Share

Bab 99

Penulis: Vodka
Dengan kata lain, Yoga sudah mengorbankan kesehatan ibunya supaya Karina bisa lebih cepat pulih. Saat ini, Karina merasa sangat bersalah dan menyesal. Dia pun bergumam sambil meneteskan air mata, “Yoga, maaf ....”

Setelah itu, Karina tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya, “Ibu, Gatot, jujurlah padaku. Kenapa Yoga menolak untuk membantu kalian kemarin?”

Ambar menjawab dengan terbata-bata, “Ma ... mana kutahu.”

Kemudian, Karina menatap Gatot dengan tatapan tajam dan berseru, “Gatot, katakan yang sebenarnya padaku!”

“Semalam, a ... aku mengemudi dalam keadaan mabuk sehingga kita kecelakaan. Aku takut dihukum, makanya aku menyuruh Yoga menggantikanku untuk dihukum,” jawab Gatot.

“Kamu ....” Karina langsung murka dan menampar Gatot. Dia memaki, “Dasar bajingan! Apa kamu nggak malu untuk menyuruh Yoga menggantikanmu menetap di penjara? Kamu harus bersyukur dia nggak memukulmu sampai mati!”

“Dia itu hanyalah seorang pecundang. Memangnya kenapa kalau dia dikurung di penjara selama beberapa h
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 100

    Seorang wanita cantik berkata, “Kak, buat apa kamu bicara omong kosong sama pecundang ini? Langsung habisi saja dia. Habis itu, kita sudah bisa kembali dan menikah.”“Nggak!” Kelvin menjawab, “Aku sudah berteman dengannya selama bertahun-tahun. Jadi, aku mau memberinya sebuah kesempatan. Yoga, berlututlah padaku, lalu minta aku ampuni nyawamu.”“Sekte Sembilan Aliran sudah banyak melakukan kejahatan dan punya reputasi yang buruk. Hari ini, aku akan gantikan Langit untuk membasmi sampah masyarakat seperti kalian,” ujar Yoga.“Arogan banget!” Wanita cantik itu pun berseru marah, “Memangnya kamu itu siapa? Beraninya kamu menghina Sekte Sembilan Aliran!”Pada saat ini, ada semakin banyak tamu yang berjalan keluar dari kamar masing-masing untuk menonton kericuhan.“Ada yang berani membuat onar di Klub Harmonis! Selain itu, ada juga anggota Sekte Sembilan Aliran yang menunjukkan diri. Sepertinya, kedatangan kita hari ini nggak sia-sia.”“Benar! Masalah ini sudah cukup untuk menggegerkan selu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 101

    Kelvin memimpin di paling depan formasi untuk menyerang Yoga. Cambuk berbulu di tangannya yang terlihat tidak bertenaga itu bahkan bisa langsung menghancurkan sebuah meja mahoni ketika tidak sengaja menyapu meja itu. Kekuatannya setara dengan ledakan sebuah bom.Saat cambuk berbulu Kelvin itu hampir mengenai tubuh Yoga, Yoga malah mengulurkan tangan untuk menangkapnya.Orang yang penakut buru-buru memejamkan mata mereka. Mereka bisa membayangkan tangan Yoga akan segera “meledak”. Namun, tak ada yang menyangka bahwa cambuk berbulu itu ternyata sama sekali tidak mampu melukai Yoga. Selain itu, Yoga juga berhasil mencengkeram bulunya.Tidak peduli seberapa besar kekuatan yang dikerahkan Kelvin, dia tetap tidak bisa menarik kembali cambuk berbulunya. Dia pun berseru dengan sangat terkejut, “Nggak mungkin!”Pada detik berikutnya, Yoga berhasil merebut cambuk berbulu itu dari Kelvin dan langsung mencambuk tubuh Kelvin. Yoga juga diam-diam mengerahkan tenaga dalamnya sehingga seluruh bulu yan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 102

    “Aaah! Yoga, beraninya kamu membunuh tunanganku! Sialan! Aku akan membunuhmu!” teriak Kelvin dengan histeris. Kemudian, dia pun menerjang ke arah Yoga dengan menyeret sebelah kakinya yang sudah patah itu. Namun, Kelvin bukanlah tandingan Yoga. Yoga menaklukkannya dengan mudah, lalu menginjak lehernya sambil berkata, “Aku akan memberimu sebuah kesempatan terakhir. Jawablah pertanyaanku.”Begitu menyadari dirinya akan segera mati, akal sehat Kelvin akhirnya kembali juga. Dia menjawab, “Yoga, aku ini keturunan Keluarga Juanda, salah satu dari empat keluarga besar di ibu kota provinsi dan juga murid Tetua Harkim, tetua ketujuh Sekte Sembilan Aliran. Kalau kamu berani membunuhku, mereka nggak akan mengampunimu ....”Yoga tersenyum mengejek, lalu berkata, “Tadi, tunanganmu itu juga mengancamku dengan menggunakan nama empat keluarga besar dan Sekte Sembilan Aliran. Tapi, aku tetap membunuhnya. Menurutmu, apa aku akan takut pada ancamanmu itu? Konyol banget!”“Aku ....” Kelvin pun terdiam.“B

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 103

    “Silakan!” ujar Yoga dengan acuh tak acuh.Andi mendesah, “Ya sudahlah. Pemuda sekarang memang sangat arogan. Aku akan menggantikan ayahmu untuk mendidikmu!”“Tunggu!” Tatapan Yoga tiba-tiba tertuju pada sepasang giok naga yang tergantung di pinggang Andi.“Kenapa? Takut?” cibir Andi.Yoga bertanya, “Dari mana kamu dapatkan sepasang giok naga di pinggangmu itu?”Andi bertanya balik, “Buat apa kamu tahu begitu banyak?”“Giok itu adalah benda kesayangan ayahku dan dia juga selalu membawanya ke mana-mana. Setelah dia meninggal, sepasang giok naga ini juga tiba-tiba hilang. Menurutmu, aku berhak untuk tahu tau nggak?” tanya Yoga dengan sikap menantang.“Kalau kamu nggak ungkit, aku benar-benar sudah lupa. Sejujurnya, dulu keluarganya Kelvin pernah menyuruhku membantu mereka melakukan pencucian uang dengan aset Keluarga Kusuma sebelum mengembalikannya kepada mereka. Sepasang giok naga ini adalah kompensasi atas kerjaku itu. Apa kamu sudah mengerti?” tanya Andi.“Mengerti. Aku pernah bersump

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 104

    Yoga terkekeh, lalu berkata, “Tadi, Kelvin juga sudah menggunakan nama empat keluarga besar dan Sekte Sembilan Aliran untuk mengancamku. Tapi, itu nggak berguna.”“Kamu ....” Andi segera memberi perintah kepada pengawalnya, “Pengawal, cepat bunuh dia!”Namun, hanya ada beberapa pengawal Andi yang berani bertindak. Sebagian besar lainnya buru-buru melangkah mundur. Yoga bahkan lebih kuat dari Andi yang sudah mencapai tingkat epik master. Jadi, mana mungkin mereka mampu menghabisi Yoga?Setelah menghabisi beberapa orang yang menyerangnya itu, Yoga pun mematahkan leher Andi tanpa ragu. Pada akhirnya, Andi mati dengan mata membelalak. Dia tidak menyangka dirinya ternyata akan mati di tangan Yoga yang dia rendahkan selama ini.Begitu Andi tewas, semua orang di lokasi langsung geger dan buru-buru melarikan diri. Jika tidak kabur secepatnya, mereka mungkin juga akan dibunuh oleh Yoga.Dalam sekejap, kematian beberapa orang di Klub Harmoni juga tersebar hingga ke telinga empat keluarga besar d

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 105

    “Aku meneleponmu karena ada orang yang memintaku untuk menyuruhmu mengampuni Kelvin. Nak, hebat juga kamu ya! Tindakanmu itu sudah menggemparkan seluruh Kota Terlarang. Saat ini, nggak ada satu orang pun yang nggak mengetahui namamu,” jelas Dirga.“Siapa yang meminta bantuanmu? Suruh dia mencariku sendiri,” ujar Yoga.Dirga menjawab, “Dia nggak bisa menunjukkan diri.”“Oh, ya sudah kalau begitu,” kata Yoga dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia langsung memutuskan sambungan teleponnya.Beberapa detik kemudian, Dirga menelepon balik dan memaki, “Sialan! Kamu benar-benar sama keras kepalanya dengan ayahmu!”“Pak Dirga, aku lagi sibuk. Kalau orang itu nggak bersedia menunjukkan diri, jangan ganggu aku lagi,” tutur Yoga.“Ya sudah, aku akan menyuruhnya bicara langsung denganmu,” jawab Dirga. Setelah itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang asing, “Halo.”Yoga berusaha mengendalikan emosinya dan bertanya, “Siapa kamu?”Orang itu menjawab, “Kamal Lukita.”Kamal Lukita? Dia adalah mantan pe

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 106

    Raja Kegelapan berkata, “Bos, apa yang akan kamu lakukan untuk memancing Pak Kamal keluar?”“Dengan membunuh orang ... banyak, banyak orang,” jawab Yoga. Dia menyadari bahwa Kamal sepertinya sangat peduli pada Keluarga Juanda. Jika tidak, Kamal tidak mungkin meneleponnya secara pribadi. Apabila dirinya membunuh seluruh Keluarga Juanda, Kamal pasti akan menunjukkan diri. Dia memang tidak yakin apakah Kamal adalah dalang aslinya. Namun, Kamal mengetahui tentang hal ini dan tidak bersedia mengatakannya. Baginya, itu adalah dosa yang berat. Setelah itu, Yoga pun kembali ke Rumah Sakit Kumara.Begitu melihat Yoga, Lili langsung memeluknya dan berkata, “Kak, akhirnya kamu kembali juga. Kamu nggak apa-apa, ‘kan?”Yoga mengelus rambut panjang Lili dengan penuh kasih sayang dan menjawab, “Kakak baik-baik saja kok. Lili, aku sudah membalaskan dendam Ayah dengan membuat Kelvin merasakan konsekuensi berat.”Begitu mengungkit tentang ayah mereka, Lili pun hampir menangis. Di sisi lain, Karina ber

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 107

    “Berengsek!” maki Yoga. Keluarga Juanda benar-benar sudah tidak waras lagi hingga berani menyuruh orang yang masih hidup untuk menikahi orang yang sudah meninggal.Begitu mendengar jawaban itu, Karina sekeluarga juga tercengang. Kemudian, Ambar bertanya, “Ada apa ini? Kenapa empat keluarga besar di ibu kota provinsi dan Sekte Sembilan Aliran yang legendaris itu memberi perintah untuk membunuhmu dan kami? Yoga, apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan?”“Nggak apa-apa. Aku hanya menagih utang mereka pada keluargaku,” jawab Yoga dengan acuh tak acuh.Gatot langsung murka dan berseru, “Sialan! Mereka itu empat keluarga besar di ibu kota provinsi dan Sekte Sembilan Aliran! Gawat! Tamatlah riwayat kita kali ini! Diincar salah satu dari mereka saja kita sudah pasti mati, apalagi lima keluarga sekaligus! Ibu, Kak, gimana ini?”Ambar pun merasa sangat ketakutan dan mulai menangis sambil berkata, “Karina baru mendapatkan kembali Perusahaan Farmasi Avanti dengan susah payah. Awalnya, aku kira kita

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status