Share

Bab 88

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-24 11:22:40
Ardi berjalan ke hadapan Yoga dengan ekspresi kesulitan dan berbisik, “Pak Yoga, biarpun punya dendam dengan pasien ini, kamu juga nggak boleh asal bertindak di depan umum. Haih! Begini saja, kamu kabur saja dulu. Aku akan cari cara untuk menolongmu.”

Dapat dipastikan bahwa Ardi mengira Yoga bermusuhan dengan pasien ini dan hendak menyalahkan Hasan atas tindak pembunuhan yang dilakukannya.

Yoga melambaikan tangannya dan berkata, “Aku nggak salah kok. Kenapa aku harus kabur?”

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dua orang di depan pintu UGD.

“Ada apa ini? Kenapa tempat ini begitu kacau?”

“Di mana para satpam? Kenapa mereka nggak keluar untuk menjaga ketertiban?”

Yoga menoleh ke arah datangnya suara dan menyadari bahwa kedua orang itu adalah kenalannya, yaitu  Hendra dan Lukman Pangestu. Yoga pernah menolong kedua orang ini.

Pada uji klinis di Grup Magani waktu itu, Hendra pernah tidak sengaja memberikan pengobatan yang salah kepada putranya Danu. Di saat-saat kritis, Yoga yang berha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 89

    Hasan bertanya dengan tidak percaya, “Ka ... kamu bersedia mengajariku Teknik Pengembalian Jiwa tingkat tinggi?”“Iya, tapi kamu harus menukarnya dengan ginseng foniks,” jawab Yoga.Hasan ragu sejenak, lalu berkata, “Nggak masalah. Tapi, apa gurumu akan setuju kamu mengajarkan teknik itu kepada orang luar?”“Aku nggak punya guru. Teknik Pengembalian Jiwa adalah teknik akupunktur yang kuciptakan 10 tahun yang lalu,” jawab Yoga.“Mustahil!” Hasan, Hendra, dan Lukman berkata secara serentak, “Sepuluh tahun yang lalu, kamu mungkin baru berusia sekitar 15-16 tahun, ‘kan? Orang-orang di usia begitu bahkan kesulitan untuk mempelajari teknik akupunktur. Masa kamu bisa langsung menciptakan sebuah teknik akupunktur?”Mereka semua merasa ucapan Yoga sangat tidak masuk akal. Namun, Yoga malas menjelaskannya.Tiba-tiba, Lukman menepuk dahinya dan berkata, “Tunggu, aku sudah ingat! Apa kalian masih ingat tentang Grup Kusuma, perusahaan farmasi terbesar di Kota Pawana itu? Menurut rumor, putra sulung

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 90

    Sayangnya, Yoga sudah bukan lagi pecundang yang bisa mereka tindas dengan seenaknya.Polisi itu berkata, “Harap bekerja sama dengan kami dalam penyelidikan kasus ini.”Namun, Yoga langsung menjawab, “Bukan aku yang mengendarai mobil itu. Aku bahkan nggak ada di dalam mobil itu. Jadi, kecelakaan ini sama sekali nggak ada hubungannya denganku.”“Omong kosong!” Gatot bertanya, “Memangnya aku mungkin berbohong?”Ambar juga menambahkan, “Pak Polisi, aku dan Gatot bisa menjadi saksinya. Dia yang mengemudikan mobil itu dan menyebabkan kecelakaan ini. Cepat tangkap dia!”“Kalau aku yang mengemudikan mobil itu, kenapa aku sama sekali nggak terluka? Selain itu, di mobil ada kamera dasbor dan di sekitar tempat kejadian juga pasti ada CCTV. Kalian akan mengetahui kebenarannya begitu menyelidikinya. Aku juga punya bukti bahwa aku nggak terlibat dalam kecelakaan ini,” ujar Yoga dengan dingin.Begitu mendengar ucapan Yoga, Ambar dan Gatot langsung panik. Kemudian, Ambar buru-buru menarik Yoga ke samp

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 91

    Yoga berkata dengan dingin, “Kelvin, lama nggak jumpa.”Pada saat ini, Kelvin baru menyadari keberadaan Yoga. Dia pun berseru gembira, “Yoga, ternyata kamu juga ada di sini! Kita sudah nggak ketemu selama 5 tahun, ya. Gimana kabarmu?”Yoga tidak menjawab pertanyaannya dan langsung bertanya ke inti permasalahan, “Kelvin, kamu tahu Paman Rafi masih hidup dan juga masih berhubungan dengannya, ‘kan? Apa kamu juga tahu dia yang merencanakan insiden ledakan Keluarga Kusuma waktu itu?”“Umm ....” Kelvin berdesah, lalu langsung mengaku, “Benar, aku memang tahu. Tapi, aku nggak berhubungan dengannya. Dia hanya pernah meneleponku sekali, yaitu waktu kamu mau membunuh Rendy. Dia memintaku untuk membujukmu melepaskan Rendy.”“Jadi, kenapa kamu nggak memberitahuku?” tanya Yoga.Kelvin menjawab, “Yoga, kamu sendiri yang tahu paling jelas gimana keadaanmu 5 tahun yang lalu. Kalau aku memberitahumu yang sebenarnya, kamu pasti akan mencari Paman Rafi untuk balas dendam dan mati gara-gara tindakan itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 92

    Gatot pun bertanya, “Hmm? Kenapa Yoga ada di sini?” “Dengan statusnya itu, dia bahkan nggak layak untuk memasuki kawasan vila ini. Dia pasti curi masuk! Kelvin, berhenti dulu. Aku mau periksa,” ujar Ambar.“Oke!”Setelah keluar dari mobil, Ambar dan Gatot pun berjalan ke arah Yoga. Kemudian, Ambar bertanya dengan lantang, “Yoga, buat apa kamu datang kemari?”Yoga tidak menyangka akan bertemu dengan Ambar dan Gatot di tempat ini. Dia bertanya dengan dingin, “Buat apa kalian ikut campur dalam masalahku?”“Asal kamu tahu, Vila Kintamani No. 7 itu milik keluarga kami. Berhubung kami adalah penduduk di kawasan vila mewah ini, kami tentu saja berhak ikut campur karena orang luar sepertimu muncul di tempat ini,” jawab Gatot.Yoga menjulingkan matanya dan mendengus, “Dasar orang nggak punya kerjaan.”“Kamu nggak percaya?” tanya Ambar. Kemudian, dia melanjutkan, “Asal kamu tahu, Vila Kintamani No. 7 itu milik Kelvin. Aku berencana untuk merestui hubungan Kelvin dengan Karina. Begitu mereka men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 93

    “Bantu aku selidiki tentang Kelvin Juanda. Coba cari tahu apakah dia punya hubungan dengan tokoh hebat di Kota Terlarang,” perintah Yoga.“Baik!” jawab Raja Kegelapan.Keesokan harinya, keadaan Karina sudah stabil. Dia pun dipindahkan dari ICU ke kamar pasien biasa. Setelah mengetahui bahwa Kelvin yang mencari dokter terkenal untuk menyelamatkannya dan menyelesaikan masalah kecelakaan itu, Karina pun merasa sangat berterima kasih pada Kelvin. Dia berkata, “Terima kasih, Kelvin.”“Karina, nggak usah begitu sungkan. Sudah seharusnya aku melakukannya. Oh iya, Karina, aku nggak sempat menyiapkan hadiah karena datang tergesa-gesa. Tapi, terimalah sedikit niat baikku ini,” ujar Kelvin. Setelah itu, dia menyerahkan sebuah dokumen kepada Karina.“Apa ini?” Begitu membaca isi dokumen itu, Karina langsung tercengang dan menutup mulutnya. Itu adalah kontrak pengakuisisian Perusahaan Farmasi Avanti. Dia buru-buru menolaknya, “Kelvin, hadiah ini terlalu berharga. Aku nggak bisa menerimanya.”“Karin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 94

    Pemandangan di hadapan Yoga sangat menusuk hatinya. Kelvin sedang menyuapi Karina makan sup. Selain itu, bau Racun Asmara itu datang dari semangkuk sup itu.“Berhenti!” seru Yoga. Kemudian, dia melangkah maju dan memukul tangan Kelvin hingga mangkuknya terjatuh ke lantai. Tindakan Yoga ini langsung membuat semua orang yang berada di dalam ruangan ini marah.Karina berkata dengan nada menyalahkan, “Yoga, apa-apaan kamu?”“Ada racun bernama Racun Asmara yang terkandung di dalam sup ini. Kalau meminumnya, kamu akan tanpa sadar jatuh cinta pada pemberi racun dan bahkan rela mempersembahkan nyawamu untuknya,” jawab Yoga.“Omong kosong!” Ambar memaki, “Kelvin bukan orang seperti itu! Menurutku, sepertinya kamu yang sudah meracuni Karina dengan Racun Asmara.”Gatot juga ikut memaki, “Huh! Kamu jelas-jelas hanyalah seorang pria berhati sempit!”“Haih, Yoga, kenapa kamu memfitnahku? Kamu bilang sup ini beracun? Kalau begitu, aku akan meminumnya di hadapanmu,” ujar Kelvin. Seusai berbicara, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 95

    Yoga awalnya hendak menggunakan ginseng foniks untuk menyelamatkan ibunya. Akan tetapi, dia akhirnya memutuskan untuk memberikan ginseng foniks itu kepada Karina terlebih dahulu. Hal ini sangat mungkin membuat pengobatan ibunya tertunda. Di sisi lain, Karina bukan hanya tidak berterima kasih, tetapi juga menumpahkan sup obat itu. Hal ini tentu saja membuat Yoga murka.Di sisi lain, Karina sama sekali tidak merasa bersalah. Dia bertanya, “Yoga, kamu juga bisa marah? Waktu kamu menumpahkan sup Kelvin, apa kamu memikirkan perasaannya?”Yoga pun tersenyum getir. Perlindungan yang diberikannya kepada Karina selama 5 tahun ternyata tidak sebanding dengan semangkuk sup dari Kelvin. Yoga merasa sangat sakit hati dan tidak mampu tinggal berlama-lama lagi di sini. Dia pun berjalan keluar dengan tampang sedih.“Yoga, aku harap kamu bisa introspeksi diri. Kalau kamu terus hidup seperti itu, kita bahkan nggak bisa berteman lagi,” ujar Karina.Yoga tidak menjawab. Mungkin waktu akan membuktikan sega

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 96

    Kelvin membujuk, “Karina, pemikiranmu itu salah. Jangan lupa ada aku yang mendukungmu dari belakang. Aku ini anggota Keluarga Juanda dari ibu kota provinsi. Dengan adanya bantuanku, kamu nggak perlu takut gagal mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa.”“Lagian, aku merasa Yoga pasti berharap bisa memperbaiki hubungan kalian melalui kerja sama kali ini. Kalau kamu nggak ikut bersaing, bukannya dia akan kecewa? Kalau bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, Perusahaan Farmasi Avanti pasti bisa langsung meraih kesuksesan ....”Pada akhirnya, Karina pun terbujuk dan memutuskan untuk mencobanya.“Baguslah kalau begitu. Serahkan saja urusan ini padaku. Aku akan membantumu membuat proposalnya,” seru Kelvin dengan gembira.Saat menerima proposal dari Perusahaan Farmasi Avanti, Yoga pun tersenyum. Kelvin akhirnya masuk jebakan. Hanya dengan satu lirikan, dia tahu bahwa itu bukanlah tulisan Karina, melainkan Kelvin.Yoga pun menemui Lili dan berkata, “Lili, serahkanlah resep obat Pil Ketenangan Jiw

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1195

    Tak lama kemudian, kerumunan itu pun tiba di rumah Keluarga Husin.Saat ini, tidak ada banyak orang yang berada di rumah itu, sehingga mereka tertegun saat melihat ada begitu banyak orang yang datang."Di mana Farel? Suruh dia keluar ke sini!" teriak Luna dengan marah dan aura yang menekan. Dia sudah mengalami begitu banyak hal saat berada di dunia rahasia, dia tidak mungkin membiarkan ini begitu saja. Sekarang Farel malam mendapatkan harta karun itu, bukankah ini kesempatan bagi tiga keluarga besar lainnya untuk bersatu?"Farel? Dia belum kembali. Bukannya dia pergi bersama kalian?" tanya orang-orang dari Keluarga Husin sambil menatap kerumunan itu dengan ekspresi bingung."Kamu yakin dia belum pulang?" tanya anggota Keluarga Husin yang baru saja kembali dengan segera."Belum. Kenapa?" tanya salah satu anggota di rumah itu lagi."Kalau begitu, segera hubungi pihak dunia kultivator kuno, bilang Farel sudah mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, saat ini dia sedang melarikan dir

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1194

    "Semuanya jangan bergerak, berhenti!" Semua kultivator kuno langsung maju dan segera mengepung Yoga dan yang lainnya. Mereka menatap Yoga dan yang lainnya dengan sangat waspada, khawatir ada yang melarikan diri.Sutrisno langsung bertanya, "Kalian gila ya? Kalian nggak tahu siapa aku? Berani-beraninya kalian menghentikanku."Winola menambahkan, "Hanya dengan kalian saja pun ingin menangkapku? Kalian sudah gila ya?"Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu tercengang dan saling memandang."Ternyata ... kamu adalah Tuan Sutrisno. Kamu berhasil keluar ya?""Nona Winola juga baik-baik saja. Ada apa ini?""Aneh. Di mana orang dari Keluarga Kusuma itu? Cepat keluar!"Semua orang mulai berteriak dengan keras.Pada saat itu, Luna akhirnya keluar dari kerumunan. Dia juga terkejut dan menatap ketiga orang di depannya dengan bingung."Yoga, kenapa kalian semua baik-baik saja?" tanya Luna dengan bingung. Sesuai dengan apa yang dilihatnya di dunia rahasia, Yoga seharusnya sudah mati."I

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1193

    "Di zaman mereka itu tingkatan berkuasa, tapi semuanya sudah berubah di zaman kita," kata Yoga.Winola dan Sutrisno langsung saling memandang. Mereka sudah bisa melihat keputusan Yoga.Saat ini, Bimo yang berada di benak Yoga sudah tidak bisa menahan diri lagi. Pandangannya terpaku pada nadi naga itu dengan jantung yang berdebar.Bimo berkata, "Anak muda, kamu sudah gila ya? Ini adalah nadi naga!"Yoga bertanya, "Kenapa kalau ini nadi naga? Apa hubungannya denganku?"Bimo berkata lagi, "Nadi naga ini bisa mengubah situasi dunia ini dan membuat namamu tercatat dalam sejarah. Kamu benar-benar nggak tergoda?"Yoga menjawab, "Nggak tergoda. Beban dari benda ini terlalu besar, aku nggak sanggup menanggungnya."Bimo membalas, "Kalau kamu nggak mau, berikan saja padaku. Biar aku yang membangkitkan kembali kejayaan Daruna dan semua bangsa datang memberi hormat."Yoga langsung berkata, "Zaman sudah berubah, lebih baik kamu tidur saja."Bimo berkata dengan marah, "Anak muda, jangan memaksaku! Ke

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1192

    Cahaya berbentuk naga itu terpantul di mata mereka bertiga. Cahaya itu begitu memukau hingga terasa menyilaukan.Ekspresi mereka berubah drastis. Masing-masing dikuasai rasa kagum bercampur takjub. Tak pernah terbayangkan bahwa mereka akan menyaksikan pemandangan sehebat ini di sini.Sutrisno bertanya dengan kaget, "Yoga, apa kamu pernah lihat nadi naga sebelumnya? Kamu yakin ini benar-benar nadi naga?""Kalau berdasarkan fengsui, ini memang nadi naga," jawab Yoga dengan penuh keyakinan.Winola bertanya dengan penasaran, "Kalau begitu, apa fungsinya? Apa hubungannya dengan menyatukan dunia?"Yoga menjelaskan dengan tenang, "Nadi naga berkaitan dengan nasib dunia bela diri kuno. Ini bahkan bisa menentukan arah masa depan dunia.""Kalau benda ini disembunyikan di sini, apa sebenarnya yang diinginkan oleh kedua orang itu? Apa mereka masih ingin kita bikin pilihan lain?" tanya Winola sambil mengernyit. Dia jelas tidak memahami sepenuhnya.Saat ini, Yoga berpikir keras. Banyak hal memenuhi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1191

    Yoga berucap, "Aku sudah memikirkan semuanya. Kalau mau menyatukan dunia, itu harus dilakukan dengan kekuatan sendiri. Bukan dengan cara segampang ini!""Tapi, bukannya Regan dan Aditya sudah kasih kesempatan ini pada kita?" tanya Sutrisno.Yoga menimpali, "Kalau begitu, kenapa mereka sendiri nggak menyelesaikan permainan catur ini? Bukannya itu karena mereka juga belum siap dan nggak bisa ambil keputusan?"Winola dan Sutrisno langsung terdiam dan terpaku di tempat. Sudah jelas, mereka mulai memahami maksud Yoga.Yoga menjelaskan lagi, "Yang paling penting adalah mereka ingin menyerahkan keputusan ini pada kita. Mereka benar-benar memperlakukan kita seperti alat. Main lepas tangan begitu saja!""Tapi kenyataannya, kita sama sekali belum punya kelayakan untuk menentukan nasib seluruh dunia. Apalagi, menyatukan dunia bukanlah sesuatu yang aku inginkan!" tambah Yoga.Mata Yoga bersinar tajam. Suaranya dipenuhi keyakinan ketika melanjutkan, "Kalaupun suatu hari ingin menyatukan dunia, aku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1190

    "Kita sudah bikin pilihan?" Winola dan Sutrisno terkejut. Tatapan mereka tertuju pada Yoga dan bingung dengan pertanyaannya. Mereka sama-sama tidak mengerti. Sebenarnya Yoga bertanya kepada siapa?Yoga mengulangi pertanyaannya dengan serius, "Ya, aku bertanya pada kalian. Apa kalian sudah siap?" Raut wajahnya terlihat tegas dan penuh keyakinan. Dia menatap keduanya dengan tajam.Sutrisno membalas, "Aku nggak ngerti. Kenapa kami yang harus siap? Kalau kami tahu pilihan yang benar, tentu sudah bikin keputusan sejak tadi. Kami justru ingin tahu, apa keputusanmu?"Sutrisno mulai cemas dan berusaha menjelaskan. Dia tahu bahwa pemikiran Yoga mungkin jauh lebih matang daripada mereka. Kalau keputusan yang salah diambil dan itu berdampak pada masa depan dunia, mereka semua akan menjadi pendosa besar.Winola menatap Yoga dengan penuh rasa ingin tahu. Alisnya berkerut ketika berujar, "Benar sekali. Katakan saja keputusanmu. Kenapa kamu malah tanya balik pada kami?""Kami sudah lama berdebat di s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1189

    Winola bertanya, "Gimana kalau kamu pergi saja? Makin lama kamu di sini, bahayanya akan makin besar."Sutrisno menimpali, "Benar juga, lebih baik kamu menjauh. Jangan sampai ikut terluka tanpa alasan."Melihat ekspresi tegang kedua orang itu, Yoga merasa sedikit tersentuh. Dalam situasi seperti ini, mereka masih saja memikirkan keselamatannya. Dia bertanya dengan penasaran, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Sutrisno menghela napas panjang, lalu mulai menceritakan apa yang terjadi. Ternyata setelah sampai di tempat ini, kedua orang itu menemukan sebuah papan catur. Awalnya, papan itu hanyalah permainan yang belum selesai. Berhubung iseng, Sutrisno mulai bermain sendiri.Winola yang merasa penasaran ikut meletakkan beberapa bidak. Tanpa mereka sadari, permainan itu memicu sebuah mekanisme. Tangan mereka pun terjebak dan tidak bisa ditarik keluar. Satu-satunya cara untuk bebas adalah memutuskan tangan mereka."Kalian ini benar-benar terlalu kurang kerjaan. Bahkan, situasi seperti ini bisa ka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1188

    "Apa semua ini direncanakan khusus karena aku?" tanya Yoga dengan tatapan serius. Ekspresi terkejut mulai terlihat di wajahnya.Yoga telah bertemu dengan Regan dan Aditya beberapa kali sebelumnya. Kini, dia yakin bahwa semua yang dirancang oleh dua orang itu memiliki hubungan yang sangat erat dengannya.Namun, apa sebenarnya alasannya? Apakah Yoga benar-benar bisa menjadi "orang" yang disebut-sebut oleh mereka?Yoga tidak tertarik dengan ambisi untuk menyatukan dunia, tetapi rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini tetap menarik untuk diselidiki. Maka dari itu, dia melangkah maju dan mengikuti jalannya.Seolah-olah ada kekuatan tak terlihat yang memandu, Yoga mendekati suatu arah di mana dia mulai mendengar suara perdebatan. Suara-suara itu terasa sangat familier.Sutrisno berbicara dengan cemas, "Menurutku, lebih baik kita jangan melakukan ini!""Kenapa? Bukannya dengan melakukan ini, kita bisa mewujudkan impian dunia kultivator kuno?" Suara Winola terdengar penuh rasa penasaran dan kebingunga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1187

    Namun sekarang, Farel malah terjebak di sebuah dunia rahasia dan akan dibunuh oleh Yoga. Dia tidak bisa menerima kenyataan tersebut.Farel telah memikirkan banyak bahaya dan peluang dalam hidupnya, tetapi tak satu pun dari skenario tersebut termasuk dibunuh oleh Yoga. Hanya saja, sekarang tangan keponakannya sudah bergerak dan perlahan mendekati dahinya."Jangan! Jangan!" seru Farel dengan putus asa. Suaranya penuh dengan rasa sakit dan kepanikan. Teriakan ketidakrelaan itu menggema di udara. Bahkan, tubuhnya memancarkan energi kuat dalam upaya perlawanan terakhir.Beberapa saat kemudian, semuanya berhenti begitu saja. Yoga menatap dingin ke tubuh tak bernyawa Farel. Dia menghela napas pelan, seolah-olah beban beratnya telah terangkat. Akhirnya, masalah ini selesai juga.Sesuai rencana, yang harus dilakukan Yoga sekarang hanyalah meninggalkan dunia rahasia ini. Segala hal yang terjadi di sini tidak akan ada hubungannya lagi dengan dirinya, asalkan Luna menjalankan rencana seperti yang

DMCA.com Protection Status