Hanya saja, Kelvin perlahan-lahan menjauhi Yoga setelah insiden Keluarga Kusuma. Yoga pernah meminta pertolongan pada Kelvin, tetapi Kelvin tidak pernah membantunya.Setelah Yoga menikah dengan Karina, perusahaan Karina pernah mengalami sebuah krisis besar. Pada saat itu, Kelvin baru bersedia membantu Yoga setelah Yoga menggadaikan fondasi Keluarga Kusuma yang terakhir kepada Kelvin.Dulu, Yoga mengira Kelvin hanyalah orang yang hanya bisa berbagi suka bersama, tetapi tidak bisa berbagi duka bersama. Setelah menemukan kontaknya di komunikator Rafi, Yoga baru menyadari bahwa masalahnya sepertinya tidak sesederhana itu. Jangan-jangan, Kelvin juga berpartisipasi dalam insiden waktu itu?Tidak peduli apakah Kelvin berpartisipasi dalam insiden itu atau tidak, setidaknya dia tahu bahwa Rafi masih hidup. Namun, Kelvin malah tidak memberi tahu Yoga. Ini adalah bentuk pengkhianatan yang tidak bisa dimaafkan. Yoga harus menyelidiki masalah ini dengan jelas. Selain itu, sudah saatnya Yoga mengamb
Yoga berdesah, lalu berkata, “Ya sudah. Siapa suruh kamu itu bosku. Kali ini, aku akan patuhi perintahmu. Tapi, kalian harus ingat. Kalau kalian berani mengulangi kesalahan yang sama, Grup Magani nggak akan begitu berbaik hati lagi.”Para mitra kerja sama akhirnya merasa lega juga. Mereka menatap Nadya dengan penuh terima kasih. Sementara itu, Nadya malah merasa sangat berterima kasih pada Yoga. Sejujurnya, operasi Grup Magani juga pasti akan bermasalah apabila mereka benar-benar memutuskan hubungan kerja sama dengan seluruh mitra kerja sama ini. Apalagi, mereka baru saja menerima pesanan sebesar 40 triliun dari Raja Agoy yang Perkasa.Jika Yoga memaafkan mereka begitu saja dan setuju untuk lanjut bekerja sama, para mitra kerja sama itu pasti akan mendendam pada Nadya sehingga kerja sama mereka tidak akan bertahan lama. Namun, situasinya akan berbeda apabila Nadya membela mereka. Mereka akan merasa berterima kasih pada Nadya, lalu berusaha melakukan yang terbaik dalam kerja sama merek
“Baik!” Perawat itu buru-buru membuka selimut yang menutupi tubuh pasien.Begitu selimutnya terbuka dan menunjukkan wajah pasien, Yoga langsung tercengang. Pasien itu adalah Karina! Pada saat ini, seluruh wajah Karina berlumuran darah, napasnya juga sangat lemah, sedangkan pupilnya sedikit melebar. Jika bukan karena dadanya masih bergerak, orang-orang pasti curiga dia sudah meninggal.Sialan! Apa yang telah terjadi pada Karina? Kenapa dia bisa terluka separah ini?Yoga hendak langsung turun tangan untuk menyelamatkan Karina. Namun, begitu melihat Hasan sedang memberikan pertolongan pertama pada Karina, dia pun menahan diri untuk tetap diam.Hasan sedang menggunakan “Teknik Pengembalian Jiwa” untuk mengunci secercah vitalitas Karina yang terakhir. Ini adalah cara paling efektif yang bisa dilakukannya saat ini. Jika Yoga sendiri yang bertindak, dia juga akan menggunakan cara yang sama. Daripada menghentikan Hasan dan menimbulkan pertikaian, lebih baik dia mengawasi dari samping.Hasan me
Ardi berjalan ke hadapan Yoga dengan ekspresi kesulitan dan berbisik, “Pak Yoga, biarpun punya dendam dengan pasien ini, kamu juga nggak boleh asal bertindak di depan umum. Haih! Begini saja, kamu kabur saja dulu. Aku akan cari cara untuk menolongmu.”Dapat dipastikan bahwa Ardi mengira Yoga bermusuhan dengan pasien ini dan hendak menyalahkan Hasan atas tindak pembunuhan yang dilakukannya.Yoga melambaikan tangannya dan berkata, “Aku nggak salah kok. Kenapa aku harus kabur?”Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dua orang di depan pintu UGD.“Ada apa ini? Kenapa tempat ini begitu kacau?”“Di mana para satpam? Kenapa mereka nggak keluar untuk menjaga ketertiban?”Yoga menoleh ke arah datangnya suara dan menyadari bahwa kedua orang itu adalah kenalannya, yaitu Hendra dan Lukman Pangestu. Yoga pernah menolong kedua orang ini.Pada uji klinis di Grup Magani waktu itu, Hendra pernah tidak sengaja memberikan pengobatan yang salah kepada putranya Danu. Di saat-saat kritis, Yoga yang berha
Hasan bertanya dengan tidak percaya, “Ka ... kamu bersedia mengajariku Teknik Pengembalian Jiwa tingkat tinggi?”“Iya, tapi kamu harus menukarnya dengan ginseng foniks,” jawab Yoga.Hasan ragu sejenak, lalu berkata, “Nggak masalah. Tapi, apa gurumu akan setuju kamu mengajarkan teknik itu kepada orang luar?”“Aku nggak punya guru. Teknik Pengembalian Jiwa adalah teknik akupunktur yang kuciptakan 10 tahun yang lalu,” jawab Yoga.“Mustahil!” Hasan, Hendra, dan Lukman berkata secara serentak, “Sepuluh tahun yang lalu, kamu mungkin baru berusia sekitar 15-16 tahun, ‘kan? Orang-orang di usia begitu bahkan kesulitan untuk mempelajari teknik akupunktur. Masa kamu bisa langsung menciptakan sebuah teknik akupunktur?”Mereka semua merasa ucapan Yoga sangat tidak masuk akal. Namun, Yoga malas menjelaskannya.Tiba-tiba, Lukman menepuk dahinya dan berkata, “Tunggu, aku sudah ingat! Apa kalian masih ingat tentang Grup Kusuma, perusahaan farmasi terbesar di Kota Pawana itu? Menurut rumor, putra sulung
Sayangnya, Yoga sudah bukan lagi pecundang yang bisa mereka tindas dengan seenaknya.Polisi itu berkata, “Harap bekerja sama dengan kami dalam penyelidikan kasus ini.”Namun, Yoga langsung menjawab, “Bukan aku yang mengendarai mobil itu. Aku bahkan nggak ada di dalam mobil itu. Jadi, kecelakaan ini sama sekali nggak ada hubungannya denganku.”“Omong kosong!” Gatot bertanya, “Memangnya aku mungkin berbohong?”Ambar juga menambahkan, “Pak Polisi, aku dan Gatot bisa menjadi saksinya. Dia yang mengemudikan mobil itu dan menyebabkan kecelakaan ini. Cepat tangkap dia!”“Kalau aku yang mengemudikan mobil itu, kenapa aku sama sekali nggak terluka? Selain itu, di mobil ada kamera dasbor dan di sekitar tempat kejadian juga pasti ada CCTV. Kalian akan mengetahui kebenarannya begitu menyelidikinya. Aku juga punya bukti bahwa aku nggak terlibat dalam kecelakaan ini,” ujar Yoga dengan dingin.Begitu mendengar ucapan Yoga, Ambar dan Gatot langsung panik. Kemudian, Ambar buru-buru menarik Yoga ke samp
Yoga berkata dengan dingin, “Kelvin, lama nggak jumpa.”Pada saat ini, Kelvin baru menyadari keberadaan Yoga. Dia pun berseru gembira, “Yoga, ternyata kamu juga ada di sini! Kita sudah nggak ketemu selama 5 tahun, ya. Gimana kabarmu?”Yoga tidak menjawab pertanyaannya dan langsung bertanya ke inti permasalahan, “Kelvin, kamu tahu Paman Rafi masih hidup dan juga masih berhubungan dengannya, ‘kan? Apa kamu juga tahu dia yang merencanakan insiden ledakan Keluarga Kusuma waktu itu?”“Umm ....” Kelvin berdesah, lalu langsung mengaku, “Benar, aku memang tahu. Tapi, aku nggak berhubungan dengannya. Dia hanya pernah meneleponku sekali, yaitu waktu kamu mau membunuh Rendy. Dia memintaku untuk membujukmu melepaskan Rendy.”“Jadi, kenapa kamu nggak memberitahuku?” tanya Yoga.Kelvin menjawab, “Yoga, kamu sendiri yang tahu paling jelas gimana keadaanmu 5 tahun yang lalu. Kalau aku memberitahumu yang sebenarnya, kamu pasti akan mencari Paman Rafi untuk balas dendam dan mati gara-gara tindakan itu.
Gatot pun bertanya, “Hmm? Kenapa Yoga ada di sini?” “Dengan statusnya itu, dia bahkan nggak layak untuk memasuki kawasan vila ini. Dia pasti curi masuk! Kelvin, berhenti dulu. Aku mau periksa,” ujar Ambar.“Oke!”Setelah keluar dari mobil, Ambar dan Gatot pun berjalan ke arah Yoga. Kemudian, Ambar bertanya dengan lantang, “Yoga, buat apa kamu datang kemari?”Yoga tidak menyangka akan bertemu dengan Ambar dan Gatot di tempat ini. Dia bertanya dengan dingin, “Buat apa kalian ikut campur dalam masalahku?”“Asal kamu tahu, Vila Kintamani No. 7 itu milik keluarga kami. Berhubung kami adalah penduduk di kawasan vila mewah ini, kami tentu saja berhak ikut campur karena orang luar sepertimu muncul di tempat ini,” jawab Gatot.Yoga menjulingkan matanya dan mendengus, “Dasar orang nggak punya kerjaan.”“Kamu nggak percaya?” tanya Ambar. Kemudian, dia melanjutkan, “Asal kamu tahu, Vila Kintamani No. 7 itu milik Kelvin. Aku berencana untuk merestui hubungan Kelvin dengan Karina. Begitu mereka men
Winola bertanya, "Gimana kalau kamu pergi saja? Makin lama kamu di sini, bahayanya akan makin besar."Sutrisno menimpali, "Benar juga, lebih baik kamu menjauh. Jangan sampai ikut terluka tanpa alasan."Melihat ekspresi tegang kedua orang itu, Yoga merasa sedikit tersentuh. Dalam situasi seperti ini, mereka masih saja memikirkan keselamatannya. Dia bertanya dengan penasaran, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Sutrisno menghela napas panjang, lalu mulai menceritakan apa yang terjadi. Ternyata setelah sampai di tempat ini, kedua orang itu menemukan sebuah papan catur. Awalnya, papan itu hanyalah permainan yang belum selesai. Berhubung iseng, Sutrisno mulai bermain sendiri.Winola yang merasa penasaran ikut meletakkan beberapa bidak. Tanpa mereka sadari, permainan itu memicu sebuah mekanisme. Tangan mereka pun terjebak dan tidak bisa ditarik keluar. Satu-satunya cara untuk bebas adalah memutuskan tangan mereka."Kalian ini benar-benar terlalu kurang kerjaan. Bahkan, situasi seperti ini bisa ka
"Apa semua ini direncanakan khusus karena aku?" tanya Yoga dengan tatapan serius. Ekspresi terkejut mulai terlihat di wajahnya.Yoga telah bertemu dengan Regan dan Aditya beberapa kali sebelumnya. Kini, dia yakin bahwa semua yang dirancang oleh dua orang itu memiliki hubungan yang sangat erat dengannya.Namun, apa sebenarnya alasannya? Apakah Yoga benar-benar bisa menjadi "orang" yang disebut-sebut oleh mereka?Yoga tidak tertarik dengan ambisi untuk menyatukan dunia, tetapi rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini tetap menarik untuk diselidiki. Maka dari itu, dia melangkah maju dan mengikuti jalannya.Seolah-olah ada kekuatan tak terlihat yang memandu, Yoga mendekati suatu arah di mana dia mulai mendengar suara perdebatan. Suara-suara itu terasa sangat familier.Sutrisno berbicara dengan cemas, "Menurutku, lebih baik kita jangan melakukan ini!""Kenapa? Bukannya dengan melakukan ini, kita bisa mewujudkan impian dunia kultivator kuno?" Suara Winola terdengar penuh rasa penasaran dan kebingunga
Namun sekarang, Farel malah terjebak di sebuah dunia rahasia dan akan dibunuh oleh Yoga. Dia tidak bisa menerima kenyataan tersebut.Farel telah memikirkan banyak bahaya dan peluang dalam hidupnya, tetapi tak satu pun dari skenario tersebut termasuk dibunuh oleh Yoga. Hanya saja, sekarang tangan keponakannya sudah bergerak dan perlahan mendekati dahinya."Jangan! Jangan!" seru Farel dengan putus asa. Suaranya penuh dengan rasa sakit dan kepanikan. Teriakan ketidakrelaan itu menggema di udara. Bahkan, tubuhnya memancarkan energi kuat dalam upaya perlawanan terakhir.Beberapa saat kemudian, semuanya berhenti begitu saja. Yoga menatap dingin ke tubuh tak bernyawa Farel. Dia menghela napas pelan, seolah-olah beban beratnya telah terangkat. Akhirnya, masalah ini selesai juga.Sesuai rencana, yang harus dilakukan Yoga sekarang hanyalah meninggalkan dunia rahasia ini. Segala hal yang terjadi di sini tidak akan ada hubungannya lagi dengan dirinya, asalkan Luna menjalankan rencana seperti yang
Jaring Langit dan Bumi memiliki hubungan yang sangat erat dengan Farel. Bisa dibilang mereka saling tergantung dan saling mendukung.Itu sebabnya, Jaring Langit dan Bumi bisa digunakan dengan sangat fleksibel olehnya tetapi tetap menunjukkan kekuatan yang luar biasa.Namun, kini jaring itu dihancurkan secara langsung oleh Yoga dengan cara yang brutal dan kasar. Akibat kehancuran tersebut, Farel hampir kehilangan nyawanya karena reaksi balik yang ditimbulkan.Kini, Farel berseru marah, "Kenapa? Kenapa kamu punya kekuatan sebesar ini?""Jangan tanya alasannya. Pergilah, tanyakan pada anakmu di sana nanti!" ucap Yoga sambil tersenyum meremehkan, lalu langsung menusuk titik lemah Farel.Ucapan Yoga mengingatkan Farel akan anaknya. Dia pun mengancam dengan nada dingin, "Yoga, kamu nggak boleh membunuhku! Kalau aku mati, ibumu pasti akan jadi target Keluarga Husin. Kamu tahu betul, akibatnya akan lebih besar dari yang bisa kamu kendalikan!"Sementara itu, pikiran Farel mulai berputar. Dia me
Dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan mata, benang-benang itu segera mengurung Yoga. Yoga pun tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri lagi."Hahaha. Bagus. Biar kamu melihat kematianmu sendiri, pasti akan sangat menakutkan, 'kan? Tempat ini akan menjadi kuburanmu, matilah!" kata Farel sambil mengendalikan benang-benang itu untuk terus menyusut.Krak krak krak krak.Benang-benang itu makin kencang dan bahkan memotong gunung dan dinding-dindingnya. Seluruh makam pun mulai berguncang, seolah-olah akan hancur total.Yoga bertanya, "Kamu benar-benar nggak punya cara ya?"Bimo menjawab, "Aku pernah mendengar orang itu punya bakat yang luar biasa dan tegas dalam membunuh, jadi nggak ada orang yang bisa selamat dari teknik Jaring Langit Bumi ini."Yoga kembali berkata, "Kalau aku mati dan tubuhku hancur, kesempatanmu untuk menguasaiku pun akan hilang."Bimo langsung terdiam, sepertinya perkataan Yoga ini menyentuh titik kelemahannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya hanya b
"Kamu bisa menghindar sekali, tapi kamu pikir kamu bisa menghindar dari semua serangan berikutnya?" kata Farel sambil tertawa terbahak-bahak dan penuh semangat. Dia yakin serangan ini bisa membunuh Yoga."Ini benar-benar merepotkan," kata Yoga sambil mengernyitkan alisnya karena tidak menyangka orang ini bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Bukan hanya bisa menjadi kultivator jenderal, Farel juga memiliki teknik seperti ini. Apakah Farel ini anak beruntung yang legendaris? Dia menyipitkan mata dan berpikir hari ini dia harus membunuhnya meskipun Farel adalah protagonisnya.Boom!Aura dalam tubuh Yoga terus meningkat dan perlahan-lahan menuju level kultivator jenderal. Seluruh lorong itu seolah-olah akan dihancurkan kekuatan yang luar biasa itu. Dinding-dinding runtuh dan berbagai benda di dalamnya terlempar jauh.Pada saat itu, ekspresi Farel terlihat sangat terkejut, lalu matanya membelalak dan menatap Yoga dengan bingung. Tingkat kekuatan yang terpancar dari Yoga membuat Farel be
Bukankah Yoga hanya memiliki kekuatan seorang kultivator prajurit? Tidak mungkin, ini pasti tidak mungkin.Saat ini, Yoga kembali mendekat dan menatap Farel dengan ekspresi yang datar.Hanya dengan gerakan kecil ini saja, Farel langsung terkejut hingga tubuhnya bergetar dan mundur beberapa langkah. Perasaan ketakutan ini membuat ekspresinya menjadi makin muram dan menggertakkan giginya dengan kuat. Dia berpikir dia tidak boleh seperti ini karena dia bukan kultivator prajurit lagi, melainkan seorang kultivator jenderal. Mengapa dia harus takut pada Yoga?Saat terus meyakinkan dirinya, emosi Farel makin meningkat dan amarah di hatinya makin membara. "Kamu hanya mengandalkan ada harta karun saja. Kalau nggak, kamu pasti bukan tandinganku."Setelah mengatakan itu, Farel pun tidak menahan dirinya lagi. Energi yang sangat kuat di seluruh tubuhnya langsung menyembur keluar dan menerjang depan sampai pakaiannya pun berkibar."Kecuekan manusia adalah hal yang paling konyol dan juga penyebab keg
"Seharunya nggak ada masalah, perasaanmu pasti salah. Pasti begitu," kata Sutrisno dengan tatapan penuh ketakutan dan menatap lorong yang dalam itu dengan bengong. Dia juga tidak percaya bisa terjadi perubahan yang begitu mengerikan. Bagaimana bisa Farel itu mencapai kultivator jenderal?Mata Winola bergetar dan ekspresinya terlihat panik. Dia tidak bisa menahan diri lagi, sehingga segera berbalik dan pergi."Kamu mau ke mana?" tanya Sutrisno yang terkejut dan segera menahan Winola agar tidak pergi."Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku harus pergi mencari dia, harus sekarang juga," kata Winola yang merasa gelisah dan cemas hingga memberontak dengan panik. Dia tidak bisa menerima fakta dia harus bersembunyi, sedangkan Yoga harus menghadapi risiko sendirian. Saat itu, hatinya benar-benar merasa kacau."Kamu gila ya? Kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Apa ada gunanya kamu pergi ke sana? Itu adalah kekuatan kultivator jenderal, kamu hanya akan mati dan menjadi beban Yoga," teriak Sutrisno
Sutrisno dan Winola langsung menganggukkan kepala, lalu segera berlari ke ruang makam di depan.Tanpa adanya beban yang mengganggu, pandangan Yoga perlahan-lahan beralih ke arah Farel. Kali ini, tempat ini akan menjadi tempat untuk mengakhiri dendam antara dia dan Farel."Serang!" teriak Yoga sambil mengentakkan kakinya dan langsung menyerang. Aura yang tajam di sekitar pun menghantam tubuhnya, tetapi hanya pakaiannya yang koyak-koyak. Sementara itu, tubuhnya sendiri tetap seperti semula, tidak terluka sedikit pun."Apa-apaan ini? Kamu pakai senjata ajaib tingkat jumantara sebagai pelindung?" tanya Farel yang langsung terkejut. Selain itu, dia tidak bisa memikirkan alasan lain. Bagaimana mungkin serangannya yang begitu kuat malah tidak melukai Yoga sedikit pun?"Huh! Untuk apa aku pakai benda seperti itu?" kata Yoga dengan cuek. Kekuatan fisiknya sudah mencapai tingkat yang tidak bisa dipahami oleh orang biasa. Bagaimana mungkin kekuatan seorang kultivator jenderal bisa menyakitinya?