Yang memimpin tidak lain adalah Hagi dan Raja Naga. Mereka bagaikan serigala yang menerobos masuk ke kandang domba. Siapa pun yang menghalangi jalan mereka akan dibunuh.Pasukan Sekte Hagisana juga tidak mau kalah. Mereka membantai siapa pun yang berani mencegah mereka untuk membuka jalan.Hagi mendekat dengan cepat. Dia datang ke hadapan Yoga dan berkata, "Haha. Yoga, cucu baikku. Kakekmu sudah datang untuk menolongmu. Jangan takut."Wajah Yoga sontak terlihat suram. Beraninya pria tua ini mengambil keuntungan darinya! Yoga ingin membalas dendam dengan tangan sendiri, tetapi sekarang dia tidak perlu turun tangan lagi karena pasukannya telah tiba."Master, maaf aku terlambat," sapa Raja Naga yang tiba di hadapan Yoga dan membungkuk memberi hormat."Kalian datang tepat waktu," ujar Yoga sambil mengangguk ringan.Suasana lagi-lagi menjadi gempar. Orang ini jelas-jelas adalah Raja Naga yang bermartabat dan ahli bela diri nomor satu di dunia persilatan. Namun, Raja Naga malah memanggil Yog
Ada yang tidak beres. Gemuruh itu bukan berasal dari bom nuklir, melainkan ada pesawat tempur yang meledak di udara.Situasi macam apa ini? Kenapa pesawat tempur itu tiba-tiba meledak? Detik berikutnya, belasan artileri ditembakkan. Sasarannya adalah pesawat tempur pasukan Raja Barat Laut.Karena lengah, beberapa pesawat tempur itu langsung meledak di udara. Dalam sekejap, pasukan udara Raja Barat Laut hancur.Udin sontak memekik dengan galak, "Apa yang terjadi? Siapa yang meluncurkan tembakan?"Komandan artileri pun melapor, "Raja Barat Laut, itu bukan artileri kita. Ada yang menyerang secara diam-diam!"Udin sontak panik. Dia memandang ke sekeliling dan mengamati situasi. Tampak beberapa pesawat tempur membubung ke langit dan berputar-putar di atas mereka.Seseorang langsung mengenali pesawat tempur itu. "Itu pesawat tempur Pasukan Metal! Pasukan Metal ada di sekitar sini!"Pasukan Metal termasuk dalam 10 besar pasukan tentara bayaran teratas di dunia."Diam di tempat! Turunkan senja
Udin tahu bahwa pasukannya bukan tandingan orang-orang ini. Dia pasti akan mati. Namun, dia tidak bisa berpangku tangan. Dia harus melawan supaya bisa melarikan diri.Adapun nasib pasukan Raja Barat Laut, Udin sama sekali tidak peduli. Namun, pasukannya masih belum meluncurkan tembakan.Seorang komandan berkata, "Raja Barat Laut, kita bukan tandingan mereka. Kita bakal hancur kalau bersikeras melawan!""Aku menyuruhmu mulai pertempuran! Jangan coba-coba menentang perintahku!" bentak Udin."Tolong dipikirkan lagi! Jangan sampai nggak ada satu pun yang tersisa dari pasukan kita!" nasihat komandan itu.Udin menghardik, "Jangan bicara omong kosong! Turuti perintahku! Pasukan Raja Barat Laut sangat kuat! Sekalipun mati, kita nggak boleh tunduk pada siapa pun!""Aku ...." Komandan itu tidak tahu harus mengatakan apa lagi."Kalau kamu melawan lagi, aku akan menembakmu sekarang juga!" ancam Udin.Yoga terkekeh-kekeh dan berujar, "Raja Barat Laut, kamu licik sekali. Kamu ingin pasukanmu hancur
Yoga berucap, "Jangan ... Raja Barat Laut, kenapa kamu pelototi aku? Apa kamu nggak terima? Ayo, kita lanjut!"Kemudian, Yoga melepaskan diri dari para wanita itu dan menghampiri Raja Barat Laut dengan aura yang mengintimidasi. Sementara itu, Raja Barat Laut membatin, 'Aku sudah terima ....'Yoga menendang Raja Barat Laut hingga terpental. Sesudah itu, dia memandang anggota Keluarga Fatah sembari berkata, "Sekarang sudah saatnya kita membuat perhitungan."Daniel segera memohon, "Yoga, Asta, aku menyerah. Aku memang salah. Aku bersedia menyerahkan semua kekayaan Keluarga Fatah. Tolong ampuni Keluarga Fatah."Yoga bertanya, "Huh! Kamu mau menyogokku dengan uang? Apa aku kelihatan seperti orang yang kekurangan uang?"Daniel tidak bisa berkata-kata. Status Dirga, Kamal, Sekte Hagisana, Pasukan Metal, Restoran Floran, dan Penguasa Maritim jauh lebih hebat dari Keluarga Fatah. Mana mungkin Yoga tertarik dengan kekayaan Keluarga Fatah?Daniel segera berujar, "Yoga, kamu boleh ajukan persyarat
Raja Barat Laut bercerita, "Keluarga Kusuma itu salah satu dari 4 empat keluarga terbesar di dunia bela diri kuno. Ayahmu itu anak tertua dan dia sangat berkuasa. Dia itu kandidat utama untuk meneruskan posisi kepala keluarga.""Kemudian, adik ayahmu yang bernama Rafi datang ke dunia fana dan menghilang. Ayahmu mengkhawatirkan keselamatan Rafi. Jadi, dia datang ke dunia fana untuk mencari Rafi," lanjut Raja Barat Laut.Raja Barat Laut meneruskan, "Ternyata nggak lama setelah ayahmu sampai di dunia fana, Rafi malah kembali ke dunia bela diri kuno. Tapi, ayahmu nggak beruntung. Dia terus dikejar oleh pembunuh dan sampai sekarang nasibnya nggak diketahui."Yoga yang marah mengepalkan tangannya dengan erat. Ayahnya mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan Rafi. Namun, Rafi tidak memedulikan nasib ayahnya dan kembali ke dunia bela diri kuno sendiri.Rafi meninggalkan ayah Yoga untuk berjuang sendiri di dunia fana. Rafi benar-benar keterlaluan! Pada saat yang sama, sebuah dugaan muncul di be
Raja Barat Laut yang merasa bersalah menyahut, "Aku ... demi menyelamatkan nyawa Pak Daniel, aku terpaksa mengungkap kebenarannya untuk menakuti Yoga."Rafi membentak, "Dasar tolol! Berikan ponselmu pada Yoga, aku yang jelaskan sendiri padanya.""Oke," ucap Raja Barat Laut. Dia segera menyerahkan ponselnya pada Yoga.Yoga mengambil ponsel Raja Barat Laut, lalu tersenyum sinis dan menyapa, "Paman, apa kabar?"Rafi berkata, "Yoga, karena kamu sudah tahu kebenarannya, kita langsung bicara terus terang saja. Lepaskan anakku dan serahkan tanah Grup Yoga itu kepadaku.""Mungkin aku akan pertimbangkan untuk izinkan kamu kembali ke Keluarga Kusuma dan kamu bisa hidup bergelimang harta. Kalau kamu berani menyakiti anakku, aku jamin kamu akan mati tragis," lanjut Rafi.Yoga menimpali, "Paman, aku nggak berniat membunuh Daniel."Rafi berujar, "Huh! Ternyata kamu tahu diri juga! Aku perintahkan kamu untuk serahkan tanah Grup Yoga itu pada Daniel sekarang!"Yoga menanggapi, "Semuanya bisa dibicarak
Yoga membalas, "Oke. Aku tunggu kedatanganmu. Kalau kamu nggak datang, itu berarti kamu pecundang!"Panggilan telepon diakhiri. Yoga menendang Raja Barat Laut, lalu menghampiri para awak media dan berkata, "Dulu, kalian yang mencelakai keluarga teman baikku dengan kekuatan opini publik. Aku harus beri kalian hukuman apa?"Para awak media ketakutan setengah mati. Mereka langsung berlutut dan memohon ampun kepada Yoga."Pak Yoga, kami salah. Kami memang bodoh.""Pak Yoga, tolong beri kami kesempatan lagi. Kami bersedia menebus kesalahan kami.""Benar. Sekarang kami akan mengungkapkan kebenarannya kepada semua orang.""Kami akan mengekspos perbuatan keji Keluarga Fatah supaya reputasi mereka hancur. Nantinya mereka akan dihujat habis-habisan."Keluarga Fatah sudah terpuruk, jadi semua orang pun mulai menjatuhkan mereka. Yoga mencibir dan menegaskan, "Kalau hasilnya nggak memuaskan, aku akan habisi kalian."Semua awak media langsung mengangguk. Mereka segera memberitakan perbuatan keji Kel
Jika semua musuh itu mengincar Hagi, dia pasti akan celaka. Hagi tertawa terbahak-bahak dan berujar, "Aku cuma bercanda. Mana mungkin orang sehebat Tuan Bimo bisa menjadi saudara kami?"Hagi sengaja meninggikan suaranya saat menambahkan, "Aku nggak punya hubungan dengan Tuan Bimo. Aku bahkan nggak pernah melihatnya ...."Hagi takut di sekitar ada mata-mata musuh Bimo yang mengincarnya. Kamelia menghampiri Yoga dan berkata, "Yoga, belakangan ini kamu sangat sibuk sampai-sampai nggak sempat melaporkan kondisimu kepada kami."Yoga yang merasa bersalah menimpali, "Kak, maaf. Aku ada masalah."Kamelia menanggapi, "Oh. Kalau begitu, kita berbincang dulu. Ayo, ikut kami."Yoga merasa pusing saat melihat seniornya yang tampak cemburu. Selama ini, mereka bersaing karena Yoga. Jika Yoga mengikuti mereka, dia pasti akan dihabisi. Yoga harus menyelamatkan dirinya.Yoga buru-buru berpamitan, "Kak, Dik, aku harus hadiri rapat penting di perusahaan ...."Kamelia menyela, "Guru ketigamu buru-buru data
Namun sekarang, Farel malah terjebak di sebuah dunia rahasia dan akan dibunuh oleh Yoga. Dia tidak bisa menerima kenyataan tersebut.Farel telah memikirkan banyak bahaya dan peluang dalam hidupnya, tetapi tak satu pun dari skenario tersebut termasuk dibunuh oleh Yoga. Hanya saja, sekarang tangan keponakannya sudah bergerak dan perlahan mendekati dahinya."Jangan! Jangan!" seru Farel dengan putus asa. Suaranya penuh dengan rasa sakit dan kepanikan. Teriakan ketidakrelaan itu menggema di udara. Bahkan, tubuhnya memancarkan energi kuat dalam upaya perlawanan terakhir.Beberapa saat kemudian, semuanya berhenti begitu saja. Yoga menatap dingin ke tubuh tak bernyawa Farel. Dia menghela napas pelan, seolah-olah beban beratnya telah terangkat. Akhirnya, masalah ini selesai juga.Sesuai rencana, yang harus dilakukan Yoga sekarang hanyalah meninggalkan dunia rahasia ini. Segala hal yang terjadi di sini tidak akan ada hubungannya lagi dengan dirinya, asalkan Luna menjalankan rencana seperti yang
Jaring Langit dan Bumi memiliki hubungan yang sangat erat dengan Farel. Bisa dibilang mereka saling tergantung dan saling mendukung.Itu sebabnya, Jaring Langit dan Bumi bisa digunakan dengan sangat fleksibel olehnya tetapi tetap menunjukkan kekuatan yang luar biasa.Namun, kini jaring itu dihancurkan secara langsung oleh Yoga dengan cara yang brutal dan kasar. Akibat kehancuran tersebut, Farel hampir kehilangan nyawanya karena reaksi balik yang ditimbulkan.Kini, Farel berseru marah, "Kenapa? Kenapa kamu punya kekuatan sebesar ini?""Jangan tanya alasannya. Pergilah, tanyakan pada anakmu di sana nanti!" ucap Yoga sambil tersenyum meremehkan, lalu langsung menusuk titik lemah Farel.Ucapan Yoga mengingatkan Farel akan anaknya. Dia pun mengancam dengan nada dingin, "Yoga, kamu nggak boleh membunuhku! Kalau aku mati, ibumu pasti akan jadi target Keluarga Husin. Kamu tahu betul, akibatnya akan lebih besar dari yang bisa kamu kendalikan!"Sementara itu, pikiran Farel mulai berputar. Dia me
Dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan mata, benang-benang itu segera mengurung Yoga. Yoga pun tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri lagi."Hahaha. Bagus. Biar kamu melihat kematianmu sendiri, pasti akan sangat menakutkan, 'kan? Tempat ini akan menjadi kuburanmu, matilah!" kata Farel sambil mengendalikan benang-benang itu untuk terus menyusut.Krak krak krak krak.Benang-benang itu makin kencang dan bahkan memotong gunung dan dinding-dindingnya. Seluruh makam pun mulai berguncang, seolah-olah akan hancur total.Yoga bertanya, "Kamu benar-benar nggak punya cara ya?"Bimo menjawab, "Aku pernah mendengar orang itu punya bakat yang luar biasa dan tegas dalam membunuh, jadi nggak ada orang yang bisa selamat dari teknik Jaring Langit Bumi ini."Yoga kembali berkata, "Kalau aku mati dan tubuhku hancur, kesempatanmu untuk menguasaiku pun akan hilang."Bimo langsung terdiam, sepertinya perkataan Yoga ini menyentuh titik kelemahannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya hanya b
"Kamu bisa menghindar sekali, tapi kamu pikir kamu bisa menghindar dari semua serangan berikutnya?" kata Farel sambil tertawa terbahak-bahak dan penuh semangat. Dia yakin serangan ini bisa membunuh Yoga."Ini benar-benar merepotkan," kata Yoga sambil mengernyitkan alisnya karena tidak menyangka orang ini bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Bukan hanya bisa menjadi kultivator jenderal, Farel juga memiliki teknik seperti ini. Apakah Farel ini anak beruntung yang legendaris? Dia menyipitkan mata dan berpikir hari ini dia harus membunuhnya meskipun Farel adalah protagonisnya.Boom!Aura dalam tubuh Yoga terus meningkat dan perlahan-lahan menuju level kultivator jenderal. Seluruh lorong itu seolah-olah akan dihancurkan kekuatan yang luar biasa itu. Dinding-dinding runtuh dan berbagai benda di dalamnya terlempar jauh.Pada saat itu, ekspresi Farel terlihat sangat terkejut, lalu matanya membelalak dan menatap Yoga dengan bingung. Tingkat kekuatan yang terpancar dari Yoga membuat Farel be
Bukankah Yoga hanya memiliki kekuatan seorang kultivator prajurit? Tidak mungkin, ini pasti tidak mungkin.Saat ini, Yoga kembali mendekat dan menatap Farel dengan ekspresi yang datar.Hanya dengan gerakan kecil ini saja, Farel langsung terkejut hingga tubuhnya bergetar dan mundur beberapa langkah. Perasaan ketakutan ini membuat ekspresinya menjadi makin muram dan menggertakkan giginya dengan kuat. Dia berpikir dia tidak boleh seperti ini karena dia bukan kultivator prajurit lagi, melainkan seorang kultivator jenderal. Mengapa dia harus takut pada Yoga?Saat terus meyakinkan dirinya, emosi Farel makin meningkat dan amarah di hatinya makin membara. "Kamu hanya mengandalkan ada harta karun saja. Kalau nggak, kamu pasti bukan tandinganku."Setelah mengatakan itu, Farel pun tidak menahan dirinya lagi. Energi yang sangat kuat di seluruh tubuhnya langsung menyembur keluar dan menerjang depan sampai pakaiannya pun berkibar."Kecuekan manusia adalah hal yang paling konyol dan juga penyebab keg
"Seharunya nggak ada masalah, perasaanmu pasti salah. Pasti begitu," kata Sutrisno dengan tatapan penuh ketakutan dan menatap lorong yang dalam itu dengan bengong. Dia juga tidak percaya bisa terjadi perubahan yang begitu mengerikan. Bagaimana bisa Farel itu mencapai kultivator jenderal?Mata Winola bergetar dan ekspresinya terlihat panik. Dia tidak bisa menahan diri lagi, sehingga segera berbalik dan pergi."Kamu mau ke mana?" tanya Sutrisno yang terkejut dan segera menahan Winola agar tidak pergi."Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku harus pergi mencari dia, harus sekarang juga," kata Winola yang merasa gelisah dan cemas hingga memberontak dengan panik. Dia tidak bisa menerima fakta dia harus bersembunyi, sedangkan Yoga harus menghadapi risiko sendirian. Saat itu, hatinya benar-benar merasa kacau."Kamu gila ya? Kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Apa ada gunanya kamu pergi ke sana? Itu adalah kekuatan kultivator jenderal, kamu hanya akan mati dan menjadi beban Yoga," teriak Sutrisno
Sutrisno dan Winola langsung menganggukkan kepala, lalu segera berlari ke ruang makam di depan.Tanpa adanya beban yang mengganggu, pandangan Yoga perlahan-lahan beralih ke arah Farel. Kali ini, tempat ini akan menjadi tempat untuk mengakhiri dendam antara dia dan Farel."Serang!" teriak Yoga sambil mengentakkan kakinya dan langsung menyerang. Aura yang tajam di sekitar pun menghantam tubuhnya, tetapi hanya pakaiannya yang koyak-koyak. Sementara itu, tubuhnya sendiri tetap seperti semula, tidak terluka sedikit pun."Apa-apaan ini? Kamu pakai senjata ajaib tingkat jumantara sebagai pelindung?" tanya Farel yang langsung terkejut. Selain itu, dia tidak bisa memikirkan alasan lain. Bagaimana mungkin serangannya yang begitu kuat malah tidak melukai Yoga sedikit pun?"Huh! Untuk apa aku pakai benda seperti itu?" kata Yoga dengan cuek. Kekuatan fisiknya sudah mencapai tingkat yang tidak bisa dipahami oleh orang biasa. Bagaimana mungkin kekuatan seorang kultivator jenderal bisa menyakitinya?
"Apa hebatnya kultivator prajurit itu? Tapi, kamu nggak perlu tahu soal itu, kamu hanya perlu tahu kamu akan mati di sini," kata Yoga dengan aura membunuh yang menyebar dan perlahan-lahan mendekati Farel dengan langkah yang sangat berat."Kamu berani membunuhku?" teriak Farel dengan marah dan mata yang membelalak."Kenapa kalau aku membunuhmu?" kata Yoga dengan senyuman yang menyindir."Ibumu pun nggak berani menyentuhku, kamu malah berani membunuhku? Kalau dia tahu, kamu pasti akan menerima akibatnya. Apalagi kalau Keluarga Husin yang tahu masalah ini, ibumu akan mendapat masalah," ancam Farel dengan segera. Seperti sebelumnya, Yoga sebenarnya bisa membunuhnya. Namun, Ayu menghentikannya, sehingga Yoga tidak bisa bergerak.Namun, Yoga tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia menunjuk pada Sutrisno dan berkata sambil tersenyum, "Keluarga Salim yang merupakan salah satu dari empat keluarga besar di dunia kultivator kuno pun kamu berani membunuh. Bukankah tadi kamu sendiri yang mengatakan a
Yoga menunjuk ke satu arah dan berkata dengan tenang, "Sudah mati. Pergi lihat saja sendiri, sekalian ikut mati di sana.""Apa?"Farel menjadi makin marah karena dia tidak bisa menerima kenyataan itu dan memerintahkan kultivator prajurit lainnya, "Bunuh dia!"Ekspresi kultivator prajurit itu menjadi serius dan merasa sangat tegang. Dia menatap Yoga, tetapi dia tidak bisa melihat dengan jelas kekuatan lawannya itu. Seolah-olah ada lapisan kabut tipis yang menyelimuti sosok Yoga."Kamu nggak mungkin bisa membunuh mereka. Hari ini aku akan melihat sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi," kata kultivator prajurit itu dengan dingin dan langsung menyerang Yoga. Tidak ada yang percaya Yoga memiliki kekuatan untuk melawan seorang kultivator prajurit."Huh!" Yoga tersenyum dingin dan tatapannya terlihat menyindir. Menghadapi serangan lawan, dia tidak menghindar dan hanya berdiri di tempat dengan diam. Seolah-olah, dia sengaja menunggu lawannya menyerang."Matilah!" teriak kultivator prajurit