Share

5. Huru-Hara

Alsaki menatap Jendra dan Kavi secara bergantian. Kavi dan Jendra merasa aneh dengan apa yang dilakukan Alsaki kali ini, namun mereka bahagia karena Alsaki menunjukkan ketertarikannya kepada seorang wanita.

"Al, apa ada hal yang ingin kamu katakan? Kami berdua lelah berdiri seperti ini," rengek Kavi yang menatap Alsaki dengan iba,

"Katakan siapa wanita itu?"

"Wanita apa?"

"Wanita yang kalian kirim kepadaku,"

"Ckckck, bukankah kamu tidak menyentuh wanita itu? Apa kamu merasa bersalah dan berubah pikiran? Bahkan kamu mem-booking wanita lain sepengetahuan kami. Kami kecewa. Al."

"Apa?"

Jendra dan Kavi saling bertukar pandang. Mereka berdua mulai frustasi dengan Alsaki yang tiba-tiba bertindak seperti amoeba.

Jendra mengambil alih untuk menjelaskan apa yang terjadi malam itu. Dia mulai lelah dengan Alsaki yang menanyakan wanita pilihan mereka berdua,

"Jadi, kami berdua memang sengaja memesan wanita bayaran bernama Sarah, kami ingin membuktikan jika kamu masih menyukai lawan jenis. Tapi, kamu tidak datang ke ruangan yang kami maksud. Kamu malah pesan kamar sendiri dan bersama dengan wanita pilihan kamu. Kalau kamu tidak menyukai pilihan kami, setidaknya kamu memberi tahu kami berdua. Tidak membuat kami berdua seperti orang bodoh." jelas Jendra,"sejujurnya, aku bingung harus senang atau sedih. Karena kamu mengabaikan kami berdua. Tidak berbagi rahasia, malah menanyakan siapa wanita itu kepada kami. Kami mana tau!!!" lanjut Jendra yang memuat Alsaki menatap Jendra untuk mencari kebohongan di dalam netra Jendra.

"Benar. Kami berdua tidak berbohong. Kami memiliki bukti-bukti otentik yang menguatkan ucapan kami." jelas Kavi yang membuat Alsaki mengiyakan kedua sahabatnya itu.

"Aku percaya," ungkap Alsaki yang kini menatap Kavi dan Jendara secara bergantian,"jika bukan kalian yang memesan wanita itu. Aku ingin, kalian menyelidiki siapa wanita itu, aku tidak ingin ada yang menjebakku." pinta Alsaki yang membuat Kavi dan Jendra menganggukkan kepala secara bersamaan.

**

Alsaki berhasil menemukan wanita yang membuat tidurnya tidak nyenyak beberapa hari terakhir. Alsaki menatap bangunan klasik yang pernah dia datangi bersama dengan Kavi minggu lalu. Cafe yang memilki rasa pahit kopi yang meninggalkan kesan di hati Alsaki.

"Akhirnya aku menemukan kamu, Keysa" gumam Alsaki yang kini menginjakkan kakinya di pintu cafe.

Sayangnya, dia harus melihat Keysa diperlakukan manis oleh orang lain. Alsaki tidak suka itu. Alsaki menghampiri Keysa. Bukannya menyambut Alsaki, Keysa memilih untuk menghindari Alsaki dan bersembunyi di bawah kolong meja.

Alsaki tersenyum ketika dia melihat paras ayu wanita yang membuat Alsaki resah.

"Ha-hai!" sapa Keysa,

Alsaki tidak menjawab sapaan Keysa, dia mengangkat satu sudut alisnya. Dia yakin, Keysa terkejut dengan kedatangannya kali ini. Keysa tidak pernah membayangkan jika akan bertemu dengan Alsaki, partner ONS-nya beberapa hari yang lalu.

"Anda mau pesan apa?" tanya Keysa, mengabaikan pertanyaan Alsaki. Bukannya menjawab pertanyaan Keysa, Alsaki malah mengulang pertanyaannya.

"Kamu sedang apa di bawah kolong meja?"

"A-aku sedang mencari gelang tanganku yang jatuh," dusta Keysa.

"Oh, mau aku bantu?" tanya Alsaki,

"Bantu apa?" tanya Keysa,

"Cari gelang tangan kamu,"

"Ha?"

"Kira-kira di mana kamu menjatuhkannya?" tanya Alsaki yang sengaja merespon kebohongan Keysa.

"Ti-tidak perlu. Sungguh. Gelang tangan itu tidak begitu berarti," jawab Keysa panik.

"Gelang tangan itu tidak berarti?" tanya Alsaki,"atau kamu sengaja berbohong untuk menghindari aku," kata Alsaki yang menjawab pertanyaannya sendiri,

Keysa tertegun. Keysa kehabisan kata-kata. Keysa tidak bisa mengelak lagi. Dia memilih untuk duduk dengan tenang di hadapan Alsaki.

"Jadi, apa tujuan kamu ke sini?" tanya Keysa to the point,

Alsaki tersenyum mendengar pertanyaan Keysa yang terkesan tidak menyukai kehadirannya. Namun, semua itu tidak menyurutkan niat Alsaki untuk bertemu dengan Alsaki.

"Siapa yang meminta kamu untuk tidur denganku malam itu?"

"Maksud kamu?" Keysa terkejut ketika Alsaki menuduhnya melakukan hal buruk karena pengaruh orang lain. Jujur saja, semua yang Keysa lakukan malam itu karena pengaruh alkohol yang dia minum. Setidaknya itu pemikiran Keysa.

"Jangan berlagak bodoh. Malam itu, kamu ke kamar itu bukan karena keinginan kamu kan?"

"Tsk, kamu mulai membuat aku kesal." kata Keysa," kita bicarakan ini di ruanganku saja. Aku tidak ingin membahasnya di sini." Keysa segera berdiri dan memimpin Alsaki untuk mengikuti langkahnya. Alsaki menganggukkan kepalanya dan mengikuti langkah Keysa. Setelah sampai di tempat tujuan mereka, Alsaki duduk bersebrangan dengan Keysa.

"Jadi, siapa nama bos kamu?" tanya Alsaki yang merasa penasaran dengan jawaban Keysa,

"Aku tidak tau apa maksud ucapan kamu. Yang aku tau, aku dijebak Pelita, isteri Deas. Hah! Kenapa semakin rumit saja masalah ini," keluh Kesya, ingin rasanya Keysa membenturkan kepalanya ke tembok. Keysa mulai frustasi dengan keadaannya.

"Maksud kamu?" tanya Alsaki yang tidak mengerti apa maksud Keysa. Alsaki yang haus, mengambil sebotol air mineral yang terletak di meja. Setidaknya air mineral itu bisa meredakan dahaga Alsaki.

"Apa aku sudah mengambil keperjakaan kamu?" tanya Keysa polos.

Alsaki menyemburkan air yang baru saja menyentuh tenggorakan. Keysa terdiam.

"Apa kamu bilang? Tolong ulangi sekali lagi?" pinta Alsaki yang meminta Keysa mengulang pertanyaannya. Alsaki berharap, indera pendengarannya bermasalah.

"Sepertinya benar. Aku sudah mengambil keperjakaan kamu. Benarkan?" tuduh Keysa.

Alsaki terkekeh. Bagaimana bisa Keysa menilai dirinya seburuk itu. Bahkan mereka berdua sudah menghabiskan malam bersama beberapa hari yang lalu.

"Kamu yakin dengan statment kamu itu? Aku masih perjaka?" tanya Alsaki yang menunjuk dirinya sendiri.

Keysa menganggukkan kepalanya, "aku minta maaf, tapi semua itu aku lakukan bukan karena aku ingin merusak kamu atau merayu kamu. Sungguh."

Alsaki menatap Keysa yang saat ini mulai panik, Alsaki tidak tega membohongi Keysa, Awal pertemuan mereka saja diwarnai dengan huru-hara, Alsaki ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan Keysa.

"Begini, aku harus meluruskan sesuatu," kata Alsaki yang meminta Keysa untuk menyimak perkatannya,"pertama, namaku Alsaki, Radeva, aku bukan pria yang dikirim untuk menjebak kamu, aku CEO Global Entertaiment. Kedua, aku tidak perjaka, karena usia aku sekarang telah menginjak 30 tahun dan yang ketiga, aku sudah pernah menikah," jelas Alsaki yang membuat Keysa menutup mulutnya,

"Oh, pantas aja malam itu kamu 'jago'," gumam Keysa yang membuat rona pipinya berwarna merah muda ketika mengingat malam panas bersama Alsaki,

"Apa?" tanya Alsaki yang nyaris tidak mendengar Keysa yang menggumamkan sesuatu,

Keysa yang meyadari kebodohannya segera melambaikan tangannya di depan dada," bukan apa-apa, bukan sesuatu yang penting. Tidak perlu dibahas,"

"Oh,"

"Jadi, semua sudah jelas. Kesalahpahaman kita sudah selesai. Kita tidak perlu bertemu lagi ke depannya, aku rasa, kita bisa melupakan segalanya," jelas Keysa.

"Kamu serius?" tanya Alsaki yang tak percaya dengan ucapan Keysa,

"Ya, aku sudah mengatakan hal itu sebelumnya," jawab Keysa.

Alsaki tidak ingin kehilangan Keysa. Berkat Keysa, Alsaki bisa tidur nyenyak malam itu. Hal yang didambakan Alsaki selama limat tahun terakhir.

"Tapi semua tidak sesederhana itu," ucap Alsaki.

"Maksud kamu?" Keysa mengernyitkan kening. Keysa tidak ingin berhubungan dengan Alsaki. Keysa memiliki firasat jika Alsaki bukan orang biasa. Keysa tidak ingin berurusan dengan suami orang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status