Jangan lupa vote, ya :)
“Abang, bangun! Sudah pagi. Abang harus siap-siap ke kantor.” Jelita berkata sambil menyingkap gorden. Di luar memang masih terlihat gelap karena mendung, padahal ini sudah jam enam pagi yang seharusnya sudah mulai terang. “Bangun, Bang. Kau sudah melewatkan olahraga pagimu.” Jelita berkata sambil kembali ke sisi ranjang, tersenyum menatap wajah kekasihnya yang baru bangun tidur. Rambut William acak-acakan, tetapi tetap terlihat tampan. “Kemarilah,” kata William sambil menarik Jelita agar lebih dekat dengannya. “I love you,” bisiknya seraya memagut bibir gadis itu. Dia senang karena semalam Jelita mengizinkan dirinya melanjutkan tidur di sini, di ranjang Jelita. Mereka tidur berpelukan seperti saat di Bali dulu. William bahagia, seperti sedang berbulan madu. “Me too.” Jelita cepat-cepat menarik bibirnya, bakal lama kalau meladeni keinginan William. Jelita memandang William sambil menepuk-nepuk wajah sang kekasih. “Sekarang mandilah, terus sarapan,” ucapnya. Untuk sejenak William te
Pagi tadi. Begitu membuka mata, Bimo langsung merindukan Jelita karena semalam mimpi basah. Sialan. Dia tak perlu repot-repot bermimpi erotis semacam itu seharusnya …, buat apa mimpi kalau sudah fasih dalam praktiknya? Tapi memang, playboy tengik itu sudah lama libur bercinta, hampir sebulan ini. Rekor. Ini betul-betul rekor! Mungkin tubuh Bimo sekarang protes karena bosan cuma bermain solo sambil membayangkan sosok indah Jelita. Sudah lama tak ada partner yang membelainya secara live. Bimo cepat-cepat mengambil teropong, lalu mengintip ke kamar Jelita. Kamar Jelita berjendela lebar berbahan kaca yang ditutupi gorden dan vitrase sebagai penahan sorotan sinar matahari dan menahan akses visual orang luar melihat ke dalam sehingga privasi pemilik ruangan terjaga. Namun karena Bimo memakai teropong, maka dia bisa mengintip dengan jelas ke dalam menembus tirai berbahan halus itu apabila gorden dibuka. Bimo tersenyum senang, nyaris melonjak girang. Jelita sudah membuka gorden kamarnya. Ki
Perut Bimo keroncongan setelah puas mengamuk hingga membuat kondisi kamarnya kacau seperti kapal pecah. Kemarahannya menguras energi banyak, membuat dia mendadak lapar. Bimo akhirnya membuka pintu kamarnya, ingin keluar cari makanan, namun dia tertegun melihat Atika berdiri menghadang di depan pintu kamarnya. Rupanya sejak tadi si kakak memang tak beranjak dari situ, menunggu Bimo menuntaskan amukannya. Atika langsung menarik Bimo menuju sofa panjang. “Duduk!” tegasnya. Atika lalu berlari meninggalkan Bimo dan kembali lagi dengan membawa kotak P3K dan beberapa wadah. Bimo membiarkan Atika mengobati tangannya yang berlumuran darah. “Anjirrrr. Sakit, woy!” Bimo kelojotan menahan perih yang menyerangnya ketika Atika membilas tangannya yang tergores pecahan cermin yang tadi ditinjunya. Sialan. Saat mengamuk tadi dia tak merasakan sakit apa-apa, sekarang setelah emosinya reda dia baru merasakan perih yang terasa menggigit luka-lukanya. “Untung lukanya nggak sampai dalam, Bim. Ini nggak
Jelita baru saja akan memesan taksi online ketika William meneleponnya. Jelita cepat-cepat menerima panggilan itu. “Halo, Bang?” sapanya sambil tersenyum.“Masih di kampus, Sayang?” William menyahut dengan suaranya yang lembut dan sarat perhatian.“Iya, aku baru mau pesan taksi online.”“Jangan pulang ke rumah dulu. Aku nanti ada rapat di hotel dekat apartemen kita, kamu tunggu aku di sana saja. Nanti pulangnya biar bareng aku sekalian. Oke?”Jelita tersenyum dan menjawab ‘oke’. “I miss you, Sayang,” kata William sebelum menutup teleponnya.Jelita tertawa lirih sambil geleng-geleng kepala. Baru juga beberapa jam mereka tak bertemu, tapi sudah kangen saja.“Cie, cowok elu, ya?” Aya menyikut Jelita. “Siapa sih sebenarnya si Abang ini? Kakak tingkat kita apa gimana, Ta?” selidiknya.“Dih. Kepooo.” Jelita malah menjulurkan lidah, bikin Aya keki. Dia penasaran betul, seperti apa sebenarnya cowok Jelita ini, sampai-sampai Bimo yang seganteng itu tak sanggup menggoyahkan hatinya untuk balas
“Cocok sekali buatmu,” puji William melihat Jelita sudah siap berangkat kuliah memakai pakaian yang dibelinya dari toko online Nadya kemarin sore. “Makanya aku tak mau repot-repot memilih sendiri, soalnya Abang selalu tahu yang pas buatku,” cengir Jelita. William mencubit hidung kekasihnya itu dengan gemas. “Omong-omong, lusa aku akan ke Batam. Aku tiga hari di sana. Nanti selesai kuliah kamu pulang dan siapin baju-baju buatku ya?” Jelita mengangguk sambil tersenyum. Mereka bergandengan tangan sambil menuju tempat parkir. William akan mengantar Jelita ke kampus dulu pagi ini, baru menuju ke kantornya. “Sampai jumpa, Sayang.” William berkata sambil tersenyum memandangi Jelita yang sedang turun dari mobilnya. Lalu William kembali melajukan mobil, meninggalkan halaman gedung fakultas ekonomi di mana Jelita kuliah. Suasana masih sepi karena Jelita datang terlalu pagi. Jelita duduk di bangku selasar kampus, sendirian. Dia menelepon Aya yang ternyata tak akan berangkat ke kampus kare
“Kamu pacarnya Bimo?”Jelita menggeleng. Ada kelegaan di sorot mata Pak Mitra saat mendengarnya. Dia sudah mendengar banyak cerita miring tentang mahasiswa abadinya yang bernama Bimo itu. Kalau bukan karena ayah Bimo yang memiliki hubungan dekat dengan semua pejabat di kampus ini, mungkin bocah itu sudah sejak dulu kena drop out.“Terus buat apa kamu bantu Bimo?”“Kami … berteman baik, Pak. Saya cuma berniat menolongnya. Maaf, saya sadar itu salah.” “Hmm. Teman baik ya sama Bimo.” Pak Mitra mengangguk-angguk dengan senyum terkulum. Dalam pikiran Pak Mitra, jika Jelita semakin berteman baik dengan Bimo, berarti gadis itu malah tak semakin baik. Sebab cerita tentang bagaimana cara Bimo berteman dengan para gadis cantik itu sampai juga ke telinga Pak Mitra.Pak Mitra bersedekap. “Kamu mau tetap lulus di kelasku?” tawarnya.Jelita mengangguk-angguk.“Baiklah, karena kau sudah jujur dan ini adalah pertama kalinya kau melakukan kesalahan, maka aku akan memberimu kesempatan.”Jelita mengan
Seperti yang diharapkan Pak Mitra, Jelita betul-betul datang ke kamar hotelnya. Mahasiswinya itu memakai kemeja katun putih yang berpotongan bagus dipadukan dengan skinny jeans dan branded sneakers. Model celana skinny jeans yang memiliki potongan ketat mulai dari bagian pinggang sampai ujung celana itu kian menonjolkan keseksian tubuh Jelita yang ramping dan tungkainya yang jenjang. Gadis itu tampak luar biasa. Cantik, tapi pura-pura polos. Perpaduan yang disukainya. Pak Mitra ingin mendominasinya malam ini. Mata Pak Mitra berkilat puas menatap Jelita. Dalam hatinya bersiul senang. Jelita adalah mahasiswi tercantik yang pernah mendatanginya. Dia tersenyum hanya dengan membayangkan bagaimana rasa dan kenikmatan gadis itu ketika dia berhasil memasukinya nanti, sebentar lagi. “Kau bawa tugasmu?” Jelita menunjukkan kertas tugasnya. “Bacakan untukku.” “Dibaca semuanya, Pak?” “Iyalah. Aku sibuk sekali hari ini dan baru selesai rapat. Mataku lelah kalau membacanya sendiri. Jadi bacalah
“Abang, besok harus ke Batam, kan?” tegur Jelita karena William malah ingin memperpanjang istirahat mereka di hotel ini. “Ayo pulang saja, aku belum mempersiapkan kopor buat Abang.” William menghela napas seraya memandangi wajah wanita yang dicintainya ini. “Aku bisa minta orang lain untuk menggantikanku pergi ke sana, tapi aku tak mungkin mencari pengganti orang lain untuk menemanimu, Sayang,” katanya sambil membelai wajah Jelita yang masih kusut. Dia tahu Jelita butuh teman sekarang. Jelita membutuhkan dirinya. “Aku baik-baik saja, Bang.” “Tapi aku yang tidak. Aku tidak baik-baik saja jika meninggalkanmu sekarang ini, Ta.” Jelita menghela napas dan tersenyum kepada William. Dia bisa merasakan jelas bagaimana pria itu mencintai dirinya. Dan Jelita sangat bersyukur karenanya. Cinta yang telah diberikan William kepadanya bagai penebus krisis kasih sayang dalam dirinya, yang sejak kecil tak mendapatkan sentuhan cinta dan kasih dari orang tuanya sendiri. Cinta William terhadap Jeli
Adam Ashford menikahi Laura dengan identitas barunya sebagai Keanu Royce. Hanya Laura dan Sam yang tahu bahwa Keanu Royce adalah Adam Ashford. Mereka menyimpan rahasia itu seumur hidup mereka. Demi melindungi rahasia itu, Laura memutuskan keluar dari lingkaran pertemanannya dengan para sosialita. Semakin sedikit teman yang mengenalnya, akan semakin aman bagi mereka. Laura tak mau terhubung dengan media sosial. Ia ingin hidupnya terlindungi dari mata publik dan jagat internet yang selalu penuh dengan gosip. Dia ingin melindungi sosok suaminya yang baru dari orang-orang yang mungkin memiliki niat jahat. Tak ada yang boleh tahu bahwa Adam masih hidup dalam sosok Keanu Royce. Karena itulah dia hanya mendaftarkan pernikahan resminya dengan Keanu Royce, tanpa perayaan pesta. Lagipula setiap malam bersama Adam adalah pesta baginya, suaminya itu menyentuhnya dengan penuh cinta dan mempersembahkan kepuasan yang tak tertandingi. Mereka berdua hidup bahagia dalam kedamaian dan kebahagiaan mer
Laura lega setelah bicara dengan Nicholas. Anak itu akhirnya melupakan permintaan hadiah ulang tahunnya berupa ‘daddy’. Sebagai gantinya, Laura mengajaknya pergi jalan-jalan ke taman safari. Nick senang sekali menikmati pemandangan satwa liar dari dalam mobil. Ditambah Keanu yang menjelaskannya tentang banyak hal tentang satwa-satwa itu. Nicholas semakin terpukau akan pengetahuan Keanu yang luas tentang dunia hewan.Sementara Laura yang berada di kursi belakang tersenyum melihat antusiasme Nicholas dan kesabaran Keanu dalam memaparkan wawasan tentang dunia satwa kepada Nicholas. Dalam hati Laura mengakui bahwa Keanu memiliki jiwa kebapakan yang sangat dibutuhkan putranya. Bukan hanya Nicholas, Laura juga merasa membutuhkan Keanu. Sejak kedatangan pria itu dalam hidupnya, hari-harinya mulai terasa berbeda. Ada satu ruang kosong di hatinya yang pelan-pelan mulai diisi oleh Keanu. Namun di sisi lain, Laura masih belum siap untuk melengserkan Adam Ashford yang selama ini bertahta dalam h
Ulang tahun Nicholas yang kelima menjadi sebuah perayaan yang berkesan. Meskipun pesta tersebut hanya dihadiri oleh teman-teman sekolah Nicholas, Laura telah merancang segalanya dengan sempurna. Rumahnya yang mewah dan luas menyediakan latar belakang yang indah untuk perayaan ini, tetapi Laura dan Nicholas tetap menjalankannya dengan kerendahan hati.Tamunya tiba dengan senyum penuh kekaguman saat mereka memasuki rumah besar Laura. Mereka melihat sentuhan berkelas dalam setiap sudut rumah Laura yang luas dan mewah. Dan Laura telah mendekor sebuah ruangan dengan dekorasi sederhana namun elegan. Souvenir yang disiapkan Laura untuk para tamu adalah barang-barang bermerk terkenal dan mahal, membuat semua orang terkesan, bahkan kado mereka untuk Nicholas saja tak semewah dan semahal ini. Tetapi mereka tahu, bahwa bagi Nicholas dan juga Laura, kehadiran mereka terasa lebih penting daripada kado apapun yang mereka bawa.Nicholas begitu bahagia, matanya berbinar-binar ketika ia menerima kado
Sambil bergandengan tangan, Laura dan Adam memasuki night club eksklusif dengan sinar lampu berkilauan yang memantulkan warna-warni ke seluruh lantai dansa. Musik berdentum keras menggema di seluruh ruangan, dan orang-orang berdandan glamor berdansa di lantai. Laura merasakan sensasi kebebasan yang luar biasa begitu ia melangkahkan kakinya ke dalam klub ini. Dia merasa begitu hidup, begitu bahagia, dan dia tak sabar untuk menari bebas seperti semasa mudanya dulu.Adam berdiri di sampingnya dengan sikap waspada yang tidak tergoyahkan. Dia berjanji untuk menjaga Laura malam ini, dan dia tak akan melupakan tugasnya. Laura tersenyum pada Adam dan menariknya ke tengah lantai dansa yang penuh dengan kerumunan.Segera setelah mereka tiba di lantai dansa, Laura mulai bergerak dengan bebas dan bersemangat. Laura mengekspresikan dirinya melalui gerakan tubuhnya yang meliuk indah mengikuti irama musik. Sementara itu, Adam berdiri di depannya dengan mata tajam yang memantau setiap gerakan di sek
“Laura, kenalkan ini sepupuku, namanya Nathan,” kata mamanya Carlos ketika Laura muncul di ruang tamu, menemui Mama Carlos yang sudah janjian dengannya untuk datang menjemput. Laura bersalaman dengan Nathan yang mengulurkan tangan padanya sambil tersenyum ramah. “Laura.” “Nathan.” Mama Carlos tersenyum memandangi keduanya secara bergantian. Dia berharap Laura akan tertarik dengan sepupunya yang tampan dan juga seorang artis terkenal asal Jakarta ini. “Sopirku sedang tidak enak badan dan Nathan dengan baik hati mau mengantar kita malam ini. Kebetulan dia baru menyelesaikan jadwal syuting filmnya di Bali dan dia tadi sedang mampir ke rumahku. Ayo, kau sudah siap, kan? Wah. Kau cantik sekali, Laura! Kau seperti masih gadis saja, tak ada yang menyangka kalau kau sudah menjadi seorang ibu,” puji Mama Carlos sambil melirik Nathan yang sedang memandang Laura dengan sorot kagum. Adam menyaksikan hal itu dari ruang tamu, rahangnya menggertak keras menahan marah dan cemburu. Rasanya dia in
Laura tercekat dan menggigit bibirnya.. Mendengar kata-kata Keanu, dia merasa buruk sekali sebagai ibu yang tak bisa menggali lebih dalam sisi psikologis putranya sendiri. Air mata Laura menggenang, merasa bersalah kepada Nick karena lebih mengkhawatirkan luka fisik Gabriel daripada luka batin yang dialami Nick hari ini.Melihat Laura menangis, Adam mengepalkan tangannya, menahan dirinya untuk tidak memeluk Laura detik itu juga. Dia tahu, bukan hal mudah bagi Laura untuk menjadi orang tua tunggal bagi anak lelaki yang aktif dan reaktif seperti Nicholas. “Bu Laura, tenanglah. Mungkin saat ini Anda merasa bersalah, tapi jangan larut dengan rasa bersalah itu. Anda hanya perlu bicara dan mengobrol dengan Nick setelah dia bangun nanti.”Laura mengangguk-angguk. “Terima kasih, Keanu. Kau telah membuka sebuah pemahaman penting yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku.”Adam mengangguk dan tersenyum. Dan melihat senyum Adam yang lembut dan terasa menenangkan hatinya, perasaan Laura seke
Jantung Laura berdebar kencang saat Keanu meraihnya, menghindarkannya dari tabrakan dengan si pelayan. Sensasi tangan besar dan kuat Keanu yang mendekapnya membuat Laura merasa aman terlindungi. Namun, saat Keanu berbicara dan suaranya berubah menjadi rendah dan tajam, Laura merinding. Dia seperti dalam pelukan Adam Ashford yang telah tiada.Sementara itu, pelayan yang tadi menabrak Laura berdiri ketakutan oleh aura dingin yang dipancarkan Keanu alias Adam. Dia segera membersihkan sisa-sisa gelas yang pecah dengan gemetar, tidak berani melihat langsung ke arah mereka berdua.Laura bisa merasakan kemarahan Adam yang terasa berbahaya. Dia mencoba menenangkan keadaan. "Bukan hanya dia yang salah, aku juga salah,” katanya.“Anda tidak salah,” tegas Adam. “Dia berjalan tanpa melihat ke depan dan mengambil jalur yang tak seharusnya.”“Ma-maaf. Tadi saya terburu-buru.” Si pelayan mengakui kesalahannya, dia sedang tidak fokus bekerja hari ini karena pikirannya sedang kacau memikirkan masalah
Para pelayan di rumah Laura dibuat geger melihat ketampanan bodyguard pribadi Laura yang baru. Mereka bukan hanya mengagumi ketampanannya, tetapi juga merasa heran oleh kemiripan pria itu dengan mendiang sosok suami nyonya mereka yang fotonya terpajang besar di ruang meditasinya. Bahkan Nicholas sempat bengong dan berkali-kali memanggil Keanu dengan tanda tanya yang menggantung di ujung kalimatnya, “Daddy …?”“He’s not your daddy, baby …,” tegas Laura seraya tersenyum kepada putranya yang salah paham melihat sosok bodyguardnya yang begitu mirip dengan Adam Ashford yang dia ketahui sebagai ayahnya.“Halo, Nick. I’m your friend, my name is Keanu.” Adam membungkuk dan mengajak Nicholas melakukan tos dengannya.Nicholas mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia menerima ajakan tos Adam dengan ragu-ragu. Tapi dia menyukai keramahan teman barunya ini yang begitu mirip dengan daddy-nya yang sering menjenguknya di malam hari. Bahkan suara Keanu terdengar sama dengan suara daddy yang sering me
Senyum Sam terpancar penuh makna ketika ia menatap Adam. Ia ikut merasa lega akhirnya Adam mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya, menjalani kehidupan barunya sebagai pria biasa dengan identitas Keanu Royce. Sam memahami bahwa keputusan Adam untuk menjalani "kematian" sebagai Adam Ashford adalah tindakan yang berani demi keselamatan Laura dan Nicholas. Dengan kematian sosok Adam Ashford dalam dunia mafia, kedua orang yang dicintainya itu tidak lagi menjadi buruan musuh-musuh sesama mafia. Sam tahu bahwa Adam telah mengorbankan identitasnya sebagai sosok Adam Ashford yang berkuasa dan kaya raya demi melindungi mereka, dan itulah salah satu tindakan paling mulia yang bisa dilakukan seseorang yang memiliki ketulusan cinta. Sam mengingat lagi bagaimana “transformasi” Adam Ashford menjadi Keanu Royce itu terjadi. Hari itu, setelah John Wick membantai seluruh pasukan Michael dan pasukan Damon Redwood, Laura keluar dari persembunyiannya dan memeluk tubuh Adam Ashford yang bersimbah d