"Tenang saja," kata Yoga.Bawahan si Gemuk hendak menarik wanita berkostum kelinci itu ke lantai dua dengan paksa. Wanita itu tidak berdaya melawan mereka.Yoga berteriak membentaknya, "Lepaskan dia!"Semua orang langsung menoleh ke arahnya. Beberapa bawahan yang menarik gadis itu juga marah saat melihat Yoga. "Kak Gemuk, si berengsek ini yang memukul kami tadi."Beberapa bawahannya itu tak lain adalah pemuda yang memaksa ingin menggoda Kamelia dan dua wanita lainnya.Si Gemuk tersenyum sinis menatap Yoga. "Nak, cepat pergi. Nggak usah ikut campur. Enyah dari hadapanku dalam waktu tiga detik. Aku bisa lupakan kejadian kamu memukul bawahanku."Yoga berjalan selangkah demi selangkah mendekati wanita berkostum kelinci. "Kuhitung sampai tiga, lepaskan dia. Tiga, dua ...."Beberapa pemuda itu langsung melepas wanita itu. Mereka sadar bahwa mereka tidak sanggup melawan Yoga, jadi tidak mungkin mereka akan menghadapi situasi yang tidak menguntungkan ini. Biar saja bos mereka yang menangani si
Si Gemuk melihat Yoga sekilas, lalu berkata, "Nak, berani nggak sebutin namamu?"Yoga langsung menjawab dengan terus terang, "Yoga."Si Gemuk menyampaikannya kepada Jenny, "Namanya Yoga. Hm? Yoga? Namanya sama kayak perusahaan kita."Jenny juga tertegun. "Yoga? Kenapa aku nggak tahu ada karyawan bernama Yoga di perusahaan kita? Sepertinya itu nama bosnya bos kita."Jantung si Gemuk langsung berdegup kencang dan melihat penampilan Yoga. Setelah itu, dia mengejeknya, "Jangan bercanda. Penampilan bocah ini kelihatannya miskin sekali. Kalau dia benaran bosnya bos kita, aku akan lakukan siaran langsung sambil makan kotoran."Jenny juga tertawa. "Ya, bos kita punya banyak wanita cantik di sekitarnya. Semuanya lebih cantik ratusan bahkan ribuan kali lipat daripada wanita di bar. Mana mungkin dia akan ke tempat seperti itu?"Si Gemuk menarik Kesimpulan, "Kalau begitu, sepertinya ini cuma orang yang nyamar jadi karyawan Grup Yoga. Oke, aku akan langsung beri pelajaran sama orang ini saja."Yoga
Yoga menyeka keringat dingin di dahinya dengan jantung berdebar-debar. Yoga mulai menyesal mengapa dia banyak bicara dengan si Gemuk itu. Bukankah semuanya akan selesai jika dia menghajarnya begitu saja?Yoga melemparkan tatapan nanar kepada si Gemuk. Semua gara-gara orang ini yang membuatnya celaka!Suasana menjadi hening seketika. Semua orang menatap Yoga dengan terkejut dan hati yang bergolak. Ternyata pemuda yang tampak biasa-biasa saja ini, benar-benar bos besar di balik Grup Yoga.Kedua presdir cantik dari Grup Yoga, sekaligus wanita tangguh yang terkenal di Kota Panawa, mengakui secara langsung bahwa mereka adalah wanitanya .... Setelah memiliki dua wanita cantik itu, Yoga malah masih belum puas. Dia masih saja membawa tiga wanita cantik ini ke bar ... bikin iri saja!Perbandingan seperti ini membuat semua orang cemburu.Si Gemuk yang hanya merupakan manajer untuk departemen relokasi ini malah mau memecat bos besar Grup Yoga? Benar-benar lelucon besar!Si Gemuk sadar bahwa dirin
Yoga berkata, "Masalah dana relokasi sudah selesai untuk sementara. Kita selesaikan masalah wanita berkostum kelinci itu.""Kamu menggunakan jabatan sebagai manajer di Grup Yoga untuk menindas orang dan merusak reputasi perusahaan. Nggak keterlaluan kalau kupatahkan kedua tanganmu, 'kan?""Hah?" Si Gemuk langsung tertawa, "Aku saja belum suruh Geng Naga untuk cari masalah denganmu. Kamu malah mau patahkan dua tanganku? Otakmu bermasalah ya? Percaya nggak, aku bisa suruh Geng Naga untuk bunuh semua keluargamu?!"Yoga mendekati si Gemuk selangkah demi selangkah. "Sebaiknya kamu jangan mengancamku dengan keluarga."Si Gemuk menyingsingkan lengan bajunya. "Sialan, nggak tahu diri kamu! Sejujurnya aja, aku ini wakil dari Geng Naga. Aku akan mewakili Geng Naga untuk mengambil sedikit bunga darimu dulu. Mati saja kamu!"Si Gemuk mengepalkan kedua tangannya, lalu melayangkan sebuah tinju ke arah dada Yoga.Yoga mengerutkan alisnya sejenak. Si Gemuk ini jelas-jelas mengerahkan teknik bela diri
Kamelia berkata, "Nggak usah repot-repot. Aku bisa menyuruh bawahanku menghancurkan Geng Naga ini kapan saja.""Kak, aku rasa Geng Naga ini nggak sesimpel yang terlihat. Tadi si Gemuk memperlihatkan keterampilan tempur kultivator kuno. Gimana bisa kelompok biasa seperti mereka menguasai keterampilan kultivator kuno? Kamu nggak merasa aneh?"Kamelia mengangguk dan membalas, "Ya, ini memang agak aneh. Selain itu, sepertinya aku pernah melihat keterampilan tempur itu. Tapi, aku nggak bisa ingat."Begitu mendengarnya, Yoga, Roselia, dan Erna tampak terkejut. "Kak, kamu juga merasa familier? Sebenarnya tadi aku juga merasa begitu, tapi aku nggak berani memastikannya.""Aku pun yakin 100% pernah melihat keterampilan tempur itu. Cuma entah di mana.""Aku juga merasa sangat familier, makanya menyelidiki tentang Geng Naga ini.""Yoga, kamu harus menyelidiki mereka. Begitu ada kabar, langsung beri tahu kami," pesan Kamelia."Oke, tenang saja." Kemudian, Yoga pergi ke rumah Cecil bersamanya, supa
Cecil termangu sesaat sebelum menyahut, "Ibu, bukannya sudah kubilang berkali-kali? Aku kerja di restoran. Kenapa masih tanya?""Hais, hari ini aku nggak sengaja mendengar gosip tetangga. Mereka bilang kamu kerja di bar. Ibu cuma mau memastikan," ujar wanita tua itu.Ekspresi Cecil sontak berubah. Dia tidak menyangka kabar ini akan tersebar begitu cepat. Dia segera menenangkan diri dan berkata, "Ibu, jangan dengar omong kosong mereka.""Oh ya, hari ini bosku datang untuk menjengukmu lho." Selesai berbicara, Cecil menatap Yoga dengan tatapan memelas. Jelas, dia meminta Yoga berpura-pura menjadi bosnya.Yoga tentu memahaminya. Dia maju sambil tersenyum, lalu berjabat tangan dengan wanita tua itu dan berucap, "Bibi, aku bos Cecil. Cecil memang bekerja di restoranku. Jangan dengar gosip-gosip nggak jelas."Ketika berbicara, Yoga sekaligus memeriksa denyut nadi wanita tua itu. Dia mendapati ibu Cecil hanya kekurangan nutrisi. Hal itu yang membuat saraf optiknya lemah dan penglihatannya tida
Wanita tua itu menyuruh Cecil memapahnya supaya dia bisa membuatkan pangsit untuk Yoga. Karena Cecil dan Yoga tidak bisa membujuknya, mereka hanya bisa menuruti keinginannya.Dengan demikian, mereka membungkus pangsit dan memakannya dengan gembira. Suasana terasa sangat harmonis seolah-olah mereka adalah keluarga.Ketika melihat pemandangan yang penuh kehangatan ini, Cecil mulai berkhayal alangkah bagusnya jika dia bisa melewati momen seperti ini setiap hari. Namun, dia tahu hal seperti itu tidak mungkin terjadi.Yoga adalah bos perusahaan yang bermartabat. Mana mungkin pria seperti ini menikahi dirinya?Selesai makan, ibu Cecil berkata, "Cecil, Yoga, tempat ini nggak cocok ditinggali. Kalian menginap saja di hotel dekat sini."Cecil segera menyahut, "Nggak perlu, Bu. Pak Yoga akan pulang ke rumahnya. Aku akan tetap menemanimu di sini."Ibu Cecil menegur, "Kamu ini ada-ada saja. Kenapa memanggil pacarmu dengan sebutan pak?""Ibumu benar. Bukannya kamu biasanya memanggilku Kak Yoga? Ken
Yoga mengernyit dan bertanya, "Cecil, kenapa kamu belum tidur?"Wajah Cecil sontak memerah. Dia menjawab dengan terbata-bata, "Pak Yoga, aku ... bersedia tidur denganmu."Jantung Yoga sontak berdetak kencang. Dia menegur, "Jangan sembarangan bicara. Sebaiknya kamu tidur."Cecil seketika berlinang air mata. Dia bertanya, "Pak, apa kamu keberatan karena aku kerja di bar? Tenang saja, aku baru bekerja beberapa hari. Aku masih suci."Yoga segera menyahut, "Cecil, jangan bicara omong kosong. Aku nggak berpikiran seperti itu kok.""Jadi, kamu khawatir aku akan terus mengganggumu? Aku janji nggak bakal mengganggumu. Kalau kamu bersedia, aku bisa saja menjadi wanita simpananmu. Kalau kamu nggak mau, aku bakal menemuimu lagi lain kali. Kamu sudah memberiku bantuan besar, aku cuma bisa membalasmu dengan cara ini," ujar Cecil.Yoga merasa pusing mendengarnya. "Cecil, kalian menderita seperti ini karena perusahaanku. Sudah seharusnya aku membantumu. Jangan pikir yang aneh-aneh. Cepat istirahat san
Winola bertanya, "Gimana kalau kamu pergi saja? Makin lama kamu di sini, bahayanya akan makin besar."Sutrisno menimpali, "Benar juga, lebih baik kamu menjauh. Jangan sampai ikut terluka tanpa alasan."Melihat ekspresi tegang kedua orang itu, Yoga merasa sedikit tersentuh. Dalam situasi seperti ini, mereka masih saja memikirkan keselamatannya. Dia bertanya dengan penasaran, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Sutrisno menghela napas panjang, lalu mulai menceritakan apa yang terjadi. Ternyata setelah sampai di tempat ini, kedua orang itu menemukan sebuah papan catur. Awalnya, papan itu hanyalah permainan yang belum selesai. Berhubung iseng, Sutrisno mulai bermain sendiri.Winola yang merasa penasaran ikut meletakkan beberapa bidak. Tanpa mereka sadari, permainan itu memicu sebuah mekanisme. Tangan mereka pun terjebak dan tidak bisa ditarik keluar. Satu-satunya cara untuk bebas adalah memutuskan tangan mereka."Kalian ini benar-benar terlalu kurang kerjaan. Bahkan, situasi seperti ini bisa ka
"Apa semua ini direncanakan khusus karena aku?" tanya Yoga dengan tatapan serius. Ekspresi terkejut mulai terlihat di wajahnya.Yoga telah bertemu dengan Regan dan Aditya beberapa kali sebelumnya. Kini, dia yakin bahwa semua yang dirancang oleh dua orang itu memiliki hubungan yang sangat erat dengannya.Namun, apa sebenarnya alasannya? Apakah Yoga benar-benar bisa menjadi "orang" yang disebut-sebut oleh mereka?Yoga tidak tertarik dengan ambisi untuk menyatukan dunia, tetapi rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini tetap menarik untuk diselidiki. Maka dari itu, dia melangkah maju dan mengikuti jalannya.Seolah-olah ada kekuatan tak terlihat yang memandu, Yoga mendekati suatu arah di mana dia mulai mendengar suara perdebatan. Suara-suara itu terasa sangat familier.Sutrisno berbicara dengan cemas, "Menurutku, lebih baik kita jangan melakukan ini!""Kenapa? Bukannya dengan melakukan ini, kita bisa mewujudkan impian dunia kultivator kuno?" Suara Winola terdengar penuh rasa penasaran dan kebingunga
Namun sekarang, Farel malah terjebak di sebuah dunia rahasia dan akan dibunuh oleh Yoga. Dia tidak bisa menerima kenyataan tersebut.Farel telah memikirkan banyak bahaya dan peluang dalam hidupnya, tetapi tak satu pun dari skenario tersebut termasuk dibunuh oleh Yoga. Hanya saja, sekarang tangan keponakannya sudah bergerak dan perlahan mendekati dahinya."Jangan! Jangan!" seru Farel dengan putus asa. Suaranya penuh dengan rasa sakit dan kepanikan. Teriakan ketidakrelaan itu menggema di udara. Bahkan, tubuhnya memancarkan energi kuat dalam upaya perlawanan terakhir.Beberapa saat kemudian, semuanya berhenti begitu saja. Yoga menatap dingin ke tubuh tak bernyawa Farel. Dia menghela napas pelan, seolah-olah beban beratnya telah terangkat. Akhirnya, masalah ini selesai juga.Sesuai rencana, yang harus dilakukan Yoga sekarang hanyalah meninggalkan dunia rahasia ini. Segala hal yang terjadi di sini tidak akan ada hubungannya lagi dengan dirinya, asalkan Luna menjalankan rencana seperti yang
Jaring Langit dan Bumi memiliki hubungan yang sangat erat dengan Farel. Bisa dibilang mereka saling tergantung dan saling mendukung.Itu sebabnya, Jaring Langit dan Bumi bisa digunakan dengan sangat fleksibel olehnya tetapi tetap menunjukkan kekuatan yang luar biasa.Namun, kini jaring itu dihancurkan secara langsung oleh Yoga dengan cara yang brutal dan kasar. Akibat kehancuran tersebut, Farel hampir kehilangan nyawanya karena reaksi balik yang ditimbulkan.Kini, Farel berseru marah, "Kenapa? Kenapa kamu punya kekuatan sebesar ini?""Jangan tanya alasannya. Pergilah, tanyakan pada anakmu di sana nanti!" ucap Yoga sambil tersenyum meremehkan, lalu langsung menusuk titik lemah Farel.Ucapan Yoga mengingatkan Farel akan anaknya. Dia pun mengancam dengan nada dingin, "Yoga, kamu nggak boleh membunuhku! Kalau aku mati, ibumu pasti akan jadi target Keluarga Husin. Kamu tahu betul, akibatnya akan lebih besar dari yang bisa kamu kendalikan!"Sementara itu, pikiran Farel mulai berputar. Dia me
Dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan mata, benang-benang itu segera mengurung Yoga. Yoga pun tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri lagi."Hahaha. Bagus. Biar kamu melihat kematianmu sendiri, pasti akan sangat menakutkan, 'kan? Tempat ini akan menjadi kuburanmu, matilah!" kata Farel sambil mengendalikan benang-benang itu untuk terus menyusut.Krak krak krak krak.Benang-benang itu makin kencang dan bahkan memotong gunung dan dinding-dindingnya. Seluruh makam pun mulai berguncang, seolah-olah akan hancur total.Yoga bertanya, "Kamu benar-benar nggak punya cara ya?"Bimo menjawab, "Aku pernah mendengar orang itu punya bakat yang luar biasa dan tegas dalam membunuh, jadi nggak ada orang yang bisa selamat dari teknik Jaring Langit Bumi ini."Yoga kembali berkata, "Kalau aku mati dan tubuhku hancur, kesempatanmu untuk menguasaiku pun akan hilang."Bimo langsung terdiam, sepertinya perkataan Yoga ini menyentuh titik kelemahannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya hanya b
"Kamu bisa menghindar sekali, tapi kamu pikir kamu bisa menghindar dari semua serangan berikutnya?" kata Farel sambil tertawa terbahak-bahak dan penuh semangat. Dia yakin serangan ini bisa membunuh Yoga."Ini benar-benar merepotkan," kata Yoga sambil mengernyitkan alisnya karena tidak menyangka orang ini bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Bukan hanya bisa menjadi kultivator jenderal, Farel juga memiliki teknik seperti ini. Apakah Farel ini anak beruntung yang legendaris? Dia menyipitkan mata dan berpikir hari ini dia harus membunuhnya meskipun Farel adalah protagonisnya.Boom!Aura dalam tubuh Yoga terus meningkat dan perlahan-lahan menuju level kultivator jenderal. Seluruh lorong itu seolah-olah akan dihancurkan kekuatan yang luar biasa itu. Dinding-dinding runtuh dan berbagai benda di dalamnya terlempar jauh.Pada saat itu, ekspresi Farel terlihat sangat terkejut, lalu matanya membelalak dan menatap Yoga dengan bingung. Tingkat kekuatan yang terpancar dari Yoga membuat Farel be
Bukankah Yoga hanya memiliki kekuatan seorang kultivator prajurit? Tidak mungkin, ini pasti tidak mungkin.Saat ini, Yoga kembali mendekat dan menatap Farel dengan ekspresi yang datar.Hanya dengan gerakan kecil ini saja, Farel langsung terkejut hingga tubuhnya bergetar dan mundur beberapa langkah. Perasaan ketakutan ini membuat ekspresinya menjadi makin muram dan menggertakkan giginya dengan kuat. Dia berpikir dia tidak boleh seperti ini karena dia bukan kultivator prajurit lagi, melainkan seorang kultivator jenderal. Mengapa dia harus takut pada Yoga?Saat terus meyakinkan dirinya, emosi Farel makin meningkat dan amarah di hatinya makin membara. "Kamu hanya mengandalkan ada harta karun saja. Kalau nggak, kamu pasti bukan tandinganku."Setelah mengatakan itu, Farel pun tidak menahan dirinya lagi. Energi yang sangat kuat di seluruh tubuhnya langsung menyembur keluar dan menerjang depan sampai pakaiannya pun berkibar."Kecuekan manusia adalah hal yang paling konyol dan juga penyebab keg
"Seharunya nggak ada masalah, perasaanmu pasti salah. Pasti begitu," kata Sutrisno dengan tatapan penuh ketakutan dan menatap lorong yang dalam itu dengan bengong. Dia juga tidak percaya bisa terjadi perubahan yang begitu mengerikan. Bagaimana bisa Farel itu mencapai kultivator jenderal?Mata Winola bergetar dan ekspresinya terlihat panik. Dia tidak bisa menahan diri lagi, sehingga segera berbalik dan pergi."Kamu mau ke mana?" tanya Sutrisno yang terkejut dan segera menahan Winola agar tidak pergi."Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku harus pergi mencari dia, harus sekarang juga," kata Winola yang merasa gelisah dan cemas hingga memberontak dengan panik. Dia tidak bisa menerima fakta dia harus bersembunyi, sedangkan Yoga harus menghadapi risiko sendirian. Saat itu, hatinya benar-benar merasa kacau."Kamu gila ya? Kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Apa ada gunanya kamu pergi ke sana? Itu adalah kekuatan kultivator jenderal, kamu hanya akan mati dan menjadi beban Yoga," teriak Sutrisno
Sutrisno dan Winola langsung menganggukkan kepala, lalu segera berlari ke ruang makam di depan.Tanpa adanya beban yang mengganggu, pandangan Yoga perlahan-lahan beralih ke arah Farel. Kali ini, tempat ini akan menjadi tempat untuk mengakhiri dendam antara dia dan Farel."Serang!" teriak Yoga sambil mengentakkan kakinya dan langsung menyerang. Aura yang tajam di sekitar pun menghantam tubuhnya, tetapi hanya pakaiannya yang koyak-koyak. Sementara itu, tubuhnya sendiri tetap seperti semula, tidak terluka sedikit pun."Apa-apaan ini? Kamu pakai senjata ajaib tingkat jumantara sebagai pelindung?" tanya Farel yang langsung terkejut. Selain itu, dia tidak bisa memikirkan alasan lain. Bagaimana mungkin serangannya yang begitu kuat malah tidak melukai Yoga sedikit pun?"Huh! Untuk apa aku pakai benda seperti itu?" kata Yoga dengan cuek. Kekuatan fisiknya sudah mencapai tingkat yang tidak bisa dipahami oleh orang biasa. Bagaimana mungkin kekuatan seorang kultivator jenderal bisa menyakitinya?