Share

Bab 106

Author: Vodka
Raja Kegelapan berkata, “Bos, apa yang akan kamu lakukan untuk memancing Pak Kamal keluar?”

“Dengan membunuh orang ... banyak, banyak orang,” jawab Yoga. Dia menyadari bahwa Kamal sepertinya sangat peduli pada Keluarga Juanda. Jika tidak, Kamal tidak mungkin meneleponnya secara pribadi. Apabila dirinya membunuh seluruh Keluarga Juanda, Kamal pasti akan menunjukkan diri. Dia memang tidak yakin apakah Kamal adalah dalang aslinya. Namun, Kamal mengetahui tentang hal ini dan tidak bersedia mengatakannya. Baginya, itu adalah dosa yang berat.

Setelah itu, Yoga pun kembali ke Rumah Sakit Kumara.

Begitu melihat Yoga, Lili langsung memeluknya dan berkata, “Kak, akhirnya kamu kembali juga. Kamu nggak apa-apa, ‘kan?”

Yoga mengelus rambut panjang Lili dengan penuh kasih sayang dan menjawab, “Kakak baik-baik saja kok. Lili, aku sudah membalaskan dendam Ayah dengan membuat Kelvin merasakan konsekuensi berat.”

Begitu mengungkit tentang ayah mereka, Lili pun hampir menangis.

Di sisi lain, Karina ber
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 107

    “Berengsek!” maki Yoga. Keluarga Juanda benar-benar sudah tidak waras lagi hingga berani menyuruh orang yang masih hidup untuk menikahi orang yang sudah meninggal.Begitu mendengar jawaban itu, Karina sekeluarga juga tercengang. Kemudian, Ambar bertanya, “Ada apa ini? Kenapa empat keluarga besar di ibu kota provinsi dan Sekte Sembilan Aliran yang legendaris itu memberi perintah untuk membunuhmu dan kami? Yoga, apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan?”“Nggak apa-apa. Aku hanya menagih utang mereka pada keluargaku,” jawab Yoga dengan acuh tak acuh.Gatot langsung murka dan berseru, “Sialan! Mereka itu empat keluarga besar di ibu kota provinsi dan Sekte Sembilan Aliran! Gawat! Tamatlah riwayat kita kali ini! Diincar salah satu dari mereka saja kita sudah pasti mati, apalagi lima keluarga sekaligus! Ibu, Kak, gimana ini?”Ambar pun merasa sangat ketakutan dan mulai menangis sambil berkata, “Karina baru mendapatkan kembali Perusahaan Farmasi Avanti dengan susah payah. Awalnya, aku kira kita

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 108

    Nadya pun berseru gembira, “Terima kasih, Paman!”Berhubung hal ini tidak bisa ditunda lagi, Nadya segera melaju ke Kediaman Wibowo di ibu kota provinsi. Alhasil, begitu masuk ke rumah, para satpam Keluarga Wibowo langsung menangkapnya.Nadya pun merasa panik dan berseru, “Hei, apa mau kalian? Cepat lepaskan aku! Aku ini Nadya Wibowo!”“Maaf, Nona Nadya. Kami juga hanya menjalankan perintah,” jawab para satpam itu dengan ekspresi menyesal.“Siapa yang memberi perintah ini kepada kalian?” tanya Nadya dengan marah.“Aku!” Jimmy berjalan keluar dan menjawab, “Aku yang memerintahkan mereka untuk menangkapmu.”“Kenapa?” tanya Nadya dengan kebingungan.Jimmy menjawab, “Omong kosong macam apa itu? Kamu yang menimbulkan masalah ini. Jadi, kamu harus tanggung jawab penuh.”“Tapi, nggak ada gunanya juga kamu menangkapku!” ujar Nadya.“Siapa bilang? Keluarga Juanda sudah bilang, asalkan bisa menangkapmu dan membiarkanmu menikah dengan almarhum Kelvin, mereka akan mengampuni Keluarga Wibowo,” jawa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 109

    “Ah!” Wanita paruh baya itu berteriak kesakitan, lalu memaki dengan posisi setengah berlutut di lantai, “Bajingan, lepaskan aku!”“Katakan, di mana Nadya?” tanya Yoga.“Aku nggak tahu!” jawab wanita paruh baya itu. Yoga pun memelintir lengannya dengan lebih kuat lagi sampai dia akhirnya tidak tahan lagi dan berkata, “Berhenti! Aku akan katakan! Nadya dibawa pergi ke makam Keluarga Juanda. Jimmy mau dia menikah dengan almarhum Kelvin.”“Sialan!” maki Yoga. Kemudian, dia menendang wanita paruh baya itu dan buru-buru melaju ke makam Keluarga Juanda.Saat ini, langit sudah gelap. Seluruh makam Keluarga Juanda dihias dengan lentera putih. Di depan sebuah makam, terdapat meja persembahan yang besar. Di atasnya, terdapat benda-benda persembahan yang melimpah dan sebuah tulisan “selamat menikah” berwarna putih yang terlihat sangat mengerikan.Di atas dua peti mati berkulit merah, masing-masing tertempel foto hitam putih Kelvin dan Nadya. Semua junior Keluarga Juanda berlutut di hadapan peti it

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 110

    Nadya menatap Jimmy dengan marah, lalu berseru, “Jimmy Wibowo, kalau kamu masih berani bicara omong kosong, aku akan langsung menyuruh Yoga untuk membunuhmu!”“Aku ....” Jimmy pun tidak bisa berkata-kata. Tatapan Nadya itu sudah sepenuhnya membuatnya takut.Saat melihat Yoga berjalan ke arah peti mati Kelvin, Gandi berseru dengan panik, “Yoga, berhenti! Apa maumu?”Duk! Yoga membuka peti Kelvin tanpa ragu dan berkata, “Siapa yang mengizinkan kalian membawa pulang mayat Kelvin?”“Berhenti!” Gandi berteriak histeris, “Putraku sudah meninggal. Jangan mengganggunya lagi! Kalau kamu punya masalah, selesaikan saja masalah itu denganku!”“Jangan khawatir, kalian berdua nggak akan bisa kabur!” ujar Yoga dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia pun menyeret keluar jasad Kelvin dari peti mati itu.Gandi ingin mencegahnya, tetapi malah ditendang oleh Yoga. Gandi pun bertanya, “A ... apa maumu? Kuperingati kamu, jangan sembarangan ....”“Dia yang membunuh ayahku. Aku tentu saja harus membawanya pergi m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 111

    Shinta menjawab dengan tidak berdaya, “Nadya, kamu lagi bercanda, ‘kan? Setahuku, empat keluarga besar dan Sekte Sembilan Aliran sedang merekrut orang dan sudah mengumpulkan paling nggak 10.000 petarung. Sementara itu, anggota Geng Naga Hijau cuma ada sekitar 300-an orang. Apa kamu rasa 300 orang mungkin mampu mengalahkan 10.000 orang?”“Tiga ratus orang sudah cukup,” jawab Yoga.Shinta menyindir, “Benar, 300 orang memang cukup untuk dijadikan korban.”Tepat pada saat ini, ponsel Yoga tiba-tiba berdering. Begitu melihat yang menelepon adalah Lili, Yoga buru-buru menerimanya.Di ujung telepon, Lili berkata dengan panik, “Kak, apa kamu bisa datang ke Bar Jihaku? Aku ada sedikit masalah.”“Ada apa?” tanya Yoga. Dia langsung merasa khawatir.“Aku nggak sempat menjelaskannya padamu sekarang. Aku meneleponmu di kamar mandi. Cepat datang kemari ya!” ujar Lili.“Oke. Lili, tunggulah Kakak. Kakak akan segera ke sana,” jawab Yoga. Setelah menyerahkan Nadya kepada Shinta, dia pun buru-buru pergi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 112

    Yoga pun menghabiskan segelas miras itu tanpa ragu.Setelah itu, pria mohawk itu berkata, “Katakanlah, masalah apa yang harus aku selesaikan? Apa itu masalah utang atau kamu sudah menyinggung tokoh hebat?”Sebenarnya, pria mohawk itu sudah menaruh obat ke dalam miras yang diminum Yoga. Tidak sampai 10 menit lagi, Yoga pasti akan mulai pusing. Pada saat itu, dia sudah bisa mendapatkan Lili.“Membunuh orang,” jawab Yoga dengan acuh tak acuh.Setelah mendengar ucapan Yoga, semua orang pun tercengang. Sementara itu, pria mohawk itu berkata dengan ekspresi serius, “Kalau membunuh orang sih agak merepotkan.”“Aku mau kamu membunuh 78 orang,” tambah Yoga.Tujuh puluh delapan orang? Semua orang sudah sepenuhnya dikejutkan oleh Yoga. Bahkan pria mohawk itu juga langsung terkesiap dan ekspresinya menjadi sangat serius. Ternyata masalah ini jauh lebih serius dari yang dibayangkannya. Dia berkata, “Sobat, sebaiknya kamu serahkan saja dirimu ke kantor polisi.”“Kenapa? Kamu nggak bisa menanganinya?

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 113

    “Ada yang bermarga Wijaya, Wardam, Juanda, dan Tondi,” jawab Yoga.“Oh? Apa kamu tahu status mereka?” tanya Naga Hijau.Yoga menjawab, “Susi Wijaya dari Keluarga Wijaya, Andi Wardam dari Keluarga Wardam, Kelvin Juanda dari Keluarga Juanda, Sarah Tondi dari Keluarga Tondi. Mereka semua berasal dari ibu kota provinsi.”“Buset!” seru Naga Hijau dengan terkejut. Orang lainnya juga buru-buru menjauhi Yoga, seolah-olah Yoga adalah musuh besar mereka.Orang-orang yang Yoga sebutkan itu merupakan anggota keluarga dari empat keluarga besar ibu kota provinsi. Jangan-jangan, orang di hadapan mereka ini adalah Yoga Kusuma, maniak pembunuh yang menggemparkan ibu kota provinsi itu?Naga Hijau menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu bertanya, “Sobat, apa namamu Yoga Kusuma?”“Benar,” jawab Yoga.Sialan! Kali ini, mereka sudah terlibat masalah besar. Naga Hijau pun berdiri, lalu membungkukkan badannya untuk memberi hormat pada Yoga sambil berkata, “Tuan Yoga, maaf. Kami nggak mampu mem

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 114

    Naga Hijau berkata dengan semangat, “Tuan Yoga, aku bersedia mengikutimu dan membantumu melawan empat keluarga besar ibu kota serta Sekte Sembilan Aliran. Tapi, para anggota Geng Naga Hijau terlalu lemah dan hanya akan mengorbankan diri apabila ikut bertarung. Aku nggak bisa memaksa mereka untuk menemaniku pergi mati.”Yoga bertanya, “Seberapa tinggi kemampuan mereka?”“Sebagian besar adalah ahli bela diri biasa dan hanya ada sebagian kecil yang sudah mencapai tingkat master,” jawab Naga Hijau.Yoga berkata, “Bagaimana kalau aku bisa meningkatkan basis kultivasi mereka dalam waktu singkat? Contohnya, ahli bela diri biasa menjadi ahli bela diri tingkat master dan ahli bela diri tingkat master menjadi ahli bela diri tingkat semi grandmaster atau bahkan tingkat grandmaster.”“Serius?” tanya Naga Hijau dengan sangat terkejut. Jika orang lain yang mengatakan hal ini, dia tidak mungkin percaya. Namun, dia lumayan percaya pada Yoga. Kemudian, dia menjawab, “Tuan Yoga, kalau benar begitu, Geng

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status