Yoga benar-benar bernyali besar. Dia berani melawan Harun. Yoga pasti mati.Sesuai dugaan, Harun langsung murka. Dia berujar, "Semasa hidupku, kamu itu orang pertama yang berani mempermalukanku. Aku salut dengan keberanianmu. Ayo maju, aku mau lihat sehebat apa kemampuanmu sehingga berani melawanku."Selesai bicara, Harun langsung meninju Yoga. Energi tinju yang dahsyat menghantam dada Yoga. Bahkan, sebuah pilar kayu patah karena dihantam energi tinju itu.Sementara itu, Yoga tetap berdiri di tempat. Dia sama sekali tidak menghindar dan membiarkan energi tinju itu menghantam dadanya.Terdengar suara dentuman, lalu energi tinju berubah menjadi angin dan perlahan menghilang. Yoga tetap berdiri di tempat. Hanya bajunya yang tertiup angin, seolah-olah energi tinju tadi hanya angin.Yoga mencibir, lalu menceletuk, "Hanya begini?"Harun adalah kultivator prajurit. Dia termasuk hebat dalam dunia kultivator kuno. Sayangnya, lawan Harun adalah Yoga, seorang kultivator jenderal.Mereka memang ha
Harun berusaha bangkit, lalu menyeka darah di sudut bibirnya. Dia merasa takut melihat Yoga yang perlahan mendekatinya. Harun berpura-pura bersikap tenang saat bertanya, "Nak, apa kita bisa bicara sebentar?"Yoga menjawab, "Nggak."Harun menimpali, "Nak, lebih baik punya banyak teman daripada musuh. Teman bisa memberimu banyak bantuan, sedangkan musuh akan membuat hidupmu banyak hambatan. Apalagi kita berdua sama-sama kuat.""Nggak ada untungnya kalau kita jadi musuh. Biarpun bisa melenyapkan lawan, salah satu dari kita pasti akan terluka parah. Lebih baik kita bekerja sama untuk menaklukkan dunia. Bagaimana?" lanjut Harun.Yoga menanggapi, "Kamu mau bekerja sama denganku? Haha, lucu sekali! Aku bahkan nggak mau menerimamu sebagai bawahanku karena kamu terlalu tua."Harun yang berang membalas, "Kamu ... apa kamu masih nggak mau menyerah?"Yoga membentak, "Jangan bicara omong kosong lagi! Ayo maju!""Oke, aku kabulkan keinginanmu!" sahut Harun. Dia menepuk pusat energinya sehingga energ
Yoga berkata, "Ini tubuhku, cepat kembalikan. Kalau nggak, aku akan menghancurkan jiwamu."Bimo membalas, "Dasar nggak tahu diri. Kamu nggak lihat aku sedang menyerap energinya untuk menguatkan tubuhmu dan menutrisi kesadaranku? Ini namanya sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.""Kamu bukan ingin merebut tubuhku?" tanya Yoga."Jangan sembarangan! Aku harus punya kemampuan itu kalau ingin melakukannya. Kesadaranku sedang lemah. Aku saja kesulitan untuk melindungi diri sendiri. Jiwaku bisa hancur kapan saja. Mana mungkin aku bisa merebut tubuhmu?""Sekarang aku menyerap energinya untuk menutrisi kesadaranku. Tentunya, kamu yang paling diuntungkan dalam hal ini. Sebagian besar energinya diserap oleh tubuhmu. Kamu bakal makin kuat," jelas Bimo.Yoga mencoba merasakannya. Ternyata yang dibilang Bimo benar. Seiring energi Harun memasuki tubuhnya, Yoga bisa merasakan basis kultivasinya makin kokoh dan fisiknya makin kuat.Bimo berujar, "Cepat menyingkir! Pria tua itu sudah memberontak
Di hadapan kematian, jangankan Harun, Bimo sekalipun akan memohon ampun. Keluarga Fatah sungguh tercengang dengan adegan ini.Harun adalah penjaga Keluarga Fatah sekaligus kepercayaan mereka. Bagaimana bisa seseorang seperti Harun berlutut dan memohon ampun seperti ini?Hal ini tidak seharusnya terjadi. Bukankah Harun sering mengajari mereka harus memiliki kemauan yang kuat? Bagaimana dengan dirinya?Yoga melirik Asta dan menegur, "Asta, apa yang kamu lakukan? Kenapa malah bengong? Bukankah sekarang waktunya kamu membalas dendam?"Asta baru tersadar kembali. Dia mengacungkan jempolnya kepada Yoga dan memuji, "Kamu hebat! Kamu orang terhebat yang pernah kutemui!"Kemudian, Asta menghampiri Harun. Dia menendang dan menghajar sambil membentak, "Sialan! Beraninya kamu menindas temanku! Aku akan membalaskan dendamnya!"Harun ingin sekali menangis, tetapi tidak bisa. Bukankah dirinya yang ditindas di sini? Kenapa malah terbalik?Sebenarnya Harun bisa membunuh Asta dengan mudah, tetapi dia ti
Sebuah mobil Hummer berhenti di dalam halaman. Kemudian, seorang pria tua berpakaian rapi dengan rambut yang disisir ke belakang turun dari mobil itu. Dari karismanya, terlihat jelas bahwa orang ini menduduki posisi tinggi.Begitu melihat pria tua itu, Daniel langsung merasa gembira. Penyelamat Keluarga Fatah akhirnya sampai. Dia bergegas melepaskan diri, lalu berlari ke arah pria tua itu dan berseru, "Kakek, untung kamu datang tepat waktu! Tolong aku ...."Pria tua itu menegur, "Untuk apa teriak-teriak? Malu-maluin saja!"Daniel mengadu, "Orang itu ingin mengambil ginjalku. Dia juga mengancam akan membinasakan Keluarga Fatah. Kamu harus membantuku."Pria tua itu berkata, "Tenang saja. Selama ada aku di sini, nggak bakal ada yang bisa macam-macam terhadap Keluarga Fatah."Kemudian, pria tua itu bertanya dengan galak, "Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian? Gimana bisa rahasia Desa Jelata terungkap? Kalau rahasia ini bocor, bukan cuma kalian, tapi aku juga dalam bahaya."Pria tua in
"Hehe. Jangankan puluhan ribu, ratusan ribu sekalipun aku nggak takut. Kalau mereka berani maju, aku akan menghabisi mereka semua," timpal Yoga.Udin memperingatkan dengan tatapan galak, "Bocah, jangan membual. Kamu mungkin nggak menyadari bahaya apa yang akan kamu hadapi sebentar lagi.""Lima ribu tentara khusus yang kubawa bersenjata lengkap. Aku punya ratusan mobil lapis baja dan tank. Semuanya dilengkapi artileri. Puluhan jet tempurku juga membawa 20 bom nuklir. Hanya 1 perintah dariku, Kota Pawana bisa hancur. Kamu dan keluargamu nggak akan bisa kabur. Kamu yakin ingin melawanku?"Yoga sungguh murka. Dia menimpali, "Negara dan rakyat memberimu kuasa supaya kamu menjaga kedamaian Daruna dan menjamin keselamatan rakyat. Kamu malah memanfaatkan kekuasaanmu untuk membalas dendam. Kamu nggak takut publik marah dan mendapat karma?"Udin membentak, "Berhenti bicara omong kosong! Asalkan aku membunuhmu hari ini, nggak bakal ada yang tahu apa yang terjadi. Kuberi kamu waktu 1 menit untuk b
Kamal melambaikan tangan dan membantah, "Kamu berpikir terlalu jauh. Yoga masih muda. Gimana mungkin dia bisa menjadi Bimo? Mana mungkin bocah itu pantas dibandingkan dengan Bimo?"Dirga menghela napas dan berkata, "Tapi, masa semua ini cuma kebetulan? Semua ini nggak masuk akal lho! Setelah bertemu dengannya, aku pasti akan menginterogasinya!"Di sisi lain, Hagi memberi perintah, "Maju terus! Kerahkan seluruh tenaga kalian! Kalau sampai terlambat dan terjadi sesuatu padanya, aku nggak akan mengampuni kalian semua!"Raja Naga berkata, "Ternyata Master masih hidup. Kemungkinan besar, yang membantu kita di Aula Digdaya adalah Master!""Huh! Sebaiknya Yoga nggak jatuh di tanganku atau aku akan memberinya pelajaran!" maki Hagi."Kamu punya dendam apa dengan Yoga? Kenapa kamu begitu membencinya?" tanya Raja Naga.Hagi bertanya balik, "Kamu sudah lupa dia menyuruh kita memanggilnya kakek waktu itu? Dia juga bilang kita harus memanggil yang bermarga Kusuma dengan sebutan kakek!""Dasar nggak
Dirga mengangguk dingin sebagai bentuk balasan dari sapaan Udin. Udin bertanya dengan agak canggung, "Pak Dirga, kenapa kalian tiba-tiba kemari?""Kami mau mencari cucu menantu kami," jawab Dirga dan Kamal secara serempak.Udin pun kebingungan. Dia bertanya lagi, "Siapa cucu menantu kalian?"Udin awalnya mengira ada keturunan Keluarga Fatah yang berpacaran dengan cucu Dirga dan Kamal. Jika benar seperti itu, dia akan diuntungkan.Dirga tidak langsung menanggapi pertanyaan Udin. Mereka langsung mengelilingi Dirga untuk menegurnya."Dasar bocah berengsek! Rupanya kamu masih hidup! Kenapa nggak kabari kami?""Apa kamu tahu betapa kami mencemaskanmu?""Gara-gara kamu, kami sampai pergi ke Jepana. Perang besar hampir terjadi!""Kalau bukan karena cucu perempuanku, aku pasti sudah memberimu pelajaran besar!"Para orang tua itu terdengar menyalahkan Yoga, tetapi sesungguhnya peduli padanya.Suasana sontak menjadi heboh. Orang-orang ini berdiri di puncak kekuasaan, tetapi mereka malah mengkhaw
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D