab Alsaki yang membuat Keysa memutar bola matanya, "Aku butuh privasi, " jawab Keysa, "Aku tidak peduli," ungkap Alsaki yang tidak peduli dengan apa yang Keysa katakan, "Egois," maki Keysa, Alsaki menatap Keysa tajam dan mengabaikan Keysa. Keysa mendengus kesal ketika Alsaki mengganggunya. Keysa menatap layar ponselnya yang tertera nama salah satu sugar daddy miliknya, "Aku mau ke toilet," dusta Keysa yang membuat Alsaki mengiyakan permintaan Keysa. "Hm," Keysa bersenandung riang, dia segera menerima panggilan telfon dari salah satu sugar daddy miliknya, "Hai, Om," "Apa kabar, Key? Aku rindu, aku tidak bisa menemukan kamu di cafe. Kamu pergi ke mana, Key?" "Maaf, Keysa harus ke luar
"Aku lupa, kalau kamu tidak akan menyenangkan aku tanpa harga," ucap Alsaki, "Hm, kamu benar."jawab Keysa, "Aku tahu kamu seorang gadis yang baik," ungkap Alsaki yang membuat Keysa tertegun mendengar ucapan Alsaki. Keysa segera merespon ucapan Alsaki dan menatap Alsaki, "Jangan berlebihan memuji aku, dan perlu kamu ingat, aku bukan seorang gadis lagi, aku seorang wanita sekarang, kamu yang telah membuat aku menjadi seorang wanita." kata Keysa yang memberikan koreksi, Alsaki tersenyum mendengar apa yang Keysa katakan. Alsaki mencintai gadis yang telah berubah menjadi seorang wanita dewasa karena dirinya, "Ya, lebih tepatnya aku membantu kamu," ungkap Alsaki, "Tsk, kenapa kamu perhitungan sekali?" ketus Keysa yang tidak suka Alsaki mengungkit kejadian malam itu, malam dimana Keysa dijebak oleh Deas, kekasih gelap Keysa. "Aku tidak akan perhitungan, aku hanya mengikuti alur yang kamu buat, Keysa," aku Alsaki yang membuat Keysa menghela nafas panjang, "Yah, kamu selalu benar," timp
Keysa tidak mengerti, mengapa Alsaki harus rela malakukan hal yang membuang tenaga. Keysa menggerutu di dalam hati, mengingat apa yang Alsaki lakukan kepadanya tanpa pamrih. Kini Alsaki duduk di meja kerja Keysa yang biasa Keysa gunakan saat berada di cafe. Alsaki tertarik untuk melihat kegiatan Keysa yang tidak ketahui Alsaki dengan baik. "Ck, seharusnya aku tahu kamu tidak akan melakukan hal tanpa mempertimbangkan untung dan rugi," ungkap Keysa yang membuat Alsaki tersenyum dan menghampiri Keysa, "Kamu terlihat sangat kesal," goda Alsaki, "Ya, kamu seperi sengaja melakukan hal baik, tapi hati kamu tidak seperti ucapan kamu." ketus Keysa, "Oh," "Deas tidak mudah dihadapi, sekalipun aku mengusir dia dari hidupku, dia akan datang kembali," "Kamu mencintainya?" tanya Alsaki yang merasa penasaran dengan jawaban Keysa. Bukannya menjawab rasa penasaran Alsaki, Keysa malah tertawa dan mencibir pertanyaan yang Alsaki ajukan, "Cinta? Apa itu?" tanya Keysa, "Kamu tidak percaya dengan c
Keysa meletakkan tas jinjing yang dia bawa di meja. Keysa mencoba tersenyum, dan menggenggam erat tangan wanita paruh baya yang kini sedang menatapnya,"Di mana, Raymond? " tanya Letta, ibu Raymond yang mencari keberadaan sang anak."Masih sibuk Ibu, " jawab Keysa yang membuat Letta menganggukan kepala,"Aku baru bangun, dan dia tidak menganggap ku ada, " rajuk Letta yang membuat Keysa menggaruk tengkuk lehernya."Bu, apa Keysa belum cukup untuk menemani Ibu. Ibu baru bangun. Jangan marah marah mulu, nanti keriputnya nambah, ""Tsk, kamu memang selalu menjadi pemenang Ibu. Ibu ingin melihat kamu dan Ray segera menikah, "Keysa membelalakkan kedua matanya,"Bu, " panggil Keysa kepada Letta, Keysa ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi saat ini, namun mengingat kondisi kesehatan Letta yang belum stabil. Keysa memilih untuk menenangkan Letta dengan cara yang lain."Keysa, ibu tidak ingin menunggu terlalu lama. Ibu ingin segera menimang cucu, jadi segera katakan pada Raymond untuk m
Pagi ini, sepasang kekasih yang mulai merasakan cinta tanpa batas masih bergelung di balik selimut. Kavi dan Bintang masih berpelukan di atas ranjang mereka. Tidak menyadari mentari telah terbit di atas mereka. Untungnya hari ini baik Kavi ataupun Bintang ijin cuti sehari. Mereka berdua seolah yakin akan melakukan hal ini sampai pagi. Seperti yang mereka lakukan hari ini, tepatnya sampai dini hari tadi.Kavi mengerjapkan matanya, aroma candu yang berasal dari tubuh Bintang membuat Kavi malas untuk beranjak dari sisi kekasihnya itu. Bintang menggeliat. Bergerak menghadap ke arahnya. Kavi menatap bulu mata lentik Bintang, Bintang sangat cantik bahkan saat dia tertidur di depannya. Kavi menikmati pemandangan yang indah di depannya. Menyadari tubuh mereka berdua hanya berlapiskan selimut. Kavi segera bangun dan menggunakan piyama. Mengingat pakaian mereka berdua masih berserakan di ruang tamu apartemen miliknya. Kavi bergegas membersihkan apartemennya dan membuatkan sarapan untuk Bintang
"Kak, itu kotor" kata Bintang sembari hendak menutup kedua kakinya. Namun niat Bintang di halangi oleh Kavi,"Aku akan membuatnya bersih, Bi. Boleh?" Kavi meminta ijin Bintang untuk menikmati tubuh kekasihnya itu,Bintang menganggukkan kepalanya malu-malu. Dia merasa canggung dengan situasinya saat ini. Bintang yang memulainya, Bintang hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi.Kavi mulai menyentuh lubang kewanitaan Bintang. Memasukkan satu jari miliknya pada lubang itu. Membuat Bintang bergerak resah, mencengkeram sprei putih milik Kavi.Kavi tersenyum, melihat Bintang sangat sensitif. Milik Bintang sudah basah. Membuat Kavi ingin segera masuk dalam kehangatan tubuh Bintang.Kavi segera mengeluarkan jarinya. Menggantikan lidahnya yang berperan dalam permainan mereka kali ini. Bintang merasakan kenikmatan baru yang luar biasa."Aaahahnnnnhh.... Ngghhhh.. Kak" desah Bintang,Slurp...PLASH..Suara yang Kavi keluarkan di milik Bintang. kavi tersenyum puas akan apa yang dia lakukan."Ple
Bintang masuk lebih dulu ke dalam apartement, karena Kavi harus membawa beberapa barang belanjaan yang mereka beli. Jujur saja, Bintang suka dengan apa yang dia lakukan bersama Kavi akhir akhir ini. Bintang merasa lebih dekat dengan Kavi. Sejujurnya Bintang tidak terlalu lapar, hanya saja dia suka moment kebersamaan dengan Kavi, Bintang sengaja mengulur waktu untuk menginap di apartement Kavi. Bintang tidak ingin diusir seperti yang sudah sudah, mengingat kondisi fisiknya telah membaik."Kak, Bintang mandi dulu, ya?" ijin Bintang sembari tersenyum di depan kekasihnya, Kavi."Hm... Lakukan apa yang kamu inginkan, Bi," jawab Kavi yang membuat Bintang tersenyum lebar.Diam diam, Bintang memiliki sebuah rencana di dalam otak kecilnya. Bintang tak ingin Kavi menolak pesona Bintang untuk ke-sekian kalinya.Bintang mengganti dress yang dia gunakan sebelumnya dengan kemeja putih milik Kavi yang tampak menenggelamkan tubuh Bintang di dalamnya.Bintang sengaja tidak menggunakan kemeja Kavi untu
"Kamu dimana?" tanya Kavi begitu sambungan telpon-nya tersambung, "Oke. Nanti biar aku jemput" jawab Kavi.Alsaki dan Jendra saling bertukar pandang melihat Kavi yang tampak berbeda akhir akhir ini."Nelpon siapa?" tanya Jendra kepo."Namja chingu" jawab Kavi sembari tersenyum membanggakan sesuatu."Siapa Namja? Lo kenalan di mana? Namanya, beneran Namja?" tanya Jendra memberondong,Alsaki mengernyitkan dahinya begitu melihat Jendra yang langsung heboh dengan tingkah Kavi.Kavi menghela nafasnya pasrah, "Gue nelpon pacar gue, Jen. Bukan Namja. Lo, kenapa gak up to date sih!""Namanya Namja?""Lah Namja chingu kan bahasa Koreanya pacar. Hadehh!""Yaelah Go, kenapa juga lo jawab pakai bahasa Korea. Kita ini di Indonesia, bukan di Korea. Lo ngomong bahasa Korea, mana gue tau,!" kata Jendra geram,"Tsk, kasihan, minim ilmu." ledek Kavi,"Lo lagi ngeledek gue?""Kenapa?" tanya Kavi,"Ckckckck, mentang mentang lo punya pacar, lo jadi belagak, Kav. Palingan juga pacar lo, terpaksa menerima h
Sesuai janjinya, Keysa menyambut Alsaki dengan menggunakan gaun tidur yang khusus Keysa gunakan malam ini. Keysa memang sengaja melakukan hal itu agar Alsaki tidak dapat menolak pesona Keysa. Keysa yang berdiri di hadapannya membuat Alsaki tidak dapat menahan gejolak rasa yang dia pendam selama ini. Alsaki menghampiri Keysa, dan segera menutup pintu apartemen.Alsaki membuka jas dan diikuti dengan kemeja yang dia gunakan, Alsaki membuangnya ke lantai. Alsaki melumat bibir Keysa dengan rakus, membuat Keysa tidak dapat menahan suara dari bibirnya."NNgh-"Alsaki melepas tautan bibir mereka berdua.Alsaki menyeka bekas saliva di bibir Keysa, "kamu sangat cantik, Keysa,""Aku tahu,""Kamu sengaja menyambutku dengan gaun tidur?" tanya Alsaki,"Bukannya kita akan melanjutkan apa yang akan kita tunda?" tanya Keysa yang membuat Alsaki tersenyum.Alsaki meremas tubuh bagian belakang Keysa, membuat Alsaki dapat merasakan jika kekasihnya tidak menggunakan pakaian dalam di balik gaun satin berw
"Ray! Apa yang kamu lakukan? Kamu basah seperti ini?" cecar Lyra yang melihat kekasihnaya datang dengan tubuh basah kuyup.Lyra menarik tubuh Raymon untuk segera masuk ke dalam unit apartementnya. Lyra tidak tahu apa yang terjadi. Seingat Lyra, Raymon mengetik sebuah pesan yang mengatakan jika hari ini, Keysa meminta Raymon untuk lembur bekerja.Ketika pintu apartement Lyra tertutup, Raymon memeluk tubuh Lyra dengan erat, Raymon enggan melepaskan Lyra yang ingin mengambilkan sebuah handuk dan pakaian untuk Raymon.Lyra terkejut, ketika Raymon yang tiba tiba memeluk tubuhnya. Lyra terbelenggu di dalam kungkungan tubuh kekar Raymon, Raymon memperdaya tubuh Lyra dengan sebuah kecupan di leher Lyra, awal dimana Raymon mendaratkan kecupan hangat untuk Lyra.Satu per satu kecupan dihadiahkan Raymon di tubuh Lyra membuat Lyra merasakan sensasi aneh di dalam tubuhnya. Anehnya, Lyra tidak menolak apa yang Raymon lakukan, justru Lyra menyukai hal itu. Dinginnya bibir Raymon, dan air hujan yang
"Ini, ada di kantor kamu, Mas," tegur Keysa yang membuat Alsaki tersenyum.Alsaki tidak berniat melepaskan Keysa.Jujur saja, saat ini Alsaki ingin melakukan hal gila bersama Keysa di dalam ruangannya. Diam diam Alsaki mengunci pintu ruangannya, agar tidak ada seseorang yang mengganggu kegiatan Alsaki dan Keysa beberapa menit ke depan. Alsaki tidak rela akan hal itu."Mas, kok kamu diam aja, sih! Aku nggak bisa lama di sini, aku harus cek keadaan cafe aku," Alsaki mengecup bibir Keysa dengan tujuan tertentu, membuat Keysa berhenti melanjut akan omelannya. Timbul niat untuk melakukan hal gila di pikiran Keysa untuk membuat Alsaki jera dengan tingkahnya saat ini.Keysa tertantang dengan apa yang Alsaki lakukan, Keysa tahu jika Alsaki menginginkan sesuatu dari Keysa. Keysa mengangkat satu sudut bibirnya. Alsaki mengernyitkan dahinya. Alsaki merasa Keysa merencanakan sesuatu di dalam pikirannya. Keysa melumat bibir Alsaki, dan membuat Alsaki mengikuti apa yang Keysa inginkan. Kaki Als
Alsaki dan Keysa sampai di apartemen, sejak mereka berdua baikan, mereka tampak seperti perangko dam amplop, saling menempel satu sama lain. Seperti enggan berpisah. Alsaki menghempaskan tubuhnya ke sofa, Keysa segera mengambilkan Alsaki segelas air. Kemudian memberikannya ke pada Alsaki,"Terima kasih" kata Alsaki seraya mengecup punggung tangan Keysa yang memberikan Alsaki segelas air dingin."Sama-sama" sahut Keysa.Alsaki menghabiskan segelas air yang Keysa berikan ke padanya, Alsaki merasakan amarahnya sudah mereda. Alsaki tau, apa yang terjadi di cafe bukan kesalahan Keysa, namun tetap saja kedatangan Danz dan Deas mengganggu Alsaki. Bisa bisanya dua mantan Keysa kompak datang mengusik wanitanya.Baru saja mereka berdua berbaikan, dan lalat jantan mulai mengganggu.Tsk, resiko memiliki seorang kekasih yang posesif seperti Alsaki seperti ini, sedikit marah, sedikit merajuk, dan cenderung posesif."Key,"panggil Alsaki, membuat Keysa yang duduk di sebelahnya menoleh, menatap Alsak