Kanaya melirik kedua orang itu, lalu terkekeh-kekeh dan berkata, "Kukira siapa. Ternyata Asta dan Yoga."Ketika melihat wajah Kanaya yang tampak bangga, Asta sontak mengepalkan tangannya. Dulu Kanaya adalah anak yatim piatu. Ayah Asta mengadopsinya karena merasa kasihan padanya. Kanaya hanya anak angkat, tetapi diperlakukan layaknya anak kandung.Semua barang yang dimiliki oleh Asta pasti dimiliki oleh Kanaya juga. Di beberapa aspek, perlakuan yang didapat Kanaya bahkan jauh lebih baik daripada Asta.Setelah Keluarga Sitorus diserang oleh Keluarga Fatah, Kanaya pun mengkhianati mereka dan berdiri di pihak Keluarga Fatah. Parahnya, wanita ini menggugat ayah dan kedua kakak Asta, mengatakan mereka menjadikannya alat pelampiasan hasrat dan memperlakukannya dengan kasar.Semua ini sudah pasti rencana Keluarga Fatah. Seketika, kabar ini tersebar ke seluruh Provinsi Sadali. Ayah dan kedua kakak Asta pun dihujat habis-habisan hingga akhirnya masuk penjara.Di dalam penjara, ayah dan kedua kak
Masalah ini tentu tidak akan berakhir begitu saja. Asta menarik Kanaya yang sekarat ke UGD dan Yoga melepaskan para satpam itu. Sebelum pergi, dia memperingatkan, "Pergi sana! Siapa pun yang berani ikut campur akan kubunuh!"Karena merasakan niat membunuh dari sosok Yoga, orang-orang itu pun ketakutan. Mereka merasa lega dan buru-buru kabur. Apakah pemuda ini bukan manusia? Kenapa tubuh mereka seperti lepas kendali tadi?Setelah memasuki UGD, Kanaya merasakan ancaman besar. Dia segera bersujud kepada Asta sambil memohon, "Kak, aku minta maaf. Aku sudah salah. Aku memang nggak pantas disebut manusia. Ampuni aku. Aku nggak akan mengulanginya lagi."Wajah Asta tampak gusar. Dia membentak, "Kamu sudah membunuh ayah dan kedua kakakku! Kamu kira semua bisa selesai hanya dengan permohonan maafmu? Gimana kalau aku membunuhmu dulu, baru minta maaf padamu?"Kanaya memohon lagi, "Kak, bukan aku yang membunuh mereka. Daniel yang mencari orang untuk mendesak mereka hingga mati di penjara. Ini bukan
Pukulan Asta yang bertubi-tubi saja tidak sesakit ini. Akan tetapi, Kanaya masih bisa menahan rasa sakit ini. Asalkan bertahan dari 5 jarum itu, dia akan memperoleh kebebasan.Yoga menancapkan jarum kedua dan ketiga pada saat bersamaan. Kanaya sontak berteriak histeris saking sakitnya.Begitu kedua jarum itu ditancapkan, rasanya seperti ada aliran lahar yang bergolak di dada Kanaya. Organ dalamnya seperti akan matang! Sakit sekali!Kanaya yang tidak tahan lagi akhirnya berkata dengan lantang, "Aku akan memberi tahu semuanya. Cepat cabut jarumnya dari tubuhku!"Ekspresi Yoga tampak tidak puas. Dia berujar, "Ini baru jarum ketiga. Masih ada 2 jarum. Bertahanlah sebentar lagi. Nanti kamu bisa bebas lho.""Nggak bisa lagi. Sakit sekali. Huhu ...." Kanaya kesakitan hingga berguling-guling di lantai. "Aku akan memberi tahu kalian semuanya ...."Sebelum selesai berbicara, Kanaya sudah kehilangan kesadarannya. Yoga pun memaki dan hendak mencabut ketiga jarum itu dari tubuh Kanaya.Akan tetapi,
Daniel ini sungguh hina!Yoga berkata, "Aku nggak percaya pada omonganmu, kecuali kamu bisa memberiku bukti.""Aku punya buktinya!" Kanaya segera mengeluarkan ponselnya. Ada banyak video yang tersimpan di sana."Supaya merasakan rangsangan yang berbeda, Daniel selalu menyuruhku merekam di samping. Dia menggunakan video ini untuk mengancam para mahasiswi itu. Kalau mereka berani membocorkan masalah ini, dia akan menyebarkan video itu," jelas Kanaya.Yoga melirik sekilas video itu. Bukan hanya ada Daniel dan pasangan ranjangnya, tetapi masih ada orang lain. Yoga langsung merebut ponsel itu. Video ini sudah cukup untuk membuat Daniel dijatuhi hukuman mati.Saat ini, terdengar makian seseorang dari luar. "Asta, beraninya kamu membuat kekacauan di rumah sakit Pak Daniel! Keluar! Akan kuhabisi kamu!"Kanaya segera memberi tahu, "Yang datang adalah pengawal pribadi Daniel, Malaikat Maut. Orang-orang yang kalian utus untuk menjaga Ibu ditangkap oleh mereka. Dia juga yang mengambil ginjal kedua
Malaikat Maut menatap Asta dengan ekspresi mencemooh. "Majulah, biar kulihat sehebat apa kamu. Kudengar kamu jadi kuli sekarang. Pasti tenagamu sangat besar, 'kan? Sayangnya, tenaga besarmu itu nggak ada apa-apanya di mata kami."Kedua pria kekar itu menggulung lengan baju mereka dan memperlihatkan aura terkuat. Mereka bersiap-siap untuk mematahkan tangan dan kaki Asta. Mereka sudah mencapai tingkat kaisar master.Sayangnya, di hadapan Yoga, pesilat dengan tingkatan seperti ini tidak ada bedanya dengan semut. Yoga turut mengerahkan aura dahsyatnya untuk menekan aura kedua pria kekar itu.Seketika, Malaikat Maut merasa dunia mereka seolah-olah akan runtuh. Ada tekanan besar yang menekan mereka, membuat mereka sesak napas dan tidak bisa berkutik.Pada akhirnya, mereka berlutut di lantai. Tulang lutut mereka pun remuk dan terlihat lubang besar di lantai.Kini, mereka sungguh keheranan. Mereka telah berkecimpung di dunia persilatan selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah bertemu ahli be
Begitu merasakan aura ini, Malaikat Maut langsung tercengang. Bimo, sang dewa dunia seni bela diri kuno. Ini aura Bimo yang terkenal itu!Bagaimana Yoga bisa melepaskan aura Bimo? Apakah dia Bimo, orang yang belum lama ini membuat teror di dunia persilatan?Malaikat Maut benar-benar panik. Cecunguk kecil seperti mereka mana sanggup memprovokasi orang sehebat ini?Yoga berkata, "Ini kesempatan terakhir ....""Nggak, nggak mungkin! Tuan Bimo itu petarung dari era seni bela diri kuno. Kamu jelas orang dari dunia modern, kamu nggak mungkin dia!" sela Malaikat Maut."Kalian pernah mendengar tentang pengambilalihan tubuh?" tanya Yoga.Pengambilalihan tubuh! Ya, pasti begitu. Tidak ada penjelasan lain selain itu. Malaikat Maut langsung percaya.Bimo adalah sosok yang mereka puja dan sembah. Tidak ada yang lebih hebat dari kepercayaan absolut di dunia ini. Keduanya seketika tunduk pada Yoga."Tuan Bimo, kami bersedia menjelaskan semuanya," ucap Hitam.Putih pun menimpali, "Mati di tangan Tuan
Untuk menghindari kewaspadaan musuh dan supaya tidak menarik perhatian, Yoga dan Asta berpura-pura menjadi tawanan Malaikat Maut. Kanaya juga diboyong pergi bersama mereka.Kanaya adalah saksi penting. Selain menyingkirkan Daniel, Kanaya juga akan mereka gunakan untuk menghancurkan reputasi pria itu.Yoga dan yang lainnya berkendara selama lima jam. Setelah tiba di pantai, mereka menyewa perahu motor untuk menuju lautan lepas.Sesampainya di lautan lepas, dari kejauhan terlihat sebuah kapal besar tengah mengapung. Bisa dibayangkan seberapa banyak orang yang dikurung di kapal kargo raksasa ini.Tim pengawal di kapal kargo itu segera melihat perahu motor Yoga dan yang lainnya. Si kapten yang bernama Jonson langsung berseru, "Siapa kalian? Kalian dilarang mendekat tanpa izin!"Malaikat Maut berseru balik, "Pak Jonson, ini kami. Kami diperintahkan Pak Daniel untuk mengantar stok buat kalian."Jonson berucap sambil tersenyum, "Ternyata kalian. Sudah lama nggak ketemu. Gimana kualitas stok k
Melihat wajah kecewa para anggotanya, Jonson lantas berkata, "Hitam, Putih, tempat ini jauh dari pengawasan. Pak Daniel nggak akan tahu. Kalian bisa tutup mata sekali ini saja. Rekan-rekanku pasti akan mengingat kebaikan kalian."Malaikat Maut membalas, "Nggak bisa! Nggak ada yang boleh melanggar perintah Pak Daniel. Cepat bawa kami ke sel!""Hitam, Putih, kalian makin lama makin nggak asyik. Kalian sama sekali nggak menghormati rekan-rekanku," ucap Jonson dengan raut kesal.Malaikat Maut hanya bisa tersenyum pahit. Padahal mereka sedang menolong para pengawal yang tolol ini. Yoga adalah Bimo. Jika mereka mengusiknya, siapa yang bisa menjamin Yoga tidak akan membantai seluruh keluarga mereka?"Jangan banyak omong, memangnya kalian berani melanggar perintah Pak Daniel? Cepat antar kami ke sel!" tegur Malaikat Maut.Jonson tidak mendebat Malaikat Maut lebih jauh karena tidak ingin diadukan pada Daniel. Dia berkata, "Ayo jalan. Aku antar kalian ke sel dengan keamanan tinggi."Sel di kapal
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D