Share

Bab 93

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-24 11:22:53
“Bantu aku selidiki tentang Kelvin Juanda. Coba cari tahu apakah dia punya hubungan dengan tokoh hebat di Kota Terlarang,” perintah Yoga.

“Baik!” jawab Raja Kegelapan.

Keesokan harinya, keadaan Karina sudah stabil. Dia pun dipindahkan dari ICU ke kamar pasien biasa. Setelah mengetahui bahwa Kelvin yang mencari dokter terkenal untuk menyelamatkannya dan menyelesaikan masalah kecelakaan itu, Karina pun merasa sangat berterima kasih pada Kelvin. Dia berkata, “Terima kasih, Kelvin.”

“Karina, nggak usah begitu sungkan. Sudah seharusnya aku melakukannya. Oh iya, Karina, aku nggak sempat menyiapkan hadiah karena datang tergesa-gesa. Tapi, terimalah sedikit niat baikku ini,” ujar Kelvin. Setelah itu, dia menyerahkan sebuah dokumen kepada Karina.

“Apa ini?” Begitu membaca isi dokumen itu, Karina langsung tercengang dan menutup mulutnya. Itu adalah kontrak pengakuisisian Perusahaan Farmasi Avanti. Dia buru-buru menolaknya, “Kelvin, hadiah ini terlalu berharga. Aku nggak bisa menerimanya.”

“Karin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 94

    Pemandangan di hadapan Yoga sangat menusuk hatinya. Kelvin sedang menyuapi Karina makan sup. Selain itu, bau Racun Asmara itu datang dari semangkuk sup itu.“Berhenti!” seru Yoga. Kemudian, dia melangkah maju dan memukul tangan Kelvin hingga mangkuknya terjatuh ke lantai. Tindakan Yoga ini langsung membuat semua orang yang berada di dalam ruangan ini marah.Karina berkata dengan nada menyalahkan, “Yoga, apa-apaan kamu?”“Ada racun bernama Racun Asmara yang terkandung di dalam sup ini. Kalau meminumnya, kamu akan tanpa sadar jatuh cinta pada pemberi racun dan bahkan rela mempersembahkan nyawamu untuknya,” jawab Yoga.“Omong kosong!” Ambar memaki, “Kelvin bukan orang seperti itu! Menurutku, sepertinya kamu yang sudah meracuni Karina dengan Racun Asmara.”Gatot juga ikut memaki, “Huh! Kamu jelas-jelas hanyalah seorang pria berhati sempit!”“Haih, Yoga, kenapa kamu memfitnahku? Kamu bilang sup ini beracun? Kalau begitu, aku akan meminumnya di hadapanmu,” ujar Kelvin. Seusai berbicara, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 95

    Yoga awalnya hendak menggunakan ginseng foniks untuk menyelamatkan ibunya. Akan tetapi, dia akhirnya memutuskan untuk memberikan ginseng foniks itu kepada Karina terlebih dahulu. Hal ini sangat mungkin membuat pengobatan ibunya tertunda. Di sisi lain, Karina bukan hanya tidak berterima kasih, tetapi juga menumpahkan sup obat itu. Hal ini tentu saja membuat Yoga murka.Di sisi lain, Karina sama sekali tidak merasa bersalah. Dia bertanya, “Yoga, kamu juga bisa marah? Waktu kamu menumpahkan sup Kelvin, apa kamu memikirkan perasaannya?”Yoga pun tersenyum getir. Perlindungan yang diberikannya kepada Karina selama 5 tahun ternyata tidak sebanding dengan semangkuk sup dari Kelvin. Yoga merasa sangat sakit hati dan tidak mampu tinggal berlama-lama lagi di sini. Dia pun berjalan keluar dengan tampang sedih.“Yoga, aku harap kamu bisa introspeksi diri. Kalau kamu terus hidup seperti itu, kita bahkan nggak bisa berteman lagi,” ujar Karina.Yoga tidak menjawab. Mungkin waktu akan membuktikan sega

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 96

    Kelvin membujuk, “Karina, pemikiranmu itu salah. Jangan lupa ada aku yang mendukungmu dari belakang. Aku ini anggota Keluarga Juanda dari ibu kota provinsi. Dengan adanya bantuanku, kamu nggak perlu takut gagal mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa.”“Lagian, aku merasa Yoga pasti berharap bisa memperbaiki hubungan kalian melalui kerja sama kali ini. Kalau kamu nggak ikut bersaing, bukannya dia akan kecewa? Kalau bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, Perusahaan Farmasi Avanti pasti bisa langsung meraih kesuksesan ....”Pada akhirnya, Karina pun terbujuk dan memutuskan untuk mencobanya.“Baguslah kalau begitu. Serahkan saja urusan ini padaku. Aku akan membantumu membuat proposalnya,” seru Kelvin dengan gembira.Saat menerima proposal dari Perusahaan Farmasi Avanti, Yoga pun tersenyum. Kelvin akhirnya masuk jebakan. Hanya dengan satu lirikan, dia tahu bahwa itu bukanlah tulisan Karina, melainkan Kelvin.Yoga pun menemui Lili dan berkata, “Lili, serahkanlah resep obat Pil Ketenangan Jiw

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 97

    Pada saat ini, Karina sekeluarga akhirnya tersadar bahwa Kelvin mendekati mereka demi mendapatkan resep Pil Ketenangan Jiwa. Karina pun bertanya dengan marah, “Kelvin, apa semua yang kamu lakukan itu demi mendapatkan resep Pil Ketenangan Jiwa?”“Tentu saja! Kalau nggak? Kamu kira aku melakukannya demi mendapatkanmu? Maaf, aku nggak tertarik sama mainan bekas Yoga!” ejek Kelvin.“Bajingan!” Karina sangat marah dan mengepalkan tangannya erat-erat.“Beraninya kamu memukul kakakku dan Lili. Aku akan menghabisimu!” seru Gatot dengan marah. Kemudian, dia segera menerjang ke arah Kelvin. Namun, dia bukanlah tandingan Kelvin. Sebelum sempat menyentuh Kelvin, dia sudah ditendang oleh Kelvin hingga terpental ke lantai.“Gatot!” Ambar buru-buru berlari menghampirinya dan bertanya, “Kamu nggak apa-apa, ‘kan?”Gatot memuntahkan darah dan berkata, “Ibu, kita sudah ditipu Kelvin!”Ambar juga langsung murka dan menampar dirinya dengan kuat sambil memaki, “Aku benar-benar sangat buta hingga bisa percay

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 98

    “Nggak masalah kok. Tapi, mari kita bicarakan lagi setelah aku membalaskan dendamku,” jawab Yoga.“Kamu ....” Kelvin berseru kesal, “Yoga, kamu memang kejam! Memangnya kamu nggak mau tahu bagaimana ayahmu mati atau di mana seluruh aset Keluarga Kusuma yang banyak itu?”Hmm? Yoga menghentikan langkahnya dan bertanya, “Bukannya ayahku mati dalam ledakan itu? Di mana sebenarnya seluruh aset Keluarga Kusuma?”Setelah ledakan besar itu, seluruh aset Keluarga Kusuma juga lenyap hingga tak berbekas. Satu-satunya yang tersisa hanyalah sedikit aset tetap yang digadaikan Yoga kepada Kelvin itu. Sampai sekarang, Yoga masih belum mengetahui siapa yang mencaplok seluruh aset Keluarga Kusuma.Kelvin menjawab, “Hehe, ayahmu sudah menipu begitu banyak uang keluarga kami waktu masih hidup. Kalau dibiarkan mati dengan begitu saja dalam ledakan itu, dia akan terlalu diuntungkan. Aku bisa menjamin, ayahmu adalah orang yang matinya paling mengenaskan di antara seluruh anggota Keluarga Kusuma. Kamu nggak ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 99

    Dengan kata lain, Yoga sudah mengorbankan kesehatan ibunya supaya Karina bisa lebih cepat pulih. Saat ini, Karina merasa sangat bersalah dan menyesal. Dia pun bergumam sambil meneteskan air mata, “Yoga, maaf ....”Setelah itu, Karina tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya, “Ibu, Gatot, jujurlah padaku. Kenapa Yoga menolak untuk membantu kalian kemarin?”Ambar menjawab dengan terbata-bata, “Ma ... mana kutahu.”Kemudian, Karina menatap Gatot dengan tatapan tajam dan berseru, “Gatot, katakan yang sebenarnya padaku!”“Semalam, a ... aku mengemudi dalam keadaan mabuk sehingga kita kecelakaan. Aku takut dihukum, makanya aku menyuruh Yoga menggantikanku untuk dihukum,” jawab Gatot.“Kamu ....” Karina langsung murka dan menampar Gatot. Dia memaki, “Dasar bajingan! Apa kamu nggak malu untuk menyuruh Yoga menggantikanmu menetap di penjara? Kamu harus bersyukur dia nggak memukulmu sampai mati!”“Dia itu hanyalah seorang pecundang. Memangnya kenapa kalau dia dikurung di penjara selama beberapa h

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 100

    Seorang wanita cantik berkata, “Kak, buat apa kamu bicara omong kosong sama pecundang ini? Langsung habisi saja dia. Habis itu, kita sudah bisa kembali dan menikah.”“Nggak!” Kelvin menjawab, “Aku sudah berteman dengannya selama bertahun-tahun. Jadi, aku mau memberinya sebuah kesempatan. Yoga, berlututlah padaku, lalu minta aku ampuni nyawamu.”“Sekte Sembilan Aliran sudah banyak melakukan kejahatan dan punya reputasi yang buruk. Hari ini, aku akan gantikan Langit untuk membasmi sampah masyarakat seperti kalian,” ujar Yoga.“Arogan banget!” Wanita cantik itu pun berseru marah, “Memangnya kamu itu siapa? Beraninya kamu menghina Sekte Sembilan Aliran!”Pada saat ini, ada semakin banyak tamu yang berjalan keluar dari kamar masing-masing untuk menonton kericuhan.“Ada yang berani membuat onar di Klub Harmonis! Selain itu, ada juga anggota Sekte Sembilan Aliran yang menunjukkan diri. Sepertinya, kedatangan kita hari ini nggak sia-sia.”“Benar! Masalah ini sudah cukup untuk menggegerkan selu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 101

    Kelvin memimpin di paling depan formasi untuk menyerang Yoga. Cambuk berbulu di tangannya yang terlihat tidak bertenaga itu bahkan bisa langsung menghancurkan sebuah meja mahoni ketika tidak sengaja menyapu meja itu. Kekuatannya setara dengan ledakan sebuah bom.Saat cambuk berbulu Kelvin itu hampir mengenai tubuh Yoga, Yoga malah mengulurkan tangan untuk menangkapnya.Orang yang penakut buru-buru memejamkan mata mereka. Mereka bisa membayangkan tangan Yoga akan segera “meledak”. Namun, tak ada yang menyangka bahwa cambuk berbulu itu ternyata sama sekali tidak mampu melukai Yoga. Selain itu, Yoga juga berhasil mencengkeram bulunya.Tidak peduli seberapa besar kekuatan yang dikerahkan Kelvin, dia tetap tidak bisa menarik kembali cambuk berbulunya. Dia pun berseru dengan sangat terkejut, “Nggak mungkin!”Pada detik berikutnya, Yoga berhasil merebut cambuk berbulu itu dari Kelvin dan langsung mencambuk tubuh Kelvin. Yoga juga diam-diam mengerahkan tenaga dalamnya sehingga seluruh bulu yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1195

    Tak lama kemudian, kerumunan itu pun tiba di rumah Keluarga Husin.Saat ini, tidak ada banyak orang yang berada di rumah itu, sehingga mereka tertegun saat melihat ada begitu banyak orang yang datang."Di mana Farel? Suruh dia keluar ke sini!" teriak Luna dengan marah dan aura yang menekan. Dia sudah mengalami begitu banyak hal saat berada di dunia rahasia, dia tidak mungkin membiarkan ini begitu saja. Sekarang Farel malam mendapatkan harta karun itu, bukankah ini kesempatan bagi tiga keluarga besar lainnya untuk bersatu?"Farel? Dia belum kembali. Bukannya dia pergi bersama kalian?" tanya orang-orang dari Keluarga Husin sambil menatap kerumunan itu dengan ekspresi bingung."Kamu yakin dia belum pulang?" tanya anggota Keluarga Husin yang baru saja kembali dengan segera."Belum. Kenapa?" tanya salah satu anggota di rumah itu lagi."Kalau begitu, segera hubungi pihak dunia kultivator kuno, bilang Farel sudah mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, saat ini dia sedang melarikan dir

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1194

    "Semuanya jangan bergerak, berhenti!" Semua kultivator kuno langsung maju dan segera mengepung Yoga dan yang lainnya. Mereka menatap Yoga dan yang lainnya dengan sangat waspada, khawatir ada yang melarikan diri.Sutrisno langsung bertanya, "Kalian gila ya? Kalian nggak tahu siapa aku? Berani-beraninya kalian menghentikanku."Winola menambahkan, "Hanya dengan kalian saja pun ingin menangkapku? Kalian sudah gila ya?"Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu tercengang dan saling memandang."Ternyata ... kamu adalah Tuan Sutrisno. Kamu berhasil keluar ya?""Nona Winola juga baik-baik saja. Ada apa ini?""Aneh. Di mana orang dari Keluarga Kusuma itu? Cepat keluar!"Semua orang mulai berteriak dengan keras.Pada saat itu, Luna akhirnya keluar dari kerumunan. Dia juga terkejut dan menatap ketiga orang di depannya dengan bingung."Yoga, kenapa kalian semua baik-baik saja?" tanya Luna dengan bingung. Sesuai dengan apa yang dilihatnya di dunia rahasia, Yoga seharusnya sudah mati."I

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1193

    "Di zaman mereka itu tingkatan berkuasa, tapi semuanya sudah berubah di zaman kita," kata Yoga.Winola dan Sutrisno langsung saling memandang. Mereka sudah bisa melihat keputusan Yoga.Saat ini, Bimo yang berada di benak Yoga sudah tidak bisa menahan diri lagi. Pandangannya terpaku pada nadi naga itu dengan jantung yang berdebar.Bimo berkata, "Anak muda, kamu sudah gila ya? Ini adalah nadi naga!"Yoga bertanya, "Kenapa kalau ini nadi naga? Apa hubungannya denganku?"Bimo berkata lagi, "Nadi naga ini bisa mengubah situasi dunia ini dan membuat namamu tercatat dalam sejarah. Kamu benar-benar nggak tergoda?"Yoga menjawab, "Nggak tergoda. Beban dari benda ini terlalu besar, aku nggak sanggup menanggungnya."Bimo membalas, "Kalau kamu nggak mau, berikan saja padaku. Biar aku yang membangkitkan kembali kejayaan Daruna dan semua bangsa datang memberi hormat."Yoga langsung berkata, "Zaman sudah berubah, lebih baik kamu tidur saja."Bimo berkata dengan marah, "Anak muda, jangan memaksaku! Ke

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1192

    Cahaya berbentuk naga itu terpantul di mata mereka bertiga. Cahaya itu begitu memukau hingga terasa menyilaukan.Ekspresi mereka berubah drastis. Masing-masing dikuasai rasa kagum bercampur takjub. Tak pernah terbayangkan bahwa mereka akan menyaksikan pemandangan sehebat ini di sini.Sutrisno bertanya dengan kaget, "Yoga, apa kamu pernah lihat nadi naga sebelumnya? Kamu yakin ini benar-benar nadi naga?""Kalau berdasarkan fengsui, ini memang nadi naga," jawab Yoga dengan penuh keyakinan.Winola bertanya dengan penasaran, "Kalau begitu, apa fungsinya? Apa hubungannya dengan menyatukan dunia?"Yoga menjelaskan dengan tenang, "Nadi naga berkaitan dengan nasib dunia bela diri kuno. Ini bahkan bisa menentukan arah masa depan dunia.""Kalau benda ini disembunyikan di sini, apa sebenarnya yang diinginkan oleh kedua orang itu? Apa mereka masih ingin kita bikin pilihan lain?" tanya Winola sambil mengernyit. Dia jelas tidak memahami sepenuhnya.Saat ini, Yoga berpikir keras. Banyak hal memenuhi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1191

    Yoga berucap, "Aku sudah memikirkan semuanya. Kalau mau menyatukan dunia, itu harus dilakukan dengan kekuatan sendiri. Bukan dengan cara segampang ini!""Tapi, bukannya Regan dan Aditya sudah kasih kesempatan ini pada kita?" tanya Sutrisno.Yoga menimpali, "Kalau begitu, kenapa mereka sendiri nggak menyelesaikan permainan catur ini? Bukannya itu karena mereka juga belum siap dan nggak bisa ambil keputusan?"Winola dan Sutrisno langsung terdiam dan terpaku di tempat. Sudah jelas, mereka mulai memahami maksud Yoga.Yoga menjelaskan lagi, "Yang paling penting adalah mereka ingin menyerahkan keputusan ini pada kita. Mereka benar-benar memperlakukan kita seperti alat. Main lepas tangan begitu saja!""Tapi kenyataannya, kita sama sekali belum punya kelayakan untuk menentukan nasib seluruh dunia. Apalagi, menyatukan dunia bukanlah sesuatu yang aku inginkan!" tambah Yoga.Mata Yoga bersinar tajam. Suaranya dipenuhi keyakinan ketika melanjutkan, "Kalaupun suatu hari ingin menyatukan dunia, aku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1190

    "Kita sudah bikin pilihan?" Winola dan Sutrisno terkejut. Tatapan mereka tertuju pada Yoga dan bingung dengan pertanyaannya. Mereka sama-sama tidak mengerti. Sebenarnya Yoga bertanya kepada siapa?Yoga mengulangi pertanyaannya dengan serius, "Ya, aku bertanya pada kalian. Apa kalian sudah siap?" Raut wajahnya terlihat tegas dan penuh keyakinan. Dia menatap keduanya dengan tajam.Sutrisno membalas, "Aku nggak ngerti. Kenapa kami yang harus siap? Kalau kami tahu pilihan yang benar, tentu sudah bikin keputusan sejak tadi. Kami justru ingin tahu, apa keputusanmu?"Sutrisno mulai cemas dan berusaha menjelaskan. Dia tahu bahwa pemikiran Yoga mungkin jauh lebih matang daripada mereka. Kalau keputusan yang salah diambil dan itu berdampak pada masa depan dunia, mereka semua akan menjadi pendosa besar.Winola menatap Yoga dengan penuh rasa ingin tahu. Alisnya berkerut ketika berujar, "Benar sekali. Katakan saja keputusanmu. Kenapa kamu malah tanya balik pada kami?""Kami sudah lama berdebat di s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1189

    Winola bertanya, "Gimana kalau kamu pergi saja? Makin lama kamu di sini, bahayanya akan makin besar."Sutrisno menimpali, "Benar juga, lebih baik kamu menjauh. Jangan sampai ikut terluka tanpa alasan."Melihat ekspresi tegang kedua orang itu, Yoga merasa sedikit tersentuh. Dalam situasi seperti ini, mereka masih saja memikirkan keselamatannya. Dia bertanya dengan penasaran, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Sutrisno menghela napas panjang, lalu mulai menceritakan apa yang terjadi. Ternyata setelah sampai di tempat ini, kedua orang itu menemukan sebuah papan catur. Awalnya, papan itu hanyalah permainan yang belum selesai. Berhubung iseng, Sutrisno mulai bermain sendiri.Winola yang merasa penasaran ikut meletakkan beberapa bidak. Tanpa mereka sadari, permainan itu memicu sebuah mekanisme. Tangan mereka pun terjebak dan tidak bisa ditarik keluar. Satu-satunya cara untuk bebas adalah memutuskan tangan mereka."Kalian ini benar-benar terlalu kurang kerjaan. Bahkan, situasi seperti ini bisa ka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1188

    "Apa semua ini direncanakan khusus karena aku?" tanya Yoga dengan tatapan serius. Ekspresi terkejut mulai terlihat di wajahnya.Yoga telah bertemu dengan Regan dan Aditya beberapa kali sebelumnya. Kini, dia yakin bahwa semua yang dirancang oleh dua orang itu memiliki hubungan yang sangat erat dengannya.Namun, apa sebenarnya alasannya? Apakah Yoga benar-benar bisa menjadi "orang" yang disebut-sebut oleh mereka?Yoga tidak tertarik dengan ambisi untuk menyatukan dunia, tetapi rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini tetap menarik untuk diselidiki. Maka dari itu, dia melangkah maju dan mengikuti jalannya.Seolah-olah ada kekuatan tak terlihat yang memandu, Yoga mendekati suatu arah di mana dia mulai mendengar suara perdebatan. Suara-suara itu terasa sangat familier.Sutrisno berbicara dengan cemas, "Menurutku, lebih baik kita jangan melakukan ini!""Kenapa? Bukannya dengan melakukan ini, kita bisa mewujudkan impian dunia kultivator kuno?" Suara Winola terdengar penuh rasa penasaran dan kebingunga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1187

    Namun sekarang, Farel malah terjebak di sebuah dunia rahasia dan akan dibunuh oleh Yoga. Dia tidak bisa menerima kenyataan tersebut.Farel telah memikirkan banyak bahaya dan peluang dalam hidupnya, tetapi tak satu pun dari skenario tersebut termasuk dibunuh oleh Yoga. Hanya saja, sekarang tangan keponakannya sudah bergerak dan perlahan mendekati dahinya."Jangan! Jangan!" seru Farel dengan putus asa. Suaranya penuh dengan rasa sakit dan kepanikan. Teriakan ketidakrelaan itu menggema di udara. Bahkan, tubuhnya memancarkan energi kuat dalam upaya perlawanan terakhir.Beberapa saat kemudian, semuanya berhenti begitu saja. Yoga menatap dingin ke tubuh tak bernyawa Farel. Dia menghela napas pelan, seolah-olah beban beratnya telah terangkat. Akhirnya, masalah ini selesai juga.Sesuai rencana, yang harus dilakukan Yoga sekarang hanyalah meninggalkan dunia rahasia ini. Segala hal yang terjadi di sini tidak akan ada hubungannya lagi dengan dirinya, asalkan Luna menjalankan rencana seperti yang

DMCA.com Protection Status