Share

83. Memancing Bencana

Jelita baru saja akan memesan taksi online ketika William meneleponnya. Jelita cepat-cepat menerima panggilan itu. “Halo, Bang?” sapanya sambil tersenyum.

“Masih di kampus, Sayang?” William menyahut dengan suaranya yang lembut dan sarat perhatian.

“Iya, aku baru mau pesan taksi online.”

“Jangan pulang ke rumah dulu. Aku nanti ada rapat di hotel dekat apartemen kita, kamu tunggu aku di sana saja. Nanti pulangnya biar bareng aku sekalian. Oke?”

Jelita tersenyum dan menjawab ‘oke’.

“I miss you, Sayang,” kata William sebelum menutup teleponnya.

Jelita tertawa lirih sambil geleng-geleng kepala. Baru juga beberapa jam mereka tak bertemu, tapi sudah kangen saja.

“Cie, cowok elu, ya?” Aya menyikut Jelita. “Siapa sih sebenarnya si Abang ini? Kakak tingkat kita apa gimana, Ta?” selidiknya.

“Dih. Kepooo.” Jelita malah menjulurkan lidah, bikin Aya keki. Dia penasaran betul, seperti apa sebenarnya cowok Jelita ini, sampai-sampai Bimo yang seganteng itu tak sanggup menggoyahkan hatinya untuk balas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Indy Shinta
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, Kak. Saya memahami maksud kakak, namun dlm konteks cerita ini, menurut sudut pandang negara barat Al Qaeda dicurigai Krn ketidakpastian situasi pasca serangan2 teroris yg kerap tjd di sana. Perlu diingat juga bahwa ini hanyalah crt fiksi :)
goodnovel comment avatar
Puz Nufus
min kok bawa2 alqaeda..mereka tu bukn teroris...tapi pejuang islam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status