Share

Bab 395. Menuju Pengumuman

Masih dengan rambut lembab karena belum kering sepenuhnya, aku menyiapkan makanan. Termasuk untuk Denish dan Anind.

Aku juga menyiapkan kue coklat untuk teman tunggu nantinya. Saat menunggu pengumuman Amelia, yang membutuhkan hati relax. Tidak cemas. Coklat, camilan yang cocok.

“Gerah ya, Bu Rani. Bibik saja tidak kuat, ingin mandi lagi,” celetuk Bik Inah yang menyerahkan pepes yang sudah dibakar di dapur belakang.

Aku tersenyum sambil berpikir. Ungkapannya ini memang benar adanya, atau ada asumsi lain. Dirunut dengan kenapa dan ada apa dibalik keramas pada siang hari.

“Eh. Iya, Bik Inah. Apalagi habis masak pepes. Serasa bau ikannya lengket.” Aku tersenyum. Merasa puas dengan jawabanku yang pas. Tidak menggiring opini pada hal yang sebenarnya terjadi sebelum aksi keramas sebenarnya.

Merasa terbebas dari kecurigaan, kami mulai menata meja. Bik Inah membantu menyiapkan sayur rebusan.

“Ran. Aku minta es teh. Kalau ada dikasih lemon sedikit.” Mas Suma datang dengan rambut basah.

Duh!

Sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status