"Ya." Nadya memang tidak ingin berlama-lama di sini. Dia langsung bangkit dan mengikuti Yuli keluar.Begitu meninggalkan ruang privat, wajah Yuli langsung menjadi suram. Dia membawa Nadya ke toilet, lalu langsung membentaknya, "Nadya, kamu ingin melihatku mati berdiri ya? Gimana bisa kamu menolak hadiah dari Pak Sutrisno? Apa yang sebenarnya kamu pikirkan? Kalau kamu bukan putriku, aku pasti sudah mencekikmu sampai mati!"Nadya menyahut dengan keras kepala, "Aku dan Sutrisno baru bertemu untuk pertama kalinya. Mana mungkin aku menerima hadiah semahal itu? Aku nggak salah apa pun."Saking kesalnya, Yuli sampai mencubit Nadya. Dia membentak lagi, "Kamu masih berani melawanku ya! Kalian jelas-jelas sudah pernah bertemu. Sutrisno pasti jatuh cinta pada pandangan pertama. Kalau nggak, mana mungkin dia mengundang kita makan, apalagi memberimu hadiah semahal ini!""Kamu seharusnya menghargai kesempatan sebesar ini. Kalau melewatkan kesempatan ini, kamu mungkin bakal nangis darah karena menyes
"Baiklah." Jafar menghela napas dengan kecewa. "Kalau begitu, kamu bersulang sama Pak Sutrisno dulu, lalu lanjutkan kesibukanmu. Biar kami yang jamu Pak Sutrisno."Nadya mengangkat gelas anggurnya, lalu berkata, "Pak Sutrisno, terima kasih telah datang untuk merayakan denganku. Aku bersulang anggur ini untukmu."Tadi Sutrisno melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Jafar telah menaruh obat di dalam anggur Nadya. Tentu saja dia tidak akan memberitahukan hal ini kepada Nadya. Dia hanya berkata dengan datar, "Baik."Setelah itu, kedua orang itu menenggak anggur tersebut hingga habis. Nadya mengucapkan beberapa patah kata untuk meminta maaf lagi sebelum beranjak pergi. Namun baru saja dia bangkit dari kursi, tiba-tiba sekujur tubuhnya terasa lemas. Kaki dan tangannya juga tidak bertenaga dan kesadarannya mulai memudar.Lantaran tidak bisa berdiri dengan stabil, dia kembali terjatuh di kursinya. Yuli dan Jafar bergegas bertanya dengan perhatian, "Nadya, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Nadya men
Yoga langsung murka mendengar hal itu. Dia mencengkeram leher Jafar dan mengangkatnya. "Kalau nggak jawab pertanyaanku lagi, jangan salahkan aku bersikap kasar."Yuli terkejut melihat kejadian itu. Dia langsung meraih tangan Yoga dan mulai menangis tersedu-sedu. "Mau apa kamu? Cepat lepaskan suamiku .... Siapa pun, tolong! Ada pembunuh di sini ....""Minggir!" Yoga mengguncang lengannya sekilas, Yuli langsung terpental karena kekuatan tenaga dalam Yoga. "Kuberi waktu tiga detik untuk mempertimbangkannya. Tiga, dua ...."Jafar terkejut melihat mata Yoga yang memerah karena amarah. Firasatnya mengatakan bahwa Yoga benar-benar berani membunuhnya. Jafar yang akhirnya tidak bisa menahan diri lagi berkata, "Oke, aku bilang ...."Semua anggota Keluarga Wibowo menjadi panik. "Jafar, nggak boleh beri tahu dia. Usaha kita jadi sia-sia!""Nak, kusarankan sebaiknya kamu lepaskan Jafar. Kalau nggak, jangan salahkan kami nggak sungkan padamu!""Keluarga kami sudah berhasil mendekati Pak Sutrisno, pe
"Aku ... panas sekali .... Yoga, apa ini benar-benar kamu? Tolong aku .... Aku nggak sanggup lagi. Aku menderita sekali ...."Sekujur tubuh Nadya terasa panas bagaikan api yang membara. Dia terus menerus bergumam tanpa henti. Ucapannya terdengar begitu lembut hingga membuat orang tidak bisa menahan diri. Terutama tubuhnya yang terus menggeliat dan kedua kakinya yang bersilangan, membuat orang yang melihatnya langsung merasa tergoda.Yoga menggertakkan giginya dengan marah. Orang yang meracuninya ini benar-benar kejam! Efek obat ini sangat kuat! Jika Yoga tidak tiba tepat waktu, Nadya pasti sudah dinodai orang! Yoga melepas jaketnya dan menutupi tubuh Nadya."Kamu benar-benar cari mati!" Yoga berbalik dan melemparkan pandangan tajam. Sekujur tubuhnya memancarkan hawa dingin yang menyelimuti seisi ruangan itu.Bagaimanapun, Sutrisno adalah salah satu dari empat keluarga kultivator kuno. Oleh karena itu, dia tidak merasa terintimidasi dengan aura yang dipancarkan Yoga. Dia hanya tersenyum
Namun, Yoga tidak ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan. Di saat dia masih sedang ragu-ragu, tiba-tiba sebuah tangan dilingkarkan ke lehernya. Bagaikan seekor ular, Nadya terus menggeliatkan tubuhnya mendekati Yoga.Bibirnya yang ranum membisik di telinga Yoga, "Yoga, bantu aku ... aku mau melahirkan anak untukmu!"Napasnya yang membara itu merasuki telinga Yoga dan menghancurkan pertahanannya yang terakhir. Dia harus menolong Nadya! Yoga langsung berbalik dan menindih tubuh Nadya di ranjang.Setelah ditutup dengan selimut, terdengar erangan yang nikmat memenuhi seisi ruangan.Keesokan paginya saat Yoga terbangun, dia melihat bahwa ranjang itu tampak sangat berantakan dan ada bekas noda darah di atasnya. Tubuh Nadya yang indah kembali membuatnya bereaksi.Yoga terdiam sejenak. Tiba-tiba dia teringat bahwa kemarin adalah hari ulang tahun Nadya. Oleh karena itu, Yoga diam-diam keluar dari kamar dan keluar untuk membelikannya kue. Dia ingin merayakan ulang tahun Nadya berduaan denga
"Winola, lihat baik-baik, ini adalah Kristal Aegis!" Sutrisno kembali menegaskan sambil menunjukkan kristal itu ke hadapan Winola. Orang yang berasal dari keluarga kultivator kuno pasti mengetahui keuntungan kristal ini. Mana mungkin akan menolaknya?Namun kenyataannya adalah, Winola benar-benar menolaknya."Ayo ikut aku!" Winola mengabaikan ucapan Sutrisno, lalu menarik tangan Yoga untuk masuk ke mobil. Setelah itu, mereka tiba di sebuah tempat yang terpencil. Tatapan Winola sangat dingin, seolah-olah waktu telah berhenti di saat itu juga.Tiba-tiba, dia menoleh pada Yoga sambil menggertakkan giginya, seakan-akan telah bergelut dengan pikirannya sendiri sangat lama.Yoga mulai tidak sabaran. "Kalau ada yang mau dibicarakan, cepat katakan. Aku masih ada urusan lain."Winola berkata, "Yoga, sekarang Keluarga Salim sedang menyerang keluargaku mati-matian. Keluarga kami sudah hampir nggak bisa bertahan.""Lalu?" tanya Yoga.Winola mengangkat kepalanya sedikit, lalu berkata dengan pandanga
Sutrisno mengepalkan kedua tangannya dan melaporkan dengan bersemangat. Dia juga tidak lupa mengakhiri laporannya dengan menghaturkan pujian terhadap Bimo. Mendengar laporan Sutrisno, Yoga kembali teringat dengan penampilan Winola tadi.Pantas saja Winola tampak begitu panik. Ternyata Keluarga Bramasta benar-benar sudah tidak sanggup bertahan lagi."Nak, kerja bagus! Aku sangat menghargaimu!" puji Yoga dengan asal-asalan.Mendengar hal ini, Sutrisno merasa terkejut. Wajahnya terus menunjukkan senyum semringah. "Terima kasih, Tuan Bimo. Aku pasti akan terus berusaha untuk menekan Keluarga Bramasta. Aku nggak akan mengacaukan tugas yang Anda berikan!" ucap Sutrisno penuh percaya diri."Kebetulan, ada sesuatu yang mau kuberikan padamu," lanjut Yoga dengan misterius.Setelah itu, dia berbisik pada Agnes sejenak. Agnes mengerutkan alisnya dengan tak percaya. Wajahnya dipenuhi dengan ekspresi jijik. Dia menatap Yoga dengan tatapan yang seolah-olah bertanya "yang benar saja?"Yoga membalasnya
Sutrisno dengan hati-hati membawa harta karun yang diberikan kepadanya, kemudian diam-diam mundur. Dia menatapnya seolah-olah itu adalah harta yang tak ternilai dan matanya dipenuhi dengan antusiasme.Dia bahkan tak bisa menahan diri untuk mendekat dan menciumnya. Rasanya menembus sampai ke lubuk hati! Suasana hatinya juga berubah secara drastis. Terutama ketika tiba-tiba pikirannya menjadi linglung, seolah-olah telah memasuki dunia lain.Namun, ada keraguan yang melintas di matanya. Kenapa aroma ini terasa tidak asing? Di mana dia pernah menciumnya?Melihat punggung Sutrisno yang semakin menjauh, Yoga dan yang lainnya hanya bisa menjulurkan kepala untuk memandangnya. Tatapan mereka seolah-olah sedang melihat orang bodoh."Kalau ada hal seperti ini lagi lain kali, ingat beri tahu aku secepatnya," kata Markus sambil melirik kaus kaki yang tersisa, berpikir untuk menambahkan sesuatu di atasnya."Mulai hari ini, setiap malam kamu harus mandi dan cuci kaki. Kalau ketahuan sekali saja kamu
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D