"Dasar nggak berguna!" maki Dewa Digdaya dan keempat kepala keluarga itu.Raja Naga dan Hagi tampak suram melihat pasukan mereka gugur. Ini benar-benar gawat. Mereka bukan hanya gagal membalas dendam, bahkan mengorbankan seluruh pasukan. Mereka merasa bersalah kepada Yoga.Dengan ekspresi masam, Dewa Digdaya berkata, "Aku nggak nyangka korban akan begitu banyak. Ternyata musuh cukup hebat juga. Kalian semua pantas mati!""Tapi, aku selalu menghargai bakat para genius. Kalau ada yang bersedia bergabung dengan Aula Digdaya dan tunduk kepadaku, aku bukan hanya akan menjamin keselamatan kalian, tapi juga memberi kalian sumber daya tingkat tinggi. Yang bersedia, silakan berlutut."Tidak ada seorang pun yang berlutut. Semua anggota Sekte Hagisana yang masih bertahan hidup menatap Dewa Digdaya dengan penuh kebencian.Dewa Digdaya menghampiri Naga Hijau dan berujar, "Kalau kamu berlutut, aku akan memberimu senjata ajaib ini."Dewa Digdaya yakin, begitu ada orang yang bersedia berlutut, orang l
Raja Naga dan Hagi yang tadinya berniat meledakkan fondasi mereka seketika mengurungkan niat. Mereka semua sangat penasaran dengan identitas pendatang ini.Di sisi lain, Dewa Digdaya dan keempat kepala keluarga itu merasakan firasat buruk. Indra keenam mereka mengatakan bahwa pendatang ini adalah musuh mereka.Dewa Digdaya mencoba bertanya, "Siapa kamu? Apa tujuanmu kemari?"Dari kemunculannya yang mendadak ini, semua orang yakin bahwa kemampuan pendatang ini tidak biasa. Bahkan, Dewa Digdaya yakin mereka tidak bisa menang sekalipun bekerja sama. Itu sebabnya, dia bersikap sopan.Sosok berpakaian hitam itu tentu adalah Yoga. Yoga menyahut dengan dingin, "Aku datang untuk mengambil kembali barangku.""Oh? Barang apa?" tanya Dewa Digdaya dengan penasaran.Yoga melirik sekilas senjata ajaib di tangan Dewa Digdaya, lalu membalas, "Senjata ajaib yang kalian pegang dan semua sumber daya kultivator kuno. Semua itu milikku."Dewa Digdaya tidak menduga pendatang ini mengincar sumber daya kultiv
Sekalipun Dewa Digdaya merasa takut pada Yoga, amarahnya tetap tersulut karena ucapan ini. Berani sekali orang ini menyuruh mereka bunuh diri. Berani sekali dia meremehkan mereka!Ini adalah penghinaan besar bagi Dewa Digdaya. Hanya saja, dia tidak akan memperburuk situasi sebelum situasi benar-benar terdesak. Bermusuhan dengan ahli bela diri seperti ini hanya akan merugikan diri sendiri.Dewa Digdaya masih harus memimpin pasukannya menyerang Pulau Neraka. Jika kehilangan banyak pasukan, bagaimana bisa dia memenangkan pertempuran?Dewa Digdaya menenangkan diri sebelum berkata, "Karena mereka bawahanmu, gimana kalau aku melepaskan mereka saja?"Menurut Dewa Digdaya, Raja Naga dan lainnya sudah terluka sehingga tidak akan menimbulkan ancaman apa pun untuknya.Yoga terkekeh-kekeh sebelum menyahut, "Kamu mencuri barangku dan melukai orangku, lalu menyuruhku pulang dengan tangan kosong? Kamu nggak merasa ucapanmu ini nggak masuk akal?"Sepertinya tidak ada cara untuk berdamai lagi. Dewa Dig
Yoga menghampiri Dewa Digdaya dan keempat kepala keluarga itu. Dia meledek, "Cuma ini kemampuan kalian? Kalian masih berani berkoar-koar di depanku? Malu-maluin saja. Ayo, beri tahu aku pesan terakhir kalian."Dewa Digdaya tampak berdarah-darah dan ketakutan. Dengan suara bergetar, dia bertanya, "Se ... sebenarnya siapa kamu?"Dewa Digdaya tentu tidak percaya Yoga adalah kakek Raja Naga dan Hagi. Lagi pula, kedua orang itu tidak punya hubungan darah. Mana mungkin punya kakek yang sama? Dewa Digdaya sampai ingin bertanya, apakah kamu masih kekurangan cucu?Yoga menyahut, "Kalau ini pertanyaan terakhirmu, aku bisa menjawabmu."Dewa Digdaya menatap Yoga dengan penuh penantian. Dia sudah tidak sabar untuk mengetahui jawabannya.Saat berikutnya, Yoga mengangkat kelima orang itu dan melompat turun dari gunung. Ketika tiba di kaki gunung, Yoga berkata dengan lantang, "Ingat baik-baik, yang membunuh kalian adalah Yoga!"Selesai berbicara, Yoga melepaskan topengnya dan memperlihatkan wajahnya.
Enak saja menyuruhku diam!Raja Naga agak panik. "Aku cuma menghargai Kakek. Nggak sepantasnya kita yang sebagai cucu ini membicarakan Kakek di belakangnya, 'kan?"Hagi pun merenungkannya sambil mengangguk. "Ada benarnya. Omong-omong, Raja Naga, keluarga Yoga masih terkurung dalam Penjara Jahanam. Kira-kira Kakek bakal setuju nggak kalau kita meminta bantuannya buat menolong mereka?"Raja Naga berpikir sebentar dan berkata, "Kayaknya agak sulit .... Kalau nggak, bilang saja Yoga itu cucu kita. Sebagai kakek buyutnya, nggak mungkin Kakek menolak untuk menolong keluarga cicitnya, 'kan?"Hagi membalas, "Benar, begitu saja."Tidak lama kemudian, Yoga kembali.Hagi dan Raja Naga bergegas menyambutnya dengan semangat. "Kakek, akhirnya Kakek kembali. Dewa Digdaya dan keempat kepala keluarga itu sudah dibereskan?""Ya." Yoga menjawab singkat. Kemudian, dia mengambil lengan Raja Naga yang patah itu dan menyambungkannya kembali. Dia bahkan menyalurkan banyak energi spiritual ke lengan Raja Naga.
"Jadi, kalau ketemu orang bermarga Kusuma lagi, kalian harus memanggilnya 'kakek'. Mengerti?"Hagi langsung mengangguk dengan terburu-buru. "Aku mengerti. Aku akan menganggap semua orang bermarga Kusuma sebagai kakekku kelak."'Hebat kamu, Yoga. Sudah mati pun, posisimu diuntungkan! Sial!'Mendengarnya, Yoga mengangguk dengan puas. "Kalau begitu, aku akan menolong keluarga Kakek Kusuma kamu di Penjara Jahanam sekarang.""Baik! Baik!" Hagi membungkuk dan mengantar kepergian Yoga.Namun, Raja Naga malah mengerutkan alisnya. "Hagi, apa kamu nggak merasa ada yang janggal?"Hagi membalas, "Apanya yang janggal?"Raja Naga menanggapi, "Kayaknya kita belum bilang kalau mereka ditawan di Penjara Jahanam. Kok dia langsung berangkat ke Penjara Jahanam?"Hagi juga tercengang sekarang. "Iya juga. Kok Kakek tahu?"Raja Naga menambahkan lagi, "Selain itu, masa cuma karena dia pernah ditolong sekali oleh orang bermarga Kusuma, dia langsung menganggap semua orang bermarga Kusuma sebagai saudaranya. Bah
"Kalau begitu, aku akan membatalkan peraturan ini hari ini," seru Yoga."Jangan lancang!" Delapan Jahanam marah. "Kami tahu kamu itu kuat, bahkan Dewa Digdaya dan keempat kepala keluarga diri bukanlah tandinganmu. Tapi, sepintar-pintarnya tupai melompat, akan jatuh juga. Kekuatanmu itu bukan apa-apanya di hadapan kami.""Kami sarankan kamu mundur sendiri, daripada cari mati di sini."Yoga menggeleng. "Dasar pembual!"Delapan Jahanam membalas, "Bocah, jangan memaksa kami melakukannya. Ada banyak penjahat dan pendekar kuno yang kuat di Penjara Jahanam ini. Kalau kami melepaskan mereka, sepuluh klona kamu pun akan remuk menjadi debu."Yoga acuh tak acuh. "Cih, cerewet sekali. Kalian tinggal mundur dan membiarkan aku masuk sendiri, atau membuatku menerobos secara paksa. Buat apa banyak omong kosong seperti itu?""Kamu ...." Delapan Jahanam tidak lagi bisa menahan amarah. Setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk melepaskan penjahat dari Penjara Jahanam. Bagaimanapun juga, mereka cuma pet
"Lihat, yang menerjang di depan dengan wajah kacau dan pandangan menyimpang, yang ototnya tegap dan penuh kekuatan binatang buas itu keturunan Setan Pengisap Darah.""Roh hitam yang bersembunyi di sudut, yang tubuh kucingnya dibalut baju ketat dan matanya memancarkan sinar dingin itu keturunan Pesona Malam.""Kalau itu, yang tubuhnya berotot, tangannya memegang Pisau Pengisap Darah itu keturunan Setan Berdarah Dingin ...."Sebentar saja, Bimo sudah melontarkan banyak nama."Leluhur mereka itu pemimpin di wilayahnya masing-masing dan menjadi legenda yang memenangkan banyak pertempuran di berbagai tempat bersamaku. Tapi kenapa keturunannya merosot seperti ini? Mereka ditahan dan dijadikan budak di sini, benar-benar memalukan! Siapa yang mengurung mereka?""Ternyata begitu," komentar Yoga yang mendengarnya. "Kalau begitu, pinjam namamu sebentar, ya."Bimo lantas panik dan membalas, "Apa yang mau kamu lakukan, Bocah?"Yoga mengerahkan seluruh aura tubuhnya dan berseru dengan tegas, "Berlut
Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa
Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel
Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat
Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep
Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk
Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan
Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend
Setelah masuk, Sutrisno menelepon Yoga. Tak lama kemudian, Yoga pun datang.Sutrisno berkata, "Barangnya sudah dipersiapkan semuanya, sekarang hanya tinggal menunggu perintah dari Tuan Bimo."Yoga membalas, "Tuan Bimo bilang tunggu sebentar lagi."Sutrisno bertanya, "Tunggu? Tunggu apa?"Dia berpikir sudah di saat seperti ini, mengapa harus menunggu lagi?Yoga menjawab, "Kamu tunggu saja. Kenapa begitu terburu-buru?"Sutrisno hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia juga tidak tahu apa lagi yang ditunggu Bimo sekarang, bukankah lebih baik langsung bergerak saja? Dengan perasaan yang enggan, dia pun menyampaikan pesan itu pada yang lainnya.Ekspresi semua orang terlihat bingung dan merasa sangat curiga. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang sebenarnya mereka tunggu.Satu jam kemudian, akhirnya ada beberapa orang lagi yang datang.Saat melihat orang yang datang, ekspresi semua orang dari empat keluarga besar terlihat kesal dan tatapan mereka menjadi makin serius.Yang d
Tidak ada satu pun yang boleh bertindak sewenang-wenang. Jika tidak, orang itu akan menerima sanksi dan dibunuh yang lainnya. Inilah alasannya mengapa organisasi Pelindung Kebenaran bisa bertahan selama ribuan tahun."Tuan Jordi, kamu juga nggak tahan lagi dan ingin membunuh orang itu ya?""Jangan ragu lagi. Orang ini sudah bersekongkol dengan Farel untuk mendapatkan harta karun itu, dia sudah mengkhianati kepercayaan dan kita semua.""Segera lakukan perhitungannya sekarang, selidiki masalah ini. Kita pasti bisa segera menemukan kebenarannya."Semua orang mulai mendesak dengan cemas. Mereka tahu betul harta karun itu baru bisa ditemukan jika kebenarannya terungkap."Harta karun Pil Ketenangan Jiwa ini mungkin benar-benar bisa membuat kita jadi lebih kuat dan bisa membunuh Bimo. Tapi, nggak ada tahu harta yang bisa menyatukan dunia ini sebenarnya apa, semuanya hanya bisa terus membahasnya saja. Apa kalian pernah berpikir mungkin saja ini taktik dari empat keluarga besar untuk memecah be