Daniel berujar dengan geram, "Sialan, kalian juga mengkhianatiku!"Bukan hanya itu, Yoga memandang kapten pengawal. Kemudian, kapten pengawal berkata, "Aku yakin kalian penasaran dengan Desa Jelata. Aku bekerja sebagai kapten pengawal di Desa Jelata selama puluhan tahun."Kapten pengawal berucap, "Selanjutnya, aku akan memperkenalkan Desa Jelata kepada kalian. Silakan lihat ke layar."Layar langsung menunjukkan kapal barang itu. Kapten pengawal menjelaskan, "Ini Desa Jelata. Ini kapal barang yang dirombak menjadi penjara berskala besar di tengah laut""Banyak orang dikurung di dalam, ada musuh Daniel, gelandangan, dan orang-orang yang nggak bersalah. Daniel mengurung mereka seperti binatang dan menjual organ mereka. Sampai sekarang, sudah ribuan orang mati di Desa Jelata," lanjut kapten pengawal.Kapten pengawal meneruskan, "Daniel juga mengurung segerombolan anak muda dan mengambil darah mereka. Dia memberikannya kepada orang kaya agar mereka bisa tetap awet muda dengan melakukan tran
Sebenarnya, Yoga mengendalikan pikiran para penembak runduk itu dengan kekuatannya agar mereka bunuh diri. Bagi kultivator jenderal, mengendalikan pikiran orang biasa sangat mudah.Ekspresi Daniel berubah drastis. Dia berkata, "Yoga, aku terlalu meremehkan kekuatanmu. Tapi, nggak ada gunanya. Biarpun kamu sangat kuat, kamu nggak ada apa-apanya di hadapan dewa pelindung Keluarga Fatah.""Kalau situasinya nggak mendesak, aku nggak akan keluarkan senjata andalanku. Jadi, sekarang aku beri kamu kesempatan sekali lagi. Cepat pergi dan aku nggak akan membuat perhitungan denganmu," lanjut Daniel.Yoga menimpali, "Oke. Tapi, seharusnya kamu kembalikan barang milik Keluarga Sitorus sebelum aku pergi."Daniel berjanji, "Tenang saja. Aku akan kembalikan semua kekayaan Keluarga Sitorus."Yoga membalas, "Yang aku maksud bukan itu."Daniel bertanya, "Jadi, apa?"Yoga menyahut, "Dua ginjal, sepasang mata, dan semua penderitaan yang mereka alami di Desa Jelata."Daniel menanggapi dengan ekspresi garan
Yoga benar-benar bernyali besar. Dia berani melawan Harun. Yoga pasti mati.Sesuai dugaan, Harun langsung murka. Dia berujar, "Semasa hidupku, kamu itu orang pertama yang berani mempermalukanku. Aku salut dengan keberanianmu. Ayo maju, aku mau lihat sehebat apa kemampuanmu sehingga berani melawanku."Selesai bicara, Harun langsung meninju Yoga. Energi tinju yang dahsyat menghantam dada Yoga. Bahkan, sebuah pilar kayu patah karena dihantam energi tinju itu.Sementara itu, Yoga tetap berdiri di tempat. Dia sama sekali tidak menghindar dan membiarkan energi tinju itu menghantam dadanya.Terdengar suara dentuman, lalu energi tinju berubah menjadi angin dan perlahan menghilang. Yoga tetap berdiri di tempat. Hanya bajunya yang tertiup angin, seolah-olah energi tinju tadi hanya angin.Yoga mencibir, lalu menceletuk, "Hanya begini?"Harun adalah kultivator prajurit. Dia termasuk hebat dalam dunia kultivator kuno. Sayangnya, lawan Harun adalah Yoga, seorang kultivator jenderal.Mereka memang ha
Harun berusaha bangkit, lalu menyeka darah di sudut bibirnya. Dia merasa takut melihat Yoga yang perlahan mendekatinya. Harun berpura-pura bersikap tenang saat bertanya, "Nak, apa kita bisa bicara sebentar?"Yoga menjawab, "Nggak."Harun menimpali, "Nak, lebih baik punya banyak teman daripada musuh. Teman bisa memberimu banyak bantuan, sedangkan musuh akan membuat hidupmu banyak hambatan. Apalagi kita berdua sama-sama kuat.""Nggak ada untungnya kalau kita jadi musuh. Biarpun bisa melenyapkan lawan, salah satu dari kita pasti akan terluka parah. Lebih baik kita bekerja sama untuk menaklukkan dunia. Bagaimana?" lanjut Harun.Yoga menanggapi, "Kamu mau bekerja sama denganku? Haha, lucu sekali! Aku bahkan nggak mau menerimamu sebagai bawahanku karena kamu terlalu tua."Harun yang berang membalas, "Kamu ... apa kamu masih nggak mau menyerah?"Yoga membentak, "Jangan bicara omong kosong lagi! Ayo maju!""Oke, aku kabulkan keinginanmu!" sahut Harun. Dia menepuk pusat energinya sehingga energ
Yoga berkata, "Ini tubuhku, cepat kembalikan. Kalau nggak, aku akan menghancurkan jiwamu."Bimo membalas, "Dasar nggak tahu diri. Kamu nggak lihat aku sedang menyerap energinya untuk menguatkan tubuhmu dan menutrisi kesadaranku? Ini namanya sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.""Kamu bukan ingin merebut tubuhku?" tanya Yoga."Jangan sembarangan! Aku harus punya kemampuan itu kalau ingin melakukannya. Kesadaranku sedang lemah. Aku saja kesulitan untuk melindungi diri sendiri. Jiwaku bisa hancur kapan saja. Mana mungkin aku bisa merebut tubuhmu?""Sekarang aku menyerap energinya untuk menutrisi kesadaranku. Tentunya, kamu yang paling diuntungkan dalam hal ini. Sebagian besar energinya diserap oleh tubuhmu. Kamu bakal makin kuat," jelas Bimo.Yoga mencoba merasakannya. Ternyata yang dibilang Bimo benar. Seiring energi Harun memasuki tubuhnya, Yoga bisa merasakan basis kultivasinya makin kokoh dan fisiknya makin kuat.Bimo berujar, "Cepat menyingkir! Pria tua itu sudah memberontak
Di hadapan kematian, jangankan Harun, Bimo sekalipun akan memohon ampun. Keluarga Fatah sungguh tercengang dengan adegan ini.Harun adalah penjaga Keluarga Fatah sekaligus kepercayaan mereka. Bagaimana bisa seseorang seperti Harun berlutut dan memohon ampun seperti ini?Hal ini tidak seharusnya terjadi. Bukankah Harun sering mengajari mereka harus memiliki kemauan yang kuat? Bagaimana dengan dirinya?Yoga melirik Asta dan menegur, "Asta, apa yang kamu lakukan? Kenapa malah bengong? Bukankah sekarang waktunya kamu membalas dendam?"Asta baru tersadar kembali. Dia mengacungkan jempolnya kepada Yoga dan memuji, "Kamu hebat! Kamu orang terhebat yang pernah kutemui!"Kemudian, Asta menghampiri Harun. Dia menendang dan menghajar sambil membentak, "Sialan! Beraninya kamu menindas temanku! Aku akan membalaskan dendamnya!"Harun ingin sekali menangis, tetapi tidak bisa. Bukankah dirinya yang ditindas di sini? Kenapa malah terbalik?Sebenarnya Harun bisa membunuh Asta dengan mudah, tetapi dia ti
Sebuah mobil Hummer berhenti di dalam halaman. Kemudian, seorang pria tua berpakaian rapi dengan rambut yang disisir ke belakang turun dari mobil itu. Dari karismanya, terlihat jelas bahwa orang ini menduduki posisi tinggi.Begitu melihat pria tua itu, Daniel langsung merasa gembira. Penyelamat Keluarga Fatah akhirnya sampai. Dia bergegas melepaskan diri, lalu berlari ke arah pria tua itu dan berseru, "Kakek, untung kamu datang tepat waktu! Tolong aku ...."Pria tua itu menegur, "Untuk apa teriak-teriak? Malu-maluin saja!"Daniel mengadu, "Orang itu ingin mengambil ginjalku. Dia juga mengancam akan membinasakan Keluarga Fatah. Kamu harus membantuku."Pria tua itu berkata, "Tenang saja. Selama ada aku di sini, nggak bakal ada yang bisa macam-macam terhadap Keluarga Fatah."Kemudian, pria tua itu bertanya dengan galak, "Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian? Gimana bisa rahasia Desa Jelata terungkap? Kalau rahasia ini bocor, bukan cuma kalian, tapi aku juga dalam bahaya."Pria tua in
"Hehe. Jangankan puluhan ribu, ratusan ribu sekalipun aku nggak takut. Kalau mereka berani maju, aku akan menghabisi mereka semua," timpal Yoga.Udin memperingatkan dengan tatapan galak, "Bocah, jangan membual. Kamu mungkin nggak menyadari bahaya apa yang akan kamu hadapi sebentar lagi.""Lima ribu tentara khusus yang kubawa bersenjata lengkap. Aku punya ratusan mobil lapis baja dan tank. Semuanya dilengkapi artileri. Puluhan jet tempurku juga membawa 20 bom nuklir. Hanya 1 perintah dariku, Kota Pawana bisa hancur. Kamu dan keluargamu nggak akan bisa kabur. Kamu yakin ingin melawanku?"Yoga sungguh murka. Dia menimpali, "Negara dan rakyat memberimu kuasa supaya kamu menjaga kedamaian Daruna dan menjamin keselamatan rakyat. Kamu malah memanfaatkan kekuasaanmu untuk membalas dendam. Kamu nggak takut publik marah dan mendapat karma?"Udin membentak, "Berhenti bicara omong kosong! Asalkan aku membunuhmu hari ini, nggak bakal ada yang tahu apa yang terjadi. Kuberi kamu waktu 1 menit untuk b
Seiring terdengarnya suara Yoga, mata hijau besar di langit tiba-tiba meledakkan cahaya yang luar biasa terang. Cahaya hijau yang menyilaukan langsung menerangi seluruh langit, lalu menciptakan suasana yang terasa sangat aneh dan menakutkan.Prajna dan yang lainnya terdiam di tempat. Mereka menatap kosong ke arah langit. Ekspresi mereka dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan."Apa yang terjadi? Apakah makhluk ini benar-benar akan menunjukkan kekuatannya?""Ya ampun! Gimana dia bisa memancarkan cahaya sekuat ini? Apa yang sebenarnya terjadi?""Mengerikan, benar-benar terlalu mengerikan! Apa ini berarti wujud aslinya akan segera muncul?"Dalam sekejap, hati mereka semua dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikiran mereka kacau. Semuanya saling bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, Yoga tetap berdiri di tempatnya dengan tenang. Tatapannya dingin dan penuh keyakinan saat memandang ke arah langit.Yoga sudah lama menyadari bahwa mata hijau di atas sana b
Tiba-tiba Yoga berseru demikian. Semua orang makin terkejut. Raut wajah mereka penuh keterkejutan dan keraguan. Di saat genting seperti ini, Yoga menyuruh mereka keluar untuk mengambil Bunga Putih? Bukankah itu sama saja dengan mengirim mereka ke kematian?Dalam sekejap, hati semua orang dipenuhi rasa takut. Wajah mereka menjadi pucat, sementara tubuh mereka gemetar. Tidak ada yang berani maju.Yoga pun mengernyit. Suaranya meningkat dengan nada perintah ketika berseru, "Cepat!" Mendengar itu, wajah semua orang makin menunjukkan ekspresi kebingungan dan dilema.Kemudian, Yoga menambahkan dengan nada dingin, "Makhluk di langit ini urusanku. Kalian jangan jadi pengecut!"Semua orang saling berpandangan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Tentu saja mereka tidak ingin mati. Hanya saja jika Yoga sudah memberikan perintah, mereka tidak berani menolaknya."Ayo kita lakukan bersama! Jangan sampai Bos meremehkan kita!" seru Prajna sambil menggertakkan giginya dengan penuh tekad.Orang-orang
Sungguh kekuatan yang mengejutkan. Salah satu orang bertanya, "Apa ini? Kenapa kelihatannya seperti mata?"Alis Yoga terangkat sedikit. Dia menunjukkan ekspresi terkejut. Benar-benar seperti yang dikatakan Prajna dan yang lainnya, ini terlalu mirip.Prajna dan yang lainnya terlihat sangat cemas. Salah satu dari mereka memanggil Yoga dengan suara pelan, "Bos, cepatlah kembali! Kalau nggak, ini bisa jadi sangat berbahaya!"Mereka sudah mengingatkan sebelumnya agar Yoga tidak muncul di tempat terbuka. Kalau dia terlihat, itu bisa membahayakan nyawanya.Namun, Yoga tetap tidak mendengarkan dan dengan sengaja menampakkan diri. Dia justru membalas dengan tenang, "Nggak apa-apa."Jika ada yang ingin membunuh Yoga, mereka setidaknya harus memiliki kekuatan setara dengan kultivator raja. Mata di langit itu memang membawa aura bahaya, tetapi Yoga tidak merasa itu cukup untuk mengancam dirinya.Melihat sikapnya yang begitu santai, Prajna dan yang lainnya hanya bisa menghela napas dengan perasaan
Boom!Hardi langsung terlempar dan menghantam permukaan tanah dengan keras. Terdapat cekung di antara dada dan perutnya dan memuntahkan darah, lalu terjatuh ke tanah dan tidak bergerak lagi. Dia mati dengan kedua mata yang terbuka dan terlihat penuh dengan penyesalan. Dia merasa dia tidak seharusnya menyinggung pria ini, sehingga dia tidak akan mati."Kamu nggak boleh membunuhku, aku adalah anggota Keluarga Husin. Ini sama saja kamu mencari mati," kata Girbet yang ketakutan sampai kedua kakinya gemetar, lalu terjatuh ke tanah dan terus mundur.Yoga yang berdiri di depan mengamati Girbet dari atas ke bawah dengan tatapan yang meremehkan, lalu berkata dengan tenang, "Aku nggak akan membunuhmu."Mendengar perkataan itu, ekspresi Girbet menjadi ganas dan juga gembira. Sepertinya, pria ini juga takut dengan reputasi Keluarga Husin. Di dunia kultivator kuno ini, tidak ada yang berani melawan keluarganya ini."Huh. Kalau sekarang kamu berlutut di depanku dan minta maaf, aku akan memaafkanmu,"
Pada saat itu, suasana di seluruh tempat itu menjadi sunyi. Mereka semua tercengang dan berdiri dengan diam di tempatnya. Mereka tidak menyangka pria di depannya mereka ini ternyata memiliki kekuatan yang begitu menakutkan. Hanya dengan satu serangan saja, Yoga berhasil membantai orang-orang dari Keluarga Husin.Yoga berdiri dengan gagah di tubuh orang yang sudah mati itu dan mengamati semua orang di depannya dengan tenang. Sementara itu, tubuh yang berada di bawah kakinya sudah menjadi lubang darah karena diinjak. Pemandangan itu terlihat sangat berwibawa dan menakutkan."Kenapa kalian masih berdiri saja? Dia hanya sendirian, mana mungkin bisa mengalahkan begitu banyak orang. Dia hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu, apa haknya sombong di sini?" teriak Girbet dengan marah dan ekspresinya sangat muram.Selama ini, tidak ada orang yang berani melukai orang-orang dari Keluarga Husin. Apalagi Yoga di depan mereka ini hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu."Ser
Saat melihat orang-orang di belakang, mata Prajna dan yang lainnya langsung membelalak. Tatapan mereka terlihat terkejut dan gelisah."Bukankah orang-orang ini ... dari Keluarga Husin?""Gawat, mereka datang secepat ini. Bahkan membawa begitu banyak orang.""Orang itu juga ada, pasti dia yang bilang pada mereka. Kali ini kita sepertinya sudah salah melepaskan orang itu."Semua orang mengeluh dan melampiaskan ketakutan mereka. Mereka merasa tidak ada peluang untuk menang melawan orang-orang dari Keluarga Husin."Bos ...." Semua orang hanya bisa menatap pada Yoga dan menaruh harapan mereka pada kekuatan Yoga. Bagaimanapun juga, mereka semua mengandalkan kekuatan Yoga untuk sampai di sini."Tuan, orang ini yang membunuh orang-orang dari Keluarga Teungku," kata Hardi yang langsung marah saat melihat Yoga dan segera menunjuknya. Ekspresinya yang marah sampai menggertakkan gigi, seolah-olah ingin mengoyak Yoga sampai berkeping-keping."Hehe!" Girbet melirik Yoga dengan sikap yang meremehkan
"Manusia hantu?" Ekspresi Girbet langsung terlihat meremehkan dan penuh dengan kebencian.Orang-orang di belakangnya langsung saling memandang dan mendengus.Bagi empat keluarga besar, manusia hantu ini dianggap sebagai kelompok yang menjijikkan. Siapa pun yang berteman dengan mereka sama saja merendahkan martabatnya sendiri."Huh. Sampah seperti ini juga bisa membunuh orang juga? Jadi, kamu lebih parah daripada sampah ini?" sindir Girbet."Aku ...." Hardi terbata-bata dengan ekspresi yang sangat muram. Bagaimanapun juga, Keluarga Husin adalah tuan dari Keluarga Teungku. Mereka adalah bawahan seumur hidupnya, sehingga Hardi tidak berani membantah."Ayo pergi. Aku kebetulan sedang senggang, nggak ada salahnya melihat-lihat. Memukul anjing juga harus melihat siapa tuannya. Orang itu pasti mati," kata Girbet dengan santai, lalu langsung membawa orang-orangnya untuk mengejar."Orang itu sepertinya belum bermutasi, mungkin baru saja dibuang ke sini. Kalau kamu yang turun tangan, kamu pasti
Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya
"Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser