Keysa tidak mengerti, mengapa Alsaki harus rela malakukan hal yang membuang tenaga. Keysa menggerutu di dalam hati, mengingat apa yang Alsaki lakukan kepadanya tanpa pamrih. Kini Alsaki duduk di meja kerja Keysa yang biasa Keysa gunakan saat berada di cafe. Alsaki tertarik untuk melihat kegiatan Keysa yang tidak ketahui Alsaki dengan baik. "Ck, seharusnya aku tahu kamu tidak akan melakukan hal tanpa mempertimbangkan untung dan rugi," ungkap Keysa yang membuat Alsaki tersenyum dan menghampiri Keysa, "Kamu terlihat sangat kesal," goda Alsaki, "Ya, kamu seperi sengaja melakukan hal baik, tapi hati kamu tidak seperti ucapan kamu." ketus Keysa, "Oh," "Deas tidak mudah dihadapi, sekalipun aku mengusir dia dari hidupku, dia akan datang kembali," "Kamu mencintainya?" tanya Alsaki yang merasa penasaran dengan jawaban Keysa. Bukannya menjawab rasa penasaran Alsaki, Keysa malah tertawa dan mencibir pertanyaan yang Alsaki ajukan, "Cinta? Apa itu?" tanya Keysa, "Kamu tidak percaya dengan c
Raymon mendorong troli belanjaanya, satu per satu dia perhatikan cheklist belanja bulanan untuk keperluan cafe di tangan kirinya. Raymon tidak bisa mengandalkan Keysa saat ini, karena Keysa memutuskan untuk bekerja sebagai sekretaris Alsaki, dan hal itu membuat Raymod mendapatkan banyak tips dari Keysa. Ketika Raymond akan mengambil susu almond dalam kemasan botol besar, tiba-tiba tangannya terasa hampa karena seseorang tengah merebut apa yang ingin Raymond miliki. "Hei, Nona! Aku yang memilikinya lebih dulu," tegur Raymond membuat wanita yang ditegurnya menatap Raymond dengan tajam kemudian berpaling begitu saja,"tsk, wanita aneh! Cuaca panas begini, menggunakan masker dan topi, macam selebritis saja," gerutu Raymon yang merasa kesal dengan apa yang dilakukan sosok seorang wanita yang tengah menjauh dan mengabaikan apa yang Raymon katakan. Raymon mengalihkan ke susu almond merek lain, kemudian dia meneruskan kegiatan belanja bulanan untuk cafe. Ketika Raymon sibuk dengan merapikan
Keysa segera beranjak dari ruangan Alsaki, detak jantung Keysa terdengar tak beraturan. Keysa menghela nafasnya secara perlahan membuat Alsaki tersenyum di dalam ruangan. Setidaknya Alsaki mengetahui sedikit rahasia Keysa. Keysa berpapasan dengan Kavi yang tampak penasaran dengan apa yang terjadi, "Kamu mau ke mana, Key?" tanya Kavi yang melihat Keysa keluar dari ruangan Alsaki, "Pantry," jawab Keysa singkat dan terkesan buru-buru, "Kamu, sakit?" tanya Kavi seakan tidak puas dengan jawaban Keysa yang tampak tidak baik-baik saja, "A-aku tidak sakit," Keysa yang gugup, menjawab Kavi dengan sedikit terbata-bata, "Lalu, kenapa wajah kamu berwarna merah?" cecar Kavi yang semakin menyudutkan Keysa, "Ah! Kavi, kamu sangat menyebalkan!" protes Keysa sembari menghentakkan kedua kakinya dan membuat Kavi semakin kebingungan dengan apa yang Keysa lakukan. Keysa melewati Kavi begitu saja, mengabaikan Kavi yang saat ini bergerak berlawanan dengan arah Keysa. Kavi mengetuk pintu ruangan Alsaki
Keysa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Keysa merasa mulutnya perlu dijahit dengan rapat untuk tidak mengatakan hal-hal yang tidak perlu kepada sahabatnya. Raymon masih setia menunggu jawaban Keysa dan menatap Keysa dengan tajam. "Tsk, apa kamu harus seperti itu, Mon?" tanya Keysa,"aku beneran hanya tidur," "Aku nggak percaya!" "Ouch! Kepalaku tiba-tiba sakit, Mon," dusta Keysa yang membuat Raymon tak gentar untuk menunggu jawaban dari Keysa, "Apa kamu pikir, aku akan percaya dengan akting kamu?" tanya Raymon yang membuat Keysa mengangkat kedua bahunya, "Aku tahu, bohong sama kamu, itu sangat syulit... Jadi, aku menyerah untuk berjuang," jawab Keysa sekenanya, membuat Raymon semakin kesal dengan Keysa. "Key, aku nggak tahu, apa yang kamu lakukan dengan Alsaki, terlebih lagi sekarang kamu juga melakukan hal yang kamu benci. Bekerja." kata Raymon yang menyangsikan perasaan Keysa untuk Alsaki, pria yang tidak lama Keysa kenal dan menjadi sumber pundi-pundi keuangan Keysa selama
Kavi menatap iba sahabatnya, pola hidup sehat yang biasanya Alsaki lakukan membuat tubuh Alsaki terkejut dengan aneka makanan yang dia nikmati bersama Keysa, bahkan kemaren Keysa membeli aneka gorengan lewat aplikasi online.Alsaki kini merasa tubuhnya jauh lebih baik, berkat obat yang Kavi berikan kepadanya. Sementara Keysa tertunduk lesu di kursi yang berada tidak jauh dari tempat Alsaki terbaring."Keysa, jangan cemberut gitu, ini bukan salah kamu," hibur Kavi yang menghampiri Keysa,"Aku nggak tahu, kalau Alsaki tidak pernah makan, makanan seperti itu," keluh Keysa,"Em, aku nggak tahu pasti, kapan Alsaki berhenti makan, makanan seperti itu. Hanya saja, faktor usia juga mempengaruhi tubuh kami, Keysa. Semua bukan sepenuhnya kesalahan kamu, percaya sama aku," jelas Kavi yang membuat Keysa menganggukkan kepala"Aku minta maaf, " cicit Keysa,"Nggak ada yang salah, Keysa. Kamu jangan terlalu memikirkan hal ini, lebih baik kamu pesan bubur dan susu kacang kedelai untuk Alsaki. Aku aka
Keysa menyediakan beberapa snack dan kopi untuk Alsaki, Jendra dan Kavi. Keysa memilih untuk tidak bergabung dan mengerjakan pekerjaan yang lainnya, karena Keysa tidak akan mengerti dengan apa yang akan mereka bicarakan.Keysa ingin melakukan negosiasi dengan Alsaki perihal pekerjaan yang Keysa lakukan untuk tetap bisa berada disekitar Alsaki. Sayangnya, Alsaki enggan untuk melepas posisi asisten pribadi yang kin diemban oleh Keysa.Bunyi bel pintu apartement Alsaki membuat Keysa menghampiri sumber suara, Keysa segera membuka pintu apartement Alsaki dan melihat dodok Danz di sana."Sa, kita bertemu lagi," kata Danz sumringah,"I-iya," Keysa gugup.Keysa mati kutu. Tidak bisa menjawaba selain kata iya dari dalam mulutnya,"Kamu tinggal di sini?" tanya Danz lagi,"Ini apartement atasan aku," aku Keysa yang enggan berbohong,"Oh,""Kamu, ada perlu apa?" tanya Keysa to the point.Danz tersenyum, melihat paras ayu Keysa membuat Danz melupakan tujuan utamanya untuk datang ke tempat ini."Oh
Raymon melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Lyra yang kini duduk di hadapannya tanpa merasa bersalah dengan apa yang Lyra lakukan saat ini,"Kamu sampai kapan di sini?" tanya Raymon,"Sampai kamu memberikan nomer ponsel kamu," jawab Lyra sembari menatap latte yang siap berseluncur di dalam kerongkongannya."Ck, kamu sudah mendapatkannya,""Ini bukan nomer ponsel kamu, ini nomer telfon cafe kalian," protes Lyra yang membuat Raymon menghela nafas panjang, menahan batas sabar yang dia tetapkan untuk Lyra, wanita yang mengganggu hidup Raymon beberapa hari terakhir."Sama saja," jawab Raymon,"Aku ingin nomer ponsel pribadi kamu," keukeuh Lyra,"Aku tidak punya ponsel,""Bohong!" gertak Lyra yang membuat Raymon mengangkat bahunya.Raymon tidak ingin menanggapi Lyra, Raymon memilih untuk menghindari Lyra, sayangnya ramon kalah cepat dengan kedatangan Keysa yang kini mulai berteriak heboh di cafe. Suasana cafe belum ramai, hanya Lyra saja konsumen mereka di pagi hari, karena jam bu
Keysa duduk berhadapan dengan Alsaki, sebisa mungkin, Keysa menghindari tatapan mata Alsaki. Seolah mengerti dengan apa yang Keysa rasakan, Alsaki menggoda Keysa dengan jarak tak aman bagi Keysa saat ini, "Tsk, apa kamu sengaja ingin mengganggu aku?" tanya Keysa ketus, "Ya, aku rindu kamu memaki aku," jawab Alsaki yang membuat gerakan memutar bola matanya, Keys menyangsikan ucapan Alsaki yang terdengar 'gombal' di telinga Keysa. "Kenapa kamu tiba-tiba datang ke cafe?" tanya Keysa, "Aku ingin kamu bertemu dengan adik aku," jawab Alsaki, "Kamu bukan anak tunggal?" tanya Keysa yang membuat Alsaki menggelengkan kepala, "Aku punya seorang adik perempuan, dia tinggal di Amerika sejak kecil, kami jarang bertemu, hanya saja jika salah satu dari kami memiliki waktu luang, kami selalu menyempatkan untuk bertemu dan menyapa satu sama lain." jelas Alsaki, "Oh," sahut Keysa," aku harus bertemu dengan adik kamu?" tanya Keysa yang jelas-jelas sudah mengetahui jawaban dari pertanyaannya. "Ya,