Yoga melanjutkan, "Biar kuberi tahu, sebenarnya aku adalah Raja Agoy yang Perkasa. Daniel sama sekali bukan tandinganku."Raja Agoy yang Perkasa! Ketiga orang itu menatap Yoga dengan mata berbinar-binar, lalu serempak tertawa terbahak-bahak. Itu adalah tawa penuh kegembiraan. Mereka sepenuhnya percaya pada Yoga.Bastian tertawa sebelum berujar, "Haha. Bocah, sejak dulu aku sudah menaruh harapan padamu. Kamu benaran nggak mengecewakanku.""Raja Agoy yang Perkasa! Di seluruh dunia ini, cuma kamu yang pantas menyandang gelar Raja Agoy yang Perkasa. Aku nggak sia-sia menyayangimu. Hahaha!" ujar Bastian yang sangat emosional. Dia bahkan muntah darah setelah tertawa sejenak.Yoga segera memberikan mereka Pil Penguat Tubuh, lalu menjelaskan, "Cepat minum Pil Penguat Tubuh, ini bisa bantu menjaga energi kalian. Tenang saja, apa pun yang telah mereka ambil dari kalian, termasuk mata dan ginjal, aku pasti akan mengambilnya kembali."Setelah meminum Pil Penguat Tubuh, ekspresi ketiga orang itu te
Yoga sebenarnya tidak berniat untuk membunuh Jonson karena dia masih membutuhkannya. Itu sebabnya, dia menghilangkan tekanan yang sebelumnya dia berikan.Jonson langsung berlutut sambil memohon, "Makasih Tuan Bimo atas kemurahan hatimu karena nggak membunuhku. Aku bersumpah akan mengabdi padamu seumur hidup, kalaupun itu berarti harus mati."Malaikat Maut hanya bisa tersenyum pahit. Pria ini bisa-bisanya masih ingin hidup? Dia sama sekali tidak punya kesadaran diri.Kemudian, Yoga berkata, "Kalau kalian berani mengungkapkan identitas asliku sebagai Tuan Bimo, aku akan membantai seluruh keluarga kalian.""Kami mengerti!" Semua orang langsung mengangguk tanpa henti.Yoga menggendong dua kakak Asta seraya berujar, "Paman, Kak Ariv, Kak Andre, aku akan bawa kalian keluar sekarang.""Oke!" jawab ketiga orang itu. Asta juga segera menggendong ayahnya. Mereka segera mencapai dek kapal.Para penjaga di dek terkejut melihat Asta keluar bersama keluarganya. Mereka langsung bersiap untuk menyeran
Aron memandang Yoga dengan ketakutan. Dia bertanya, "Kamu ... kamu mau apa? Aku peringatkan, jangan macam-macam ...."Yoga langsung meraih tangan Aron dan memeriksa denyut nadinya. Setelah itu, dia memberi tahu, "Jadi, hatimu yang rusak? Kalau begitu, hatimu ini nggak ada gunanya lagi."Usai berkata demikian, Yoga meninju tubuh Aron dengan cepat dan mencabut hatinya. Di depan Aron, Yoga menghancurkan hati itu hingga hancur berkeping-keping.Melihat hatinya sendiri dihancurkan, Aron langsung kehilangan akal. Dia sontak memaki, "Aaarghh! Dasar bajingan! Kamu cari mati! Raja Agoy yang Perkasa, aku nggak akan pernah memaafkanmu! Aaaaargh!"Bastian tiba-tiba berucap sambil mengernyit, "Suara ini terdengar sangat familier. Kamu ... yang curi mataku, 'kan?"Yoga pun menatap Aron dengan tajam sambil bertanya, "Apa? Kamu yang curi mata Paman?"Mulut Aron sudah penuh darah, tetapi dia masih bisa tertawa terbahak-bahak. Dia merespons, "Paman? Hahaha. Jadi, dia ini pamanmu. Ya, aku memang mencuri
Tepuk tangan yang meriah dan musik yang megah mengiringi Daniel saat dia melangkah naik ke panggung. Dilengkapi dengan sorotan lampu, itu membuatnya makin bersinar. Semua mata tertuju padanya. Saat ini, Daniel terlihat begitu berwibawa.Setelah mengambil mikrofon, Daniel berujar sambil tersenyum, "Sungguh suatu kehormatan bagiku bisa mengundang kalian semua untuk menghadiri pesta ulang tahunku. Aku benar-benar merasa terhormat."Daniel melanjutkan, "Hari ini, acara utama dari pesta ulang tahun ini adalah lelang amal. Aku dengan sungguh-sungguh berjanji bahwa semua hasil lelang hari ini akan kusumbangkan sepenuhnya untuk mendukung pendidikan di pedesaan.""Baiklah, nggak usah banyak bicara lagi. Mari kita mulai saja lelang amalnya," ujar Daniel. Tepuk tangan bergemuruh kembali terdengar.Semua orang memandang Daniel dengan penuh kekaguman dan hormat. Kemampuan yang luar biasa, sikap yang santun, serta hati yang penuh kebaikan, inilah sosok pria idaman mereka.Pranaja juga melihat putran
Daniel mencoba menenangkan diri. Dia berjalan dengan tegas menuju Yoga dan Asta, lalu berujar, "Sepertinya aku nggak mengundang kalian. Apa yang kalian lakukan di sini?"Yoga menjawab, "Hari ini adalah ulang tahunmu. Dulu kita dikenal sebagai Tiga Pemuda Top Provinsi Sadali, jadi mana mungkin kami nggak datang?""Peti mati itu adalah hadiah ulang tahunmu. Kudengar, kamu mengadakan lelang amal. Kami datang untuk ikut serta dalam lelang itu," jelas Yoga."Kalian terlambat, lelang sudah selesai. Silakan pergi," balas Daniel.Yoga merespons, "Barang paling berharga belum dilelang, mana boleh lelang sudah selesai?"Daniel bertanya dengan bingung, "Barang paling berharga? Apa itu?"Yoga menatap perutnya sembari berkata, "Dua ginjalmu."Daniel akhirnya kehilangan kesabaran. Dia memaki, "Dasar bajingan! Yoga, Asta, kalian datang ke sini cuma buat cari masalah, 'kan?"Yoga menatapnya dengan tatapan merendahkan seraya menimpali, "Dasar bodoh! Itu sudah jelas. Tentu saja kami datang untuk mencari
Bukannya pemeran utama pria di dalam video adalah Daniel? Adegan di video tampak intens. Sebelum semua orang melihatnya dengan saksama, video sudah dimatikan.Gambaran di layar menunjukkan masih ada ribuan video serupa. Selain video Daniel yang berhubungan intim dengan sekelompok wanita, ada juga video Daniel yang melakukannya dengan sekelompok pria.Bahkan, ada video Daniel menodai mahasiswi. Semua orang berkomentar."Astaga! Padahal Pak Daniel kelihatan elegan, ternyata kehidupan pribadinya begitu liar.""Pak Daniel benar-benar kuat. Orang biasa nggak mungkin bisa tahan melakukan aktivitas fisik yang begitu berat.""Apa kalian nggak lihat adegan video ini direkam di rumah sakit? Apa semua pemeran wanita dalam video itu suster?""Sialan, memang benar! Pantas saja, rumah sakit ini nggak ditutup Pak Daniel meski nggak menghasilkan uang. Ternyata, ini harem Pak Daniel.""Yang paling mengejutkan itu Pak Daniel menodai banyak mahasiswi. Ini pelanggaran hukum.""Setelah kabar ini tersebar,
Daniel berujar dengan geram, "Sialan, kalian juga mengkhianatiku!"Bukan hanya itu, Yoga memandang kapten pengawal. Kemudian, kapten pengawal berkata, "Aku yakin kalian penasaran dengan Desa Jelata. Aku bekerja sebagai kapten pengawal di Desa Jelata selama puluhan tahun."Kapten pengawal berucap, "Selanjutnya, aku akan memperkenalkan Desa Jelata kepada kalian. Silakan lihat ke layar."Layar langsung menunjukkan kapal barang itu. Kapten pengawal menjelaskan, "Ini Desa Jelata. Ini kapal barang yang dirombak menjadi penjara berskala besar di tengah laut""Banyak orang dikurung di dalam, ada musuh Daniel, gelandangan, dan orang-orang yang nggak bersalah. Daniel mengurung mereka seperti binatang dan menjual organ mereka. Sampai sekarang, sudah ribuan orang mati di Desa Jelata," lanjut kapten pengawal.Kapten pengawal meneruskan, "Daniel juga mengurung segerombolan anak muda dan mengambil darah mereka. Dia memberikannya kepada orang kaya agar mereka bisa tetap awet muda dengan melakukan tran
Sebenarnya, Yoga mengendalikan pikiran para penembak runduk itu dengan kekuatannya agar mereka bunuh diri. Bagi kultivator jenderal, mengendalikan pikiran orang biasa sangat mudah.Ekspresi Daniel berubah drastis. Dia berkata, "Yoga, aku terlalu meremehkan kekuatanmu. Tapi, nggak ada gunanya. Biarpun kamu sangat kuat, kamu nggak ada apa-apanya di hadapan dewa pelindung Keluarga Fatah.""Kalau situasinya nggak mendesak, aku nggak akan keluarkan senjata andalanku. Jadi, sekarang aku beri kamu kesempatan sekali lagi. Cepat pergi dan aku nggak akan membuat perhitungan denganmu," lanjut Daniel.Yoga menimpali, "Oke. Tapi, seharusnya kamu kembalikan barang milik Keluarga Sitorus sebelum aku pergi."Daniel berjanji, "Tenang saja. Aku akan kembalikan semua kekayaan Keluarga Sitorus."Yoga membalas, "Yang aku maksud bukan itu."Daniel bertanya, "Jadi, apa?"Yoga menyahut, "Dua ginjal, sepasang mata, dan semua penderitaan yang mereka alami di Desa Jelata."Daniel menanggapi dengan ekspresi garan
Bukankah Yoga hanya memiliki kekuatan seorang kultivator prajurit? Tidak mungkin, ini pasti tidak mungkin.Saat ini, Yoga kembali mendekat dan menatap Farel dengan ekspresi yang datar.Hanya dengan gerakan kecil ini saja, Farel langsung terkejut hingga tubuhnya bergetar dan mundur beberapa langkah. Perasaan ketakutan ini membuat ekspresinya menjadi makin muram dan menggertakkan giginya dengan kuat. Dia berpikir dia tidak boleh seperti ini karena dia bukan kultivator prajurit lagi, melainkan seorang kultivator jenderal. Mengapa dia harus takut pada Yoga?Saat terus meyakinkan dirinya, emosi Farel makin meningkat dan amarah di hatinya makin membara. "Kamu hanya mengandalkan ada harta karun saja. Kalau nggak, kamu pasti bukan tandinganku."Setelah mengatakan itu, Farel pun tidak menahan dirinya lagi. Energi yang sangat kuat di seluruh tubuhnya langsung menyembur keluar dan menerjang depan sampai pakaiannya pun berkibar."Kecuekan manusia adalah hal yang paling konyol dan juga penyebab keg
"Seharunya nggak ada masalah, perasaanmu pasti salah. Pasti begitu," kata Sutrisno dengan tatapan penuh ketakutan dan menatap lorong yang dalam itu dengan bengong. Dia juga tidak percaya bisa terjadi perubahan yang begitu mengerikan. Bagaimana bisa Farel itu mencapai kultivator jenderal?Mata Winola bergetar dan ekspresinya terlihat panik. Dia tidak bisa menahan diri lagi, sehingga segera berbalik dan pergi."Kamu mau ke mana?" tanya Sutrisno yang terkejut dan segera menahan Winola agar tidak pergi."Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku harus pergi mencari dia, harus sekarang juga," kata Winola yang merasa gelisah dan cemas hingga memberontak dengan panik. Dia tidak bisa menerima fakta dia harus bersembunyi, sedangkan Yoga harus menghadapi risiko sendirian. Saat itu, hatinya benar-benar merasa kacau."Kamu gila ya? Kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Apa ada gunanya kamu pergi ke sana? Itu adalah kekuatan kultivator jenderal, kamu hanya akan mati dan menjadi beban Yoga," teriak Sutrisno
Sutrisno dan Winola langsung menganggukkan kepala, lalu segera berlari ke ruang makam di depan.Tanpa adanya beban yang mengganggu, pandangan Yoga perlahan-lahan beralih ke arah Farel. Kali ini, tempat ini akan menjadi tempat untuk mengakhiri dendam antara dia dan Farel."Serang!" teriak Yoga sambil mengentakkan kakinya dan langsung menyerang. Aura yang tajam di sekitar pun menghantam tubuhnya, tetapi hanya pakaiannya yang koyak-koyak. Sementara itu, tubuhnya sendiri tetap seperti semula, tidak terluka sedikit pun."Apa-apaan ini? Kamu pakai senjata ajaib tingkat jumantara sebagai pelindung?" tanya Farel yang langsung terkejut. Selain itu, dia tidak bisa memikirkan alasan lain. Bagaimana mungkin serangannya yang begitu kuat malah tidak melukai Yoga sedikit pun?"Huh! Untuk apa aku pakai benda seperti itu?" kata Yoga dengan cuek. Kekuatan fisiknya sudah mencapai tingkat yang tidak bisa dipahami oleh orang biasa. Bagaimana mungkin kekuatan seorang kultivator jenderal bisa menyakitinya?
"Apa hebatnya kultivator prajurit itu? Tapi, kamu nggak perlu tahu soal itu, kamu hanya perlu tahu kamu akan mati di sini," kata Yoga dengan aura membunuh yang menyebar dan perlahan-lahan mendekati Farel dengan langkah yang sangat berat."Kamu berani membunuhku?" teriak Farel dengan marah dan mata yang membelalak."Kenapa kalau aku membunuhmu?" kata Yoga dengan senyuman yang menyindir."Ibumu pun nggak berani menyentuhku, kamu malah berani membunuhku? Kalau dia tahu, kamu pasti akan menerima akibatnya. Apalagi kalau Keluarga Husin yang tahu masalah ini, ibumu akan mendapat masalah," ancam Farel dengan segera. Seperti sebelumnya, Yoga sebenarnya bisa membunuhnya. Namun, Ayu menghentikannya, sehingga Yoga tidak bisa bergerak.Namun, Yoga tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia menunjuk pada Sutrisno dan berkata sambil tersenyum, "Keluarga Salim yang merupakan salah satu dari empat keluarga besar di dunia kultivator kuno pun kamu berani membunuh. Bukankah tadi kamu sendiri yang mengatakan a
Yoga menunjuk ke satu arah dan berkata dengan tenang, "Sudah mati. Pergi lihat saja sendiri, sekalian ikut mati di sana.""Apa?"Farel menjadi makin marah karena dia tidak bisa menerima kenyataan itu dan memerintahkan kultivator prajurit lainnya, "Bunuh dia!"Ekspresi kultivator prajurit itu menjadi serius dan merasa sangat tegang. Dia menatap Yoga, tetapi dia tidak bisa melihat dengan jelas kekuatan lawannya itu. Seolah-olah ada lapisan kabut tipis yang menyelimuti sosok Yoga."Kamu nggak mungkin bisa membunuh mereka. Hari ini aku akan melihat sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi," kata kultivator prajurit itu dengan dingin dan langsung menyerang Yoga. Tidak ada yang percaya Yoga memiliki kekuatan untuk melawan seorang kultivator prajurit."Huh!" Yoga tersenyum dingin dan tatapannya terlihat menyindir. Menghadapi serangan lawan, dia tidak menghindar dan hanya berdiri di tempat dengan diam. Seolah-olah, dia sengaja menunggu lawannya menyerang."Matilah!" teriak kultivator prajurit
Farel tersenyum dengan sangat sombong. Dia mengira Sutrisno dan Winola bisa datang ke sini karena melarikan diri. Sementara itu, Yoga sudah ditangkap dan dibunuh dengan kejam oleh tiga kultivator prajurit itu."Farel, aku ini tuan muda Keluarga Salim, kamu cari mati atau ingin membawa bencana bagi Keluarga Husin?" kata Sutrisno dengan nada dingin dan melangkah maju. Bagaimanapun juga, Keluarga Salim adalah keluarga nomor satu di dunia kultivator kuno, sehingga Keluarga Husin tidak bisa menandingi reputasi dan kekuatan mereka. Dia tidak percaya Farel ini berani membunuhnya."Huh! Ini adalah ruang rahasia, kenapa kalau kamu mati? Tempat ini sudah seperti dunia yang terpisah, nggak ada orang yang akan tahu kalau kamu mati. Bukan hanya kamu, Keluarga Bramasta juga begitu. Semuanya harus mati di sini," kata Farel sambil tertawa terbahak-bahak dengan sangat liar. Kata-katanya yang dingin membuat suasana di seluruh makam ini penuh dengan aura membunuh.Ekspresi Sutrisno dan Winola langsung me
"Jangan menahan diri lagi! Selama orang ini nggak mati, kita semua nggak akan tenang!"Sekejap kemudian, ketiga kultivator prajurit itu serentak menyerang Yoga dengan penuh amarah dan kebencian. Wajah mereka memancarkan kemarahan yang meluap-luap. Setiap langkah mereka dipenuhi dengan niat membunuh.Namun, kekuatan Yoga saat ini sudah mencapai puncak kultivator jenderal tahap jumantara. Dia hanya tinggal selangkah lagi untuk menembus ke tingkat kultivator raja, bahkan bisa dibilang satu kakinya sudah berada di sana. Mana mungkin ketiga kultivator prajurit ini bisa menjadi lawannya?Dengan tenang, Yoga mengangkat tinjunya yang memancarkan kilatan petir terang. Listrik memelesat ke segala arah.Hanya dengan satu pukulan, ketiganya langsung terpental keras ke tanah. Kekuatan penghancur yang dahsyat itu membuat mereka muntah darah. Tubuh mereka dipenuhi luka-luka yang begitu mengerikan hingga membuat siapa pun bergidik ngeri.Ketiga kultivator prajurit itu menatap Yoga dengan wajah penuh k
Dalam sekejap, suasana di sekitar mereka menjadi tegang dan mencekam. Udara terasa begitu berat, seperti ditindih sesuatu yang menakutkan.Yoga dan yang lainnya segera menoleh ke arah suara itu dan memandang orang-orang yang baru tiba. Begitu melihat bahwa itu adalah tiga orang kultivator prajurit, mereka langsung mengernyit."Kalian balik lagi?" Yoga dan yang lainnya terkejut. Perlu diketahui, kemunculan sisik hitam sebelumnya yang menyelamatkan mereka dari serangan para kerangka. Fakta bahwa tiga orang ini berhasil sampai di sini pasti berkaitan dengan ledakan besar barusan."Farel di mana? Kenapa dia nggak bareng kalian?" tanya Yoga sambil menatap mereka dengan tenang."Hmph! Membunuhmu cukup dengan kami bertiga. Bersiaplah untuk mati!" ucap salah satu dari mereka dengan dingin sambil langsung menyerang Yoga.Winola dan Sutrisno langsung tertegun. Raut wajah mereka menunjukkan ekspresi kaget. Mereka tidak menyangka, para kultivator prajurit ini begitu tegas dan langsung mengejar mer
Semua orang segera bergerak maju karena ingin melihat apa yang tersembunyi di depan. Pada saat yang sama, mereka menemukan sebuah lubang yang dalam di tanah. Itu tepat di lokasi tempat para kerangka tadi berada."Gawat! Mayat Yoga dan yang lainnya nggak ada!" seru Farel. Dia langsung merasakan bulu kuduknya berdiri, seolah menyadari sesuatu.Ketika yang lain melihat situasi itu, mereka juga merasa ngeri dan heran. Di momen itu juga, mereka semua menyadari bahwa Yoga pasti telah melarikan diri."Mana mungkin? Kenapa mereka nggak mati?""Apakah kerangka-kerangka itu sengaja menghindari Yoga dan yang lainnya?""Sialan! Yoga pasti sudah pergi ke tempat lain. Kita nggak boleh membiarkan dia mendapatkan harta karun itu!"Semua orang mulai panik dan marah. Kalau Yoga berhasil menemukan harta itu, siapa yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?Farel segera memberi perintah sebelum berbalik dan masuk ke dalam lubang, "Kalian kejar Yoga! Aku akan masuk ke dalam lubang ini!"Para kultivator p