Percikan air hujan membasahi jalan setapak menuju sebuah cafe bergaya klasik. Aroma kopi menguar dari dalam cafe, menajdi pemikat bagi pecinta kopi untuk singgah dan mengecap kenikmatan dari kopi racikan sang barista. Ketika kalian menyesap pahitnya kopi yang dihidangkan barista yang bernama Keysa, kalian akan terpedaya dan sulit untuk melupakan rasa yang Keysa berikan. Secangkir kopi yang Keysa hidangkan akan membuat kalian terbawa ke dalam jerat swarnadwipa milik Keysa.
Cafe Amore, tempat di mana gadis bernama Keysa Renjana Bentala bekerja sebagai barista dan pemilik cafe. Cafe Amore peninggalan ayah Keysa, yang dulunya seorang barista ternama di ibu kota. Keysa memiki paras yang rupawan, paras ayu Keysa menjadi aset penting bagi Keysa untuk mencapai impiannya. Keysa seorang wanita yang mencintai uang dan pria. Keysa lemah akan pria tampan. Hasratnya akan bergejolak ketika dia bertemu pria yang sesuai dengan kriterianya."Ramon!" panggil Keysa yang kini menggunakan dress berwarna merah marun yang memamerkan kaki jenjangnya, terlihat kontras dengan kulit putih milik Keysa.Ramon menghampiri bos-nya yang saat ini sedang memegang gelas kaca berisi wine."Ada apa, Key?" tanya Ramon yang buru-buru menghampiri bos sekaligus sahabatnya sejak kecil. Jangan berharap Ramon memiliki perasaan lebih kepada Keysa, Ramon tidak akan mampu akan hal itu. Sebagai catatan, Keysa bukan tipe Ramon. Ramon tidak suka tipe wanita yang mata duitan macam Keysa."Tolong belikan aku obat sakit kepala!" pinta Keysa sembari memberikan selembar uang kertas berwarna biru,"Key, apa tidak ada uang kecil?""Apa aku terlihat kismin di mata kamu? Kamu ambil kembaliannya, dan jangan banyak bertanya.""Ckckck, bagaimana tidak sakit kepala? Kekasih online kamu bertebaran dimana-mana," cibir Ramon yang tak lain sahabat Keysa."Jaga mulut kamu! Kamu juga menikmati uangku!""Key, kapan kamu akan berhenti dari kegiatan kamu ini?" tunjuk Ramon yang melihat Keysa menyempatkan diri membalas pesan-pesan ATM berjalan yang dia miliki."Sampai aku puas," jawab Keysa sekenanya,"Tsk, apa mereka tau kamu masih virgin?" tanya Ramon menyulut amarah Keysa,"HEI !!! Jaga mulut kamu!" protes Keysa yang saat ini menatap garang ke arah Ramon,"jangan buat aku menghilangkan bonus kamu bulan ini," ancam Keysa, ancaman Keysa membuat Ramon lari terbirit-birit dan menghilang dari hadapan Keysa.Bukan hal yang baru bagi Ramon untuk menyulut kemarahan Keysa.Keysa tidak pernah melakukan kontak fisik dengan para gadun yang dia miliki. Bisa dibilang, Keysa memuaskan kesenangan mereka hanya lewat chat dan video call saja. Semua itu Keysa lakukan demi uang. Keysa memiliki prinsip di dalam hidupnya, tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan pundi-pundi kekayaan. Keysa tidak ingin menjadi seperti ayahnya, pria bodoh yang kehilangan segalanya demi seorang wanita.Keysa menghempaskan tubuhnya ke sebuah sofa yang berada tidak jauh dari tubuhnya. Keysa tersenyum puas, ketika salah satu gadun kesayangan-nya memberikan suntikan dana untuk kebutuhan hidup Keysa."Good, kamu bisa aku andalkan Sayang," kata Keysa melalui aplikasi chat berwarna hijau di gawai kesayangannya.Keysa segera beranjak dan pergi ke ruangannya. Rasa sakit kepala yang dia derita, tiba-tiba menghilang ketika saldo di rekeningnya bertambah.Keysa segera mengganti pakaiannya dengan kemeja putih yang memamerkan lekuk indah tubuhnya yang dia padupadankan dengan rok hitam di atas lutut. Keysa sengaja berpenampilan sexy untuk menggoda pelanggannya. Keysa memoles wajahnya dengan natural, rambut panjangnya dibiarkan terurai. Penampilan Keysa membuat dirinya tampak sempurna di mata pria hidung belang yang memuja kecantikan sang dewi.**Ramon menatap Keysa yang kini tampak sehat. Ingin rasanya dia mengumpat kepada sahabatnya itu."Jadi, kamu sudah tidak membutuhkan obat ini?" tanya Ramon yang melihat Keysa menyesap sebatang nikotin untuk melepas dahaga,"Ya, aku sudah lebih baik. Kamu terlalu lemot. Aku tidak butuh obat itu," jawab Keysa sadis dan membuat Ramon memutar bola matanya malas."Demi apa? Kamu sedang bercanda?""Lihat saldo kamu, aku sudah transfer biaya untuk membeli obat." putus Keysa sepihak. Ramon segera mengambil gawai yang dia letakkan di saku celananya, kemudian menatap Keysa tak percaya."Ini-, nominal yang tidak sedikit Key!""Kamu bisa pakai untuk biaya kesehatan bibi. Jangan tanya aku dapat dari mana, aku malas menjelaskan semua. " kata Keysa yang kini bergegas keluar dari ruangannya,"Kamu nggak jual diri?""Belum di tahap itu. Jadi, jangan terlalu berlebihan,""Key!""Mon!""Kenapa kamu panggil nama aku seperti itu!" protes Ramon,"Kenapa kamu protes? Bukankah, gabungan kita terdengar senada dan menarik?""Mon-Key! Apa kamu ingin aku panggil monkey?" tanya Ramon tanpa merasa bersalah."Tsk, kembalikan uangku!" pinta Keysa yang membuat Ramon menyembunyikan gawai kesayangan miliknya dari Keysa.**Pria tampan dengan dengan rambut hitam legam itu, mencuri perhatian Keysa. Wajahnya yang oriental dengan hidung bangirnya membuat jiwa Keysa untuk bergerak menghampiri pria yang sedang duduk seorang diri di dekat meja barista."Selamat malam, boleh aku duduk di sini?" tanya Keysa yang kini menunjuk kursi kosong yang berada di hadapan pria itu.Pria itu tidak menjawab, melainkan menganggukkan kepalanya."Apa anda hanya memesan secangkir Espresso?" tanya Keysa lagi,"Ada masalah dengan hal ini?" tanya pria itu dingin,Keysa tersenyum dan menggelengkan kepalanya,"tidak. Aku fikir, anda akan lebih menyukai Black Coffe,""Atas dasar apa kamu mengatakan hal itu?""Hanya menebak saja,""Oh,""Anda sendiri?""Tidak, aku sedang menunggu sekretarisku. Dia sedang di dalam kamar mandi," jawab pria itu jujur.Keysa membulatkan mulutnya, membentuk huruf 'O'. Tampaknya pria yang menarik perhatiannya ini termasuk dalam golongan pria penyuka wanita kantoran. Keysa tidak ingin menghabiskan waktunya lebih banyak lagi untuk pria yang tidak tertarik kepadanya. Benar. Itu akan membuang waktu Keysa yang berharga.Keysa kembali menatap pria itu dan tersenyum,"baiklah kalau begitu, selamat menikmati kopi-nya. Jika perlu bantuan, anda bisa menemui saya," ungkap Keysa sembari menunjukkan id card yang menggantung di lehernya.Keysa kembali ke mejanya, wajahnya tampak kesal. Mendapatkan penolakan dari seorang gadun, merupakan penghinaan terbesar bagi Keysa, namun semua kekesalannya menguap begitu saja ketika sebuah panggilan telfon di saku apron yang dia gunakan bergetar."Hai, Sayang,""Kamu sedang berkerja?""Ya, aku masih bekerja,""Kamu tidak melupakan janji temu kita hari ini, Sayang?""Tentu tidak, aku akan menemui kamu di club tempat yang kita janjikan," jawab Keysa dengan senyum lebarmya."Aku akan menjemput kamu nanti,""Tidak perlu, aku akan datang sendiri. Aku pastikan, aku menjadi wanita tercantik malam ini," tolak Keysa yang tidak ingin memancing di air yang keruh, mengingat beberapa gadun-nya bukan pria single."Hm, baiklah. Sejujurnya, aku ingin bertemu dengan kamu lebih awal. Tapi, jika kamu tidak menginginkan hal itu, aku bisa apa?" kata seorang pria yang tampak kecewa dengan keputusan Keysa,"Sayang, aku ingin memberi kamu sedikit kejutan. Apa kamu tidak bisa menungguku, Deas?" rayu Keysa yang tidak ingin membuat sumber pundi-pundi kekayaannya merajuk."Baiklah, aku menunggumu," kata sosok yang bernama Deas, seorang pria beristri yang jatuh cinta pada sosok Keysa. Lebih tepatnya Deas merupakan salah satu kekasih rahasia Keysa.Keysa memilih untuk menggunakan dress berwarna hitam yang memamerkan pahatan indah tulang selangka dan kulit indahnya. Keysa mengikat rambut hitam lega yang menjuntai dengan indah dan membiarkan leher jenjangnya terkena terpaan angin malam. Keysa melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri. Gerakan tubuh Keysa yang mendayu, mengunci tatapan pengunjung club dan menatap kagum ke arahnya. Keysa menuju ke sebuah ruangan private yang sengaja dipesan Deas untuknya. Ketika seorang waiters membukakan pintu emas untuk Keysa, tampak seorang pria dengan tampilan setelan jas perlente menyambut kedatangan Keysa dan melingkarkan tangannya di pinggang Keysa. Keysa tidak menolak hal itu, dia menikmati perlakuan manis Deas, pria yang menjadi donatur terbesar di dalam hidup Kesya selama setahun terakhir.Deas mengecup kening Keysa, meluapkan rasa rindu yang dia pendam selama ini."Aku merindukan kamu, Keysa...""Hm, aku juga," dusta Keysa,"Apa kamu kesulitan menemukan tempat ini?" tanya Deas,"Tida
Jangan salahkan waktu, karena waktu takkan berulang dan apa yang telah ku renggut takkan pernah kembali.Alsaki memagut bibir Keysa yang ranum, menikmati aroma mint yang menguar dari dalam mulut Keysa. Keysa mengalungkan kedua tangannya pada leher Alsaki, menikmati sensasi baru dalam hidupnya. Keysa merasakan seluruh tubuhnya panas, dan pria yang berada di hadapannya mampu mendinginkan tubuh Keysa dengan sentuhan lembut yang dia berikan. Keysa tidak menampik, jika sia sangat menyukai apa yang diberikan pria itu kepada tubuhnya, rasanya sangat manis dan menggelora. Keysa bahkan bisa menikmati roti sobek yang membentang di hadapannya. Baru kali ini, Keysa menikmati keindahan pahatan tubuh pria secara langsung dihadapannya.Keysa memejamkan kedua matanya ketika bibir pria asing itu menjelajahi tubuhnya. Keysa merasakan setiap inci tubuhnya ingin diberikan lebih. Keysa mengeratkan genggaman tangannya pada sprei putih yang menjadi saksi bisu kegiatan panas Keysa dengan pria tampan yang tam
Berbeda dengan Keysa yang menghadapi kenyataan dengan mencoba tenang dan berfikir dengan jernih. Deas menatap garang ke arah Pelita. Pelita tampak masa bodoh dengan tatapan suaminya itu,"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Deas dengan suara khas bangun tidur."Menemani kamu," jawab Pelita sembari menyeduh teh chamomile kesukaannya,"Apa maksud kamu?" Deas semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan isterinya."Kamu berharap jika wanita itu yang menemani kamu? Aku isteri kamu Deas." jawab Pelita dengan tenang. "Tsk, sejak kapan kamu memperdulikan hal itu, Pelita. Bukannya kamu hanya memperdulikan status kamu sebagai nyonya rumah saja. Aku tidak pernah mencampuri urusan kamu. Jadi jangan ikut campur dengan urusan aku," cibir Deas yang merasa benar dengan perkatannya."Tidak semudah itu, Deas. Aku lelah kamu perlakukan seperti ini. Aku diam, bukan berarti aku tidak tau, apa yang kamu lakukan di belakangku. Kamu membuat aku seperti orang jahat. Apa kamu tidak sadar akan ha
Alsaki menatap Jendra dan Kavi secara bergantian. Kavi dan Jendra merasa aneh dengan apa yang dilakukan Alsaki kali ini, namun mereka bahagia karena Alsaki menunjukkan ketertarikannya kepada seorang wanita."Al, apa ada hal yang ingin kamu katakan? Kami berdua lelah berdiri seperti ini," rengek Kavi yang menatap Alsaki dengan iba,"Katakan siapa wanita itu?""Wanita apa?""Wanita yang kalian kirim kepadaku,""Ckckck, bukankah kamu tidak menyentuh wanita itu? Apa kamu merasa bersalah dan berubah pikiran? Bahkan kamu mem-booking wanita lain sepengetahuan kami. Kami kecewa. Al.""Apa?"Jendra dan Kavi saling bertukar pandang. Mereka berdua mulai frustasi dengan Alsaki yang tiba-tiba bertindak seperti amoeba.Jendra mengambil alih untuk menjelaskan apa yang terjadi malam itu. Dia mulai lelah dengan Alsaki yang menanyakan wanita pilihan mereka berdua,"Jadi, kami berdua memang sengaja memesan wanita bayaran bernama Sarah, kami ingin membuktikan jika kamu masih menyukai lawan jenis. Tapi, k
Aku ingin kita menjalin sebuah kerja sama," "Kerja sama?" "Ya, aku ingin kamu jadi partner 'tidur' ku," "HA?" Keysa tidak percaya ucapan itu akan keluar dari mulut Alsaki, pria tampan yang berada di hadapannya. "Kenapa?" "Sepertinya kamu salah orang, aku bukan wanita yang bekerja di bidang itu. Kejadian beberapa hari yang lalu itu karena aku dijebak. bukan karena aku ingin. Aku-," "Jika aku tidak datang di waktu yang tidak tepat, mungkin kamu akan meninggal di sana. Orang yang menjebak kamu malam itu, memberikan kamu Aphrodisiac yang dicampur dengan makanan atau minuman sebelum kita bertemu. Seharusnya kamu memiliki rasa empati yang membuat kamu berhutang budi kepadaku. Benarkan?" cecar Alsaki yang membuat Keysa tertegun, Apa itu Aphrodisiac ? Bukankah Deas sangat mencintainya? Kenaoa Deas bersikap se-jahat itu, Jadi, kejadian beberapa hari yang lalu bukan sepernuhnya rencana Pelita? "Kamu tidak sedang berdusta?" "Jika diperlukan, aku bisa membuktikan kebenarannya," tantang A
Alsaki menatap Keysa yang saat ini sedang memainkan gawai kesayangannya di tangan. Ntah perasaan apa yang menyelinap di hati Alsaki. Alsaki tak suka dengan kegiatan Keysa yang terkesan mengabaikan Alsaki. Alsaki mendekat ke arah wajah Keysa, membuat wajah mereka hanya berjarak 5 CM dan membuat Keysa dapat merasakan hembusan nafas Alsaki. "Kamu mau tidur bersama?" tanya Keysa ambigu, tentu saja hal itu membuat Alsaki mengerjapkan kedua mata. "Kamu sedang menggoda aku?" tanya Alsaki yang tak percaya mendengar ajakan itu dari mulur Keysa, partner 'tidur'nya. "Tidak, aku bertanya karena aku takut kamu membutuhkan aku untuk mengerjakan tugas utama aku bekerja di sini," Alsaki kecewa, dia terlalu berekspetasi terlalu tinggi dan itu membuatnya menjauhkan diri dari Keysa. "Kenapa? Apa kamu sudah berubah pikiran?" tanya Keysa yang merasa bingung dengan perubahan sikap Alsaki. "Hm," "Kalau begitu, aku harus tidur di mana?" "Di kamarku," "APA!!!" refleks, Keysa berteriak mendengar jawab
Keysa menghempaskan tubuhnya di kursi yang berada tidak jauh dari Alsaki. Keysa mendengus kesal karena Alsaki tidak mengijinkan Keysa untuk keluar dari ruangan Alsaki. "Tsk, apa kamu tidak bosan membuat aku menempel di dekat kamu?"tanya Keysa yang mulai kesal dengan tingkah Alsaki. "Tidak," jawab Alsaki yang membuat Keysa memutar bola matanya, "Aku butuh privasi, " jawab Keysa, "Aku tidak peduli," ungkap Alsaki yang tidak peduli dengan apa yang Keysa katakan, "Egois," maki Keysa, Alsaki menatap Keysa tajam dan mengabaikan Keysa. Keysa mendengus kesal ketika Alsaki mengganggunya. Keysa menatap layar ponselnya yang tertera nama salah satu sugar daddy miliknya, "Aku mau ke toilet," dusta Keysa yang membuat Alsaki mengiyakan permintaan Keysa. "Hm," Keysa bersenandung riang, dia segera menerima panggilan telfon dari salah satu sugar daddy miliknya, "Hai, Om," "Apa kabar, Key? Aku rindu, aku tidak bisa menemukan kamu di cafe. Kamu pergi ke mana, Key?" "Maaf, Keysa harus ke luar
"Aku lupa, kalau kamu tidak akan menyenangkan aku tanpa harga," ucap Alsaki, "Hm, kamu benar."jawab Keysa, "Aku tahu kamu seorang gadis yang baik," ungkap Alsaki yang membuat Keysa tertegun mendengar ucapan Alsaki. Keysa segera merespon ucapan Alsaki dan menatap Alsaki, "Jangan berlebihan memuji aku, dan perlu kamu ingat, aku bukan seorang gadis lagi, aku seorang wanita sekarang, kamu yang telah membuat aku menjadi seorang wanita." kata Keysa yang memberikan koreksi, Alsaki tersenyum mendengar apa yang Keysa katakan. Alsaki mencintai gadis yang telah berubah menjadi seorang wanita dewasa karena dirinya, "Ya, lebih tepatnya aku membantu kamu," ungkap Alsaki, "Tsk, kenapa kamu perhitungan sekali?" ketus Keysa yang tidak suka Alsaki mengungkit kejadian malam itu, malam dimana Keysa dijebak oleh Deas, kekasih gelap Keysa. "Aku tidak akan perhitungan, aku hanya mengikuti alur yang kamu buat, Keysa," aku Alsaki yang membuat Keysa menghela nafas panjang, "Yah, kamu selalu benar," timp