Yoga ingin mendorong Winola, tetapi Winola memeluknya dengan makin erat. Yoga bertanya, "Winola, apa maumu?"Winola berkata dengan ekspresi sedih, "Kita punya perjanjian nikah. Selain itu, aku hamil anakmu. Kamu nggak mau mengakui perbuatanmu?"Jika tatapan bisa membunuh, Karina dan Nadya pasti sudah membunuh Yoga sejak tadi. Begitu mendengarnya, ekspresi Yoga tampak murung. Dia membentak, "Jangan bicara omong kosong atau aku akan memberimu pelajaran! Minggir! Jangan sampai aku bertindak lancang!"Winola segera berbisik, "Yoga, kalau kamu bekerja sama dengan aktingku, aku akan memberi tahu informasi tentang ayahmu. Aku yakin informasi ini sangat penting bagimu."Informasi tentang ayahnya? Yoga seketika merasa gugup. Dia bertanya, "Kamu serius?""Aku nggak pernah berbohong," timpal Winola dengan yakin.Ketika Yoga belum membuat keputusan, beberapa pria tiba-tiba mengejar ke arah mereka. Yoga bahkan mengenal pemuda yang memimpin rombongan itu. Itu adalah Sutrisno dari Keluarga Salim.Seb
Pada akhirnya, Sutrisno membawa bawahannya pergi dengan murka. Winola menghela napas lega, tetapi masih belum melepaskan tangannya dari Yoga. Dia berujar, "Suamiku, antar aku ke kamar yuk."Yoga tidak berani menatap Karina ataupun Nadya. Dia memaksakan diri untuk membawa Winola ke kamar tamu di lantai atas.Setelah masuk dan menutup pintu, Winola sontak mendorong Yoga. Dia menggertakkan gigi sambil memaki, "Berengsek! Siapa suruh kamu menyentuh perutku?""Jangan marah-marah dong. Nanti janinmu kenapa-napa," goda Yoga."Tutup mulutmu! Pergi sana! Jangan sampai aku melihatmu lagi!" hardik Winola."Kamu punya wajah cantik, tapi hatimu busuk sekali. Kamu kira aku mau sekamar dengan harimau betina sepertimu? Cepat beri tahu aku informasi tentang ayahku. Setelah itu, aku baru pergi," ucap Yoga."Kamu mengataiku harimau betina?" tanya Winola sambil menggertakkan giginya."Sudah, sudah, anggap aku salah bicara. Cepat beri tahu informasi tentang ayahku," ujar Yoga."Ayahmu belum mati. Dia masih
"Kalau kamu bersikap baik dan menunjukkan nilaimu, aku bisa mempertimbangkanmu bergabung dengan Keluarga Bramasta," ucap Winola.Yoga merasa lucu. "Bergabung dengan Keluarga Bramasta? Kamu nggak malu mengatakan ini? Oh ya, apa pendapatmu tentang kedua wanita di luar tadi?""Sangat cantik," jawab Winola."Mereka bukan cuma cantik, tapi juga kaya. Aku bisa menikahi mereka berdua sekaligus dan nggak perlu bekerja seumur hidup. Aku akan menikmati pelayanan layaknya seorang raja.""Masa aku melepaskan kehidupan bahagia seperti itu dan memilih bergabung dengan keluargamu cuma untuk diinjak-injak? Mungkin aku bisa menerima tawaranmu kalau otakku bermasalah," cela Yoga."Kamu ...." Wajah Winola memerah lagi. Dia berkata, "Mereka cuma manusia biasa yang rendahan. Masa kamu membandingkannya dengan keluarga kultivator kuno yang mulia?"Mulia? Yoga terkekeh-kekeh dan bertanya, "Biar kutanya dulu, apa Tuan Bimo kultivator kuno?""Bukan, dia ahli bela diri di dunia pesilat kuno," sahut Winola."Seta
Yoga sampai tidak tahu harus mengatakan apa. Ternyata semua ibu sama. Mereka ingin semua wanita cantik menjadi menantu mereka.Yoga segera mengalihkan topik pembicaraan. "Ibu, aku punya kabar baik untukmu. Ayah mungkin masih hidup."Ayu tidak terlihat terkejut. Dia bertanya, "Kenapa kamu kelihatan begitu yakin?"Yoga memberi tahu Ayu tentang informasi yang diberikan Winola. Ayu mengangguk sambil berkata, "Sebenarnya aku sudah menebaknya sejak awal.""Oh ya? Gimana kamu bisa tahu Ayah masih hidup?" tanya Yoga dengan heran."Kalau bukan karena dia, kamu rasa kamu bisa menemukanku secepat itu dan menolongku? Kamu bertemu peluang besar dan selamat dari musibah juga mungkin karena pengaturannya," sahut Ayu.Yoga terkesiap. Pantas saja, dia selalu merasa ada kekuatan misterius yang membantunya. Sepertinya memang ayahnya diam-diam mengatur semua ini. Ayahnya mengatur permainan sebesar ini tanpa diketahui oleh siapa pun. Sungguh hebat dan misterius!"Ibu, Ayah mungkin dalam bahaya besar. Aku a
Sorot mata Karina dan Nadya yang sudah membaik sontak dipenuhi niat membunuh lagi. Yoga benar-benar lelah! Lagi-lagi ada wanita yang datang! Bagaimana dia bisa hidup tenang?Wenny termangu melihat tindakan Hilda. Hilda berinisiatif memeluk Yoga? A ... anak ini benar-benar jatuh cinta pada Yoga? Sialan! Apa yang dilakukan Yoga pada sahabatnya ini?Yoga buru-buru menjelaskan, "Semuanya, tolong jangan salah paham. Biar kuperkenalkan dulu. Ini Hilda, ini Wenny. Kami cuma teman biasa. Aku menganggap mereka sebagai adikku.""Benar, kalian jangan salah paham. Aku menganggap Kak Yoga sebagai kakakku," jelas Hilda segera.Yoga tentu merasa lega mendengarnya. Namun, Hilda tiba-tiba berujar, "Omong-omong, aku sudah memikirkan nama untuk anak kita nanti. Kalau anak perempuan, kita namai dia Leah. Kalau anak laki-laki, kita namai dia Gavin. Gimana?"Ini benar-benar gawat! Yoga akan sulit untuk menjelaskannya. Situasi macam apa ini? Kenapa para wanita ini terus menyiksanya?Karina dan Nadya sampai m
Selesai berbicara, kedua wanita itu menatap Yoga lekat-lekat, menunggu jawaban darinya. Yoga sungguh kewalahan sekarang. Ini benar-benar pilihan yang mematikan.Pada akhirnya, Yoga menginjak Asta dan membatin, 'Sahabatku, kamu harus membantuku sekarang. Aku dalam masalah besar!'Asta menyesal karena sudah berjanji akan membantu Yoga. Situasi jauh lebih rumit daripada yang dibayangkannya. Dia awalnya mengira hanya perlu menghadapi 2 wanita, tetapi sekarang ada 4. Bagaimana bisa orang biasa seperti dia mengatasi masalah ini?Saat ini, ponsel Asta tiba-tiba berdering. Asta pun merasa lega. Dia segera bangkit dan berkata, "Aku jawab telepon dulu."Usai mengatakan itu, Asta bergegas pergi, meninggalkan Yoga menikmati medan perang sendirian. Wajah Yoga sungguh masam. Asta sialan! Berani sekali dia!Ketika Yoga masih kewalahan, Asta tiba-tiba kembali dan meraih lengan Yoga. Dia menarik Yoga dan berteriak, "Cepat ikut aku! Terjadi sesuatu pada ibuku!""Apa? Cepat, cepat sedikit!" seru Yoga sam
Yoga berkata, "Bibi, ini aku, Yoga. Beri tahu aku apa yang terjadi. Tenang saja, aku pasti akan memberimu keadilan.""Yoga?" Friska memfokuskan pandangannya, lalu segera mengenali Yoga. Dia meraih tangan Yoga dengan antusiasme sambil berujar, "Yoga, ternyata kamu masih hidup. Kukira kamu meninggal dalam kebakaran waktu itu. Syukurlah! Keluarga Kusuma masih punya keturunan."Friska terharu hingga meneteskan air mata. Dia menggenggam tangan Yoga untuk waktu lama. Dia telah menganggap Yoga sebagai putranya, makanya begitu terharu sekarang.Yoga menenangkan Friska, lalu berkata, "Bibi, beri tahu aku apa yang terjadi. Tenang saja, aku pasti memberimu keadilan.""Nggak ada kok. Aku cuma nggak sengaja terjatuh," sahut Friska sambil mengalihkan pandangannya. Dia tidak ingin memberi tahu kebenarannya kepada mereka."Asta, ayo kita pulang. Kita harus merayakan kepulangan Yoga. Aku akan masak untuk kalian," ujar Friska.Asta melirik Yoga dengan bingung. Dia tidak tahu harus melakukan apa untuk se
Saat berikutnya, kedua perawat itu akhirnya bereaksi kembali. Mereka membentak, "Siapa yang menyuruh kalian masuk? Cepat keluar!"Yoga berkata dengan dingin, "Kalian terluka saat mengurus pasien. Sebagai kerabat pasien, mana mungkin kami nggak menjenguk kalian?""Jangan sok baik. Kami nggak butuh kalian menjenguk kami! Kami mau kalian bayar kompensasi!" hardik kedua perawat itu."Tapi, kalian nggak terluka. Kenapa kami harus membayar?" tanya Yoga dengan tidak acuh."Apa maksudmu? Kamu nggak mau bayar ya? Kalau begitu, beri tahu saja direktur rumah sakit ini!" sahut kedua perawat itu dengan galak."Aku nggak bilang nggak mau bayar. Aku bisa saja membayarnya. Tapi, kalian harus terluka dulu," bantah Yoga.Ketika melihat sorot mata Yoga yang dipenuhi niat membunuh, kedua perawat itu sontak panik."Jangan mendekat! Diam di sana!""Apa maumu? Jangan macam-macam ya!"Yoga telah berdiri di depan mereka. Kedua perawat itu ingin kabur, tetapi tidak bisa bergerak saking takutnya. Mereka hanya bi
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D