Si Gemuk melihat Yoga sekilas, lalu berkata, "Nak, berani nggak sebutin namamu?"Yoga langsung menjawab dengan terus terang, "Yoga."Si Gemuk menyampaikannya kepada Jenny, "Namanya Yoga. Hm? Yoga? Namanya sama kayak perusahaan kita."Jenny juga tertegun. "Yoga? Kenapa aku nggak tahu ada karyawan bernama Yoga di perusahaan kita? Sepertinya itu nama bosnya bos kita."Jantung si Gemuk langsung berdegup kencang dan melihat penampilan Yoga. Setelah itu, dia mengejeknya, "Jangan bercanda. Penampilan bocah ini kelihatannya miskin sekali. Kalau dia benaran bosnya bos kita, aku akan lakukan siaran langsung sambil makan kotoran."Jenny juga tertawa. "Ya, bos kita punya banyak wanita cantik di sekitarnya. Semuanya lebih cantik ratusan bahkan ribuan kali lipat daripada wanita di bar. Mana mungkin dia akan ke tempat seperti itu?"Si Gemuk menarik Kesimpulan, "Kalau begitu, sepertinya ini cuma orang yang nyamar jadi karyawan Grup Yoga. Oke, aku akan langsung beri pelajaran sama orang ini saja."Yoga
Yoga menyeka keringat dingin di dahinya dengan jantung berdebar-debar. Yoga mulai menyesal mengapa dia banyak bicara dengan si Gemuk itu. Bukankah semuanya akan selesai jika dia menghajarnya begitu saja?Yoga melemparkan tatapan nanar kepada si Gemuk. Semua gara-gara orang ini yang membuatnya celaka!Suasana menjadi hening seketika. Semua orang menatap Yoga dengan terkejut dan hati yang bergolak. Ternyata pemuda yang tampak biasa-biasa saja ini, benar-benar bos besar di balik Grup Yoga.Kedua presdir cantik dari Grup Yoga, sekaligus wanita tangguh yang terkenal di Kota Panawa, mengakui secara langsung bahwa mereka adalah wanitanya .... Setelah memiliki dua wanita cantik itu, Yoga malah masih belum puas. Dia masih saja membawa tiga wanita cantik ini ke bar ... bikin iri saja!Perbandingan seperti ini membuat semua orang cemburu.Si Gemuk yang hanya merupakan manajer untuk departemen relokasi ini malah mau memecat bos besar Grup Yoga? Benar-benar lelucon besar!Si Gemuk sadar bahwa dirin
Yoga berkata, "Masalah dana relokasi sudah selesai untuk sementara. Kita selesaikan masalah wanita berkostum kelinci itu.""Kamu menggunakan jabatan sebagai manajer di Grup Yoga untuk menindas orang dan merusak reputasi perusahaan. Nggak keterlaluan kalau kupatahkan kedua tanganmu, 'kan?""Hah?" Si Gemuk langsung tertawa, "Aku saja belum suruh Geng Naga untuk cari masalah denganmu. Kamu malah mau patahkan dua tanganku? Otakmu bermasalah ya? Percaya nggak, aku bisa suruh Geng Naga untuk bunuh semua keluargamu?!"Yoga mendekati si Gemuk selangkah demi selangkah. "Sebaiknya kamu jangan mengancamku dengan keluarga."Si Gemuk menyingsingkan lengan bajunya. "Sialan, nggak tahu diri kamu! Sejujurnya aja, aku ini wakil dari Geng Naga. Aku akan mewakili Geng Naga untuk mengambil sedikit bunga darimu dulu. Mati saja kamu!"Si Gemuk mengepalkan kedua tangannya, lalu melayangkan sebuah tinju ke arah dada Yoga.Yoga mengerutkan alisnya sejenak. Si Gemuk ini jelas-jelas mengerahkan teknik bela diri
Kamelia berkata, "Nggak usah repot-repot. Aku bisa menyuruh bawahanku menghancurkan Geng Naga ini kapan saja.""Kak, aku rasa Geng Naga ini nggak sesimpel yang terlihat. Tadi si Gemuk memperlihatkan keterampilan tempur kultivator kuno. Gimana bisa kelompok biasa seperti mereka menguasai keterampilan kultivator kuno? Kamu nggak merasa aneh?"Kamelia mengangguk dan membalas, "Ya, ini memang agak aneh. Selain itu, sepertinya aku pernah melihat keterampilan tempur itu. Tapi, aku nggak bisa ingat."Begitu mendengarnya, Yoga, Roselia, dan Erna tampak terkejut. "Kak, kamu juga merasa familier? Sebenarnya tadi aku juga merasa begitu, tapi aku nggak berani memastikannya.""Aku pun yakin 100% pernah melihat keterampilan tempur itu. Cuma entah di mana.""Aku juga merasa sangat familier, makanya menyelidiki tentang Geng Naga ini.""Yoga, kamu harus menyelidiki mereka. Begitu ada kabar, langsung beri tahu kami," pesan Kamelia."Oke, tenang saja." Kemudian, Yoga pergi ke rumah Cecil bersamanya, supa
Cecil termangu sesaat sebelum menyahut, "Ibu, bukannya sudah kubilang berkali-kali? Aku kerja di restoran. Kenapa masih tanya?""Hais, hari ini aku nggak sengaja mendengar gosip tetangga. Mereka bilang kamu kerja di bar. Ibu cuma mau memastikan," ujar wanita tua itu.Ekspresi Cecil sontak berubah. Dia tidak menyangka kabar ini akan tersebar begitu cepat. Dia segera menenangkan diri dan berkata, "Ibu, jangan dengar omong kosong mereka.""Oh ya, hari ini bosku datang untuk menjengukmu lho." Selesai berbicara, Cecil menatap Yoga dengan tatapan memelas. Jelas, dia meminta Yoga berpura-pura menjadi bosnya.Yoga tentu memahaminya. Dia maju sambil tersenyum, lalu berjabat tangan dengan wanita tua itu dan berucap, "Bibi, aku bos Cecil. Cecil memang bekerja di restoranku. Jangan dengar gosip-gosip nggak jelas."Ketika berbicara, Yoga sekaligus memeriksa denyut nadi wanita tua itu. Dia mendapati ibu Cecil hanya kekurangan nutrisi. Hal itu yang membuat saraf optiknya lemah dan penglihatannya tida
Wanita tua itu menyuruh Cecil memapahnya supaya dia bisa membuatkan pangsit untuk Yoga. Karena Cecil dan Yoga tidak bisa membujuknya, mereka hanya bisa menuruti keinginannya.Dengan demikian, mereka membungkus pangsit dan memakannya dengan gembira. Suasana terasa sangat harmonis seolah-olah mereka adalah keluarga.Ketika melihat pemandangan yang penuh kehangatan ini, Cecil mulai berkhayal alangkah bagusnya jika dia bisa melewati momen seperti ini setiap hari. Namun, dia tahu hal seperti itu tidak mungkin terjadi.Yoga adalah bos perusahaan yang bermartabat. Mana mungkin pria seperti ini menikahi dirinya?Selesai makan, ibu Cecil berkata, "Cecil, Yoga, tempat ini nggak cocok ditinggali. Kalian menginap saja di hotel dekat sini."Cecil segera menyahut, "Nggak perlu, Bu. Pak Yoga akan pulang ke rumahnya. Aku akan tetap menemanimu di sini."Ibu Cecil menegur, "Kamu ini ada-ada saja. Kenapa memanggil pacarmu dengan sebutan pak?""Ibumu benar. Bukannya kamu biasanya memanggilku Kak Yoga? Ken
Yoga mengernyit dan bertanya, "Cecil, kenapa kamu belum tidur?"Wajah Cecil sontak memerah. Dia menjawab dengan terbata-bata, "Pak Yoga, aku ... bersedia tidur denganmu."Jantung Yoga sontak berdetak kencang. Dia menegur, "Jangan sembarangan bicara. Sebaiknya kamu tidur."Cecil seketika berlinang air mata. Dia bertanya, "Pak, apa kamu keberatan karena aku kerja di bar? Tenang saja, aku baru bekerja beberapa hari. Aku masih suci."Yoga segera menyahut, "Cecil, jangan bicara omong kosong. Aku nggak berpikiran seperti itu kok.""Jadi, kamu khawatir aku akan terus mengganggumu? Aku janji nggak bakal mengganggumu. Kalau kamu bersedia, aku bisa saja menjadi wanita simpananmu. Kalau kamu nggak mau, aku bakal menemuimu lagi lain kali. Kamu sudah memberiku bantuan besar, aku cuma bisa membalasmu dengan cara ini," ujar Cecil.Yoga merasa pusing mendengarnya. "Cecil, kalian menderita seperti ini karena perusahaanku. Sudah seharusnya aku membantumu. Jangan pikir yang aneh-aneh. Cepat istirahat san
Yoga langsung menarik tangan Cecil dan berkata, "Ikut aku."Yoga membawa Cecil turun ke lantai bawah. Di lantai bawah, Markus sedang bertransaksi dengan tamu.Tamu itu berkata, "Halo, kami datang untuk membeli barang pribadi Tuan Bimo.""Kalian mau beli barang yang mana?" balas Markus.Tamu itu menyahut, "Kudengar rambut Tuan Bimo sama efektifnya dengan obat mujarab. Beri kami beberapa helai rambutnya.""Rambut bagian atas atau bawah?" tanya Markus."Yang bawah," jawab tamu itu. Markus bertanya lagi, "Mau berapa helai?"Tamu itu menyahut, "Lima helai.""Kalau begitu, harganya 1 triliun. Tolong ditransfer," ujar Markus.Uang 1 triliun segera masuk ke rekening Markus. Markus pun tersenyum lembar. Sebelum ke kamarnya, Markus berkata, "Tunggu sebentar ya."Begitu melihat Markus, Yoga langsung memanggilnya, "Markus, apa kamu melihat ibu Cecil semalam?""Kamu nggak lihat aku sibuk berbisnis? Aku nggak punya waktu mengurus wanita tua. Aku nggak lihat," sahut Markus dengan tidak acuh.Setelah