Udin tahu bahwa pasukannya bukan tandingan orang-orang ini. Dia pasti akan mati. Namun, dia tidak bisa berpangku tangan. Dia harus melawan supaya bisa melarikan diri.Adapun nasib pasukan Raja Barat Laut, Udin sama sekali tidak peduli. Namun, pasukannya masih belum meluncurkan tembakan.Seorang komandan berkata, "Raja Barat Laut, kita bukan tandingan mereka. Kita bakal hancur kalau bersikeras melawan!""Aku menyuruhmu mulai pertempuran! Jangan coba-coba menentang perintahku!" bentak Udin."Tolong dipikirkan lagi! Jangan sampai nggak ada satu pun yang tersisa dari pasukan kita!" nasihat komandan itu.Udin menghardik, "Jangan bicara omong kosong! Turuti perintahku! Pasukan Raja Barat Laut sangat kuat! Sekalipun mati, kita nggak boleh tunduk pada siapa pun!""Aku ...." Komandan itu tidak tahu harus mengatakan apa lagi."Kalau kamu melawan lagi, aku akan menembakmu sekarang juga!" ancam Udin.Yoga terkekeh-kekeh dan berujar, "Raja Barat Laut, kamu licik sekali. Kamu ingin pasukanmu hancur
Yoga berucap, "Jangan ... Raja Barat Laut, kenapa kamu pelototi aku? Apa kamu nggak terima? Ayo, kita lanjut!"Kemudian, Yoga melepaskan diri dari para wanita itu dan menghampiri Raja Barat Laut dengan aura yang mengintimidasi. Sementara itu, Raja Barat Laut membatin, 'Aku sudah terima ....'Yoga menendang Raja Barat Laut hingga terpental. Sesudah itu, dia memandang anggota Keluarga Fatah sembari berkata, "Sekarang sudah saatnya kita membuat perhitungan."Daniel segera memohon, "Yoga, Asta, aku menyerah. Aku memang salah. Aku bersedia menyerahkan semua kekayaan Keluarga Fatah. Tolong ampuni Keluarga Fatah."Yoga bertanya, "Huh! Kamu mau menyogokku dengan uang? Apa aku kelihatan seperti orang yang kekurangan uang?"Daniel tidak bisa berkata-kata. Status Dirga, Kamal, Sekte Hagisana, Pasukan Metal, Restoran Floran, dan Penguasa Maritim jauh lebih hebat dari Keluarga Fatah. Mana mungkin Yoga tertarik dengan kekayaan Keluarga Fatah?Daniel segera berujar, "Yoga, kamu boleh ajukan persyarat
Raja Barat Laut bercerita, "Keluarga Kusuma itu salah satu dari 4 empat keluarga terbesar di dunia bela diri kuno. Ayahmu itu anak tertua dan dia sangat berkuasa. Dia itu kandidat utama untuk meneruskan posisi kepala keluarga.""Kemudian, adik ayahmu yang bernama Rafi datang ke dunia fana dan menghilang. Ayahmu mengkhawatirkan keselamatan Rafi. Jadi, dia datang ke dunia fana untuk mencari Rafi," lanjut Raja Barat Laut.Raja Barat Laut meneruskan, "Ternyata nggak lama setelah ayahmu sampai di dunia fana, Rafi malah kembali ke dunia bela diri kuno. Tapi, ayahmu nggak beruntung. Dia terus dikejar oleh pembunuh dan sampai sekarang nasibnya nggak diketahui."Yoga yang marah mengepalkan tangannya dengan erat. Ayahnya mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan Rafi. Namun, Rafi tidak memedulikan nasib ayahnya dan kembali ke dunia bela diri kuno sendiri.Rafi meninggalkan ayah Yoga untuk berjuang sendiri di dunia fana. Rafi benar-benar keterlaluan! Pada saat yang sama, sebuah dugaan muncul di be
Raja Barat Laut yang merasa bersalah menyahut, "Aku ... demi menyelamatkan nyawa Pak Daniel, aku terpaksa mengungkap kebenarannya untuk menakuti Yoga."Rafi membentak, "Dasar tolol! Berikan ponselmu pada Yoga, aku yang jelaskan sendiri padanya.""Oke," ucap Raja Barat Laut. Dia segera menyerahkan ponselnya pada Yoga.Yoga mengambil ponsel Raja Barat Laut, lalu tersenyum sinis dan menyapa, "Paman, apa kabar?"Rafi berkata, "Yoga, karena kamu sudah tahu kebenarannya, kita langsung bicara terus terang saja. Lepaskan anakku dan serahkan tanah Grup Yoga itu kepadaku.""Mungkin aku akan pertimbangkan untuk izinkan kamu kembali ke Keluarga Kusuma dan kamu bisa hidup bergelimang harta. Kalau kamu berani menyakiti anakku, aku jamin kamu akan mati tragis," lanjut Rafi.Yoga menimpali, "Paman, aku nggak berniat membunuh Daniel."Rafi berujar, "Huh! Ternyata kamu tahu diri juga! Aku perintahkan kamu untuk serahkan tanah Grup Yoga itu pada Daniel sekarang!"Yoga menanggapi, "Semuanya bisa dibicarak
Yoga membalas, "Oke. Aku tunggu kedatanganmu. Kalau kamu nggak datang, itu berarti kamu pecundang!"Panggilan telepon diakhiri. Yoga menendang Raja Barat Laut, lalu menghampiri para awak media dan berkata, "Dulu, kalian yang mencelakai keluarga teman baikku dengan kekuatan opini publik. Aku harus beri kalian hukuman apa?"Para awak media ketakutan setengah mati. Mereka langsung berlutut dan memohon ampun kepada Yoga."Pak Yoga, kami salah. Kami memang bodoh.""Pak Yoga, tolong beri kami kesempatan lagi. Kami bersedia menebus kesalahan kami.""Benar. Sekarang kami akan mengungkapkan kebenarannya kepada semua orang.""Kami akan mengekspos perbuatan keji Keluarga Fatah supaya reputasi mereka hancur. Nantinya mereka akan dihujat habis-habisan."Keluarga Fatah sudah terpuruk, jadi semua orang pun mulai menjatuhkan mereka. Yoga mencibir dan menegaskan, "Kalau hasilnya nggak memuaskan, aku akan habisi kalian."Semua awak media langsung mengangguk. Mereka segera memberitakan perbuatan keji Kel
Jika semua musuh itu mengincar Hagi, dia pasti akan celaka. Hagi tertawa terbahak-bahak dan berujar, "Aku cuma bercanda. Mana mungkin orang sehebat Tuan Bimo bisa menjadi saudara kami?"Hagi sengaja meninggikan suaranya saat menambahkan, "Aku nggak punya hubungan dengan Tuan Bimo. Aku bahkan nggak pernah melihatnya ...."Hagi takut di sekitar ada mata-mata musuh Bimo yang mengincarnya. Kamelia menghampiri Yoga dan berkata, "Yoga, belakangan ini kamu sangat sibuk sampai-sampai nggak sempat melaporkan kondisimu kepada kami."Yoga yang merasa bersalah menimpali, "Kak, maaf. Aku ada masalah."Kamelia menanggapi, "Oh. Kalau begitu, kita berbincang dulu. Ayo, ikut kami."Yoga merasa pusing saat melihat seniornya yang tampak cemburu. Selama ini, mereka bersaing karena Yoga. Jika Yoga mengikuti mereka, dia pasti akan dihabisi. Yoga harus menyelamatkan dirinya.Yoga buru-buru berpamitan, "Kak, Dik, aku harus hadiri rapat penting di perusahaan ...."Kamelia menyela, "Guru ketigamu buru-buru data
Beberapa pemuda yang tidak sopan datang dan berkata dengan licik, "Halo cantik, boleh nggak kami undang kalian untuk menari? Tenang saja, kami yang akan traktir kalian malam ini."Yoga merasa lucu. Ketiga wanita ini masing-masing adalah jenderal tangan besi, komando penguasa lautan, dan pemilik Restoran Floran. Semuanya adalah wanita perkasa yang kuat. Beberapa pemuda ini malah mau mengusik mereka, apa bedanya dengan cari mati?Namun tak disangka, beberapa wanita itu malah bersikap manja."Oh ya? Kalian benar-benar bisa traktir kami? Tapi aku nggak bisa nari nih. Kamu nggak keberatan, 'kan? Malam ini aku ingin mabuk apa kamu bisa penuhi keinginanku ini?"Beberapa pemuda itu tertawa semringah. "Nggak masalah sama sekali. Nggak apa-apa kalau nggak bisa nari, aku bisa ajarin kamu.""Mau mabuk ya? Kami akan turuti keinginanmu. Malam ini kita nggak akan pulang sebelum mabuk.""Benar, semua harus mabuk!"Yoga hanya terdiam. Entah apa lagi yang direncanakan beberapa kakak seniornya ini untuk
"Kalau kamu nggak berkelahi demi kami, bukannya sia-sia saja kami datang ke bar ini?"Yoga terdiam. Logika macam apa ini? Entah siapa yang menyusun strategi seaneh ini?Roselia menggoda pria lain lagi, "Ganteng, mau nari nggak .... Adik juniorku ini mungkin akan berkelahi lagi ...."Tidak ada yang berani menanggapinya. Yoga buru-buru mencegah Roselia, "Kak, jangan bercanda lagi. Sebaiknya kita duduk dan minum saja."Baru saja beberapa orang itu duduk, terdengar sebuah suara tamparan yang nyaring, diikuti dengan suara makian. Mereka langsung menoleh ke arah datangnya suara.Tidak jauh dari sana, terlihat seorang wanita berkostum kelinci yang tidak sengaja menumpahkan anggur ke tubuh seorang tamu pria bertubuh gemuk. Pria gemuk itu marah besar, lalu menampar wanita berkostum kelinci tanpa ragu-ragu.Wajah wanita berkostum kelinci itu tampak meninggalkan bekas telapak tangan yang merah. Dia terjatuh di lantai dengan sudut bibir yang meneteskan darah. Pria gemuk itu masih tidak puas dan te
Seiring terdengarnya suara Yoga, mata hijau besar di langit tiba-tiba meledakkan cahaya yang luar biasa terang. Cahaya hijau yang menyilaukan langsung menerangi seluruh langit, lalu menciptakan suasana yang terasa sangat aneh dan menakutkan.Prajna dan yang lainnya terdiam di tempat. Mereka menatap kosong ke arah langit. Ekspresi mereka dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan."Apa yang terjadi? Apakah makhluk ini benar-benar akan menunjukkan kekuatannya?""Ya ampun! Gimana dia bisa memancarkan cahaya sekuat ini? Apa yang sebenarnya terjadi?""Mengerikan, benar-benar terlalu mengerikan! Apa ini berarti wujud aslinya akan segera muncul?"Dalam sekejap, hati mereka semua dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikiran mereka kacau. Semuanya saling bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, Yoga tetap berdiri di tempatnya dengan tenang. Tatapannya dingin dan penuh keyakinan saat memandang ke arah langit.Yoga sudah lama menyadari bahwa mata hijau di atas sana b
Tiba-tiba Yoga berseru demikian. Semua orang makin terkejut. Raut wajah mereka penuh keterkejutan dan keraguan. Di saat genting seperti ini, Yoga menyuruh mereka keluar untuk mengambil Bunga Putih? Bukankah itu sama saja dengan mengirim mereka ke kematian?Dalam sekejap, hati semua orang dipenuhi rasa takut. Wajah mereka menjadi pucat, sementara tubuh mereka gemetar. Tidak ada yang berani maju.Yoga pun mengernyit. Suaranya meningkat dengan nada perintah ketika berseru, "Cepat!" Mendengar itu, wajah semua orang makin menunjukkan ekspresi kebingungan dan dilema.Kemudian, Yoga menambahkan dengan nada dingin, "Makhluk di langit ini urusanku. Kalian jangan jadi pengecut!"Semua orang saling berpandangan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Tentu saja mereka tidak ingin mati. Hanya saja jika Yoga sudah memberikan perintah, mereka tidak berani menolaknya."Ayo kita lakukan bersama! Jangan sampai Bos meremehkan kita!" seru Prajna sambil menggertakkan giginya dengan penuh tekad.Orang-orang
Sungguh kekuatan yang mengejutkan. Salah satu orang bertanya, "Apa ini? Kenapa kelihatannya seperti mata?"Alis Yoga terangkat sedikit. Dia menunjukkan ekspresi terkejut. Benar-benar seperti yang dikatakan Prajna dan yang lainnya, ini terlalu mirip.Prajna dan yang lainnya terlihat sangat cemas. Salah satu dari mereka memanggil Yoga dengan suara pelan, "Bos, cepatlah kembali! Kalau nggak, ini bisa jadi sangat berbahaya!"Mereka sudah mengingatkan sebelumnya agar Yoga tidak muncul di tempat terbuka. Kalau dia terlihat, itu bisa membahayakan nyawanya.Namun, Yoga tetap tidak mendengarkan dan dengan sengaja menampakkan diri. Dia justru membalas dengan tenang, "Nggak apa-apa."Jika ada yang ingin membunuh Yoga, mereka setidaknya harus memiliki kekuatan setara dengan kultivator raja. Mata di langit itu memang membawa aura bahaya, tetapi Yoga tidak merasa itu cukup untuk mengancam dirinya.Melihat sikapnya yang begitu santai, Prajna dan yang lainnya hanya bisa menghela napas dengan perasaan
Boom!Hardi langsung terlempar dan menghantam permukaan tanah dengan keras. Terdapat cekung di antara dada dan perutnya dan memuntahkan darah, lalu terjatuh ke tanah dan tidak bergerak lagi. Dia mati dengan kedua mata yang terbuka dan terlihat penuh dengan penyesalan. Dia merasa dia tidak seharusnya menyinggung pria ini, sehingga dia tidak akan mati."Kamu nggak boleh membunuhku, aku adalah anggota Keluarga Husin. Ini sama saja kamu mencari mati," kata Girbet yang ketakutan sampai kedua kakinya gemetar, lalu terjatuh ke tanah dan terus mundur.Yoga yang berdiri di depan mengamati Girbet dari atas ke bawah dengan tatapan yang meremehkan, lalu berkata dengan tenang, "Aku nggak akan membunuhmu."Mendengar perkataan itu, ekspresi Girbet menjadi ganas dan juga gembira. Sepertinya, pria ini juga takut dengan reputasi Keluarga Husin. Di dunia kultivator kuno ini, tidak ada yang berani melawan keluarganya ini."Huh. Kalau sekarang kamu berlutut di depanku dan minta maaf, aku akan memaafkanmu,"
Pada saat itu, suasana di seluruh tempat itu menjadi sunyi. Mereka semua tercengang dan berdiri dengan diam di tempatnya. Mereka tidak menyangka pria di depannya mereka ini ternyata memiliki kekuatan yang begitu menakutkan. Hanya dengan satu serangan saja, Yoga berhasil membantai orang-orang dari Keluarga Husin.Yoga berdiri dengan gagah di tubuh orang yang sudah mati itu dan mengamati semua orang di depannya dengan tenang. Sementara itu, tubuh yang berada di bawah kakinya sudah menjadi lubang darah karena diinjak. Pemandangan itu terlihat sangat berwibawa dan menakutkan."Kenapa kalian masih berdiri saja? Dia hanya sendirian, mana mungkin bisa mengalahkan begitu banyak orang. Dia hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu, apa haknya sombong di sini?" teriak Girbet dengan marah dan ekspresinya sangat muram.Selama ini, tidak ada orang yang berani melukai orang-orang dari Keluarga Husin. Apalagi Yoga di depan mereka ini hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu."Ser
Saat melihat orang-orang di belakang, mata Prajna dan yang lainnya langsung membelalak. Tatapan mereka terlihat terkejut dan gelisah."Bukankah orang-orang ini ... dari Keluarga Husin?""Gawat, mereka datang secepat ini. Bahkan membawa begitu banyak orang.""Orang itu juga ada, pasti dia yang bilang pada mereka. Kali ini kita sepertinya sudah salah melepaskan orang itu."Semua orang mengeluh dan melampiaskan ketakutan mereka. Mereka merasa tidak ada peluang untuk menang melawan orang-orang dari Keluarga Husin."Bos ...." Semua orang hanya bisa menatap pada Yoga dan menaruh harapan mereka pada kekuatan Yoga. Bagaimanapun juga, mereka semua mengandalkan kekuatan Yoga untuk sampai di sini."Tuan, orang ini yang membunuh orang-orang dari Keluarga Teungku," kata Hardi yang langsung marah saat melihat Yoga dan segera menunjuknya. Ekspresinya yang marah sampai menggertakkan gigi, seolah-olah ingin mengoyak Yoga sampai berkeping-keping."Hehe!" Girbet melirik Yoga dengan sikap yang meremehkan
"Manusia hantu?" Ekspresi Girbet langsung terlihat meremehkan dan penuh dengan kebencian.Orang-orang di belakangnya langsung saling memandang dan mendengus.Bagi empat keluarga besar, manusia hantu ini dianggap sebagai kelompok yang menjijikkan. Siapa pun yang berteman dengan mereka sama saja merendahkan martabatnya sendiri."Huh. Sampah seperti ini juga bisa membunuh orang juga? Jadi, kamu lebih parah daripada sampah ini?" sindir Girbet."Aku ...." Hardi terbata-bata dengan ekspresi yang sangat muram. Bagaimanapun juga, Keluarga Husin adalah tuan dari Keluarga Teungku. Mereka adalah bawahan seumur hidupnya, sehingga Hardi tidak berani membantah."Ayo pergi. Aku kebetulan sedang senggang, nggak ada salahnya melihat-lihat. Memukul anjing juga harus melihat siapa tuannya. Orang itu pasti mati," kata Girbet dengan santai, lalu langsung membawa orang-orangnya untuk mengejar."Orang itu sepertinya belum bermutasi, mungkin baru saja dibuang ke sini. Kalau kamu yang turun tangan, kamu pasti
Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya
"Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser