Raymon melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Lyra yang kini duduk di hadapannya tanpa merasa bersalah dengan apa yang Lyra lakukan saat ini,"Kamu sampai kapan di sini?" tanya Raymon,"Sampai kamu memberikan nomer ponsel kamu," jawab Lyra sembari menatap latte yang siap berseluncur di dalam kerongkongannya."Ck, kamu sudah mendapatkannya,""Ini bukan nomer ponsel kamu, ini nomer telfon cafe kalian," protes Lyra yang membuat Raymon menghela nafas panjang, menahan batas sabar yang dia tetapkan untuk Lyra, wanita yang mengganggu hidup Raymon beberapa hari terakhir."Sama saja," jawab Raymon,"Aku ingin nomer ponsel pribadi kamu," keukeuh Lyra,"Aku tidak punya ponsel,""Bohong!" gertak Lyra yang membuat Raymon mengangkat bahunya.Raymon tidak ingin menanggapi Lyra, Raymon memilih untuk menghindari Lyra, sayangnya ramon kalah cepat dengan kedatangan Keysa yang kini mulai berteriak heboh di cafe. Suasana cafe belum ramai, hanya Lyra saja konsumen mereka di pagi hari, karena jam bu
Keysa duduk berhadapan dengan Alsaki, sebisa mungkin, Keysa menghindari tatapan mata Alsaki. Seolah mengerti dengan apa yang Keysa rasakan, Alsaki menggoda Keysa dengan jarak tak aman bagi Keysa saat ini, "Tsk, apa kamu sengaja ingin mengganggu aku?" tanya Keysa ketus, "Ya, aku rindu kamu memaki aku," jawab Alsaki yang membuat gerakan memutar bola matanya, Keys menyangsikan ucapan Alsaki yang terdengar 'gombal' di telinga Keysa. "Kenapa kamu tiba-tiba datang ke cafe?" tanya Keysa, "Aku ingin kamu bertemu dengan adik aku," jawab Alsaki, "Kamu bukan anak tunggal?" tanya Keysa yang membuat Alsaki menggelengkan kepala, "Aku punya seorang adik perempuan, dia tinggal di Amerika sejak kecil, kami jarang bertemu, hanya saja jika salah satu dari kami memiliki waktu luang, kami selalu menyempatkan untuk bertemu dan menyapa satu sama lain." jelas Alsaki, "Oh," sahut Keysa," aku harus bertemu dengan adik kamu?" tanya Keysa yang jelas-jelas sudah mengetahui jawaban dari pertanyaannya. "Ya,
Jendra menunggu kedatangan Alysa di terminal kedatangan bandara International Green Garden, Jendra berusaha bersikap sewajarnya jika berhadapan dengan Alysa, adik Alsaki."Kenapa lo tegang gitu? Udah gak sabar ketemu, Alysa?" tanya Kavi yang tib-tiba datang dari balik tubuh Jendra,"Ngapain lo di sini?" tanya Jendra,"Alsaki bilang, Alysa nggak mau ketemu sama lo aja, dia juga mau gue ikut jemput dia," jawab Kavi yang kini duduk bersama Jendra,"Kalau gitu, elo aja yang jemput dia, gue mau pulang," rajuk Jendra yang bersiap untuk berdiri, namun tangannya tertahan oleh Kavi yang menggenggam pergelangan tangan Jendra."Ckckck, se-umuran lo gak pantas buat merajuk. Gak kiyowo!" sindir Kavi yang membuat Jendra mendelik kesal, kemudian kembali duduk di tempatnya."Gak ada hubungannya sama kiyowo!" protes Jendra,"Jangan cemburu sama gue, gue sama Alysa itu hanya hubungan kakak-adik, doang." aku Kavi yang tak terima menjadi sasaran kemarahan Jendra, pasalnya Kavi hanya mengikuti keinginan A
Jendra mengejar langkah Alysa yang saat ini berusaha menghindari Jendra, Alysa merasa Jendra tengah berkhianat kepada dirinya."Kamu bikin aku kesal,""Lysa, kamu salah paham,""Apa?" tanya Alysa yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan membuat Jendra nyaris menabrak tubuh mungil Alysa yang berdiri tidak jauh dari Jendra,"Dengarkan aku, kita bicara baik-baik," pinta Jendra yang meminta Alysa mendengarkan penjelasan Jendra,"Kak Jendra juga suka sama Keysa? Dia muda, menarik, iya, kan?""Kenapa kamu malah menuduh aku yang bukan-bukan?" tanya Jendra yang tak suka dikaitkan dengan apa yang terjadi.Jendra tidak mengerti alur pembicaraan mereka saat ini, jujur saja, Keysa memang menarik. Tapi, setiap pria memiliki karakter wanita yang berbeda di hati. Termasuk Jendra, Keysa bukan kriteria wanita yang dicari Jendra, terlebih lagi Keysa wanita bos-nya.Alysa melengos, menahan air matanya yang nyaris membasahi pipi,"aku tidak suka kamu seperti ini," ungkap Jendra yang membuat Alysa menata
Raymon menatap Lyra, dan menghela nafas panjang, menghadapi Lyra bukanlah perkara yang mudah bagi Raymon.Melihat Raymon tidak menggubris ucapannya, membuat Lyra kesal dan berdiri di hadapan Raymon, membuat jarak diantara mereka berdua sangat dekat,"Aku sedang bertanya, dan kamu mengabaikan pertanyaanku," desak Lyra,"Kamu sungguh ingin mendengar jawabanku?" tanya Raymon yang membuat Lyra menganggukan kepalanya dengan antusias,"Aku ingin mendengarnya," aku Lyra dengan senyuman yang menghiasi bibirnya."Kamu-bukan tipe, aku." kata Raymon yang membuat Lyra terkekeh,"Aku tidak peduli, karena aku tahu, kamu akan mengatakan sesuatu yang membuat aku patah hati. Aku tidak akan menyerah," ungkap Lyra yang kini menatap netra Raymon dengan berani.Lyra menatap Raymon, seolah-olah mereka berdua tengah berperang."Terserah kamu, aku tidak peduli," ungkap Raymon yang memilih untuk memutuskan tatapan mereka berdua.Raymon, mengalihkan fokus perhatiannya pada hal lain. Sementara Lyra tidak gentar
Derasnya air hujan yang membasahi kaca jendela apartement Alsaki, membuat embun menutup kegiatan panas yang Alsaki dan Keysa lakukan. Ini, bukan pertama kalinya mereka melakukan hal itu di ranjang. Namun, ntah mengapa Alsaki merasakan milik Keysa begitu menyiksa miliknya, serasa menjadi candu yang membuat Alsaki menginginkan lebih. Keysa menggenggam erat sprei yang tampak semakin kusut karena ulahnya. Tidak ada yang ingin menghentikan permainan panas ini, karena mereka berdua hanyut akan hasrat yang membuncah di dalam diri mereka."Keysa, aku akan mencapai klimaks," bisik Alsaki yang membuat Keysa menganggukkan kepala,Keysa merasa gerakan Alsaki semakin cepat, pinggul Alsaki bergerak menghipnotis tubuh Keysa untuk mengikuti ritme gerakan pinggul Alsaki. Peluh membasahi tubuh mereka berdua, seolah-olah mengabaikan rasa dingin yang menguap di kala hujan.Alsaki menggeram dan memeluk tubuh Keysa dengan erat.Alsaki menikmati pelepasan di dalam inti tubuh Keysa. Alsaki ingin melakukan ha
Lyra mengikuti langkah Raymon untuk masuk ke dalam rumah Raymon, rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas di depan rumah. Mobil Raymon terparkir dengan baik, Lyra menatap bangunan rumah Raymon dari dalam mobil, Lyra sedikit takut dengan apa yang terjadi ke depannya. Lyra mencoba memikirkan hal baik, bisa saja perkiraannya salah."Kamu, mau di dalam mobil sampai kapan?" tanya Raymon yang menegur Lyra karena tak kunjung turun dari dalam mobil, sementara Raymon sudah membuka pintu mobil untuk Lyra.Lyra tersenyum tak enak hati, dia segera turun dari dalam mobil dan mengambil inisiatif untuk meraih payug yang berada di tangan Raymon."Aku, bawakan payungnya," kata Lyra yang menawarkan bantuan kepada Raymon,"Hm, terima kasih," sahut Raymon sembari memberikan payung yang kini telah berada di tangan Lyra,"Sama-sama," Lyra tersenyum setelah mendengar apa yang Raymon katakan.Percakapan receh antara Raymon dan Lyra mampu membuat Lyra berbunga-bunga. Raymon bukan tipikal pria yang seper
Raymon meletakkan dua mangkok mi di atas meja, membuat perhatian Lyra pada layar tipis yang menyita perhatiannya sejak tadi teralihkan. Lyra menatap mi instant yang telah dicampur sayuran hijau, bakso, dan telur di hadapannya. Lyra merasa cacing-cacing di dalam perutnya mulai bergerak dan meronta untuk diisi,"Ini, boleh aku makan?" tanya Lyra sembari menunjuk semangkok mi yang menggugah seleranya."Tentu saja, aku tahu kamu lapar, tapi aku minta maaf, aku hanya bisa menyajikan ini saja," kata Raymon yang membuat Lyra tersenyum lebar."Tidak apa, ini sangat lezat!" kata Lyra yang segera meraih garpu dan sendok secara bersamaan.Lyra sangat antusias untuk menyantap menu makan malam yang tak biasa."Kamu, sedang menyindir masakan aku?" tanya Raymon,"aku hanya menyiapkan mi instant saja, kamu terlalu berlebihan," ungkap Raymon yang merasa Lyra sedang mempermainkan dirinya.Lyra menggelengkan kepala dengan cepat."Tidak, ini sangat lezat. Aku sudah lama tidak makan, makanan yang mengandun
Keysa meletakkan tas jinjing yang dia bawa di meja. Keysa mencoba tersenyum, dan menggenggam erat tangan wanita paruh baya yang kini sedang menatapnya,"Di mana, Raymond? " tanya Letta, ibu Raymond yang mencari keberadaan sang anak."Masih sibuk Ibu, " jawab Keysa yang membuat Letta menganggukan kepala,"Aku baru bangun, dan dia tidak menganggap ku ada, " rajuk Letta yang membuat Keysa menggaruk tengkuk lehernya."Bu, apa Keysa belum cukup untuk menemani Ibu. Ibu baru bangun. Jangan marah marah mulu, nanti keriputnya nambah, ""Tsk, kamu memang selalu menjadi pemenang Ibu. Ibu ingin melihat kamu dan Ray segera menikah, "Keysa membelalakkan kedua matanya,"Bu, " panggil Keysa kepada Letta, Keysa ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi saat ini, namun mengingat kondisi kesehatan Letta yang belum stabil. Keysa memilih untuk menenangkan Letta dengan cara yang lain."Keysa, ibu tidak ingin menunggu terlalu lama. Ibu ingin segera menimang cucu, jadi segera katakan pada Raymond untuk m
Pagi ini, sepasang kekasih yang mulai merasakan cinta tanpa batas masih bergelung di balik selimut. Kavi dan Bintang masih berpelukan di atas ranjang mereka. Tidak menyadari mentari telah terbit di atas mereka. Untungnya hari ini baik Kavi ataupun Bintang ijin cuti sehari. Mereka berdua seolah yakin akan melakukan hal ini sampai pagi. Seperti yang mereka lakukan hari ini, tepatnya sampai dini hari tadi.Kavi mengerjapkan matanya, aroma candu yang berasal dari tubuh Bintang membuat Kavi malas untuk beranjak dari sisi kekasihnya itu. Bintang menggeliat. Bergerak menghadap ke arahnya. Kavi menatap bulu mata lentik Bintang, Bintang sangat cantik bahkan saat dia tertidur di depannya. Kavi menikmati pemandangan yang indah di depannya. Menyadari tubuh mereka berdua hanya berlapiskan selimut. Kavi segera bangun dan menggunakan piyama. Mengingat pakaian mereka berdua masih berserakan di ruang tamu apartemen miliknya. Kavi bergegas membersihkan apartemennya dan membuatkan sarapan untuk Bintang
"Kak, itu kotor" kata Bintang sembari hendak menutup kedua kakinya. Namun niat Bintang di halangi oleh Kavi,"Aku akan membuatnya bersih, Bi. Boleh?" Kavi meminta ijin Bintang untuk menikmati tubuh kekasihnya itu,Bintang menganggukkan kepalanya malu-malu. Dia merasa canggung dengan situasinya saat ini. Bintang yang memulainya, Bintang hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi.Kavi mulai menyentuh lubang kewanitaan Bintang. Memasukkan satu jari miliknya pada lubang itu. Membuat Bintang bergerak resah, mencengkeram sprei putih milik Kavi.Kavi tersenyum, melihat Bintang sangat sensitif. Milik Bintang sudah basah. Membuat Kavi ingin segera masuk dalam kehangatan tubuh Bintang.Kavi segera mengeluarkan jarinya. Menggantikan lidahnya yang berperan dalam permainan mereka kali ini. Bintang merasakan kenikmatan baru yang luar biasa."Aaahahnnnnhh.... Ngghhhh.. Kak" desah Bintang,Slurp...PLASH..Suara yang Kavi keluarkan di milik Bintang. kavi tersenyum puas akan apa yang dia lakukan."Ple
Bintang masuk lebih dulu ke dalam apartement, karena Kavi harus membawa beberapa barang belanjaan yang mereka beli. Jujur saja, Bintang suka dengan apa yang dia lakukan bersama Kavi akhir akhir ini. Bintang merasa lebih dekat dengan Kavi. Sejujurnya Bintang tidak terlalu lapar, hanya saja dia suka moment kebersamaan dengan Kavi, Bintang sengaja mengulur waktu untuk menginap di apartement Kavi. Bintang tidak ingin diusir seperti yang sudah sudah, mengingat kondisi fisiknya telah membaik."Kak, Bintang mandi dulu, ya?" ijin Bintang sembari tersenyum di depan kekasihnya, Kavi."Hm... Lakukan apa yang kamu inginkan, Bi," jawab Kavi yang membuat Bintang tersenyum lebar.Diam diam, Bintang memiliki sebuah rencana di dalam otak kecilnya. Bintang tak ingin Kavi menolak pesona Bintang untuk ke-sekian kalinya.Bintang mengganti dress yang dia gunakan sebelumnya dengan kemeja putih milik Kavi yang tampak menenggelamkan tubuh Bintang di dalamnya.Bintang sengaja tidak menggunakan kemeja Kavi untu
"Kamu dimana?" tanya Kavi begitu sambungan telpon-nya tersambung, "Oke. Nanti biar aku jemput" jawab Kavi.Alsaki dan Jendra saling bertukar pandang melihat Kavi yang tampak berbeda akhir akhir ini."Nelpon siapa?" tanya Jendra kepo."Namja chingu" jawab Kavi sembari tersenyum membanggakan sesuatu."Siapa Namja? Lo kenalan di mana? Namanya, beneran Namja?" tanya Jendra memberondong,Alsaki mengernyitkan dahinya begitu melihat Jendra yang langsung heboh dengan tingkah Kavi.Kavi menghela nafasnya pasrah, "Gue nelpon pacar gue, Jen. Bukan Namja. Lo, kenapa gak up to date sih!""Namanya Namja?""Lah Namja chingu kan bahasa Koreanya pacar. Hadehh!""Yaelah Go, kenapa juga lo jawab pakai bahasa Korea. Kita ini di Indonesia, bukan di Korea. Lo ngomong bahasa Korea, mana gue tau,!" kata Jendra geram,"Tsk, kasihan, minim ilmu." ledek Kavi,"Lo lagi ngeledek gue?""Kenapa?" tanya Kavi,"Ckckckck, mentang mentang lo punya pacar, lo jadi belagak, Kav. Palingan juga pacar lo, terpaksa menerima h
Sesuai janjinya, Keysa menyambut Alsaki dengan menggunakan gaun tidur yang khusus Keysa gunakan malam ini. Keysa memang sengaja melakukan hal itu agar Alsaki tidak dapat menolak pesona Keysa. Keysa yang berdiri di hadapannya membuat Alsaki tidak dapat menahan gejolak rasa yang dia pendam selama ini. Alsaki menghampiri Keysa, dan segera menutup pintu apartemen.Alsaki membuka jas dan diikuti dengan kemeja yang dia gunakan, Alsaki membuangnya ke lantai. Alsaki melumat bibir Keysa dengan rakus, membuat Keysa tidak dapat menahan suara dari bibirnya."NNgh-"Alsaki melepas tautan bibir mereka berdua.Alsaki menyeka bekas saliva di bibir Keysa, "kamu sangat cantik, Keysa,""Aku tahu,""Kamu sengaja menyambutku dengan gaun tidur?" tanya Alsaki,"Bukannya kita akan melanjutkan apa yang akan kita tunda?" tanya Keysa yang membuat Alsaki tersenyum.Alsaki meremas tubuh bagian belakang Keysa, membuat Alsaki dapat merasakan jika kekasihnya tidak menggunakan pakaian dalam di balik gaun satin berw
"Ray! Apa yang kamu lakukan? Kamu basah seperti ini?" cecar Lyra yang melihat kekasihnaya datang dengan tubuh basah kuyup.Lyra menarik tubuh Raymon untuk segera masuk ke dalam unit apartementnya. Lyra tidak tahu apa yang terjadi. Seingat Lyra, Raymon mengetik sebuah pesan yang mengatakan jika hari ini, Keysa meminta Raymon untuk lembur bekerja.Ketika pintu apartement Lyra tertutup, Raymon memeluk tubuh Lyra dengan erat, Raymon enggan melepaskan Lyra yang ingin mengambilkan sebuah handuk dan pakaian untuk Raymon.Lyra terkejut, ketika Raymon yang tiba tiba memeluk tubuhnya. Lyra terbelenggu di dalam kungkungan tubuh kekar Raymon, Raymon memperdaya tubuh Lyra dengan sebuah kecupan di leher Lyra, awal dimana Raymon mendaratkan kecupan hangat untuk Lyra.Satu per satu kecupan dihadiahkan Raymon di tubuh Lyra membuat Lyra merasakan sensasi aneh di dalam tubuhnya. Anehnya, Lyra tidak menolak apa yang Raymon lakukan, justru Lyra menyukai hal itu. Dinginnya bibir Raymon, dan air hujan yang
"Ini, ada di kantor kamu, Mas," tegur Keysa yang membuat Alsaki tersenyum.Alsaki tidak berniat melepaskan Keysa.Jujur saja, saat ini Alsaki ingin melakukan hal gila bersama Keysa di dalam ruangannya. Diam diam Alsaki mengunci pintu ruangannya, agar tidak ada seseorang yang mengganggu kegiatan Alsaki dan Keysa beberapa menit ke depan. Alsaki tidak rela akan hal itu."Mas, kok kamu diam aja, sih! Aku nggak bisa lama di sini, aku harus cek keadaan cafe aku," Alsaki mengecup bibir Keysa dengan tujuan tertentu, membuat Keysa berhenti melanjut akan omelannya. Timbul niat untuk melakukan hal gila di pikiran Keysa untuk membuat Alsaki jera dengan tingkahnya saat ini.Keysa tertantang dengan apa yang Alsaki lakukan, Keysa tahu jika Alsaki menginginkan sesuatu dari Keysa. Keysa mengangkat satu sudut bibirnya. Alsaki mengernyitkan dahinya. Alsaki merasa Keysa merencanakan sesuatu di dalam pikirannya. Keysa melumat bibir Alsaki, dan membuat Alsaki mengikuti apa yang Keysa inginkan. Kaki Als
Alsaki dan Keysa sampai di apartemen, sejak mereka berdua baikan, mereka tampak seperti perangko dam amplop, saling menempel satu sama lain. Seperti enggan berpisah. Alsaki menghempaskan tubuhnya ke sofa, Keysa segera mengambilkan Alsaki segelas air. Kemudian memberikannya ke pada Alsaki,"Terima kasih" kata Alsaki seraya mengecup punggung tangan Keysa yang memberikan Alsaki segelas air dingin."Sama-sama" sahut Keysa.Alsaki menghabiskan segelas air yang Keysa berikan ke padanya, Alsaki merasakan amarahnya sudah mereda. Alsaki tau, apa yang terjadi di cafe bukan kesalahan Keysa, namun tetap saja kedatangan Danz dan Deas mengganggu Alsaki. Bisa bisanya dua mantan Keysa kompak datang mengusik wanitanya.Baru saja mereka berdua berbaikan, dan lalat jantan mulai mengganggu.Tsk, resiko memiliki seorang kekasih yang posesif seperti Alsaki seperti ini, sedikit marah, sedikit merajuk, dan cenderung posesif."Key,"panggil Alsaki, membuat Keysa yang duduk di sebelahnya menoleh, menatap Alsak